Sebanyak 3513 item atau buku ditemukan

Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan di Papua

Provinsi Papua yang mendapat kesempatan sebagai daerah khusus dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus, buku ini menjadi salah satu upaya untuk memajukan budaya lokal melalui pendidikan. Isi utama dari undang-undang tersebut adalah Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi Kerakyatan dan Infra Struktur. Prosentase dana alokasi khusus pendidikan melalui dana Otonomi Khusus dapat menjadi penggerak untuk membiayai pengembangan Pendidikan Kontekstual di Papua, sekaligus dapat meningkatkan ekonomi rakyatnya. Buku ini mengetengahkan penelitian di Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sarmi, mewakili lembaga-lembaga pendidikan di kota dan pinggiran kota. Sehingga dapat dijadikan referensi dalam memajukan pendidikan. Berharap dari buku ini dapat dikembangkan model-model kelembagaan untuk Pendidikan Kontekstual di Provinsi Papua.

guru. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan profesional guru berkelanjutan. 9. Pengembangan Profesional Guru Secara ... Pembinaan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, ...

Program Inovatif dan Kerjasama Melalui Konseling Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan SMA Negeri 8 Surabaya

Buku ini ditulis dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan di SMAN 8 secara Inovatif, juga diharapkan ada kerjasama antara orang tua murid dan guru, untuk mencapai Inovatif ini, walaupun berbeda suku, yaitu suku Jawa, Madura dan Suku ARAB, namun dalam upaya Peningkatan Mutu Pendidikan, dimana Guru merupakan Pendidik, juga sebagai Media penghubung melalui ajaran dan pendidikan agama (Religi) yang tinggi, dan kerjasama di semua pihak yang berada di Wilayah tersebut.

Buku ini ditulis dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan di SMAN 8 secara Inovatif, juga diharapkan ada kerjasama antara orang tua murid dan guru, untuk mencapai Inovatif ini, walaupun berbeda suku, yaitu suku Jawa, Madura dan Suku ARAB, ...

Lesson Study: Sebuah Upaya membumikan pendidikan lingkungan

Buku ini berisi hasil observasi terkait pembelajaran dan lingkungan di Negara Jepang, khususnya di Kota Toyama. Juga upaya penerapan pendidikan lingkungan di Kota Tangerang Selatan, Bogor, dan Balikpapan. Buku ini merupakan karya pengabdian masyarakat kerjasama antara Program Studi Tadris Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Organisasi Nirlaba dari Jepang yaitu Indonesia Education Promoting Foundation. Buku merupakan pengalaman observasi dan penelitian selama tahun 2014-2021.

Tanggapan guru, pengawas, dan dosen dalam kegiatan ini sangat positif, tampak bahwa lesson study dapat dijadikan sebagai kegiatan pengembangan profesi berkelanjutan. Pendapat bebas dari 20 orang guru yang pernah menjadi guru model dan ...

PERENCANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRI

Implementasi pendidikan karakter memerlukan peneladanan dan pembiasaan. Pembiasaan untuk berbuat baik, pembiasaan untuk berlaku jujur, pembiasaan untuk saling tolong menolong, dan pembiasaan untuk bertoleransi, Karena karakter tidak terbentuk secara instan, tapi harus dilatih secara serius dan terus menerus dan proposional agar mencapai bentuk karakter yang ideal. Pembentukan karakter peserta didik sangat penting dilakukan, karena saat ini persoalan karakter senantiasa mewarnai kehidupan manusia dari masa kemasa. Upaya pembentukan karakter menjadi sangat penting dalam rangka mencapai keharmonisan hidup.

Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. d. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan. e.

