Sebanyak 444 item atau buku ditemukan

Birokrasi Politik & Pemilihan Umum Di Indonesia

Referensi ini menyajikan dan membahas tidak hanya analisis teori, tetapi juga fakta aktual yang terjadi di ranah politik di Indonesia. Buku ini berisi topik utama kajian ilmu politik dan pemerintahan: (1) Politik Birokrasi; (2) Administrasi Publik dan Birokrasi Pemerintahan; (3) Birokrasi dan Partai Politik; (4) Partai Politik dan Pemilihan Umum; (5) Partai Politik dan Birokrasi Pemerintahan di Indonesia; dan (6) Aspek Kelembagaan dalam Birokrasi Pemerintah Sipil. Buku persembahan penerbit Prenada Media

Buku ini berisi topik utama kajian ilmu politik dan pemerintahan: (1) Politik Birokrasi; (2) Administrasi Publik dan Birokrasi Pemerintahan; (3) Birokrasi dan Partai Politik; (4) Partai Politik dan Pemilihan Umum; (5) Partai Politik dan ...

Kebangkitan Etnis Menuju Politik Identitas

Marjinalisasi dan diskriminasi yang dialami sebuah etnis dalam kurun waktu yang sangat lama membuat ikatan emosional etnis semakin erat dan kuat, karena adanya common cause, common goal, and common interest dan akhirnya memunculkan politik identitas, yang merupakan aliran politik dengan melibatkan seseorang atau kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan karakteristik, seperti agama, etnis dan budaya.Konsep tersebut sejalan dengan simpulan dan temuan penelitian ini, yaitu: (1) marjinalisasi dan diskriminasi etnis Dayak di Kalimantan Barat telah menyebabkan ikatan emosional etnis Dayak semakin erat dan kuat, sehingga memunculkan politik identitas etnis Dayak dan membuat lebih mudah dikonsolidasi untuk memilih tokoh dari etnis Dayak sebagai Gubernur; (2) demokrasi dan desentralisasi pada era reformasi merupakan peluang bagi etnis Dayak untuk berkompetisi dengan mencalonkan tokoh dari etnis Dayak sebagai Gubernur; (3) kemenangan tokoh dari etnis Dayak sebagai Gubernur Pada Pilkada Gubernur Kalimantan Barat pada Tahun 2007 telah menggugurkan mindset yang dibentuk oleh kolonial Belanda bahwa Dayak Ulun atau kuli dan oleh Orde Baru bahwa Dayak pemalas serta tidak produktif, sekaligus kemenangan ini telah menyelamatkan dan mengangkat harkat dan martabat etnis Dayak yang selama ini kurang diperhatikan; (4) kenyataan bahwa lembaga politik resmi atau partai politik tidak selamanya mampu menjadi arena perpolitikan yang handal untuk dapat memenangkan kandidat dalam sebuah kompetisi seperti Pilkada; (5) Teori Were (1996) yang mengatakan bahwa partai politik yang representative merupakan wadah dan alat untuk proses konsolidasi, komunikasi, dan kompetisi dalam pemilihan umum, dapat digugurkan oleh munculnya politik identitas yang memenangkan tokoh etnis Dayak pada Pilkada Gubernur Kalimantan Barat tahun 2007. Buku dengan analisis komprehensif ini membawa kita pada kenyataan bahwa partai politik tidak selamanya dan bukan satu-satunya yang dapat diandalkan sebagai wadah atau alat pemenangan Pemilihan Umum. Munculnya politik identitas telah berhasil mengkonsolidasikan etnis Dayak secara emosional untuk memenangkan tokoh Dayak dalam kontestasi politik. Buku Kebangkitan Etnis menuju Pilitik Identitas ini menawarkan referensi bagi kepala Negara (cq. Kementrian dalam negeri) sebagai penentu kebijakan daerah di seluruh Indonesia terutama dalam pembangunan infrastruktur di wilayah pedalaman yang sudah lama terabaikan, pengkaji ilmu politik, peminat studi politik, dan para pemangku kepentingan di bidang politik.

