Sebanyak 38355 item atau buku ditemukan

Aktivis Jurnalistik Sekolah

Salah satu tuntutan keberhasilan pendidikan di abad 21 adalah lahirnya lulusan yang memiliki sikap kritis, kreatif dan memiliki daya saing baik untuk tingkat global maupun internasional. Upaya untuk melahirkan lulusan yang memiliki sikap kritis, kreatif dan memiliki daya saing bukan saja dilakukan dengan peningkatan pendidikan karakter dan meningkatkan efektivitas pembelajara, namun juga dengan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengekpresikan diri dan sekaligus melakukan ekplorasi atas bakat minat dan kemauan. Salah satu yang diyakini mampu mengembangkan sikap kritis, kreatif tersebut adalah melalui kegiatan ektra kurikuler Jurnalistik. Banyak tokoh di Indonesia yang lahir dari mereka yang sebelumnya adalah aktivis sekaligus jurnalis sekolah. Sikap kritis yang mereka miliki banyak ditempa melalui kegiatan jurnalistik di sekolah baik dalam bentuk kegiatan penyusunan Koran Dinding, Majalah Dinding maupun penerbitan khusus sekolah. Salah satu sikap yang paling menonjol yang terbangun di kalangan akitvis jurnalis sekolah adalah sikap demokratis, menjunjung tinggi kebenaran, dan pantang menyerah atau ulet. Buku ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada guru, serta siswa tentang bagaimana kehidupan para jurnalis dan sekaligus memberikan panduan bagi mereka untuk memahami secara lebih seksama bagaimana menjadi seorang jurnalis. Ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi mereka yang memiliki cita-cita untuk terjun sebagai seorang jurnalis sesungguhnya setelah mereka menyelesaikan pendidikan. Buku ini sesungguhnya adalah pengalaman penulis selama hampir tiga dasa warsa menggeluti dunia jurnalistik dengan segala suka duka yang ada di dalamnya.

Buku Aktivis jurnalistik sekolah ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.

Jurnalistik Sedetik: Kiat Memotret Olahraga untuk Laporan

"""Untuk membuat foto olahraga yang eventnya diselenggarakan secara resmi, mensyaratkan peralatan kamera dan lensa yang canggih, guna menjinakkan aksi-aksi atlet yang berlangsung dalam hitungan detik dari kejauhan. Berbagai faktor mengenai teknis pemotretan agar mampu menangkap aksi-aksi atlet pun juga harus dikuasai. Namun tanpa adanya pengetahuan dan pengalaman yang cukup mengenai olahraganya, konsentrasi dan antisipasi, serta perhitungan yang baik dalam menekan tombol pelepas rana kamera – memotret olahraga yang sudah menggunakan peralatan canggih – menjadi sia-sia. Buku ini menawarkan dengan secara kurang lebih lengkap, berbagai trik pemotretan olah raga agar bisa menghasilkan foto yang bercerita dan layak berita."""

"""Untuk membuat foto olahraga yang eventnya diselenggarakan secara resmi, mensyaratkan peralatan kamera dan lensa yang canggih, guna menjinakkan aksi-aksi atlet yang berlangsung dalam hitungan detik dari kejauhan.