PROFESI KEPENDIDIKAN

Membangun Nilai Profesi, Keterampilan Pribadi, dan Strategi Kompetensi Profesi

Pendidik memegang peran kunci dalam pembangunan dan pengembangan profesi yang utuh dan berkesinambungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesi kependidikan harus dalam fondasi tiga aspek yang menyentuh kemampuan pendidik dalam membangun nilai profesi, kemampuan mengembangkan keterampilan pribadi, dan strategi membangun kompetensi profesi kependidikan. Buku Profesi Kependidikan: Membangun Nilai Profesi, Keterampilan Pribadi, dan Strategi Kompetensi Profesi dirancang sebagai sebuah nilai dan prinsip praktis, yang dapat dijadikan pedoman bagi para calon mahasiswa keguruan, para pendidik, dan para pengelola pendidikan ataupun pemerhati pendidikan. Buku ini dapat digunakan sebagai buku wajib yang memberi arah dan solusi terhadap kebutuhan pengembangan profesi guru secara berkelanjutan serta selaras dengan perkembangan peran dan tuntutan profesi guru dalam era teknologi informasi. Buku ini juga dapat dipahami dan diterapkan oleh semua yang berperan dalam dunia pendidikan untuk bertumbuh dan berkembang secara utuh, terpadu, dan menyeluruh. Pertumbuhan tersebut dengan menyentuh ketiga pilar esensial dalam profesi guru yang sarat dengan nilai profesi, keterampilan pribadi, dan strategi kompetensi profesi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesi kependidikan harus dalam fondasi tiga aspek yang menyentuh kemampuan pendidik dalam membangun nilai profesi, kemampuan mengembangkan keterampilan pribadi, dan strategi membangun kompetensi profesi ...

Kompetensi Dan Komitmen Profesi Pendidikan

Pendidikan merupakan kunci kesinambungan dari peradaban manusia, perhatian yang penuh terhadap peningkatan mutu pendidikan akan berefek pula pada semakin tingginya peradaban manusia. Pembangunan pendidikan juga merupakan jalan menuju tujuan dari pembangunan berupa peningkatan kapabilitas keberfungsian manusia (capability to function).

Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2004. Effendi, Sofyan. 2003. Pengelolaan Perguruan Tinggi Menghadapi Tantangan Global, Disampaikan Dalam Seminar Nasional Majelis ...

Mendidik dengan Hati (Kepekaan Interkultural sebagai Kompetensi Afektif Calon Guru di UIN Raden Fatah Palembang dan IAIN Curup untuk Menginternalisasikan Prinsip Pendidikan Multikultural)

Buku ini menjabarkan secara lebih detail berbagai faktor kontekstual yang mendasari tiap domain kepekaan interkultural, yang mana faktor-faktor kontekstual tersebut dikondifikasi secara empiris berdasarkan data penelitian terhadap mahasiswa calon guru di UIN Raden Fatah Palembang dan IAIN Curup. Domain keterlibatan dalam interaksi lintas kultur didasari oleh 9 (sembilan) faktor, yaitu rasa ingin tahu tentang kultur lain, sikap hati-hati dalam memberi impresi, kebiasaan mengakses pengetahuan tentang budaya, usaha mempertahankan komunikasi lintas budaya, usaha memotivasi lawan bicara yang berbeda kultur, usaha mempertahankan identitas, usaha menunjukkan kesetaraan dalam identitas yang berbeda, dan pemahaman bahwa perbedaan melatih kemampuan berfikir mendalam dan bijak. Domain menghargai perbedaan kultur didasari oleh 4 (empat) faktor, yaitu sering mengikuti kegiatan dari kultur berbeda, hidup dalam lingkungan multikultural, pengalaman memiliki banyak teman dari berbagai etnis, dan pengalaman kolaborasi dengan orang berbeda kultur. Domain kepercayaan diri dalam interaksi lintas kultur didasari oleh 7 (tujuh) faktor, yaitu percaya diri terlibat dalam komunikasi, hidup dalam lingkungan multikultural, suka mempelajari kultur umum dari lawan bicara, suka mempraktekkan kemampuan investigasi saat komunikasi, pengalaman interaksi dengan orang dari berbagai etnis, pengetahuan terhadap kultur lawan bicara, dan rasa ingin tahu tentang kultur lain. Domain menikmati interaksi lintas kultur didasari oleh 5 (lima) faktor, yaitu pengetahuan tentang stereotip dalam interaksi, sikap menyadari bahwa kesalahpahaman itu biasa terjadi, rasa ingin tahu tentang kultur lain, rasa kekeluargaan dan pertemanan, dan hidup dalam lingkungan multikultural. Domain perhatian dalam interaksi lintas kultur didasari oleh 4 (empat) faktor, yaitu pengalaman belajar di mata kuliah Cross-Cultural Understanding, terbiasa praktik komunikasi dalam mata kuliah bahasa asing, rasa ingin tahu tentang kultur lain, dan pengalaman terbiasa terlibat dalam interaksi lintas kultur. Mendidik dengan Hati (Kepekaan Interkultural sebagai Kompetensi Afektif Calon Guru di UIN Raden Fatah Palembang dan IAIN Curup untuk Menginternalisasikan Prinsip Pendidikan Multikultural) ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.

