Sebanyak 598 item atau buku ditemukan

Optimalisasi Kebijakan Penerimaan Daerah

Buku dengan judul Optimalisasi Kebijakan Penerimaan Daerah, dilatarbelakangi oleh harapan adanya kemandirian fiskal bagi daerah melalui penggalian sumber pendanaan yang ada, sesuai dengan potensi dan keadaan daerah masing-masing agar dapat meningkatkan pendapatan asli daerah untuk membiayai rumah tangganya sendiri. Saat ini pajak daerah, sebagai salah satu sumber pendanaan bagi daerah, secara rata-rata nasional masih belum mampu memberikan kontribusinya yang besar bagi pembentukan pendapatan asli daerah. Untuk itu masih diperlukan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah dalam rangka mengoptimalkan penerimaan daerah. Selanjutnya pengelolaan keuangan, yang salah satunya bersumber dari pajak daerah, harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi mulai dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Buku dengan judul Optimalisasi Kebijakan Penerimaan Daerah, dilatarbelakangi oleh harapan adanya kemandirian fiskal bagi daerah melalui penggalian sumber pendanaan yang ada, sesuai dengan potensi dan keadaan daerah masing-masing agar dapat ...

Kebijakan dan Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dalam Pembangunan Nasional

Buku bunga rampai ini menarik karena bukan saja mengupas perkembangan permasalahan, kebijakan dan strategi PAD tetapi juga bagaimana kapasitas daerah dikaitkan dengan capaian pembangunan regional. Selain itu juga, buku ini mengungkapkan hasil penelitian lapangan yang telah dilakukan pada tahun 2016, di mana Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung dan Kota Tangerang dijadikan sebagai lokus dan fokus pembahasan. Hasil penelitian menemukan bahwa memasuki tahun ke-17 penerapan otonomi daerah di Indonesia, permasalahan yang dihadapi dalam peningkatan PAD relatif masih sama. Umumnya pemerintah daerah belum mampu mengidentifikasi potensi sumber pendapatannya dan sebagian besar daerah masih belum dapat mengoptimalkan penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, atau bahkan penerimaan dari hasil kekayaan daerah yang dipisahkan. Selain itu, daerah juga menganggap rendahnya PAD sebagai akibat dari ruang gerak daerah yang terbatas, sementara potensi pendapatan pajak yang besar masih diatur oleh pusat, seperti Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai. Terakhir, kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM), baik dalam kuantitas maupun kualitas dirasakan belum optimal. Buku ini mencoba mengulas beberapa kebijakan dan strategi yang dapat dilakukan daerah untuk mengatasnya.

Buku bunga rampai ini menarik karena bukan saja mengupas perkembangan permasalahan, kebijakan dan strategi PAD tetapi juga bagaimana kapasitas daerah dikaitkan dengan capaian pembangunan regional.

Tentang Pemerintahan Otoriter: Handbook Ekonomi Politik

Buku digital ini berjudul "Tentang Pemerintahan Otoriter", merupakan tulisan yang berisi tentang "Ekonomi Politik" yang dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan dan pencerahan bagi pembaca. Semangat untuk berbagi terutama dalam literasi khazanah pengetahuan sosial politik yang mendasari penerbit menghadirkan konten-konten di buku digital ini. Penerbit berdoa semoga konten yang diterbitkan ini bisa bermanfaat dan menjadi bahan pembelajaran serta panduan bagi siapapun juga.

Buku digital ini berjudul "Tentang Pemerintahan Otoriter", merupakan tulisan yang berisi tentang "Ekonomi Politik" yang dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan dan pencerahan bagi pembaca.

