Sebanyak 5 item atau buku ditemukan

Responsivitas dan Akuntabilitas Organisasi Publik

Teori dan Implementasi

Tujuan penyusunan buku ini adalah untuk memperkaya khasanah bacaan responsivitas dan akuntabilitas sektor publik dalam paradigma administrasi publik. Tujuan lainnya adalah untuk membantu para mahasiswa di dalam memahami konsep-konsep responsivitas dan akuntabiltas sektor publik. Buku ini juga berupaya menjembatani pemahaman konsep responsivitas dan konsep akuntabilitas publik dengan dunia praktik khususnya di lingkungan pemerintah daerah. Sehingga pada dasarnya buku ini pembahasanya lebih fokus pada beberapa konsep yang berkembang di sektor publik terkait responsivitas dan akuntabilitas. Materi pembahasan buku ini terdiri atas 11 (sepuluh) bab. Dalam buku ini digambarkan dan diuraikan contoh kasus pada pemerintah daerah di Provinsi Gorontalo yang berkaitan dengan bagaimana kondisi nyata tingkat responsivitas dan akuntabilitas rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada publik. Mengapa daerah Gorontalo menjadi objek yang diteliti karena Provinsi Gorontalo merupakan salah provinsi baru pemekaran dari Provinsi Sulawesi Utara yang tingkat pertumbuhan ekonominya yaitu 6,74% sedangkan Provinsi Sulawesi Utara yaitu 6,32%. Untuk rata-rata nasional, pertumbuhan Provinsi Gorontalo berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 5,1%. Namun hasil penilaian lembaga formal seperti Kementerian PAN-RB justru tingkat akuntabilitasnya rendah. Kondisi ini merupakan sebuah anomali dalam pembangunan yang mengusung demokrasi. Realitas dari anomali ini harus bisa terpecahkan di dalam sebuah strategi dan arah kebijakan yang tepat bagi setiap daerah kabupaten/kota yang ada di wilayah Provinsi Gorontalo.

Tujuan penyusunan buku ini adalah untuk memperkaya khasanah bacaan responsivitas dan akuntabilitas sektor publik dalam paradigma administrasi publik.

Pendidikan dan Promosi Kesehatan

Teori dan Implementasi di Indonesia

Era paradigma sehat dicanangkan oleh Presiden RI pada 1 Maret 1999 sebagai Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan yang menjadi landasan visi, misi, dan strategi pembangunan kesehatan. Secara mikro, paradigma sehat berarti pembangunan kesehatan harus ditekankan pada upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Istilah promosi kesehatan di dunia baru muncul pada tahun 1980-an, sedangkan di Indonesia baru muncul pada tahun 1990-an. Sebelum itu, promosi kesehatan lebih dikenal dengan istilah pendidikan kesehatan, penyuluhan kesehatan, komunikasi kesehatan sebagai komunikasi-informasi-edukasi (KIE), pemasaran sosial, penggerakan peran serta masyarakat, dan lain-lain. Kementerian Kesehatan RI mendefinisikan promosi kesehatan sebagai proses pemberdayaan atau pemandirian masyarakat untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan sehat. Promosi kesehatan dipandang sebagai kombinasi dari kegiatan pendidikan kesehatan dan penerapan kebijakan publik yang sehat. Pendidikan kesehatan berfokus pada pembangunan kapasitas individu (building individuals' capacities) melalui pendidikan, teknik motivasi, pembangunan keterampilan, dan peningkatan kesadaran (consciousness-raising). Kebijakan publik yang sehat menyediakan dukungan lingkungan (environmental support) yang akan mendorong dan meningkatkan perubahan perilaku (behaviour change). Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman implementasi penulis dalam teori pendidikan dan promosi kesehatan selama puluhan tahun.

Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman implementasi penulis dalam teori pendidikan dan promosi kesehatan selama puluhan tahun.

