Sebanyak 41483 item atau buku ditemukan

Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling

Buku ini diberi judul “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling” yang merupakan rangkuman dari berbagai referensi dan sumber bacaan. Dengan adanya buku ini, diharapkan bisa menjadi bahan acuan dan dapat memberikan gambaran terkait tentang bagaimana hakikat, konsep sampai dengan perkembangan bimbingan dan konseling saat ini serta penerapannya dalam dunia Pendidikan. Buku ini akan membahas lebih detail tentang: Bab 1 Hakikat Bimbingan Konseling Bab 2 Landasan Layanan Bimbingan dan Konseling Bab 3 Ruang Lingkup Bimbingan Konseling Bab 4 Perkembangan Bimbingan Konseling Bab 5 Persoalan-Persoalan BK di Sekolah Bab 6 Bimbingan dan Konseling Lintas Budaya Bab 7 Sasaran Bimbingan dan Konseling

Buku ini diberi judul “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling” yang merupakan rangkuman dari berbagai referensi dan sumber bacaan.

Kumpulan Soal Tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Guru Bimbingan Konseling

Kumpulan Soal Tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Guru Bimbingan Konseling PENULIS: Taufik Hidayat Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-281-762-3 Terbit : Agustus 2020 Sinopsis: Setelah dinyatakan lulus SKD, maka peserta akan melaksanakan tes yang ketiga yaitu Seleksi kompetensi bidang (SKB). Pada tahap Seleksi kompetensi bidang (SKB) ini para pelamar akan diuji sebatas mana kemampuan bidang nya karena soal Seleksi kompetensi bidang (SKB) adalah soal-soal berkaitan dengan bidang jurusannya. jadi Seleksi kompetensi bidang (SKB) setiap jurusan pasti beda soal. Soal-soal Seleksi kompetensi bidang (SKB) mencakup wawasan seorang guru dalam bidang pengajaran dan juga mencakup wawasan seorang pendidik ataupun formasi lainnya dalam memberikan ilmu pengetahuan dan pendidikan terhadap anak didiknya. materi dalam Seleksi kompetensi bidang (SKB) ini berkaitan dengan kompetensi, kemampuan dan kecakapan seorang tenaga pengajar. Buku ini akan membantu dan mempermudah kalian yang akan menghadapi Tes SKB CPNS Guru Bimbingan Konseling karena berisi tentang Panduan Umum Tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Pendidik, Soal Tes Pedagogik, Soal dan Kunci SKB Bimbingan Konseling, Latihan Soal SKB Bimbingan Konseling www.guepedia.com Email : [email protected] WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys

Kumpulan Soal Tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Guru Bimbingan Konseling PENULIS: Taufik Hidayat Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-281-762-3 Terbit : Agustus 2020 Sinopsis: Setelah dinyatakan lulus SKD, maka peserta akan melaksanakan tes ...

B-KESPRO: Bimbingan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja

B-kespro adalah sebuah buku pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang berisi berbagai aspek dalam kesehatan reproduksi remaja. Buku ini terdiri atas 2 bagian, yaitu buku materi untuk siswa/remaja dan buku panduan pelaksanaan bimbingan untuk praktisi/guru bimbingan konseling/ konselor sekolah. Materi yang dikembangkan di buku ini telah melalui proses revisi dan uji coba. Dalam buku ini diuraikan materi tentang a) tumbuh kembang remaja (fisik dan psikologis), b) alat, sistem, dan fungsi reproduksi, c) seks bebas (pengertian, bentuk, faktor penyebab, dan dampaknya), d) pengendalian diri dari perilaku seks bebas (cara meningkatkan kualitas pribadi, konsep diri dan keterampilan berkomunikasi remaja), e) etika moral dan norma sosial dalam pergaulan, f) tanggung jawab remaja dan keluarga. Semoga buku ini dapat memudahkan praktisi bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan bimbingan kesehatan reproduksi remaja serta dapat bermanfaat bagi remaja secara umum dalam rangka memperoleh informasi yang tepat mengenai kesehatan reproduksi remaja dan diharapkan remaja bisa menghindarkan diri dari perilaku seks bebas.

