Sebanyak 11 item atau buku ditemukan

ReORIENT

Global Economy in the Asian Age

"Frank shows how Marx and Weber got it all wrong. A fundamental rethinking of the rise of the West and the origin of the world-system. Absolutely essential to understanding world history."--Albert Bergesen, University of Arizona "The great virtue of this stimulating book is its relentless push to redefine our framework for thinking about the early modern economy. . . . A benchmark study."--R. Bin Wong, University of California, Irvine

Absolutely essential to understanding world history."--Albert Bergesen, University of Arizona "The great virtue of this stimulating book is its relentless push to redefine our framework for thinking about the early modern economy. . .

INOVASI PEMBELAJARAN PAI REORIENTASI TEORI APLIKATIF IMPLEMENTATIF

Sebuah inovasi keilmuan sangat dinantikan bagi penggerak perubahan, dikarenakan inovasi menjanjikan kemajuan, mempertahankan eksistensi dan meningkatkan daya saing di tingkat global. Sebaliknya inovasi juga merupakan musuh terbesar bagi para penyanjung masa lalu sebab selama ini telah merasa dalam zona nyaman serta seolah pembaharuan hanya akan menghadirkan ancaman bagi bangunan keilmuan yang telah berdiri kokoh. Dengan demikian, buku Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Reorientasi Teori yang Aplikatif berikut dengan contoh yang Implementatif ini dihadirkan untuk menengahi antar kubu, baik kubu pro inovasi maupun kubu yang kontra akan inovasi. Karena sejatinya sebuah inovasi merupakan upaya mempertahankan kematangan ilmu Pendidikan Agama Islam (PAI) sekaligus mengembangkannya agar tetap mampu beradaptasi di tengah-tengah samudra ilmu Pendidikan yang dinamis. Buku ini menghadirkan hasil analisis inovatif dan holistik terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Sedangkan cakupan buku ini pada bagian Pertama, Tantangan dunia pendidikan dan implikasinya terhadap pengembangan inovasi, Strategi Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran PAI, Kedua, Proses Inovasi Pendidikan dan pembeajaran PAI (Difusi dan Diseminasi inovasi, proses keputusan inovasi, Proses Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran PAI, Ketiga, Inovasi Paradigma Dan kelembagaan pendidikan Islam, Keempat, Model-Model Inovasi pengembangan Kurikulum PAI, Kelima, Inovasi pengembangan Strategi Pembelajaran PAI, Keenam, Inovasi Pengembangan Model Pembelajaran PAI, Ketujuh, Inovasi pengembangan pendekatan Pembelajaran PAI, Kedelapan, Inovasi Pengembangan Metode Pembelajaran PAI, Kesembilan, Inovasi Pengembangan Teknik Pembelajaran PAI, Kesepuluh, Inovasi Pengembangan Silabus, RPP, Bahan Ajar dan Media Pembelajaran Integrasi Akhlak Mulia. Kesebelas, Inovasi pengembangan evaluasi/ penilaian pendidikan dan pembelajaran PAI. Keduabelas, Model-Model Inovasi Pengembangan Lingkungan Belajar PAI. Dan Ketigabelas Inovasi Pengendalian mutu pembelajaran PAI.

J.W. Cresswell, Research: Planning, Conductioning, and Evaluating Quantitative and Qualitativve Research, New York: Pearson Merril Prentice Hall, 2012 Jones, L. What Does Spirituality in Education Mean ? What Does Spirituality in ...