Marjinalisasi dan diskriminasi yang dialami sebuah etnis dalam kurun waktu yang sangat lama membuat ikatan emosional etnis semakin erat dan kuat, karena adanya common cause, common goal, and common interest dan akhirnya memunculkan politik ...

Analisis Politik sebagai Bahan Ajar

Buku bahan ajar ini terdiri dari 12 lingkup materi pembahasan, antara lain: 1. Pendekatan dan Analisis dalam Studi Ilmu Politik; 2. Kedudukan Analisis dalam Studi Ilmu Politik; 3. Pendekatan Filosofis dalam Analisis Politik; 4. Pendekatan Kelembagaan dalam Analisis Politik; 5. Pendekatan Perilaku dalam Analisis Politik; 6. Pendekatan Struktural dalam Analisis Politik; 7. Pendekatan Modern dalam Analisis Politik; 8. Pendekatan Perkembangan dalam Analisis Politik; 9. Pendekatan Post-Struktural dalam Analisis Politik; 10. Pendekatan Post-Modern dalam Analisis Politik; 11. Pendekatan Hermeneutika dalam Analisis Politik; serta 12. Implementasi Pendekatan dalam Analisis Politik.

Buku bahan ajar ini terdiri dari 12 lingkup materi pembahasan, antara lain: 1.

GENERASI TRANSISI & TURBULENSI POLITIK

(Catatan Kritis Anak Bangsa)