Realitas Komunikasi Politik Indonesia Kontemporer

Komunikasi politik menyalurkan aspirasi dan kepentingan politik rakyat yang menjadi input sistem politik. Pada saat bersamaan, komunikasi politik juga menyalurkan kebijakan yang diambil atau output dari sistem politik. Dengan demikian, melalui komunikasi politik, rakyat dapat memberikan dukungan, menyampaikan aspirasi, serta melakukan pengawasan terhadap sistem dan praktik politik. Buku karya Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si. ini mengulas realitas komunikasi politik Indonesia kontemporer sekaligus memberikan perspektif positif dalam membangun demokrasi melalui berbagai dialog, pertukaran pikiran, perdebatan, kompetisi, negosiasi, dan interaksi sosial-politik lainnya. Dan, karenanya, buku ini menjadi referensi penting untuk pembelajaran demokrasi politik Indonesia sebagai sarana untuk pembentukan konsensus, penentuan prioritas, dan terciptanya sistem nilai dalam masyarakat. Johnny G. Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika RI *** Gun Gun Heryanto adalah akademisi komunikasi politik terdepan di Indonesia saat ini. Pengamatannya berbobot, jernih, dengan bahasa yang lincah dan santun, tanpa menunjukkan tendensi partisan terhadap partai politik atau tokoh politik tertentu. Buku ini menunjukkan kepakarannya yang mumpuni di jagat politik Indonesia yang pelik dan sering sulit diuraikan oleh pengamat politik medioker. Saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca para akademisi yang meminati (komunikasi) politik Indonesia, praktisi politik yang selalu ingin maju. Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D., Guru Besar Fikom Unpad

Buku karya Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si. ini mengulas realitas komunikasi politik Indonesia kontemporer sekaligus memberikan perspektif positif dalam membangun demokrasi melalui berbagai dialog, pertukaran pikiran, perdebatan, kompetisi, ...

Bahasa Anak Usia Dini

Buku “Bahasa Anak Usia Dini” ini ditulis bertujuan membantu orang tua dan guru/pendidik anak usia dini menyediakan bahan pengajaran dan pembelajaran serta memotivasi proses pembelajaran anak-anak berasaskan prinsip dan falsafah pengajaran pembelajaran untuk anak-anak sebelum masuk pengajaran formal kesiapan di sekolah dasar. Buku ini memberikan gambaran aktivitas perkembangan anak-anak secara menyeluruh dari segi fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosi, moral, seni, dan khususnya bahasa yaitu pengembangan kemampuan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis anak usia dini.

Buku ini memberikan gambaran aktivitas perkembangan anak-anak secara menyeluruh dari segi fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosi, moral, seni, dan khususnya bahasa yaitu pengembangan kemampuan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis anak ...

Logika, Bahasa, & Modus Kuasa

Melalui buku ini, kita akan menyaksikan bahwa logika bukan hanya perkara aturan berpikir yang dihafalkan dari diktat kuliah semester satu, melainkan sebuah medan sosial yang di dalamnya suatu kalimat dibunyikan, diturunkan, digeser, atau dipelintir dari kalimat lainnya dan orang-orang mendengarnya dengan sorak-sorai. Buku ini memotret fenomena hari ini bahwa logika tidak lagi mengadili, tetapi justru diadili oleh praktik penyimpulan sosial. Martin Suryajaya Saya cenderung mendapati beragam kerumitan ketika berhadapan dengan pustaka-pustaka tentang nalar, logika, dan topik-topik lain yang terangkum dalam tema Filsafat Ilmu Pengetahuan. Kerumitan yang ada di sana muncul sejak dalam bentuk kerumitan bahasa (baik diksi maupun struktur kalimat) hingga penjelasan yang terasa canggih. Buku Logika, Bahasa, dan Modus Kuasa yang ditulis oleh St. Tri Guntur Narwaya, tidak serta merta menghapus seluruh kerumitan itu, tetapi setidaknya buku ini telah menunjukkan upaya membumikan yang ‘rumit’ tadi dengan menghadirkan contoh-contoh yang aktual. Pun, ia tidak terjebak pada pertunjukan kerumitan dan kecanggihan berbahasa, sehingga pembaca awam seperti saya tidak—atau setidaknya, tidak terasa—‘dizalimi’. Selain memaparkan perkembangan perspektif dalam mendudukkan nalar dan logika, buku ini juga menghadirkan gambaran tentang peta perdebatan metodologis dalam merumuskan dan membangun legitimasi atas “benar” dan “kebenaran”. Ratna Noviani Ph.D Dosen Prodi Kajian Budaya dan Media Sekolah Pascasarjana, UGM. Buku ini menggugat “hilangnya sensivitas” kita atas praktik-praktik kekuasaan yang menerpa kehidupan kita sehari-hari. Dengan kelincahan dan kedalamannya, penulis berupaya menyelami isme-isme (teori-teori) besar dalam Filsafat, dan berhasil membongkar berbagai kesesatan berpikir serta kedok praktik-praktik kekuasaan dalam era pascakebenaran. Dr. Andi Faisal Dosen Sastra Prancis Universitas Hasanuddin.

