Sebanyak 95 item atau buku ditemukan

Buku Saku Moderasi Beragama untuk Perempuan Muslim

Buku ini merupakan pembahasan teoretis dan praktis mengenai moderasi beragama dalam kehidupan berkewarganegaraan di Indonesia. Dari masalah keagamaan, kebangsaan, dan rumah tangga membuat fokus tema buku ini masih global dan bersifat pengantar saja. Oleh karena itu buku ini pun menuntut para pembacanya untuk menuliskan pengalaman mereka yang terkait dengan moderasi beragama di lingkungan mereka, baik di keluarga, tempat mengaji, tetangga, ataupun tempat lainnya yang lebih bersifat publik. Demikian karena buku ini ditujukan untuk para penyuluh agama Islam perempuan yang ada di Bandung Raya.

Buku ini merupakan pembahasan teoretis dan praktis mengenai moderasi beragama dalam kehidupan berkewarganegaraan di Indonesia.

Nilai-Nilai dan Praktik Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal di Sumatera Utara

Indonesia memilki sejarah kelam dalam hubungan antar agama, padahal negeri ini terkenal sebagai negeri yang santun dan toleran. Setidaknya terjadi kerusuhan Poso di Sulawesi Tengah yang melibatkan kelompok muslim dan Kristen pada Desember 1998 dan April-Juni 2000. Kerusuhan yang terjadi beberapa fase inisebenarnya disebabkan oleh miskomunikasi bukan karena faktor agama (Mappangara, 2000). Namun begitu konflik membesar kedua kelompok agama tersebut saling berhadap-hadapan dalam pertikaian fisik, bahkan saling membunuh. Kejadian lain yang ditengarai sebagai konflik agama terbesar dalam sejarah sosial-politik di Indonesia terjadi di Ambon pada tahun 1999. Konflik ini telah berlalu namun terkadang masih muncul letupan-letupan kecil hingga tahun 2011

Indonesia memilki sejarah kelam dalam hubungan antar agama, padahal negeri ini terkenal sebagai negeri yang santun dan toleran.

Penggambaran Nilai Moderasi Beragama dalam Tayangan Kartun Anak Nussa Rara dan Omar Hana

Buku ini membahas tentang bagaimana anak-anak digambarkan dalam dua film Indonesia dan Malaysia (Nusa Rara dan Omar Hana) menyikapi pluralisme. Berbekal CDA, buku ini bercerita bagaimana tim kedua film menyelipkan pesan-pesan kebaikan sekaligus nilai apa yang diselipkan di dalamnya. Pada buku ini kita akan diajak menemukan beberapa persamaan sekaligus juga perbedaan penggambaran nilai-nilai moderasi beragama pada kedua tayangan kartun anak tersebut, serta merefleksikan wacana yang ingin disampaikan pembuat film. Lepas dari nilai-nilai baik menghadapi pluralisme di masyarakat yang nampak dalam toleransi, komitmen kebangsaan, antikekerasan, dan mengakomodir kebudayaan lokal yang dikemas dengan baik, buku ini juga mencoba menemukan agenda apa yang dimasukkan dalam pilihan baik verbal maupun visual pada kedua film.

Buku ini membahas tentang bagaimana anak-anak digambarkan dalam dua film Indonesia dan Malaysia (Nusa Rara dan Omar Hana) menyikapi pluralisme.

Moderasi Beragama Berperspektif Hindu

Moderasi beragama adalah jalan penting bagi Indonesia untuk mencapai cita-cita dan tujuan besar yang digariskan oleh para pendahulu bangsa ini. Kementerian Agama RI bahkan sudah menetapkan peta jalannya. Buku yang dihadirkan kali ini mencoba mengulik moderasi beragama dalam perspektif Hindu. Bagaimana Hindu memandang toleransi, anti kekerasan, komitmen kebangsaan, dan penerimaan terhadap tradisi lokal. Dalam buku inijuga disuguhkan bagaimana sastra dan susastra Hindu mengurai masalah-masalah tersebut. Bagi pembaca yang ingin menekuni kajian tentang moderasi beragama, khususnya dari sudut pandang Hindu perlu memelajari buku ini. Semoga buku ini bisa pegangan dan bahan literasi terkait moderasi beragama di Indonesia.

