Sebanyak 21452 item atau buku ditemukan

Kantor Berita Radio (KBR) End Line Report

MFS II Country Evaluations, Civil Society Component

It is a follow-up of a baseline study conducted in 2012.

MODUL PELATIHAN LITERASI MEDIA MELAWAN UJARAN KEBENCIAN DAN BERITA BOHONG

Dalam Laporan We Are Social (2019), terdapat data menarik, bahwa 150 juta penduduk, dari 268.2 juta penduduk,atau 56% penduduk Indonesia adalah pengguna internet, dengan peningkatan pengguna sebesar 13% pertahun, dengan 79% pengguna internet mengakses layanan data setiap hari. Lebih jauh, dari 150 juta pengguna internet, 130 juta orang adalah pengguna aktif media sosial. Tentu kita bisa berdebat panjang soal keakuratan data, mengingat realitas lapangan bahwa satu orang penduduk boleh jadi memiliki lebih dari satu nomor seluler yang aktif, namun satu hal yang tidak dapat disangkal: Indonesia adalah negara yang sangat aktif dalam hal media sosial. Di sisi lain, banyak kajian pula yang menyatakan pergeseran tren untuk memperoleh dari media luar jaringan (TV, koran, tabloid, dll) ke media dalam jaringan (media online). Laporan AC Nielsen (2017) menarik untuk dicermati. Dalam laporan tersebut, dikatakan bahwa meski TV masih mendominasi, namun media massa dalam jaringan menempati posisi kedua (44%), disusul oleh radio (37%), koran (7%), dan majalah (3%). Data ini kian menarik, terutama ketika pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya menyongsong era bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak ketimbang jumlah penduduk non produktif. Artinya, Indonesia saat ini mulai dan sedang “dikuasai” oleh para millenials dan generasi Z. Persoalannya, bagaimana kita menyikapi media, baik media massa maupun media sosial? Bagaimana para penikmat media ini, generasi X, Millenials, dan generasi Z, menikmati media? Apakah mereka hanya sebagai penikmat tanpa sedikitpun memahami kompleksitas media? Atau apakah mereka, dengan seluruh privilege yang mereka miliki sebagai netizen, mampu memahami dan menyaring seluruh informasi yang mereka terima? Modul yang anda pegang saat ini adalah sebuah upaya untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan tersebut. Modul ini didesain untuk mengeksplorasi pemahaman peserta, yang tidak lain adalah netizen yang aktif secara penuh di media sosial, penikmat media, atau bahkan berkecimpung dalam dunia jurnalistik, terutama jurnalisme kampus dan komunitas. Diawali dengan sebuah gagasan sederhana, bahwa netizen tidak boleh lagi hanya menjadi penikmat media, melainkan harus menjadi aktor dari media itu sendiri, maka modul ini disusun. Modul pelatihan ini didesain secara penuh, dengan sepuluh sesi yang saling berkaitan satu sama lain, menjadikan modul ini sangat praktikal sekaligus penuh dengan pemahaman teoritik. Untuk memahami kompleksitas masalah media, tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu hadirnya modul ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada International Republican Institute (IRI) yang telah memungkinkan penerbitan modul ini, kepada seluruh anggota Task Force Jawa Barat yang telah memberikan saran dan masukan, sahabat-sahabat di Aliansi Jurnalis Independen Jawa Barat, Mubadalah, Institut Studi Islam Fahmina, dan sahabat lain yang telah membantu dalam pengayaan konten modul. Tentu saja modul ini masih jauh dari kesempurnaan, itu sebabnya, kepada seluruh pihak yang akan mempergunakan modul ini, kami mohon agar berkenan memberikan umpan balik ke Sekretariat Droupadi, harapannya agar modul ini dapat terus dikembangkan dan disesuaikan dengan realitas yang terus bergerak dan berkembang di masyarakat. Terima kasih

Dalam Laporan We Are Social (2019), terdapat data menarik, bahwa 150 juta penduduk, dari 268.2 juta penduduk,atau 56% penduduk Indonesia adalah pengguna internet, dengan peningkatan pengguna sebesar 13% pertahun, dengan 79% pengguna ...

Reportase & Produksi Berita Televisi

Buku Reportase & Produksi Berita Televisi dibagi dalam tiga segmen. Segmen satu berisikan penjelasan tentang ilmu komunikasi dan dasar-dasar jurnalisme televisi, segmen dua berisikan penjelasan tentang beragam teknik reportase untuk televisi, serta segmen tiga berisikan penjelasan tentang produksi berita televisi dan pemikiran-pemikiran kritis atas situasi jurnalistik televisi di Tanah Air. Berbagai model juga diperkenalkan untuk memperkuat seluruh penjelasan.

Bila dalam treatment script mencantumkan kantor polisi sebagai lokasi untuk mengambil gambar TSK, BB, proses pemeriksaan, serta wawancara terhadap pejabat di kantor polisi dan TSK, maka konfirmasikan hari pengambilan gambar.

