Sebanyak 2058 item atau buku ditemukan

Wahdat al-Wujud Ibn ‘Ata’ Allah al-Sakandari Perspektif Tasawuf Falsafi

Dari segi corak ajaran dan pembahasan, Tasawuf terbagi menjadi dua; Tasawuf Amali dan Tasawuf Falsafi. Sebagian orang beranggapan bahwa Tasawuf Falsafi adalah tasawuf yang tidak bersumber dari al-Qur’an dan Hadis. Tentu anggapan ini keliru terlebih jika menjadikan al-Shaykh al-Akbar Ibn ‘Arabi sebagai tokoh Tasawuf Falsafi. Menurut pengakuan Ibn ‘Arabi dalam karya monumentalnya al-Futuhat al-Makkiyah, apa yang dia tulis dalam karyanya tersebut tidak lain adalah hasil pemahamannya terhadap al-Qur’an. Inti Tasawuf adalah tasfiyah wa mushahadah. Penyucian jiwa dan penyaksian kepada Allah Swt. Seseorang yang berhasil menyucikan jiwanya maka dia akan mengenal Allah Swt (makrifatullah). Proses penyucian jiwa (tasfiyah) kadang dibagi menjadi dua, takhalli dan tahalli. Setelah tahap ini dilalui maka seseorang akan mengalami tajalli, nama lain dari mushahadah. Ibn ‘Arabi dianggap sebagai tokoh Sufi yang mengenalkan istilah wahdat al-wujud yang menurut penulis tidak lain adalah bentuk lain dari tajalli, mushahadah, atau makrifatullah yakni maqam spiritual yang dicapai oleh para sufi setelah mengalami fana dan baqa’. Mushahadah atau Tajalli mengambil banyak bentuk dan dijelaskan oleh para sufi dengan berbagai istilah. Al-Hallaj mengenalkan istilah hulul, Rabiah al-Adawiyah dengan konsep mahabbah, Abu Yazid dengan konsep ittihad, Imam al-Ghazali dengan konsep makrifat, Ibn ‘Arabi dengan konsep wahdat al-wujud, Suhrawardi al-Maqtul dengan ishraqiyah, Sirhindi dengan wahdat al-Shuhud, Mulla Sadra dengan Hikmah al-Muta’alliyah, Burhanpuri dengan martabat tujuh, dan Syekh Siti Jenar dengan manunggaling kawula gusti. Buku ini mencoba untuk membahas konsep wahdat al-wujud Ibn ‘Ata’ Allah al-Sakandari dalam kitab al-Hikam. Beberapa ungkapan Ibn ‘Ata’ Allah al-Sakandari dalam kitab al-Hikam dapat dikategorikan dalam wilayah pembahasan wahdat al-wujud.

Dari segi corak ajaran dan pembahasan, Tasawuf terbagi menjadi dua; Tasawuf Amali dan Tasawuf Falsafi.

Buku Saku Tasawuf

Sekurangnya selama dua dekade--di negeri-negeri maju bahkan sejak setengah abad--yang lalu, kita menyaksikan kembalinya spiritualisme atau mistisisme ke dalam kehidupan manusia modern. Demikian pula halnya dengan spiritualisme Islam, yakni tasawuf. Keberhasilan peradaban modern dalam memenuhi tuntutan kemakmuran hidup ternyata justru menggarisbawahi dahaga orang pada spiritualisme. Tapi, kenyataan ini tak lantas menghapus kesan di benak banyak orang bahwa tasawuf terkait erat dengan irasionalitas, klenik, bid'ah (mengada-adakan--dan mempersulit--hal-hal yang tak ada dalam sistem kepercayaan Islam), bahkan syirik. Harus diakui bahwa tuduhan-tuduhan itu, meskipun terkadang berlebihan dan bersifat pukul rata, bukannya sama sekali tak punya alasan. Maka, buku kecil ini memiliki fungsi ganda. Pertama, memaparkan tasawuf secara proporsional, ringkas, populer, dan mudah dipahami, tetapi sedapat mungkin juga cukup komprehensif dan tidak dangkal. Kedua, mempromosikan sejenis tasawuf positif--sebagai lawan tasawuf negatif atau eksesif--yang sejalan dengan prinsip tauhid, akhlak Islam, rasionalitas, sikap proporsional terhadap kehiduapn duniawi, dan juga penghargaan terhadap sains. Meskipun ringkas dan populer, pembaca akan mendapati pandangan-pandangan segar yang tak segera bisa didapat dari buku-buku sejenis yang lebih berat. Dengan membaca buku ini, Anda diharapkan dapat mengetahui: * Makna tasawuf * Manfaat bertasawuf * Sejarah aliran-aliran tasawuf * Konsep-konsep kunci tasawuf, khususnya zuhud * Perbedaan tasawuf positif dan tasawuf negatif atau eksesif * Tasawuf dan rasionalitas. Sebuah buku saku yang mencerahkan tentang soal penting dan pelik dengan gaya penyampaian yang simpel dan mengalir. [Mizan, Haidar Bagir, Tasawuf, Sufi, Islam, Indonesia]