Membaca buku berjudul Generasi Transisi dan Turbulensi Politik (Catatan Kritis Anak Bangsa) yang ditulis oleh saudara Mahmud dan Mu’min Boli ini, mampu membawa setiap pembacanya pada suatu perspektif yang luas, kritis dan konstruktif dalam memandang fenomena ekonomi-politik, sosial-budaya, sampai pada berbagaimacam persoalan kekinian khususnya di bidang kesehatan dan lingkungan hidup, dimana persoalan-persoalan tersebut semakin mempertegas arah kepentingan dan keberpihakan penguasa negeri saat ini. Buku yang terdiri dari 4 (empat) bagian ini memiliki daya tarik tersendiri karena menyajikan diskursus yang kritis terhadap berbagai persoalan bangsa Indonesia saat ini yang tersaji baik dalam ruang praktik politik lokal/daerah maupun nasional dan sejatinya ini adalah sebuah realitas yang tidak ternafikan. Diksi “turbulensi” yang digunakan oleh penulis adalah pilihan yang tepat untuk mendeskripsikan situasi politik Indonesia dewasa ini, di mana goncangan dan distabilitas praktik dan orientasi politik itu benar-benar terlihat sangat jelas dan nyata di mata publik. Orientasi politik bukan lagi untuk kepentingan kemanusiaan, tetapi berubah ke arah penghambaan kepada kepentingan oligarki. Namun demikian, dalam situasi turbulensi politik saat ini rakyat juga sudah semakin bijak dalam melihat fenomena perpolitikan Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan semakin merosotnya kepercayaan publik terhadap eksistensi partai politik yang berkorelasi dengan merosotnya kepercayaan publik terhadap kineja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang idealnya sebagai saluran aspirasi rakyat. Turbulensi politik adalah ekses dari salah kaprah atau gagal pahamnya penguasa dan kaum elit politisi dalam memahami dan menterjemahkan demokrasi. Demokrasi sebagai antitesa dari otokrasi, sebagai sebuah sistem politik yang memberikan kedaulatan kepada rakyat dalam menentukan nasib dan masa depan bangsanya justru telah dipraktikkan secara ugal-ugalan, serampangan dan sembrono sehingga menjerembabkan demokrasi pada jurang keterpurukan, demokrasi Indonesia tidak lagi berwajah arif dan bijak melainkan kriminil. Faktanya politik uang (money politic), black campaign dan berbagai fenomena kegaduhan lainnya masih sering terjadi dalam konteks atau ruang praktek politik di Indonesia. Politik yang berbiaya sangat mahal dapat dipastikan berkonsekwensi pada tindakan melacurkan idealisme dan menggadaikan kepentingan rakyat demi sebuah kekuasaan. Sikap pragmatis dan oportunis kaum elit politisi inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh kalangan borjuasi dan oligarki untuk terus mengintervensi kebijakan pemerintah demi penguasaan terhadap sumber-sumber perekonomian yang salah satu pintu masuknya adalah melalui regulasi (undang-undang). Saat ini kita lihat dan saksikan hadir serangkaian produk perundang-undangan seperti undang-undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan undang-undang No. 3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, tentu masih banyak regulasi lainnya yang dibuat oleh pemerintah dalam hal ini DPR dan Presiden yang terindikasi kuat adalah titipan atau pesanan dari kepentingan pemodal dan kaum elit yang berada dalam lingkaran kekuasaan. Terlebih ditambah lagi saat ini sedang ramai diperbincangkan oleh publik soal indikasi kejahatan korupsi melalui proyek Polymerase Chain Reaction (PCR) yang menyeret beberapa nama menteri kabinet Jokowi diantaranya adalah Luhut Binsar Panjaitan (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi) dan Erick Thohir (Menteri BUMN). Sehingga lagi-lagi situasi ini menambah deretan persoalan yang muncul pada kepemimpinan Presiden Jokowi selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir ini. Wacana (issue) penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) di lingkaran istana ini tentunya sangat mencengangkan bagi kita semuanya di tengah ratusan juta rakyat Indonesia masih harus berjibaku, tajuh bangun berjuang lepas dan terbebas dari hantaman Covid-19 dan tuntutan percepatan pemulihan situasi ekonomi Nasional. Dalam keasyikan elit pemerintah memanfaatkan situasi pandemic selama kurun waktu kurang lebih 20 (duapuluh) bulan ini untuk menancapkan hegemoni kekuasaannya, pemerintah malah terkesan abai pada kewajibannya untuk menjamin kesejahteraan rakyat miskin dan pengangguran yang jumlahnya semakin meningkat. Di sisi yang lain dengan hadirnya undang-undang Cipta Kerja dan undang-undang Minerba selain hanya untuk kepentingan oligarki juga mengancam kondisi kelestarian lingkungan hidup, ditambah lagi dengan ketidakberpihakan pemerintah terhadap pengembangan sektor pertanian yang dibuktikan dengan tingginya nilai inport pangan dari luar negeri yang dipastikan sangat merugikan petani Indonesia, situasi ini disempurnakan dengan pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui serangkaian cara mulai dari revisi undang-undang KPK pada tahun 2019, Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang membuat cita-cita terwujudnya perintahan yang bersih (clean government) dan pemerintahan yang baik (good governance) akan semakin sulit terwujud, sebaliknya yang nampak adalah kinerja birokrasi semakin semrawut dan disorientasi. Sekali lagi situasi ini menegaskan bahwa cengkraman oligarki baik oligarki ekonomi maupun oligarki politik sudah sangat mengakar dan kuat di Negara ini. Arogansi kekuasaan yang anti kritik adalah parameter yang jelas menggambarkan jalan mundur demokrasi Indonesia. Turbulensi politik adalah tantangan (challenge) sekaligus peluang (opportunity) bagi kebangkitan kembali gerakan mahasiswa Indonesia hari ini. Situasi bangsa dan Negara yang sedemikian rupa tengah mengalami kemunduran luar biasa ini harus mampu diberikan jawaban, solusi dan jalan keluarnya oleh gerakan mahasiswa dan pemuda yang lahir dari elemen organisasasi pelajar, mahasiswa (intra dan ekstra kampus) dan pemuda yang keberadaannya merupakan representasi masyarakat sipil (civil society) dan untuk terus menegaskan eksistensinya dalam realitas sosial tidak saja sebagai agen perubahan (agent of change), kekuatan moral (moral force) dan kontrol sosial (social control), tapi lebih maju sebagai pemimpin perubahan (leader of change). Pelajar, mahasiswa dan pemuda dituntut untuk terus melakukan perjuangan pembelaan terhadap kaum marjinal yang tertindas demi tegaknya keadilan, kesejahteraan, dan kemanusiaan. Meskipun dewasa ini, tidak sedikit mahasiswa dan pemuda juga masih diperhadapkan dengan stereotip negatif terhadap gerakan yang digagasnya. Sehingga menjadi sangat penting untuk segera meluruskan persepsi atau stigma pesimis tersebut dengan menghidupkan kembali semangat gerakan yang telah lama mati suri, menghidari polarisasi dan kooptasi serta penguatan konsolidasi penyatuan visi dan misi yang sama dalam membangun gerakan perubahan. Itulah tugas dan tanggungjawab generasi transisi yang hidup pada era disrupsi (disruption) seperti sekarang ini, era di mana teknologi semakin maju dan persaingan global semakin menguat. Olehnya itu, hanya dengan karakter kritis, konstruktif dan solutif, genarasi ini akan mampu menentukan masa depan bangsa dan Negara Indonesia menjadi lebih bermartabat. Berangkat dari pandangan di atas, buku yang ada di tangan pembaca ini juga berhasil mengeksplorasi situasi dan kondisi gerakan mahasiswa kekinian sampai pada gambaran tentang dinamika yang hadir pada ruang politik kampus dan diskursus yang berkembang dalam dunia kemahasiswaan. Tentunya sebagai bentuk kritik dan autokritik terhadap realitas gerakan mahasiswa adalah hal yang positif dan perlu diapresiasi. Menariknya buku ini mencoba untuk menilik lebih jauh pada konteks gerakan yang lahir dan dibangun oleh Himpunan Mahasiswa Islam yang merupakan organisasi kemahasiswaan terbesar dan tertua yang ada di Indonesia dan masih eksis sampai saat ini. Adanya harapan akan lahir kader-kader intelektual progressif-transformatif dari pengader-pengader revolusioner adalah impian dan cita-cita yang harus segera dapat diwujudkan melalui serangkaian upaya rekonstruksi aktivitas perkaderan di HMI yang semakin kritis, konstruktif dan solutif demi menjawab berbagaimacam problematika umat di era post truth. Di sisi yang lain kebutuhan membangun konsolidasi penguatan HMI dalam rangka mewujudkan tatanan masyarakat yang di ridhai Allah Swt sebagai tujuan mulia HMI harus segera dilakukan. Sebagai penutup, sekali lagi turbulensi politik terjadi karena adanya problem kepemimpinan nasional. Turbulensi politik sebagai realitas saat ini juga sekaligus menjadi tantangan bagi generasi transisi. Pandangan-pandangan kritis dari penulis telah tersaji dengan sangat baik di dalam buku ini, olehnya itu selamat membaca. Affandi Ismail Hasan (Ketua Umum PB HMI Periode 2020-2022)