HUKUM ACARA PIDANA REORIENTASI PEMIKIRAN TEORI KEADILAN BERMARTABAT

Buku ini merupakan buku yang menggabungkan dua buku pelajaran Hukum Acara Pidana yang sama yang diterbitkan kurang lebih 19 tahun yang lalu. Kedua buku yang sudah diterbitkan lebih dahulu tersebut berjudul Sari Hukum Acara Pidana IA dan Sari Hukum Acara Pidana IB. Baik buku yang pertama (IA) maupun buku yang kedua (IB) merupakan suatu kesatuan yang membahas tentang materi hukum acara pidana baik pada tingkat penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan serta pelaksanaan dan pengawasan putusan pengadilan dan sebagainya. Penyusunan buku ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa serta peminat masalah hukum lainnya. Oleh sebab itu guna memenuhi kebutuhan tersebut buku ini disusun dalam bahasa yang sedernaha mudah dimengerti dan maksud dan isinya. Sekalipun demikian, tanpa meninggalkan hakikat keilmuan dalam bidang hukum, buku ini disusun dalam perspektif suatu teori Hukum Bangsa Indonesia, yaitu teori Keadilan Bermartabat (the Dignified Justice Theory/Jurisprudence/Philosophy of Law). Karena perspektif keilmuan dalam bidang hukum itulah, maka buku ini mendapatkan predikat sifat bermartabat. Unik bila dibandingkan dengan buku-buku sejenis lainnya, karena itu, judul yang diberikan tidak semata-mata Hukum Acara Pidana tetapi Hukum Acara Pidana Bermartabat. Buku yang ada di tangan pembaca ini, saya susun dalam rangka menjawab tantangan yang berasal dari tokoh-tokoh dan ilmuan terkemuka yang menggeluti Filsafat dan Teori Hukum yang masih saja selalu bertanya-tanya, kapankah dalam pengembanan hukum di Indonesia dapat ditemukan suatu Ilmu Hukum Nasional Indonesia yang modern, yang dapat dipakai sebagai suatu Filsafat Hukum, Teori Hukum atau Jurisprudence yang universal karena berakar atau berjiwa Pancasila, termasuk dalam menggambarkan dan menerangkan tentang Hukum Acara Pidana. Jurisprudence atau Teori Keadilan Bermartabat yang selalu ada dalam berbagai karya yang sudah saya hasilkan, dan yang digambarkan dalam buku ini tidak hanya menjawab tantangan sebagaimana dikemukakan di atas, tetapi juga berusaha untuk melepas ketergantungan Sistem Hukum di Indonesia terhadap pemikiran-pemikiran (filsafat, teori, doktrin atau ajaran dan dokmatika) yang ditemukandan dikembangkan di Barat. Dengan demikian, maka ada martabat dari Sistem Hukum Pancasila, karena sistem dan pemikiran hukum yang dinamakan dengan Keadilan Bermartabat itu dibangun dengan bahan-bahan yang ada atau digali dari dalam “bumi”, dari dalam pikiran dan jiwa bangsa (Volksgeist) bangsa Indonesia. Sekalipun demikian, karena hukum, termasuk Hukum Acara Pidana itu adalah suatu institusi yang universal, maka dalam teori Keadilan Bermartabat, sejauh pemikiran-pemikiran hukum yang ditemukandan berkembang dalam Tata Hukum sistem dan negara beradab lainnya tetap dilihat dengan cermat, manakala ada yang dapat dipergunakan bagi kritik dan pengembangan Sistem Hukum, setelah disaring terlebih dahulu dengan Sistem Hukum Pancasila yang bermartabat.

Buku ini merupakan buku yang menggabungkan dua buku pelajaran Hukum Acara Pidana yang sama yang diterbitkan kurang lebih 19 tahun yang lalu.