Moderasi beragama adalah jalan penting bagi Indonesia untuk mencapai cita-cita dan tujuan besar yang digariskan oleh para pendahulu bangsa ini.

Internalisasi Nilai Moderasi Beragama Melalui Pendidikan Agama Islam untuk Para Z Generation

Internalisasi Nilai Moderasi Beragama Melalui Pendidikan Agama Islam untuk Para Z Generation Penulis : Amelia Hidayati, Drs. Jaipuri Harahap, M.Si Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-294-664-4 Terbit : Oktober 2020 www.guepedia.com Sinopsis : Akhir-akhir ini kembali digaungkan kata moderasi. Moderasi beragama kembali menjadi topik yang diarusutamakan, harmoni kesatuan bangsa Indonesia dengan bingkai “Bhineka Tunggal Ika” tetap harus terawat dan terjaga. Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu keniscayaan dalam keragaman yang kaya di bumi Indonesia, maka usaha-usaha untuk memupuk serta membumikan kembali rasa saling memiliki harus tetap dilestarikan. Perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang menerpa menjadi sebuah pendewasaan, tidak terlepas masalah radikalisme dan ekstremisme. Begitu juga dengan perjalanan sejarah pendidikan Agama Islam yang menjadi benteng aqidah dan akhlak untuk para penerus estafet pembangun bangsa. Melalui sarana pendidikan sikap moderasi dapat dikembangkan, terlebih dari konten-konten mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dapat bersentuhan langsung dengan penghayatan nilai-nilai keagamaan. Tentunya kita tidak pernah lupa bahwa Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi alam semesta (Rahmatan lil ‘alamin). Dalam kehidupan bermasyarakat Z generation memiliki ciri yang berbeda karena mereka lahir saat kemajuan teknologi sudah membaik dan berkembang semakin pesat, karakternya yang dinamis pun menjadi ciri khusus para Z Generation. Dengan pola perilaku, karakter dan segala kemudahan yang didapatkan oleh Z generation dalam mengakses informasi tentunya diperlukan treatment khusus dalam menanamkan nilai-nilai kedalam dirinya. www.guepedia.com Email : [email protected] WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys

Internalisasi Nilai Moderasi Beragama Melalui Pendidikan Agama Islam untuk Para Z Generation Penulis : Amelia Hidayati, Drs.

MODERASI BERAGAMA DI KALANGAN NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH

Dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia, moderasi beragama bisa jadi bukan pilihan, melainkan keharusan. Moderasi beragama harus dipahami sebagai sikap beragama yang seimbang antara pengamalan agama sendiri (eksklusif) dan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan (inklusif). Keseimbangan atau jalan tengah dalam praktik beragama ini niscaya akan menghindarkan kita dari sikap ekstrem berlebihan, fanatik dan sikap revolusioner dalam beragama. Moderasi beragama merupakan solusi atas hadirnya dua kutub ekstrem dalam beragama, kutub ultra­konservatif atau ekstrem kanan di satu sisi, dan liberal atau ekstrem kiri di sisi lain. Moderasi beragama sebagai cara pandang, sikap, dan perilaku selalu mengambil posisi di tengah­tengah, selalu bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam beragama, tentu perlu adanya ukuran, batasan, dan indikator untuk menentukan apakah sebuah cara pandang, sikap, dan perilaku beragama tertentu itu tergolong moderat atau ekstrem. Ukuran tersebut dapat dibuat dengan berlandaskan pada sumber­sumber terpercaya, seperti teks­teks agama, konstitusi negara, kearifan lokal, serta konsensus dan kesepakatan bersama. Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia memiliki peran strategis dalam mendialogkan faham dan cara beragama yang moderat di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Kedua ormas ini, dinilai sebagai salah satu dari beberapa ormas yang berpandangan moderat dan mengedepankan pendekatan humanis sebagai bagian dari strategi moderasi beragama, di samping keduanya memiliki modal jaringan organisasi yang kuat dan luas yang dapat mencapai akar rumput sehingga strategis dalam upaya mengonter radikalisme, ekstremisme, dan terorisme.

Dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia, moderasi beragama bisa jadi bukan pilihan, melainkan keharusan.

