Sebanyak 250 item atau buku ditemukan

SERI PENDIDIKAN KARAKTER 2: Membangun Karakter Sukacita (Prinsip, Ciri, Tips, Diary)

Buku seri pendidikan karakter yang ke-2 ini merupakan buku yang sangat komplit dan sangat baik bagi orang- orang yang merindukan memiliki karakter yang baik di dalam hidupnya. Buku ini dirancang sebagai buku panduan yang berisi tentang prinsip dari setiap karakter, tips sederhana dalam membangun karakter, dan catatan harian dalam membangun karakter. Karakter-karakter yang ada dalam buku ini didasarkan pada Firman Tuhan dalam Galatia 5;22-23, yaitu tentang 9 karakteristik dari buah Roh sehingga buku menjadi 9 seri membangun karakter, yaitu: 1. Karakter KASIH 2. Karakter SUKACITA 3. Karakter DAMAI SEJAHTERA 4. Karakter KESABARAN 5. Karakter KEMURAHAN 6. Karakter KEBAIKAN 7. Karakter KESETIAAN 8. Karakter KELEMAHLEMBUTAN 9. Karakter PENGUASAAN DIRI Sangat indah jika ada orang-orang mau berinvestasi dalam karakter-karakter yang baik sehingga semakin banyak orang yang berkarakter baik.

Buku seri pendidikan karakter yang ke-2 ini merupakan buku yang sangat komplit dan sangat baik bagi orang- orang yang merindukan memiliki karakter yang baik di dalam hidupnya.

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEBIJAKAN LIMA HARI SEKOLAH

Penulisan buku hasil penelitian kualitatif tesis ini dipergunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas mengajar, selain sebagai sarana untuk mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran yang efektif bagi satuan pendidikan.

Penulisan buku hasil penelitian kualitatif tesis ini dipergunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas mengajar, selain sebagai sarana untuk mengimplementasikan pendidikan karakter ...

Pendidikan Karakter: Membangun Watak Kepribadian Anak

Isi buku ini merupakan hasil penelitian, kegiatan seminar, dan pengamatan, serta pengalaman pribadi sebagai dosen, maka penulis berpendapat bahwa membangun karakter adalah suatu hal yang amat rumit, namun bisa dilakukan apabila lingkungan dan proses belajar mengajar memang kondusip. Proses penulisan buku ini diharapkan konsep pendidikan karakter membangun watak dan kepribadian anak dapat dipahami dengan lebih jernih dan diaplikasikan dengan mudah.

Proses penulisan buku ini diharapkan konsep pendidikan karakter membangun watak dan kepribadian anak dapat dipahami dengan lebih jernih dan diaplikasikan dengan mudah.

Pendidikan Karakter Islami Bangun Peradaban Umat

Hakekat Pendidikan karakter Islami adalah ikhtiar dalam rangka membentuk pribadi anak-anak pemuda dan orang dewasa agar menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal saleh dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang anggota masyarakat yang sanggup hidup di atas kaki sendiri mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa serta tanah airnya, bahkan sesama umat manusia. Di dalam Islam, karakter dikenal dengan sebutan “akhlak”, perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu jamak dari “khuluqun” yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku (tabiat) dan adat kebiasaan.[1] Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang, sehingga dari sifat itulah terpancar sikap tingkah laku perbuatan seseorang. Abdullah Salim menyebutkan bahwa akhlak Islami adalah perangkat tata nilai bersifat samawi dan azali, yang mewarnai cara berfikir, bersikap dan bertindak seseorang Muslim terhadap dirinya, terhadap Allah dan Rasul-Nya, serta terhadap alam lingkungannya. Samawi berarti akhlak ini seluruhnya bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits, sedangkan Azali berarti bahwa akhlak Islam tersebut bersifat tetap, tidak berubah walaupun tata nilai atau norma-norma dalam kehidupan masyarakat berubah sesuai dengan perubahan masa dan keadaan [2]. Dalam kehidupan masyarakat tempat kita berinteraksi, sering kita menemukan istilah-istilah yang berkaitan dengan perilaku manusia yaitu; Akhlak, moral, karakter, budi pekerti, adab, etik, mental. Dilihat dari fungsi dan perannya, hubungan dari beberapa istilah ini adalah sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik-buruknya. Kesemua istilah tersebut sama-sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tenteram sehingga sejahtera bathiniah dan lahiriah. Adapun perbedaannya, adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk serta terlihat pula pada sifat dan kawasan pembahasannya.