Membaca buku berjudul Generasi Transisi dan Turbulensi Politik (Catatan Kritis Anak Bangsa) yang ditulis oleh saudara Mahmud dan Mu’min Boli ini, mampu membawa setiap pembacanya pada suatu perspektif yang luas, kritis dan konstruktif ...

Sejarah Pemikiran Politik Klasik

Dari Prasejarah Hingga Abad ke-4 M

Apa itu politik? Sejak kapankah tatanan politik muncul? Seperti apakah bentuk pemerintahan yang paling ideal itu? Apa sajakah komponen dari pengetahuan politik? Apakah hubungan antara politik dan etika? Bagaimanakah wacana soal kebebasan muncul untuk pertama kalinya? Itulah sebagian pertanyaan yang diajukan dan diuraikan dalam Sejarah Pemikiran Politik Klasik: Dari Prasejarah Hingga Abad ke-4 M. Dalam buku ini diuraikan sejarah perkembangan pemikiran politik sejak masa prasejarah hingga abad ke-4 Masehi, dalam tradisi Barat maupun Timur. Pemikir yang dibahas mencakup sosok yang relatif dikenal seperti Plato, Aristoteles, dan Cicero, hingga sosok yang masih langka dibahas di Indonesia, seperti Thoukydides, Polybios, dan Kautilya. Dipenuhi dengan penelusuran ke sumber-sumber primer, buku ini membekali pembaca dengan piranti konseptual yang berguna bagi kajian sosial dan politik, sejarah pemikiran serta filsafat. Buku persembahan penerbit MarjinKiri

Itulah sebagian pertanyaan yang diajukan dan diuraikan dalam Sejarah Pemikiran Politik Klasik: Dari Prasejarah Hingga Abad ke-4 M. Dalam buku ini diuraikan sejarah perkembangan pemikiran politik sejak masa prasejarah hingga abad ke-4 Masehi ...