Bunga Rampai: Edukasi Moderasi Beragama di Tengah Pluralitas Masyarakat

Bunga Rampai: Edukasi Moderasi Beragama di Tengah Pluralitas Masyarakat Penulis : Misroh Sulaswari, M.Pd, Laila Nor Indah, Zuni Fatul Amaroh, Bagus Sadewo, Adi Khoirul Anam, Mulyani Putri Wulandari, Miftahul Anam, Moh. Nuril Fatoni, Aldi Irma Alfiyah, Emi Ponik Asti, Siti Fatmawati Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-407-048-4 Terbit : November 2021 www.guepedia.com Sinopsis : Indonesia merupakan negara multikultural, yaitu negara yang masyarakatnya terdiri dari berbagai suku yang masing-masing mempunyai unsur budaya yang berbeda-beda. Hal ini terjadi dikarenakan kemajemukan suku bangsa, ras, agama, dan etnis. Kemajemukan ini dapat dipengaruhi oleh latar belakang keluarga dan letak geografis. Terdapat enam agama yang diakui dalam negara Indoseia yaitu, Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, Konghucu. Agama Islam menjadi mayoritas dalam Negara Indonesia. Tingkat perselisihan dalam negara Indonesia sangatlah tinggi. Sikap eksklusif dalam beragama dan hanya mengakui kebenaran sepihak akan menimbulkan suatu konflik-konflik tertentu. Hal seperti ini perlu diminimalisir guna mencegah suatu konflik terjadi. Edukasi moderasi beragama perlu dibutuhkan dalam hal ini. Edukasi dalam KBBI artinya pendidikan, ada beberapa metode dalam edukasi yaitu mengajar, memberi pelatihan bercerita, berdiskusi atau melakukan pengarahan terhadap suatu penelitian. Edukasi merupakan sarana terpenting dalam kehidupan manusia dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia baik itu pendidikan formal maupun non formal. Intoleransi dalam keberagaman sering terjadi dalam keberagaman beragama yang disebabkan oleh kurangnya edukasi pemahaman terhadap masyarakat mengenai hakikat beragama. Hakikat beragama ini menjadi jalan menuju kedamaiaan yang biasanya perselisihan ini disebabkan oleh fanatisme dari satu agama. Dalam hal ini edukasi mengenai moderasi beragama sangatlah penting, mengingat bahwasanya di Indonesia memiliki berbagai unsur budaya, agama serta ras. Moderasi beragama sendiri merupakan konsepsi yang dapat membangun sikap toleran guna memperkuat kesatuan dan persatuan suatu bangsa. Para kaum milenial berperan penting dalam memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa. Edukasi berbasis moderasi beragama perlu ditanamkan pada para remaja. Buku ini membahas tentang bagaimana moderasi beragama dapat direalisasikan diberbagai bidang, seperti dibidang pendidikan Matematika, IPS, PAI, PGMI, bidang ekonomi, hukum syariah, serta akidah dan filsafat. Buku ini juga membahas persoalan tentang bagaimana perilaku masyarakat dalam membumikan moderasi beragama untuk kalangan santri, dan anak-anak usia dini. www.guepedia.com Email : [email protected] WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys

Bunga Rampai: Edukasi Moderasi Beragama di Tengah Pluralitas Masyarakat Penulis : Misroh Sulaswari, M.Pd, Laila Nor Indah, Zuni Fatul Amaroh, Bagus Sadewo, Adi Khoirul Anam, Mulyani Putri Wulandari, Miftahul Anam, Moh.

MODUL MODERASI BERAGAMA PUSAT PENGEMBANGAN MODERASI BERAGAMA (PKMB) UIN RADEN INTAN LAMPUNG

Moderasi beragama adalah salah satu misi Kementerian Agama yang harus diwujudkan saat ini. Untuk mewujudkan misi tersebut, Kementerian Agama telah mendorong lembaga pendidikan untuk turut ambil bagian di dalamnya

Moderasi beragama adalah salah satu misi Kementerian Agama yang harus diwujudkan saat ini. Untuk mewujudkan misi tersebut, Kementerian Agama telah mendorong lembaga pendidikan untuk turut ambil bagian di dalamnya