Semoga buku ini dapat memudahkan praktisi bimbingan dan konseling dalam ... Menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Gunung Sari I , SD Negeri 5 Wua ...

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Menurut Horisin (2007) bimbingan dan konseling sering dimaknai secara tidak tepat oleh sebagian orang bahkan oleh praktisi bimbingan konseling sendiri. Dengan kata lain sering muncul persepsi negatif tentang bimbingan konseling dari sebagian kepala sekolah, pengawas, pegawai, guru-guru, siswa bahkan guru pembimbing sendiri. Beberapa kesalahan itu menurut Prayitno (Tohirin 2007) yaitu : 1. Bimbingan dan koseling disamakan saja dengan pendidikan, sehingga bimbingan konseling tidak diperlukan kerena di sekolah telah tempat diselenggaralannya pendidikan, sehingga dengan sendirinya bimbingan konseling telah masuk kedalam proses pendidikan tersebut. Sekolah tidak perlu melaksanakan pelayanan bimbingan konseling secara mandiri, tetapi mantapkan saja pengajaran sebagai pelaksanaan nyata dari usaha pendidikan. 2. Bimbingan konseling dipisahkan dari pendidikan. Pelayanan bimbingan konseling dianggap harus benar-benar dilaksanakan secara khusus oleh tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya dan secara nyata harus dibedakan dari praktik pengajaran dan pendidikan. 3. Guru pembimbing atau konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah yang tugasnya menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin dan keamanan sekolah. Anggapan tersebut muncul karena sering muncul fakta-fakta di mana guru pembimbing diberikan tugas mengusut perkelahian antar siswa, pencurian di kelas, mengintrogasi siswa yang bersalah dan menghukum siswa yang melakukan kesalahan. 4. Bimbingan konseling dianggap semata-mata proses pemberian nasihat. Selain pemberian nasihat, umumnya siswa membutuhakan hal lain sesuai dengan masalah yang dihadapinya, yang memerlukan pelayanan lain seperti pemberian informasi, penempatan, penyaluran, bimbingan belajar dan pelayanan khusus. 5. Bimbingan konseling dibatasi hanya menangani masalah yang bersifat insidental (waktu tertentu saja) yaitu pada saat siswa mendapatkan masalah. Padahal bimbingan konseling menjangkau dimensi waktu yang bukan hanya waktu sekarang, namun juga masa lalu dan masa yang akan datang, karena biasanya masalah yang dihadapi siswa sekarang ini berkaitan dengan masa lalu dan akan berdampak pada masa yang akan datang. 6. Bimbingan konseling hanya untuk siswa tertentu saja. Khusus pada anak-anak yang memiliki keistimewaan seperti karena warna kulit, status atau kekayaan. Hakikatnya bimbingan konseling diberikan kepada individu atau kelompok yang memerlukannya. Tidak boleh ada diskriminasi terhadap siswa dalam pelayanan bimbingan konseling. 7. Bimbingan konseling melayani orang sakit atau orang yang kurang normal adalah merupakan anggapan yang kurang tepat. Bimbingan konseling melayani orang yang normal dan sehat yang mengalami suatu masalah tertentu. Jika ada siswa yang mengalami masalah fisik (sakit) maka yang ia akan menjadi pasien dokter dan jika mengalami masalah psikis seperti gangguan jiwa yang atau stres maka sebaiknya menjadi pasien psikolog. 8. Bimbingan konseling bekerja sendiri. Hal tersebut merupakan anggapan yang keliru karena bimbingan konseling terintegrasi dengan program pendidikan dan pembelajaran lainnya di sekolah. Oleh karena itu guru pembimbing harus bekerja sama dengan orang-orang yang dapat membantu menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sisiwa seperti bekerja sama dengan orang tua, guru, teman di sekolah dan di luar sekolah. 9. Konselor harus aktif dan siswa harus pasif adalah anggapan yang tidak tepat, karena proses pelayan bimbingan konseling bukan hanya menuntut keaktifan dari konselor, namun juga menuntut keaktifan dari siswa. 10. Bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siap saja. Ini merupakan anggapan yang keliru karena pelayanan bimbingan konseling dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan yang mengikuti teori, tujuan, metode dan asas tertentu. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. 11. Bimbingan konseling berpusat pada keluhan saja, juga merupakan anggapan yang keliru, karena pemberian layanan bimbingan konseling memang diawali dengan melihat gejala atau keluhan awal yang disampaikan oleh siswa. Tetapi seorang konselor apabila pembahasanya dikembangkan, sering kali ternyata masalah yang sebenarnya lebih kompleks dari yang disampaikan oleh keluhan pertama siswa, sehingga pemberian bantuan harus dipusatkan kepada masalah yang sebenarnya. Konselor harus mampu menyelami sedalam-dalamnya masalah siswa yang sebenarnya. 12. Bimbingan konseling harus memiliki hasil yang harus segera dilihat. Anggapan tersebut adalah merupakan anggapan yang keliru, karena pelayanan bimbingan konseling berkenaan dengan aspek-aspek psikis dan tingkah laku, yang tidak semudah membalik telapak tangan, yang kemungkinan hasil bimbingan tidak langsung terlihat. 13. Bimbingan konseling menggunakan pemecahan masalah yang sama kepada semua siswa. Padahal sebenanya setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Masalah yang sama dialami oleh dua orang yang berbeda kemungkinan akan menuntut cara pemecahan yang berbeda. 14. Bimbingan konseling memusatkan pada pengunaan instrumen. Ini merupakan anggapan salah karena instrumen hanyalah merupakan alat bantu dalam melakukan bimbingan konseling. Intrumen tersebut tidak boleh mengganggu, menghambat bahkan melumpuhkan usaha pelayanan bimbingan konseling. Artinya dengan instrumen atau tampa instrumen , usaha bimbingan pelayanan bimbingan konseling tetap harus dilakukan.