Hakekat Pendidikan karakter Islami adalah ikhtiar dalam rangka membentuk pribadi anak-anak pemuda dan orang dewasa agar menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal saleh dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang ...

Membangun Pendidikan Karakter

Pengertian Karakter, Permasalahan Karakter Masa Kini, Urgensi Pendidikan Karakter Karakter, Jujur Dalam Sehari-Hari Maupun Dalam Berolahraga, Pendidikan Karakter Syukur, Pendidikan Karakter Toleransi, Pendidikan Karakter Disiplin, Membentuk Karakter Dan Moral Serta Pengaruh Orangtua Dan Guru Pada Generasi Millennial, Modeling Dalam Pendidikan Karakter, Cara-Cara Membangun Karakter Unggul Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal

Pengertian Karakter, Permasalahan Karakter Masa Kini, Urgensi Pendidikan Karakter Karakter, Jujur Dalam Sehari-Hari Maupun Dalam Berolahraga, Pendidikan Karakter Syukur, Pendidikan Karakter Toleransi, Pendidikan Karakter Disiplin, Membentuk ...

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Perspektif Qs. Luqman: 12 - 19

Buku dengan judul ”Nilai–Nilai Pendidikan Karakter Perspektif QS. Luqman: 12 – 19” dilatarbelakangi oleh keadaan moral bangsa yang semakin mengalami kemerosotan dan semakin jauhnya umat meninggalkan Al-Qur’an yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia. Dalam rangka ikut memberikan sumbangsih terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara maka diperlukan adanya peran serta untuk ikut bersama–sama membenahi permasalahan yang dialami oleh bangsa ini. Pendidikan karakter merupakan upaya sadar dari semua pihak yang peduli terhadap kehidupan generasi bangsa untuk menanamkan karakter–karakter yang baik agar menjadi pribadi yang bukan hanya cerdas intelektualnya, akan tetapi cerdas emosional, cerdas spiritual dan cerdas sosialnya. Pendidikan karakter merupakan pendidikan value (pendidikan nilai-nilai) dalam diri seseorang. Tujuannya diimlpementasikannya pendidikan karakter adalah untuk melakukan pembenahan moral generasi bangsa. Buku ”Nilai–Nilai Pendidikan Karakter Perspektif QS. Luqman: 12 – 19”, memberikan solusi tentang konsep Pendidikan karakter yang dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi sebuah pembiasaan bagi setiap orang. Allah Swt sebagai Dzat yang Maha Mengetahuai memberikan gambaran tentang upaya yang harus dilakukan oleh setiap manusia untuk mengaplikasikan isi kandungan Alqur’an seperti yang ditunjukkan oleh Luqman Al Hakim sesuai dengan QS. Luqman: 12-19 perspektfi Tafsir Al Misbah. Nilai Pendidikan Karakter dalam QS. Luqman: 12-19 di antaranya: Penanaman sikap syukur, penanaman ajaran tauhid, penanaman bakti kepada orang tua, penanaman pengawasan diri (muraqabatu allah), penanaman tentang kewajiban sholat, penanaman amar ma’ruf nahi mungkar, penanaman perilaku sabar, menjauhi perilaku sombong, dan mengajarkan kesederhanaan serta mengajarkan sopan santun.

Pendidikan karakter merupakan pendidikan value (pendidikan nilai-nilai) dalam diri seseorang. Tujuannya diimlpementasikannya pendidikan karakter adalah untuk melakukan pembenahan moral generasi bangsa.

