Sebanyak 2348 item atau buku ditemukan

Landasan Bersama di Kepulauan Kei: Telur dari Satu Ikan dan satu Burung (The Commond Ground in The Kei Islands)

Ketika saya melakukan penelitian lapangan di Kepulauan Kei dari November 1986 sampai Oktober 1987, saya telah memiliki lebih dari sepuluh tahun pendidikan di bidang antropologi. Pada saat menulis laporannya, ini adalah saat mengakhiri pendidikan formalku di antropologi, saya tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya pada diriku sendiri: “Apa artinya studi sepuluh tahun itu secara khusus terhadap disertasi ini?” Saya harus mengakui bahwa pelatihan akademik saya tidak ada kaitannya dengan keakrabanku dengan orang Kei, karena saya bukan seorang yang terlibat dalam wacana Budaya Kei, dan saya baru saja mengenal budaya Kei. Jawaban atas pertanyaan saya kemudian harus ditemukan di luar pengetahuan faktual saya. Selama studi, saya telah berkenalan dengan berbagai teori, atau berbagai lensa melalui beberapa di antaranya saya seharusnya -pada waktu yang diharuskan- untuk memfokuskan pikiran dan inderaku pada objek pengamatanku. Dalam pengertian ini, pendidikanku dalam antropologi telah mengkondisikan bentuk disertasi ini (etnografi masyarakat Kei). Refleksi singkat pada saat-saat tertentu dalam studi saya di antropologi dapat mengungkapkan kondisi -selektivitas pengamatan saya dan interpretasi fenomena yang diamati- di mana disertasi ini ditulis.

Ketika saya melakukan penelitian lapangan di Kepulauan Kei dari November 1986 sampai Oktober 1987, saya telah memiliki lebih dari sepuluh tahun pendidikan di bidang antropologi.

PENGANTAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Modernisasi Kurikulum Pesantren

“Pesantren sebagai lembaga pendidikan membutuhkan kurikulum yang dinamis, demokratis, fleksibel, terbuka, dan sesuai dengan perkembangan zaman serta kebutuhan masyarakat” —Dr. Rahmat Rahardjo, M.Ag, Dosen Program Pascasarjana IAI Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Sampai saat ini, pesantren diakui sebagai lembaga pendidikan alternatif dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Walau terkadang dipandang sebagai lembaga konservatif dan tradisional, pesantren telah membuktikan diri mampu menciptakan wahana baru bagi pembangunan peradaban muslim dan masyarakat secara umum. Kesuksesan pesantren dalam mencetak generasi emas tidak terlepas dari metode pendidikan yang menjawab tantangan zaman. Faktanya, banyak pesantren terbuka menyambut geliat perubahan. Itu sebabnya, modernisasi kurikulum pesantren menjadi pilihan penting dalam mencetak generasi yang memiliki kemapanan intelektualitas sekaligus kemantapan spiritualitas. Buku ini mengajak Anda supaya tidak memandang modernisasi kurikulum pesantren secara parsial. Diperkuat dengan data hasil penelitian sejumlah pakar mengenai pesantren, buku ini sangat layak dibaca oleh pembaca lintas kalangan, baik yang telah maupun yang sama sekali belum mengetahui seluk-beluk pesantren. Tabik!

Faktanya, banyak pesantren terbuka menyambut geliat perubahan. Itu sebabnya, modernisasi kurikulum pesantren menjadi pilihan penting dalam mencetak generasi yang memiliki kemapanan intelektualitas sekaligus kemantapan spiritualitas.

KEEFEKTIFAN PENERAPAN KURIKULUM TERPADU PADA PONDOK PESANTREN MODERN

Persoalan yang dihadapi pondok pesantren sekarang adalah bagaimana pondok pesantren eksis dan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat. Penyesuaian diri ini sangat penting sebab masyarakat sekarang menuntut segalanya lebih praktis, cepat, enak dan sebagainya, untuk mengisi pembangunan yang serba kompleks dan universal ini. Dalam kaitan hal tersebut, Mochtar Buchari (1989) mempertegas bahwa: tantangan yang harus dijawab oleh pondok pesantren pada umumnya adalah memperluas pelayanan pendidikan di masa yang akan datang, yang meliputi berbagai jenis bidang: kesehatan, pertanian, berbagai jenis teknologi, pengetahuan umum dan sebagainya. Konkritnya, tantangan yang dihadapi pesantren sekarang ini adalah bagaimana pesantren mampu memberikan pelayanan pendidikan secara luas bagi masyarakat secara wajar dan sistematis, yang tetap bermuara pada pandangan dan sikap islami. Menurut Kyai Sahal Mahfudh yang mempelopori pesantren, Pesantren Maslahul Huda, menyatakan bahwa setiap pesantren mempunyai dua potensi, potensi pendidikan dan potensi pengembangan masyarakat. Menurutnya, apabila pesantren mampu mengembangkan potensi ini, akan menjadi mungkin baginya melahirkan ulama yang tidak hanya mendalam ilmu pengetahuan agamanya, luas wawasan dan pengetahuan serta cakrawala pemikirannya, tetapi juga akan mampu memenuhi tuntutan zamannya dalam rangka pemecahan problematika kemasyarakatan.

Persoalan yang dihadapi pondok pesantren sekarang adalah bagaimana pondok pesantren eksis dan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat.

Telaah Kurikulum SMP di Indonesia

Buku telaah kurikulum menjadi dasar memahami konsep kurikulum yang telah diterapkan di Indonesia dan juga menggambarkan secara fundamental kurikulum 2013 serta menjabarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang sedang berlaku. Diharapkan hadirnya buku ini memberi panduan baik mahasiswa, guru dan praktisi pendidikan dalam melakukan telaah terhadap kurikulum khususnya di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Buku telaah kurikulum menjadi dasar memahami konsep kurikulum yang telah diterapkan di Indonesia dan juga menggambarkan secara fundamental kurikulum 2013 serta menjabarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang sedang berlaku.