Bimbingan dan koseling disamakan saja dengan pendidikan, sehingga bimbingan konseling tidak diperlukan kerena di sekolah telah tempat diselenggaralannya pendidikan, sehingga dengan sendirinya bimbingan konseling telah masuk kedalam proses ...

Model Asesmen Pembelajaran Kooperatif: Strategi Menjawab Tantangan

Buku ini memperkenalkan metode baru bagi guru-guru yang menerapkan pembelajaran kooperatif. Landasan pokok terciptanya metode ini adalah prinsip kesesuaian. Harus ada kesesuaian antara metode pembelajaran yang diterapkan di kelas dengan cara menilai hasil metode. Singkat kata, harus ada kesesuaian antara pembelajaran dan cara menilai hasil pembelajaran. Ketika pembelajaran kooperatif yang menekankan kerja kelompok telah diterapkan, penilaian hasil kerja kelompok pun harus menjadikan ‘kelompok’ menjadi kunci penilaian. Pengalaman penulis dan juga hasil penelitian penulis dalam memantapkan metode baru ini menunjukkan ketimpangan yang cukup nyata yang terjadi di dunia pendidikan kita. Ketika preferensi terhadap pembelajaran kooperatif tinggi dan sudah diterapkan di kelas, penilaian terutama pada penilaian hasil kerja kelompok yang bersifat tes formatif masih bersifat konvensional. Penilaian yang diterapkan belum memiliki ‘roh’ kelompok. Karena pada dasarnya metode diciptakan dengan segala kekurangan dan kelebihannya masing-masing, penulis percaya satu hal: di tangan guru yang berwawasan ‘agen perubahan’ serta di tangan guru yang punya identitas dan integritas, kekurangan metode ini akan ‘tinggal diam’ dalam teori. Seperti kata bijak Parker J. Palmer (2007) “Good teaching cannot be reduced to technique; good teaching comes from the identity and integrity of the teacher.” Selamat mencoba metode baru yang tampil dalam beberapa model yang kami persembahkan dalam buku ini.

Buku ini memperkenalkan metode baru bagi guru-guru yang menerapkan pembelajaran kooperatif.