PROPHETIC LEADERSHIP DALAM PENDIDIKAN

(Teori dan Implementasinya; Belajar Dari Kepala SMK Bina Insani Mulia Dukupuntang Cirebon)

Bahwa para Nabi dan Rasul utusan Allah adalah sebuah kebenaran yang tak terbantahkan termasuk Nabi Muhammad SAW. yang dalam konteks al-Quran disebut sebagai uswatun hasanah, teladan, proto type bagi umatnya termasuk dalam konteks kepemimpinan dengan sifat Sidiq, amanah, tabligh dan fathanah yang melekat padanya. Tetapi dalam implementasi kepemimpinan, kita yang notabenenya umat Islam terkadang terjebak pada pola kepemimpinan yang kapitalis, hedonis, serba instant dengan tanpa 'menghadirkan Tuhan'. Sebagai seorang pemimpin, jangan menjadi orang yang 'rabun dekat’, kita ingin mengadopsi kepemimpinan dari berbagai tokoh, sementara dalam Islam sudah sangat jelas ada pada diri Nabi Muhammad SAW. Sehingga jika Nabi sebagai teladan, maka bisa diadaptasi walau tidak sesempurna apa yang dilakukan oleh Nabi misalnya ini dilakukan oleh khulafur Rasyidin dan juga Umar bin Abdul Aziz. Ilustrasi keagungan Nabi dalam berbagai aspek termasuk dalam kepemimpinannya bukan upaya untuk kembali ke zaman sahabat di masa lalu. Tetapi sebuah upaya untuk menengok khazanah Islam dengan menerapkan prinsip-prinsip hidup sesuai dengan esensi Islam dan mengkontekstualisasikannya di era modern. Maka ini sebuah upaya untuk kembali ke teks dan mendialogkan teks dengan realita sehingga esensi kebenaran teks sebagai pedoman sepanjang zaman semakin kuat resonansinya. Prinsip-prinsip Islam mampu berdiri tegak di bumi Allah dengan merangkul dan memberikan kemanfaatan serta rahmat pada seluruh umat. Di tengah sikap paradoks pemimpin kita yang terjebak pada pola hedonis, kapitasi, instant dan hanya memikirkan 'balik modal’ ketimbang memikirkan kesejahteraan yang dipimpinnya dalam konteks pendidikan, temuan ICW bahwa Kepala sekolah sudah menjadi bagian dari birokrasi yang lebih loyal kepada atasan (Bupati/Wali kota, Kepala Dinas) daripada memikirkan kesejahteraan bawahannya. Sungguh sangat ironis, belum lagi pemilihan pemimpin kepala daerah sekarang masuk kategori high cost. Political and Economic Consultancy (PERC) Hongkong menempatkan Indonesia sebagai negara terkorup di Asia. Masyarakat Transparansi Internasional menempatkan Indonesia sepuluh besar negara terkorup di muka bumi. Bahkan dari sisi etik, Indonesia dalam bahasa Gunnar Myrdal tergolong negara soft State, sering terjadi ketidakjelasan antara yang benar dengan salah, haq dan bathil

Bahwa para Nabi dan Rasul utusan Allah adalah sebuah kebenaran yang tak terbantahkan termasuk Nabi Muhammad SAW. yang dalam konteks al-Quran disebut sebagai uswatun hasanah, teladan, proto type bagi umatnya termasuk dalam konteks ...

Metodologi Penelitian Pendidikan

: Teori Dan Implementasi

Ilmu pengetahuan berawal dari kekaguman manusia akan alam yang dihadapi baik besar (macro cosmos) maupun alam kecil (micro cosmos). Manusia dibekali dengan hasrat ingin tahu. Sifat ingin tahu manusia telah dapat disaksikan sejak manusia itu masih kanak-kanak (Suryabrata, 2003: 2). Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan kalau dia memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakan. Pengetahuan yang diinginkan adalah pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar atau kebenaran memang secara inhern dapat dicapai manusia baik melalui pendekatan ilmiah maupun non ilmiah (akal sehat/common sense, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan dan coba-coba, pendapat otoritas dan pikiran kritis)

Pengetahuan yang benar atau kebenaran memang secara inhern dapat dicapai manusia baik melalui pendekatan ilmiah maupun non ilmiah (akal sehat/common sense, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan dan coba-coba, pendapat otoritas dan pikiran ...