Foto Jurnalistik

"""Barangsiapa yang tersesat dalam rimba belantara fotografi jurnalistik Indonesia, segera temukan kunci wasiat untuk menguaknya—kunci yang mengantar kita ke ujung labirin dunia jurnalisme visual yang penuh rambu buram nan misterius. Buku ini menghamparkan peta jalan menuju oase fotografi jurnalistik yang disajikan dengan canggih dari catatan sejarah global dan di tanah air, baik ditinjau dari pendekatan teknis visual maupun kandungan profesionalnya. Kita berutang dahaga pengetahuan kepada Taufan, yang telah bersusah payah mengisi kelangkaan referensi jurnalisme fotografi Indonesia yang selama ini telah alpa dilakukan oleh para pelaku industri pers, yang raksasa sekalipun, di tanah air. — Oscar Motuloh, Galeri Foto Jurnalistik Antara Ini adalah sebuah buku paling komprehensif dan terkini yang mengupas tentang foto jurnalistik. Pembahasannya terstruktur dengan baik dan beralur rapi, sehingga memudahkan siapa pun untuk memahami soal wartawan foto dan foto jurnalistik. Sebaiknya buku ini menjadi buku wajib bagi dosen dan mahasiswa jurusan jurnalistik, serta referensi bagi siapa pun yang ingin tahu soal foto jurnalistik. — Beawiharta, Fotografer REUTERS Bacaan yang menarik, bermanfaat, dan wajib dibaca fotografer yang ingin terjun ke dunia foto jurnalistik secara total. Dengan pemaparan yang menyeluruh dan mendetail, buku ini memudahkan pembaca memahami seluk beluk dunia foto jurnalistik dan penerapannya di lapangan. — Agus Susanto, KOMPAS Ini buku keren! Karya jurnalis foto yang tak hanya piawai memotret tetapi juga cakap menulis buku tentang foto jurnalistik. Namanya Taufan Wijaya. — Eko Maryadi, Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) 2011-2014 Suatu riset yang tekun telah berhasil menghadiahkan buku ini kepada khalayak pelajar, mahasiswa, praktisi, dan pemerhati fotografi jurnalistik. Ini adalah bacaan yang bermanfaat, terutama kini, kala media sosial dan tren jurnalisme warga mengemuka, kala perkembangan teknologi dan evolusi media pemberitaan membuat peran fotografi jurnalistik sebagai pengantar berita dan cerita kembali diwacanakan. — Reynold Sumayku, National Geographic Indonesia Taufan Wijaya menerangkan kekuatan foto dalam jurnalisme—dari sejarah 1877 ketika satu harian New York pertama kali menggunakan foto sampai 2010 ketika seorang fotografer dengan jeli merekam Gayus Tambunan, seorang terpidana yang tengah ditahan di Jakarta namun bisa menyaksikan pertandingan tenis di Bali. — Andreas Harsono, Yayasan Pantau"""

Ini adalah bacaan yang bermanfaat, terutama kini, kala media sosial dan tren jurnalisme warga mengemuka, kala perkembangan teknologi dan evolusi media pemberitaan membuat peran fotografi jurnalistik sebagai pengantar berita dan cerita ...

Environment, Social Justice, and the Media in the Age of the Anthropocene

Environment, Social Justice, and the Media in the Age of Anthropocene addresses three imminent challenges to human society in the age of the Anthropocene. The first challenge involves the survival of the species; the second the breakdown of social justice; and the third the inability of the media to provide global audiences with an adequate orientation about these issues. The notion of the Anthropocene as a geological age shaped by human intervention implies a new understanding of the human context that influences the physical and biological sciences. Human existence continues to be affected by the physical and biological reality from which it evolved but, in turn, it affects that reality as well. This work addresses this paradox by bringing together the contributions of researchers from very different disciplines in conversation about the complex relationships between the physical/biological world and the human world to offer different perspectives and solutions in establishing social and environmental justice in the age of the Anthropocene.

Here are two stanzas from his 1852 composition, “Massa's in de Cold Cold
Ground,” which portray the bond between Master and Slave as a loving one:
Massa make de dark-eyes love him, Cayse he was so kind, Now, dey sadly weep
above ...

Black English and the Mass Media

Based upon a thorough understanding of the evolution of Black English and the development of American Culture, Black English and the Mass Media integrates mass communications / journalism and linguistics within a broad theoretical and historical framework. From analysis of the mass media, Dr. Brasch develops a major new theory to explain the historical development of Black English, which he identifies as a valid dialect, and to present a hypothesis that may explain historical development of genre.

The speech Cuff gives to the society includes a number of linguistic
inconsistencies , but also a number of linguistic rules : “ Massa shentimen ; I be
cash crab in de Wye river ; find ting in de mud ; tone big a man ' s foot : holes like
to he ; fetch ...

Money Use in Late Pre-colonial India and the International Trade in Currency Media

Thus a coin of I tola weight would mean 3200 coins per maund of copper ; a coin
( or paisa ) of 10 massa ( 12 massa - I tola ; 1 massa = 1.0075 grams ) would
mean 3840 coins per maund ; a paisa of 9.5 massa would mean 4042 coins per ...