Moderasi Beragama Reproduksi Kultur Keberagamaan Moderat di Kalangan Generasi Muda Muslim

Lembaga pendidikan Islam merupakan tempat yang sangat vital bagi proses transmisi pengetahuan dan transmutasi kultur keberagamaan. Di tengah gencarnya upaya pemerintah dalam mempromosikan narasi diplomatik sebagai model negara Muslim demokratis, yang menjunjung tinggi nilai-nilai pluralisme agama dan toleransi, maka eksistensi dan peran lembaga pendidikan Islam semakin tidak bisa dinafikan. Karena itulah, hadirnya buku hasil kajian Sdr. Nur Kafid ini sangat penting. Selain dapat memperkaya rujukan bagi kajian keislaman Indonesia kontemporer, juga dapat menjadi inspirasi bagi upaya penguatan kultur keberagamaan moderat di lingkungan pendidikan. ÑProf. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag. Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Ditjend Pendis, Kemenag RI Buku ini merupakan hasil pergulatan akademik penulis di tengah kecenderungan semakin menguatnya paham, sikap dan perilaku keberagamaan yang intoleran hingga radikal-ekstrem di Indonesia, terutama di kalangan generasi muda muslim. Untuk itu, hadirnya buku ini sangatlah penting untuk dijadikan sebagai rujukan bagi para akademisi maupun praktisi yang konsen dalam bidang kajian keislaman, terutama yang berkelindan dengan tren keberagamaan generasi muslim milenial. ÑProf. Dr. Zulkifli, MA. Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kaum muda dan dunianya selalu jadi topik menarik. Apalagi ekspresi keagamaan mereka. Dalam konteks moderasi beragama juga begitu, implementasinya pada generasi muda perlu diperhatikan seperti yang dirangkum di buku ini. Menyambut kehadiran buku ini, saya memiliki optimisme kuat. Bahwa ini merupakan perkembangan menarik dan menggembirakan tentang keberlanjutan moderasi beragama di Indonesia. ÑSavic Ali Ketua PBNU dan Founder Islami.co

Karena itulah, hadirnya buku hasil kajian Sdr. Nur Kafid ini sangat penting.

Respons Islam atas Moderasi Beragama dan Multikulturalisme

Satu keniscayaan moderasi dan multukultural menjadi solusi bersama untuk dipertimbangkan dalam membangun keberagamaan di Indonesia. Banyaknya agama, ras, dan suku menjadi pertimbangan penting dalam mengambil dua pola tersebut sebagai pijakan kehidupan beragama di negara Indonesia. Meski tawaran itu menarik untuk terciptanya harmonisasi antaranak bangsa, tetapi belum semuanya mampu menerimanya dengan lapang dada, terutama para agamawan yang masih mempertahankan pola lama, tidak mau bergeser dari tradisi lama menuju tradisi baru. Kajian keilmuan tentang moderasi dan multikulturalisme sebenarnya sudah lama didengungkan, tetapi sampai sejauh ini belum tuntas. Tidak sedikit orang-orang beragama yang memicingkan mata ketika mendengar moderasi beragama, karena dianggap berseberangan dengan agamanya atau jika tidak demikian dianggapnya sebagai bentuk kebablasan dalam beragama. Paling sederhana, jika ada tokoh muslim masuk gereja untuk kepentingan diskusi atau apalah yang tidak berbau ibadah mahdhah dianggap sebagai tindakan yang tidak pantas. Cara pandang demikian berarti menunjukkan bahwa moderasi belum tuntas di kalangan masyarakat muslim. Buku ini merupakan bagian dari diskusi kecil yang diprakarsai oleh DMI Kabupaten Tuban, harapannya buku ini bisa memunculkan sikap dan pemikiran tentang pentingnya moderasi islam untuk bisa dijaga dan dihidupkan dalam kehidupan beragama, bernegera dan berbangsa, agar moderasi islam di Indonesia bisa lebih kuat dan harmonis sebagai bagian dari misi Islam Rahmatan lil ‘Alamiin.

Satu keniscayaan moderasi dan multukultural menjadi solusi bersama untuk dipertimbangkan dalam membangun keberagamaan di Indonesia.