Mendidik dengan Hati (Kepekaan Interkultural sebagai Kompetensi Afektif Calon Guru di UIN Raden Fatah Palembang dan IAIN Curup untuk Menginternalisasikan Prinsip Pendidikan Multikultural) ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan ...

Open ended play dan kompetensi abad 21 dalam perspektif pendidikan anak usia dini

Buku ini membahas segala macam hal yang dibutuhkan oleh orang tua dan guru, dalam memberikan edukasi pada anak melalui permainan open-ended. Permainan open-ended merupakan jenis permainan yang memberikan ruang kepada anak-anak untuk berkreasi dan berimajinasi sebebas mungkin. Permainan open-ended bermanfaat untuk mengajari anak keberanian, mengasah kecerdasan sosial, dan membantu anak belajar mengambil keputusan. Maka tidak salah jika buku ini layak untuk dibaca dan dimiliki.

Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri, manakala guru sudah berhadapan dengan generasi yang sangat berbeda dengan yang ada di jamannya. Bagaimana menyiapkan generasi yang memiliki karakteristik seperti itu, sementara “gempuran” ...

Pendidikan Di Era Revolusi 4.0: Tuntutan, Kompetensi & Tantangan

Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0 adalah fenomena yang merespons kebutuhan revolusi industri dengan penyesuaian kurikulum baru sesuai situasi saat ini. Kurikulum tersebut mampu membuka jendela dunia melalui genggaman, contohnya dengan memanfaatkan internet of things (IOT). Di sisi lain pengajar juga memperoleh lebih banyak referensi dan metode pengajaran.

2.4 Tuntutan Revolusi Industri 4.0 terhadap Kompetensi Guru Kompetensi guru profesional telah diatur dan dirumuskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 tentang Standar Pendidik dan Kependidikan bahwa kompetensi ...

Menjadi Guru Profesional dan Inovatif dalam Menghadapi Pandemi (Antologi Esai Mahasiswa Pendidikan Matematika )

Antologi Esai ini disusun oleh mahasiswa praktikan berdasarkan hasil kegiatan PLP I atas bimbingan dosen pembimbing lapangan. Kegiatan PLP I ini dirancang dalam dua capaian, yaitu (1) membangun Jati diri pendidik dengan mengenal kultur sekolah, struktur organisasi sekolah dan tata kelola sekolah, peraturan dan tata tertib sekolah, dan kegiatan-kegiatan di sekolah. (2) Membangun jati diri pendidik dengan mengetahui praktik proses pembelajaran dan karakteristik siswa. Berdasarkan kegiatan tersebutlah mahasiswa praktikan menyusun esai sebagai respon dan kemampuan memberikan pendapat terhadap dunia pendidikan. Antologi ini diharapkan dapat menjadi motivasi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi diri dalam berlatih melatih menulis karya tulis ilmiah sebagai calon seorang pendidik.

Apakah guru - guru di Indonesia sudah memiliki rasa bangga dengan profesinya sebagai seorang guru? Mengapa terdapat pertanyaan demikian? Hal ini sangat penting bagi seorang guru memiliki kebanggaan terhadap profesinya.