Sebuah buku saku yang mencerahkan tentang soal penting dan pelik dengan gaya penyampaian yang simpel dan mengalir. [Mizan, Haidar Bagir, Tasawuf, Sufi, Islam, Indonesia]

ISLAM SUFISTIK

MEMBUMIKAN AJARAN TASAWUF YANG HUMANIS, SPIRITUALIS DAN ETIS

Tasawuf sebagai suatu disiplin ilmu yang mengandung banyak hikmah dan uswah serta qudwah yang dicontohkan para kaum sufi sehingga ilmu ini mampu mengantarkan seseorang kepada tingkatan kedekatan kepada Allah Swt. Berbagai macam amaliah dan ajaran yang telah disusun-dipraktikkan kaum sufi dalam dunia tasawuf memberikan sebuah jalan bagi manusia untuk bisa meraih kedekatan sepenuhnya dengan Allah, untuk bisa mensucikan jiwanya, sehingga bisa meraih kebahagiaan sejati, kedamaian dan ketenangan yang kontinu. Akhirnya, menjadi manusia yang senantiasa berada di bawah ketataan dan kepatuhan kepada-Nya. Ketaatan dan kepatuhan inilah yang nantinya bisa ‘menggiring’ umat Islam kepada jalan yang lurus, sikap moderat, kebijaksanaan, mencintai kedamaian, keharmonisan dan perdamaian serta kepekaan sosial yang tinggi. Islam sufistik ingin menorehkan sebuah paradigma yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, moraliras di samping nilai spiritualitas. Tiga nilai inilah yang ingin disebarkan, disosialisasikan dan diaktualisasikan ke dalam kehidupan masyarakat khususnya umat Islam, agar menjadi umat yang wasathiyah, tasamuh, tawazun, i’tidal, ta’awun di samping istiqamah dalam berzikir, beribadah dan bermunajah. Islam sufistik juga ingin menghapus “kesan” negatif terhadap dunia sufi yang “dituduh” anti terhadap aspek sosial, fokus pada aspek ruhani semata dan sejenisnya. Melalui gagasan Islam sufistik inilah wajah tasawuf akan dikembalikan dan dikuatkan bahwa dalam tasawuf tidak hanya mengajarkan pada satu aspek saja, melainkan mensinergikan-mengintegrasikan satu aspek kepada aspek lain dalam menuju Zat yang Maha Satu. Untuk itu, buku ini hadir dalam rangka membumikan ajaran-ajaran tasawuf yang humanis, spiritualis dan etis di tengah-tengah masyarakat post modern abad 21 M ini dengan wajah Islam sufistik.

Islam sufistik ingin menorehkan sebuah paradigma yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, moraliras di samping nilai spiritualitas.

Tasawuf Anak Muda (Yang Muda Yang Berhati Mulia)

Juara sejati tidak lahir dari seorang pemalas yang tak mau berjuang. Juara sejati adalah mereka yang rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran bahkan jiwa dan raga untuk meraih yang dicita-citakan. Dengan segenap tenaga mereka kerahkan, tantangan dan rintangan pun harus ia lalui. Begitupula pantangan dan larangan yang harus dengan sabar mereka tinggalkan. Bukan karena apa-apa dan bukan-pula karena siapa-siapa, melainkan mendapat tempat di sisi sang Khalik Allah swt. itulah jawara sejati. Buku ini hadir sebagai penambah wawasan bagi penempuh jalan (salik). Terkhusus kepada anak muda yang jiwanya senantiasa guncang dalam mencari jati diri sesungguhnya. Buku ini bukan untuk menuntut pembacanya menjadi sorang sufi sejati. Melainkan sebagai salah satu diantara sekian banyak pilihan bagi siapa saja yang ingin belajar untuk mengenal siapa dirinya sesungguhnya, dan berusaha untuk menjadi juara di mata Allah swt.

Juara sejati tidak lahir dari seorang pemalas yang tak mau berjuang.