Surat Kabar Guru Belajar 29: Asesmen Formatif sebagai Upaya Merawat Kemerdekaan Belajar

Asesmen sebagai belajar menjadi kunci dalam merawat kemerdekaan belajar. Asesmen sebagai belajar, atau dalam kesehariannya disebut asesmen formatif, menjadi penting karena hasilnya menunjukkan kemajuan belajar bagi guru maupun bagi murid. Dengan pemahaman terhadap kemajuan belajar tersebut, guru dan murid dapat melakukan penyesuaian strategi belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar.

Praktik Baik Pembelajaran Students' Movie Project: Sarana Asesmen Formatif Guru dan Pameran Karya Murid Menerapkan pembelajaran yang dapat membangun dan mengembangkan kompetensi serta kreativitas murid merupakan tujuan keberlanjutan ...

Super Sukses AKM SMA MAK (Asesmen Kompetensi Minimum SMA MAK) Bumi Aksara

Literasi Membaca dan Numerasi Berdasarkan Panduan Penilaian Kemdikbud

ebagaimana sudah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Indonesia, mulai tahun 2021 Ujian Nasional (UN) tidak lagi diselenggarakan. Sebagai pengganti UN, diadakan Asesmen Nasional. Asesmen Nasional bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Asesmen Nasional dilakukan untuk mengevaluasi kinerja satuan pendidikan dan sekaligus menghasilkan informasi perbaikan kualitas belajar-mengajar, yang kemudian diharapkan berdampak pada karakter dan kompetensi siswa. Asesmen Nasional terdiri atas tiga komponen, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter (SK), dan Survei Lingkungan Belajar. Untuk mengenalkan AKM kepada guru dan siswa maka kami menyiapkan sebuah buku soal AKM, yaitu Super Sukses AKM. Super Sukses AKM SMK/MAK merupakan buku soal AKM yang memuat komponen literasi membaca dan numerasi. Soal-soal AKM dalam buku ini mengacu pada soal PISA (Programme for International Student Assessment) dan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) yang dapat digunakan oleh siswa untuk menghadapi Asesmen Kompetensi Minimum. Mata pelajaran SMK/MAK akan terintegrasi pada soal-soal literasi membaca dan numerasi, sehingga semua siswa dapat memahaminya. Pada soal- soal AKM dalam Super Sukses AKM SMK/MAK ini menuntut siswa untuk menggunakan logika dan analisis keterampilan berpikir tingkat (HOTS, Higher Order Thinking Skills) untuk memahami makna dari soal. Soal AKM literasi membaca dan numerasi terdiri atas beberapa paket, sehingga siswa dapat mengerjakannya secara bertahap. Pada bagian akhir buku, kami juga memberikan beberapa contoh survei karakter, yang dapat dijadikan pedoman oleh siswa dalam menghadapi Survei Karakter.

Dari pelaksanaan sertifikasi kompetensi dan tes TOEIC bekerja sama dengan ... sambutannya secara virtual menyampaikan serapan lulusan pendidikan vokasi di ...

Panduan Asesmen Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar

Pendidikan Anak

Program Magister Pendidikan Khusus Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, ... Teknik asesmen, instrumen tes, dan prosedur pelaksanaan dapat ...

ASESMEN OLAHRAGA

buku yang berjudul “Asesmen Olahraga” Tujuan dari penyusunan buku ini adalah untuk memudahkan para mahasiswa pendidikan olahraga, pendidikan kepelatihan olahraga, dan pelatih olahraga maupun guru pendidikan jasmani dalam memahami bagaimana cara mengevaluasi dan menganalisis hasil latihan, hasil belajar, dan hasil pertandingan yang kesannya cukup rumit sehingga menjadi lebih mudah.

buku yang berjudul “Asesmen Olahraga” Tujuan dari penyusunan buku ini adalah untuk memudahkan para mahasiswa pendidikan olahraga, pendidikan kepelatihan olahraga, dan pelatih olahraga maupun guru pendidikan jasmani dalam memahami ...