Perhubungan media di Malaysia (Penerbit UM)

Perhubungan media merupakan aspek yang penting dalam strategi komunikasi sesebuah organisasi. Dengan demikian, amat kritikal bagi pengamal perhubungan awam untuk membina hubungan yang berkesan dengan personaliti media. Penulisan ini berfokus pada amalan perhubungan media di Malaysia dengan memberi tumpuan kepada empat isu iaitu polisi organisasi korporat, amalan etika kewartawanan, persepsi editor dan bahan perhubungan media. Kaedah analisis kandungan digunakan untuk menganalisis bahan-bahan siaran media yang diterima oleh dua organisasi media iaitu sebuah akhbar harian dan sebuah stesen televisyen. Selain itu, temubual mendalam dilaksanakan untuk menganalisis pendapat para editor akhbar harian, stesen televisyen dan agensi berita mengenai amalan perhubungan media. Analisis menunjukkan para editor media berpegang kepada polisi organisasi dalam urusan perhubungan media dan seakan-akan tidak dipengaruhi oleh pengamal perhubungan awam. Berdasarkan analisis didapati pihak berkuasa politik dan pengiklan mempunyai pengaruh kuat ke atas polisi organisasi korporat yang mungkin memberi kesan pada amalan perhubungan media. Dapatan menunjukkan para editor berpandu kepada kod etika profesional dalam membuat liputan secara adil dan saksama. Walaupun pemberian hadiah oleh pengamal perhubungan awam kepada para editor dilihat sebagai kebiasaan dalam perhubungan media, namun amalan pemberian ini tidak mempengaruhi keputusan editorial. Analisis juga mendapati para editor mengakui keprofesionalan pengamal perhubungan awam dari segi format dan gaya persembahan bahan siaran media, termasuk kepelbagaian kandungan yang memenuhi jangkaan mereka. Pelbagai faktor mempengaruhi perhubungan media termasuk kurangnya hubungan interpersonal oleh para pengamal perhubungan awam dengan para editor media massa. Oleh itu, hubungan baik perlu dimantapkan dalam usaha memperbaiki liputan aktiviti, dan seterusnya untuk membina kepercayaan publik kepada organisasi.

Individu yang mempunyai kuasa politik boleh mengarahkan editor-editor media
massa membuat liputan untuk isu-isu tertentu atau mengeluarkan arahan
menghalang editor daripada membuat sesuatu liputan media berkaitan sesuatu
isu, ...

Visual Media in Indonesia

Video Vanguard

In the age of digital communication and global capitalism, people’s mental, social and natural environments are interconnected in complex and often unpredictable ways. This book focuses on the visual media, one of the key factors in shaping the contemporary ecology of colliding environments. Case-studies include video artists, community media activists, television programme makers and literary authors in the fourth most populous country in the world, Indonesia. The author demonstrates that these actors are part of an international creative and social vanguard that reflect on, criticise and rework the multidimensional impact of the visual media in imaginative and innovative ways. Their work explores alternative and more sustainable presents and futures for Indonesia and the world. This research is urgent and timely, as Indonesia has emerged in recent years as one of the world’s most vibrant hubs for contemporary art and media experimentation. Using an innovative interdisciplinary framework of visual culture analysis that derives from a wide range of academic fields, the book will be of interest to academics in the field of Southeast Asian Studies, Media Studies, Cultural Studies and Art History, Anthropology and Sociology.

Budaya massa dan pergeseran masyarakat [Mass culture and the shift of society]
. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Wardhana, Veven Sp. 1997a.
Kapitalisme televisi dan strategi budaya massa [Television capitalism and the
strategy of ...

A Treatise on therapeutics, and pharmacology, or materia media v.2

pris See Jae Farra Att denne of massa ar laustre en placed iritzat per fare with its
bene si persoa ; tot it sboz be keer the mag pins and sit s be permitted to occssia
ng paas it an irritaiing cards Toese inea registres maT en be corrected Iron ...