PENGANTAR EKONOMI SYARIAH (SEBUAH TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIS)

Perkembangan ilmu ekonomi saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh konsep ekonomi kapitalis (liberal) dan ekonomi sosialis. Terdapat beberapa konsep pemikiran yang turut memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu ekonomi saat ini, salah satunya adalah ekonomi syariah. Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah atau sistem ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari sistem kapitalisme, sistem Ekonomi Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu, ekonomi dalam kacamata Islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi dalam etika dan moral syariah islam. ekonomi syariah juga merupakan penerapan konsep-konsep Al-quran dan hadis, baik langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan ekonomi. paradigma utama dalam ekonomi syariah bersumber dari Al-quran dan hadis. Dua sumber tersebut tidak bisa diparalelkan dengan prinsip dasar ekonomi kapitalis dan ekonomi sosialis. Ekonomi syariah mempunyai sifat dasar sebagai ekonomi rabbani dan insani. Dikatakan sebagai ekonomi rabbani karena sarat dengan arahan dan nilai ilahiah. Oleh sebab itu buku ini hadir kehadapan sidang pembaca sebagai bagian dari upaya diskusi sekaligus dalam rangka melengkapi khazanah keilmuan dibidang Ekonomi syariah, sehingga buku ini sangat cocok untuk dijadikan bahan acuan bagi kalangan intelektual dilingkungan perguruan tinggi ataupun praktisi yang berkecimpung langsung dibidang Ekonomi syariah.

Selain itu, ekonomi dalam kacamata Islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi dalam etika dan moral syariah islam. ekonomi syariah juga merupakan penerapan konsep-konsep Al-quran dan ...

Ekonomi dalam Kulit Kacang

Siapa pun diri kita: mahasiswa, dosen, pejabat, politikus, sopir truk, hansip, karyawan kantoran, ibu rumah tangga, pekerja pabrik, pramusaji, penjual kelontong dan mainan keliling, pedagang martabak atau penjual panci keliling, pastilah pernah bertanya tentang kondisi ekonomi. Tak heran, karena setiap hari kita pasti berpartisipasi dalam ekonomi dengan melakukan setidaknya satu dari dua kegiatan ekonomi yang utama: konsumsi dan produksi. Sayangnya, tidak semua belajar ilmu ekonomi secara formal, sehingga ketidaktahuan tentang teori-teori dasar ilmu ekonomi sering kali membuat persilatan lidah di antara kita. Akhirnya diskusi menjadi tidak berujung. Bahkan tak jarang menyebabkan putusnya tali silaturahim. Sebagai pelaku ekonomi, sekecil apa pun perannya, kiranya penting bagi kita untuk mengetahui konsep dan dasar ilmu ekonomi. Melalui buku ini, penulis memaparkan dasar-dasar ekonomi yang semrawut plus njelimet dengan konsep 5W+1H dan gaya bahasa yang santai serta tidak terkesan “menggurui”. Tentu saja dengan data-data dan contoh kekinian agar kita semakin tanggap terhadap kondisi ekonomi domestik dan global.

Sebenarnya negara-negara penganut paham sosialis sudah mulai berkurang sejak awal tahun 1980. China awalnya murni sosialis, mulai menerapkan liberalisasi dalam perekonomiannya pada 1978. Vietnam yang dulunya berada di bawah bimbingan ...

Kajian Ekonomi Politik Media: Komodifikasi Pekerja dan Fetisisme Komoditas dalam Industri Media

Tidak banyak buku yang membahas tentang ekonomi politik media di Indonesia. Padahal banyak Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta yang menjadikannya sebagai mata kuliah yang diajarkan di kelas. Akibatnya mahasiswa sangat tergantung pada bacaan-bacaan asing dan mempelajari kasus-kasus yang terjadi di luar negeri yang kadang kala berbeda dengan yang terjadi di sekitar kita. Buku ini hadir untuk menjawab kelangkaan sumber bacaan terkait kajian ekonomi politik media di Indonesia dengan menghadirkan pandangan beberapa tokoh-tokoh dalam kajian ekonomi politik media dan menyajikan kasus-kasus yang relevan di Indonesia. Fokus utama dalam buku ini adalah mengungkap praktik eksploitasi dan komodifikasi yang terjadi dalam industri televisi Indonesia. Bagaimana kapitalisme menanamkan credo-credo dalam diri pekerja sehingga eksploitasi dan komodifikasi tersebut tersamar dan tidak dirasakan sebagai beban. Selain menjelaskan tentang cara berfikir Marxis dalam melihat struktur masyarakat kapitalis dan dua perspektif besar dalam kajian ekonomi politik media (Golding-Murdock dan Vincent Mosco), penulis juga menampilkan persoalan ekonomi politik media di Indonesia terutama terkait dengan praktik komodifikasi pekerja yang marak terjadi di industri televisi tanah air. Pada bagian akhir, penulis mengaitkannya dengan gejala globalisasi yang menciptakan homogenisasi wacana tentang bekerja di industri televisi. Melalui buku ini pembaca (baik dosen maupun mahasiswa ilmu komunikasi) semakin ter cerdaskan dan memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang persoalan-persoalan komunikasi, khususnya tentang media masa. Setidaknya, kehadiran buku ini bisa memberikan cara pandang baru tentang dunia komunikasi. Buku ini bisa menjadi referensi mengajar beberapa dosen dan sarana belajar bagi mahasiswa yang ingin mempelajari seluk beluk media.

Tidak banyak buku yang membahas tentang ekonomi politik media di Indonesia.