Buku Logika, Bahasa, dan Modus Kuasa yang ditulis oleh St. Tri Guntur Narwaya, tidak serta merta menghapus seluruh kerumitan itu, tetapi setidaknya buku ini telah menunjukkan upaya membumikan yang ‘rumit’ tadi dengan menghadirkan contoh ...

Betty Greene

Wings to Serve

Looks at the life of Betty Greene, a World War II WASP pilot who helped create the Mission Aviation Fellowship, an organization that provides aviation services and humanitarian aid to missionaries and villages around the world.

Looks at the life of Betty Greene, a World War II WASP pilot who helped create the Mission Aviation Fellowship, an organization that provides aviation services and humanitarian aid to missionaries and villages around the world.

Betty Bunny Wants Everything

Betty Bunny's mother takes her and her siblings to a toy store where each is allowed to pick out one item, but Betty refuses to choose just one and throws a tantrum when she learns that the alternative is to get nothing.

Betty Bunny's mother takes her and her siblings to a toy store where each is allowed to pick out one item, but Betty refuses to choose just one and throws a tantrum when she learns that the alternative is to get nothing.

Betty Bunny Didn't Do it

When a young rabbit breaks a table lamp and blames the Tooth Fairy, her family explains the importance of honesty.

When a young rabbit breaks a table lamp and blames the Tooth Fairy, her family explains the importance of honesty.

Betty Lee, Junior

Betty Lee, Junior Betty Lee, junior, was now almost sixteen and attractive. There would be problems of love affairs some time, but not yet, it was to be hoped, though Betty was mature for her age and had considered herself as “going on sixteen” ever since her last birthday. Betty’s dreams of a Prince Charming were natural enough but not serious and never connected with anyone in the flesh, unless a thrilling memory of one Hallowe’en and of attention from a college youth on a later occasion could be considered as coming in the category of dreams. Chet Dorrance had recovered from his first attack of being impressed with a girl and was less “obvious” in his attentions to Betty. But he still preferred her society when he could get it, for picnics, class parties and the like, seeing her home or arranging for her company. Betty in her turn, had confidence in Chet, who was always the gentleman, and felt safely escorted when she was with him. There was nothing “thrilling” about the friendship and the girls rarely teased Betty about Chet. Very little of what could properly be termed social life was permitted by any of the parents who were the safe background of Betty and her friends. Contacts were chiefly at school and in school activities, all very natural and pleasant. Another boy for whom Betty felt a real friendliness was Chauncey Allen, Kathryn’s brother. Chauncey had taken a sudden upward growth till Kathryn looked like a little girl beside him and her vivacious ways were in contrast with his quiet though often droll speech and action. He was active enough, to be sure, and was to play with the basketball team after Christmas. From him, since she and Kathryn were together so much, Betty heard all the boy news of the school, but Chauncey rarely engaged her society for any event. Indeed, Chauncey rarely bothered about girls, though he liked Betty, Kathryn said that since Chet fancied Betty, Chauncey would “let it go at that.”

Betty Lee, Junior Betty Lee, junior, was now almost sixteen and attractive.