Mengenal Tasawuf

Sekurangnya selama dua dekade–di negeri-negeri maju bahkan sejak setengah abad–yang lalu, kita menyaksikan kembalinya spiritualisme atau mistisisme ke dalam kehidupan manusia modern. Demikian pula halnya dengan spiritualisme Islam, yakni tasawuf. Keberhasilan peradaban modern dalam memenuhi tuntutan kemakmuran hidup ternyata justru menggarisbawahi dahaga orang pada spiritualisme. Mistisisme sekaligus juga mengembalikan wajah cinta dan kedamaian agama di tengah hawa kebencian dan kekerasan yang mewabah belakangan ini. Maka, buku kecil ini memiliki fungsi ganda. Pertama, memaparkan tasawuf secara proporsional, ringkas, populer, dan mudah dipahami, tetapi sedapat mungkin juga cukup komprehensif dan tidak dangkal. Kedua, mempromosikan sejenis tasawuf positif–sebagai lawan tasawuf negatif atau eksesif–yang sejalan dengan prinsip cinta, akhlak, kebaikan, sikap proporsional terhadap kehidupan duniawi, rasionalitas, dan juga penghargaan terhadap sains. Meskipun ringkas dan populer, pembaca akan mendapati pandangan-pandangan segar yang tak segera bisa didapat dari buku-buku sejenis yang lebih berat. Dengan membaca buku ini, Anda diharapkan dapat mengetahui: * Makna tasawuf * Manfaat bertasawuf * Tasawuf sebagai mazhab cinta dan perwujudan rukun ihsân * Sejarah aliran-aliran tasawuf * Kosmologi, epistemologi, dan ontologi tasawuf * Konsep-konsep kunci tasawuf, khususnya zuhud dan ‘uzlah * Tentang mursyid dan tarekat * Tentang tasawuf dan Metode Takwil [Mizan, Noura Books, Nourabooks, Religi, Islam, Sufisme, Tasawuf, Dewasa Indonesia]

Sekurangnya selama dua dekade–di negeri-negeri maju bahkan sejak setengah abad–yang lalu, kita menyaksikan kembalinya spiritualisme atau mistisisme ke dalam kehidupan manusia modern.

ANTOLOGI FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM; STUDI TERHADAP PEMIKIRAN IBNU SINA

Buku yang ada di tangan pembaca ini adalah hasil karya dari teman-teman mahasiswa Program Doktor Pendidikan Islam kelas PEDI-A tahun akademik 2021-2022 pada mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam (Lanjutan). Pendidikan dan filsafat adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, sebagai ibu dari semua ilmu (mother of knowledge)filsafat dipakai menjadi kerangka teori dasar dalam pengembangan disiplin ilmu pengetahuan. Itulah mengapa dalam pendidikan dikenal cabang ilmu Filsafat Pendidikan, belakangan pendidikan Islam terutama Perguruan Tinggi Kegaman Islam (PTKI) juga menggunakannya sebagai sebuah disiplin ilmu baru yaitu Filsafat Pendidikan Islam dan ini menjadi mata kuliah wajib di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK).

Tugas kekholifahaan menuntut manusia itu berilmu pengetahuan. Sedangkan manusia sebagai hamba Allah menunjukkan dan membuktikan baktinya kepada Allah SWT. Kajian tentang manusia tidak bisa dipisahkan dengan pendidikan.

Risk Management in Islamic Banking

A Case Study in Lebanon

Islamic finance is emerging as a rapidly growing part of the financial sector in the Islamic and recently in non-Islamic countries. Risk management is a crucial element in Islamic banking due to the nature of its operations. This paper stud ies the risk management system of the Islamic banks operating in Lebanon. Partic ularly, a survey was conducted to assess the status of all Islamic banks in Leba non. A statistical approach was followed to evaluate the degree of adoption of t he recommendations set by the Islamic Financial Services Board (IFSB) and the Ba sel Committee on Banking Supervision (BCBS). Those recommendations include the princ iples related to the responsibilities of the board of directors in formulating a clear and comprehensive risk management strategy. They also tackle the tools us ed by these banks to identify, monitor, control, and mitigate the main types of risks. The data collected showed that the degree of adoption of these principles varies from one bank to another; however, in general, the Islamic banking indus try in Lebanon lacks important regulations and procedures related to risk manage ment.

Islamic finance is emerging as a rapidly growing part of the financial sector in the Islamic and recently in non-Islamic countries. Risk management is a crucial element in Islamic banking due to the nature of its operations.

Understanding Islamic Financial Services

Theory and Practice

Understanding Islamic Financial Services offers fresh insights on the Islamic financial system. The importance of this system cannot be underestimated. Experts expect that it is likely to sustain double digit growth globally over the next few years, and demand for professionals in the area has never been higher, both in the UK and around the world. While other texts on the subject look at the basic concepts, principles, contracts and financial products used in Islamic banking and finance, Understanding Islamic Financial Services goes one step further and provides a new context, identifying four levels on which the Islamic Financial system operates: product level, institution level, market level and inter-market level. It considers Islamic banking and finance as a multi-level service system, an approach which will enable students and professionals of Islamic finance to gain a more in-depth, holistic understanding of how the system functions. Understanding Islamic Financial Services covers contemporary developments in service science (e.g. service theories, service visualization tools and service co-creation concepts) and implications for the development and sustainability of Islamic financial services. Examples from practice enliven the text and allow the reader to relate the theories and principles discussed to current practice.

Examples from practice enliven the text and allow the reader to relate the theories and principles discussed to current practice.