Pendidikan karakter di masyarakat : studi karakter di Torosiaje

Setelah Indonesia merdeka ada hal yang sering mengganggu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu masalah kedaulatan, persatuan dan karakter bangsa. Dalam konteks kedaulatan kita sering dihadapkan pada masalah seperti pemaksaan nilai global, intervensi politik dari luar negeri dan separatisme, individualisme, radikalisme, ketergantungan asing dan daya saing rendah, kemiskinan, kesenjangan sosial, penyebaran obat terlarang, perdagangan manusia dan korupsi, kolusi serta nepotisme (KKN), bencana alam, premanisme, provokasi negatif dan konflik horizontal, kejahatan siber, penyebaran virus komputer dan pencurian HAKI, intervensi proses peradilan serta multitafsir hukum. Dalam konteks persatuan kita sering dirhadapkan pada konflik horizontal yang disebabkan oleh perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA). Konflik-konflik tersebut bukan hanya menyebabkan kerugian materil seperti rumah masyarakat maupun fasilitas umum publik, tetapi juga menyebabkan banyaknya korban jiwa. Konflik seolah menjadi bagian perjalanan bangsa ini. Dalam konteks karakter, mengacu pada penyampaian Thomas Lickona tentang tanda kehancuran suatu bangsa seperti; meningkatnya kekerasan, ketidakjujuran, fanatik terhadap kelompok, rendahnya rasa hormat terhadap orang tua dan guru, semakin kaburnya moral baik dan buruk, penggunaan bahasa yang memburuk, meningkatnya perilaku merusak diri seperti narkoba, alkohol, sex bebas, rendahnya rasa tanggung jawab, menurunya etos kerja, saling rasa curiga, serta kurangnya kepedulian diantara sesama Potret masalah di atas haruslah disikapi dengan bijak dan dicarikan formula yang tepat untuk meminimalisir serta menghilangkannya. Oleh karena itu, lahirnya buku ini sebagai salah satu usaha untuk menekan permasalahan di atas.

Setelah Indonesia merdeka ada hal yang sering mengganggu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu masalah kedaulatan, persatuan dan karakter bangsa.

Pendidikan Karakter Melalui Seni Tari Daerah

Pendidikan merupakan aspek kehidupan yang fundamental bagi pembangunan bangsa. Namun, Indonesia masih menghadapi berbagai permasalahan di bidang pendidikan. Misalnya saja, masih terdapat berbagai ketimpangan moral, sosial, ekonomi, politik, dan identitas bangsa dalam masyarakat. Untuk mengatasinya, salah satu solusi yang bisa ditempuh adalah melalui penguatan pendidikan karakter. Pendidikan karakter bisa dilakukan dengan mengangkat kearifan lokal, salah satunya dengan seni tari daerah. Buku ini merupakan hasil penelitian yang di dalamnya menguraikan tentang dasar berbagai hal yang perlu diketahui dalam upaya pendidikan karakter, yang dilakukan dengan memanfaatkan seni tari daerah. Model integrasi pendidikan karakter melalui seni tari daerah ini diharap mampu menghasilkan pendidikan bangsa dengan moral yang lebih kuat dan positif.

Model integrasi pendidikan karakter melalui seni tari daerah ini diharap mampu menghasilkan pendidikan bangsa dengan moral yang lebih kuat dan positif.

Transformasi Pendidikan Karakter pada Sekolah Boarding di Era Disruptif

Pendidikan karakter adalah sebuah sistem internalisasi nilai-nilai karakter yang meliputi komponen moral knowing, moral feeling, dan moral action untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun bangsa dan negara. Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial, budaya, tak lepas juga dari era disruptif pada teknologi, era society tertentu, maka perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial, budaya serta era di mana yang bersangkutan berada. Artinya, pembangunan karakter serta budaya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, serta kemajuan teknologi di era disruptif ini. Dalam membangun karakter bangsa ada dua karakter yang penulis temukan sebagai substansi dari pendidikan karakter pada peserta didik yaitu karakter “Peduli” dan “Tanggung Jawab”, mesti 18 karakter lainnya juga penting tetapi di era disruptif ini dua karakter tersebut adalah core value yang mesti dibangun pada diri setiap peserta didik. Buku ini akan membahas berbagai konseptual teoritis dan implementasi praktis penguatan pendidikan karakter pada sekolah boarding di era disruptif yang dipaparkan secara jelas dan rinci. Harapannya, hal yang demikian itu dapat menambah pengetahuan, inspirasi kepada para pembaca sebagai basic paradigmatic dalam membangun karakter bangsa.

Pendidikan karakter adalah sebuah sistem internalisasi nilai-nilai karakter yang meliputi komponen moral knowing, moral feeling, dan moral action untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, ...

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Buku ini berisi tentang penerapan kedisiplinan di sekolah. Dalam buku ini dijelaskan bahwa dengan menerapkan pendidikan karakter disiplin mampu meningkatkan hasil belajar terhadap materi teks tanggapan dan teks cerita inspiratif melalui penelitian tindakan kelas yang terdiri atas tindakan siklus I dan tindakan siklus II.

Buku ini berisi tentang penerapan kedisiplinan di sekolah.