Sebanyak 119 item atau buku ditemukan

Paradigma Sains Integratif al-Farabi

Pendasaran Filosofis bagi Relasi Sains, Filsafat, dan Agama

Penulis buku ini berhasil mengekstrak pemikiran al-Farabi yang menawarkan sains integratif sebagai solusi dalam memperbaiki celah-celah sains modern yang cenderung sulit mengapresiasi ide-ide yang berhubungan dengan sesuatu yang metafisik. Sains integratif al-Farabi memiliki akar dan fondasi pada gagasan dan paradigma keesaan, Tauhid, yaitu prinsip dasar dalam keimanan Islam. Gagasan keesaan ini telah mengikat setiap bentuk dan struktur pemikiran sains al-Farabi, baik pada tataran ontologis, epistemologis, kosmologis, metodologis, maupun aksiologis. Rumusan penting dari prinsip ini adalah semakin menyatu dan terintegrasi suatu tatanan atau realitas, maka jaring-jaring kehidupan akan semakin harmoni. Sebaliknya, semakin disintegrasi suatu tatanan, maka jaring-jaring kehidupan akan mengalami kekacauan dan kehancuran. *** Buku ini sangat bermanfaat bagi setiap pecinta ilmu pengetahuan, akademisi, dan mahasiswa filsafat, terutama mahasiswa filsafat Islam, bukan hanya karena penulisnya berhasil menyampaikan dengan sistematik pemikiran al-Farabi terkait dengan gagasan integrasi ilmu, tetapi juga karena relevansi pemikiran-pemikiran al-Farabi untuk menjawab beberapa isu epistemologis yang sangat penting dan sangat kita butuhkan hari ini. —Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara, Dosen Filsafat Islam UIN Jakarta & Universiti Brunei Darussalam Dijuluki 'Guru Kedua' (setelah Aristoteles), al-Farabi merupakan figur krusial awal yang menyiapkan 'panggung' untuk banyak filsafat Islam selanjutnya, khususnya pada aliran Peripatetik. —Peter S. Groff dalam Islamic Philosophy A—Z Meskipun doktrin al-Farabi adalah sebuah refleksi Abad Pertengahan, ia tetap mengandung beberapa gagasan moderen, bahkan kontemporer. Al-Farabi menyukai sains, membela eksperimentasi, dan menyangkal ilmu nujum dan astrologi... Dia memuliakan akal pada tingkat yang sangat suci, sehingga dia didorong melakukan pendamaian akal dengan tradisi, sehingga filsafat dan agama pun bisa sejalan, selaras. —Ibrahim Madkour, PH.D. dalam A History of Muslim Philosophy

Sains integratif al-Farabi memiliki akar dan fondasi pada gagasan dan paradigma keesaan, Tauhid, yaitu prinsip dasar dalam keimanan Islam.

Peralihan paradigma dalam pendidikan Islam dan sains sosial

Changes of paradigm in Islamic education and social science in Indonesia.

Changes of paradigm in Islamic education and social science in Indonesia.

Memahami paradigma baru pendidikan nasional dalam Undang-Undang Sisdiknas

On national education system in Indonesia according to the new education law; collected articles.

On national education system in Indonesia according to the new education law; collected articles.

Menggagas paradigma baru pendidikan

demokratisasi, otonomi, civil society, globalisasi

On education issues in Indonesia; seminar papers.

On education issues in Indonesia; seminar papers.

Paradigma baru pendidikan

restropeksi [i.e. retrospeksi] dan proyeksi modernisasi pendidikan Islam di Indonesia

Development of Islamic religious education in Indonesia.

Development of Islamic religious education in Indonesia.

Paradigma baru manajemen pendidikan Islam

sebuah alternatif mengelola pendidikan Islam lebih agresif

Management of Islamic education in Indonesia.

Management of Islamic education in Indonesia.

Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan

Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi

Urutan penyajian dalam buku “Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah untuk Mahasiswa di Perguruan Tinggi, Edisi Keempat,” ini , tersusun dalam bab-bab sebagai berikut; Bab 1 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan Bab 2 Identitas dan Integrasi Nasional Bab 3 UUD NRI Tahun 1945 sebagai Konstitusi Indonesia Bab 4 Kewajiban dan Hak Warga negara Bab 5 Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi Bab 6 Negara Hukum dan Penegakan Hukum Bab 7 Wawasan Nusantara Bab 8 Ketahanan Nasional Pada Edisi Keempat ini, terdapat perubahan materi PKn di perguruan tinggi terkait dengan keluarnya Surat Edaran (SE) Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ristekdikti, No 435/B/SE/2016 tentang Bahan Ajar Mata Kuliah Wajib Umum. Semoga buku ini bermanfaat bagi mahasiswa selaku pembelajar serta pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengembangkan pendidikan kewarganegaraan di Indonesia.

... citizenship education " atau " civic education ” . Selain diterjemahkan sebagai pendidikan kewarganegaraan , ada yang menggunakan istilah " pendidikan kewargaan ” ( Azumardi Azra , 2003 ; HAR Tilaar , 2007 ) . Oleh sebab itu , sebaiknya ...