Reorientasi Sistem Pendidikan Nasional

Kritik Nalar Internasionalisasi Pendidikan di Indonesia

Melalui penelitian ini, penulis mendapatkan dua kesimpulan pokok. Pertama, bahwa formasi nalar internasionalisasi tumbuh bersamaan dengan transformasi sosial menuju masyarakat pasca-industri. Dengan demikian logika perumusan, kelahiran, model evaluasi dan pengembangannya didasarkan pada arus industrialisasi global. Hal itu bisa ditengarai dari isu yang mengemuka adalah peningkatan kualitas pendidikan, sebagai upaya untuk 1) memenuhi kebutuhan modernitas; 2) mengejar ketertinggalan dalam pertumbuhan industri; 3) meningkatkan daya saing dengan negara-negara berkembang-maju lainnya. Dalam rangka itu, pemerintah memiliki peran signifikan melalui regulasi serupa keterlibatan dalam OECD, PISA, penetapan SNP, dan beberapa UU dan Peraturan yang mendukung orientasi pendidikan ke arah industrialisasi dan globalisasi. Namun, dalam hal ini pemerintah hanya memainkan peran pendukung, sebatas legislasi dan legalisasi orientasi sebuah kelompok yang memainkan peran utama, yaitu kelas menengah borjuis. Pada dasarnya diksi transformasi sosial, industrialisasi dan modernisasi sosial dapat ditandai sebagai sinyalemen keterlibatan kelas menengah borjuis sebagai aktor utama. Mereka adalah sebuah kelas sosial yang memiliki kecenderungan liberalism politik-ekonomi, relativisme kultural dalam arti mengaburkan sekat-sekat identitas nasional, dan pemikiran keagamaan yang progresif. Sangat wajar jika ide yang diusung dalam bidang pendidikan adalah pendidikan yang berkualitas, penyiapan sumber daya manusia yang kompetitif dan berdaya saing. Semua itu dicanangkan dapat terealisasi dalam program internasionalisasi pendidikan, dengan menempatkan wawasan internasional dan iklim pasar global sebagai orientasi pendidikan. Kedua, orientasi sistem internasionalisasi yang apolitis bahkan cenderung depolitis tidak berarti bahwa ia hanya bergerak dalam bidang pendidikan an sich, atau semata-mata dimaksudkan untuk peningkatan kualitas pendidikan dan output SDM yang dihasilkan. Depolitisasi ala kelas menengah dalam bidang pendidikan merupakan ideologisasi kepentingan mereka, mengingat pendidikan merupakan superstruktur yang mencerminkan ideologi kelas. Dalam hal ini, penulis menemukan titik lemah internasionalisasi sebagai orientasi pendidikan nasional, karena tiga alasan. Alasan pertama, internasionalisasi pendidikan hanya menguntungkan kelas menengah, baik nasional maupun global, dengan mengabaikan kepentingan nasional, dan kebutuhan rakyat lokal. Alasan kedua, program ini membunuh potensi kearifan lokal sebagai muara pengembangan keilmuan. Alasan ketiga, internasionalisasi juga berarti dehumanisasi, yaitu menempatkan rakyat Indonesia hanya sebagai tuas mesin besar globalisasi, menjadi korban kolonialisasi ekonomi-budaya global, tanpa kesempatan menjadi subjek aktif yang terlibat dalam mengevaluasi sistem. Alasan terakhir ini dapat dijabarkan, bahwa output unggulan pun pada saatnya akan tergilas oleh sistem yang memiliki tingkat perubahan sosial yang cepat.

Sebagai sebuah sistem yang sudah terbentuk, kapitalisme global mengondisikan mental kelas menengah dunia guna memperkuat sistem tersebut. ... perlu juga disimak pandangan Bung Karno tentang kesejahteraan dan kemerdekaan ekonomi.

Reorientasi Implementasi Kurikulum Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Lambung Mangkurat Dalam Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka

Reorientasi Implementasi Kurikulum Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Lambung Mangkurat dalam Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka ini disusun dimaksudkan sebagai rambu-rambu yang digunakan untuk memandu Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka pada tataran Program Studi Bimbingan dan Konseling, terutama kepada Dosen Pembimbing Akademik (DPA), dosen pengampu perkuliahan, dan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan. Penyusunan Reorientasi Implementasi Kurikulum Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Lambung Mangkurat Dalam Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka melibatkan unsur Pimpinan Program Studi dan Tenaga Pendidik Program Studi Bimbingan dan Konseling yang kemudian bekerja sama merumuskan dan menurunkan ketentuan dan panduan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pihak Universitas Lambung Mangkurat kemudian disesuaikan dengan visi dan misi yang disusun oleh Program Studi Bimbingan dan Konseling. Reorientasi Implementasi Kurikulum Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Lambung Mangkurat Dalam Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.

Reorientasi Implementasi Kurikulum Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Lambung Mangkurat dalam Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka ini disusun dimaksudkan sebagai rambu-rambu yang digunakan untuk memandu Program Merdeka ...

Reorientasi dan pengembangan ilmu pengetahuan sosial di era Indonesia baru

Kurikulum pada periode tahun 1975 - an yang merupakan masa kepopuleran
pendidikan IPS juga tidak berhasil melahirkan satu konsep IPS yang ... Untuk
jenjang Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidayah ( SD / MI ) IPS dikatakan sudah
terpadu .