Arah Politik Hukum Nasional

Aktualiasi Perkembangan Politik Hukum Sebagai Strategi Arah Pembangunan Nasional

Politik dengan hukum merupakan dua aspek yang tidak bisa dipisahkan, terutama terkait jalannya suatu pemerintahan termasuk dalam pembangunan suatu bangsa. Dalam melihat kebijakan pembangunan nasional di Indonesia, sudah waktunya pemangku kebijakan dan masyarakat sadar dengan politik hukum sebagai pertimbangan dalam menentukan strategi dan arah pembangunan

Dalam melihat kebijakan pembangunan nasional di Indonesia, sudah waktunya pemangku kebijakan dan masyarakat sadar dengan politik hukum sebagai pertimbangan dalam menentukan strategi dan arah pembangunan

Contemporary Issues in International Political Economy

This book is the product of a team-teaching course entitled, “Issues in Economic Development” offered to the final-year students of Department of Economics and Finance at Hong Kong Shue Yan University. In this volume, the authors comprehensively survey world’s most controversial issues in economic and political affairs. Topics in this volume cover Christianity-Islam confrontation; ISIS and anti-terrorism; North Korea and Taiwan-Strait Crises; China’s rise as a global power; Brexit; Artificial Intelligence; Bitcoin; same sex marriage; global warming; happiness and well-being. This book can be used as a reader or textbook in courses such as “International Political Economy” and “International Development”, or as a reference for scholars and policy makers.

This book is the product of a team-teaching course entitled, “Issues in Economic Development” offered to the final-year students of Department of Economics and Finance at Hong Kong Shue Yan University.

International Studies

An Interdisciplinary Approach to Global Issues

This book provides a much-needed classroom text in international studies that is genuinely interdisciplinary in its approach. International Studies focuses specifically on five core disciplines; history, geography, anthropology, political science and economics, and describes them in relation to one another, as well as their individual and collective contributions to the study of global issues. The expert authors also emphasize the continuing importance of area studies within an interdisciplinary and global framework, applying its interdisciplinary framework to substantive issues in seven regions: Europe, East Asia and the Pacific, South and Central Asia, sub-Saharan Africa, the Middle East and North Africa, Latin America and North America. This new edition has been completely updated and substantially revised with two new chapters on Media, Sovereignty and Cybersecurity and Sustainable Development. This disciplinary and regional combination offers a useful and cohesive framework for teaching students a substantive and comprehensive approach to understanding global issues.

This book provides a much-needed classroom text in international studies that is genuinely interdisciplinary in its approach.

International Studies

An Interdisciplinary Approach to Global Issues

This core text is the first to provide a much-needed interdisciplinary approach to international studies. Emphasizing the interconnected nature of history, geography, anthropology, economics, and political science, International Studies details the methodologies and subject matter of each discipline then applies these discipline lenses to seven regions: Europe; East Asia and the Pacific; South and Central Asia; sub-Saharan Africa; the Middle East and North Africa; Latin America; and North America. This disciplinary and regional combination provides an indispensable, cohesive framework for understanding global issues. The fully updated fourth edition includes four new global issues chapters: The Refugee Crisis in Europe; The Syrian Civil War and the Rise of the Islamic State; Global Climate Change; and The Globalization of Modern Sports.

This core text is the first to provide a much-needed interdisciplinary approach to international studies.

The Other World

Issues and Politics of the Developing World

Accurate, authoritative, and comprehensive, Optics, Fourth Edition has been revised to provide readers with the most up-to-date coverage of optics. The market leader for over a decade, this book provides a balance of theory and instrumentation, while also including the necessary classical background. The writing style is lively and accessible. For college instructors and students.

The market leader for over a decade, this book provides a balance of theory and instrumentation, while also including the necessary classical background. The writing style is lively and accessible. For college instructors and students.