Buku ini melampiaskan dinamika pendidikan dalam saduran berbagai pendekatan yang berimbang. Alquran dan hadis sebagai standar nilai dalam pendidikan Islam dirujuk secara ekstrim dalam menginterpretasikan entitas pendidikan dengan cukup luas. Sumber ajaran Islam tidak hanya pada tahapan ide, tetapi merupakan sebuah idealitas terhadap seluruh unsur pendidikan. Kekayaan nilai dalam Alquran dan Hadis digali melalui pendekatan sosial, sains, dan problematika sosial. Penulis berupaya menghadirkan Islam dalam sistem pendidikan yang subtansial, mulai dari prasyarat guru, siswa, materi, metode, hingga evaluasi. Ekstremis Islam yang banyak dimaknai parsial berikut juga weternis yang dianggap modren sama-sama dikaji dalam ruang lingkup yang berimbang. Uniknya, buku ini mengalir dengan bahasa awam, sehingga para pembaca dengan mudah dapat menangkap ide gagasan dari setiap uraian yang dimaksudkan. Kemudahan ini menjadi daya tarik untuk lebih interpretatif membuka peluang pengembangan kajian yang lebih serius.
Suryadi Nasution. TAFSIR TARBAWI Melacak Kontruksi Pendidikan dalam Alquran dan Hadis Suryadi Nasution , M.Pd Madina Publisher 2022 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Nasution, Suryadi TAFSIR TARBAWI: 4.
Modernisasi pendidikan Islam yang dilakukan dengan jalan mengadopsi sistem pendidikan Barat ternyata menimbulkan krisis dalam masyarakat Islam. Ini dikarenakan lemahnya visi atau tidak jelasnya arah pendidikan yang dilaksanakan. Tidak ada upaya menuntut ilmu tanpa spirit, dimana spirit itu sendiri tentu tidak bisa dikopi melainkan dinyatakan dalam sebuah visi diri, dunia, dan realitas yang secara ringkas dimotivasi oleh agama. Dunia pendidikan kita lemah dalam hal visi tersebut. Materi dan metodologi pendidikan yang diajarkan di dunia Islam saat ini adalah kopian dari Barat, tetapi meninggalkan visi yang menggerakkan mereka belajar di Barat. Lemahnya visi ini menjadikan mereka sebagai alat jiplakan. Secara tak sadar, materi dan metodologi tanpa spirit ini terus menerus menimbulkan proses de-Islamisasi yang mempengaruhi para pelajar dengan anggapan bahwa hal tersebut merupakan pendidikan Islam alternatif. Pada kenyataannya pola yang demikian hanya mampu melahirkan Barat sekuler yang dipoles dengan nama Islam. Mencermati hal itu, ke masa depan ummat Islam harus merumuskan sendiri pandangan dunianya (world of view) yang bersumber dari Alquran dan Hadiś. Jangan hanya ketika berbicara soal hukum dan ibadah baru kita bereferensi kepada Alquran dan Hadiś, tapi berbicara soal kesehatan, ekonomi, pemerintahan dan juga pendidikan, semestinya Alquran dan Hadits menjadi rujukan utama, karena Alquran telah mendapat jaminan dari Allah Swt., sebagai solusi dan petunjuk bagi segala bentuk permasalahan ummat manusia. Isyarat-isyarat ilmiah dan konsep-konsep normatif Islam perlu digali, dikaji dan dikembangkan, untuk selanjutnya dirumuskan menjadi kerangka teoritik bagi aplikasinya di lapangan