Sebanyak 41891 item atau buku ditemukan

Pendidikan Islam dari masa ke masa

tinjauan kebijakan publik terhadap pendidikan Islam di Indonesia

Historical development of Islamic education policy in Indonesia.

Historical development of Islamic education policy in Indonesia.

Tokoh pendidikan Islam di Kalimantan Barat

Profile of lecturers of Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak, a state college for Islamic studies in Pontianak.

Profile of lecturers of Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak, a state college for Islamic studies in Pontianak.

Pendidikan akhlak dan adab Islam

Jabatan Pendidikan , Universiti Islam Antarabangsa Malaysia pada 14 Julai
1998 ialah hendaklah ditingkatkan kepekaan terhadap perlunya pendidikan
akhlak bagi semua pelajar , konsep pendidikan akhlak merentasi kurikulum perlu
 ...

MOTIVASI DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Secara garis besar isi buku ini mengenai analisis pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, proses pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam, pengembangan bahan ajar Pendidikan Agama Islam, strategi pembelajaran melalui Pendekatan Saintifik, analisis dan pengembangan kompetensi sikap spiritual peserta didik dalam konteks Kurikulum 2013 yang terdapat pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, pengembangan motivasi pembelajaran bagi peserta didik. Semoga dengan hadirnya buku ini dapat memberikan referensi yang begitu jelas bagi para akademisi, terlebih bagi para pendidik yang mengampu tugas di sekolah maupun madrasah. Tidak lupa buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan para pendidik dan para akademisi untuk mencapai kompetensi yang diharapkannya bagi peserta didik yang menjadi binaannya masing-masing, yang telah disesuaikan dengan Kurikulum 2013. Sehingga dengan demikian, buku ini layak di baca insan akademik dalam menambah wawasan khasanah keilmuan pendidikan dalam memberikan asupan pengetahuan kepada peserta didik supaya menjadi pribadi yang labih baik lagi. Tujuan dasar buku ini adalah menciptkan dan mewujudkan kesadaran pentingnya pendidikan bagi warga Negara Indonesia terutama pendidikan berbasis agama Islam agar terwujudnya nuansa ilmu pengetahuan di lingkungan sekolah dan madrasah sebagai salah satu wujud mendidik, membimbing, dan mencerdaskan anak bangsa.

Secara garis besar isi buku ini mengenai analisis pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, proses pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam, pengembangan bahan ajar Pendidikan Agama ...

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - untuk Perguruan Tinggi

Adapun tujuan penyusunan buku ini kegunaannya untuk memenuhi kewajiban sebagai dosen dalam pemberian materi kuliah supaya dapat tersedia buku acuannya, sehingga mahasiswa lebih memahami.

Adapun tujuan penyusunan buku ini kegunaannya untuk memenuhi kewajiban sebagai dosen dalam pemberian materi kuliah supaya dapat tersedia buku acuannya, sehingga mahasiswa lebih memahami.

INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM DAN SAINS

Rekonstruksi Paradigma Pendidikan Islam

Integrasi Pendidikan Islam dan sains sebagai sebuah wacana keilmuan dalam mencerahkan pendidikan Islam di era peradaban modern yang terkesan buram. Keburaman tersebut terjadi akibat kuatnya kesenjangan ilmu dan semakin dibenturkan oleh para ilmuan yang sekuler, sehingga muncul paradigma dikotomi (pemisahan) ilmu di dunia yang berimplikasi juga pada dunia pendidikan Islam. Maka di kalangan ilmuan Muslim terpecah menjadi dua kelompok, pertama para pendukung ilmu-ilmu agama hanya menganggap valid sumber Ilahi dalam bentuk kitab suci dan tradisi kenabian dan menolak sumber-sumber non-skriptual sebagai sumber otoritatif untuk menjelaskan kebenaran sejati. Kedua, para pendukung ilmu-ilmu sains sekuler yang hanya menganggap valid informasi yang diperoleh melalui pengamatan indrawi (eksperimentasi) semata.

Integrasi Pendidikan Islam dan sains sebagai sebuah wacana keilmuan dalam mencerahkan pendidikan Islam di era peradaban modern yang terkesan buram.

Rifa’ah thahthawi : sang pembaharu pendidikan Islam

Mengelola, megatur dan memanej sebuah institusi pendidikan akan menjadi perkara yang tak bisa dianggap biasa saja, atau bisa dikerjakan dengan sambil lalu. Permasalahannya, pendidikan yang ada di tengah-tengah masyarakat pada era ini senantiasa bertumbuh-kembang tak tentu arah. Tanpa dapat memahami corak dari perubahan, pembaharuan serta perkembangan yang terjadi di dunia global, akan terasa sangat ironi. Jika kembali mengingat dalam amanat Undang-Undang Dasar 1945, pasal 31 dinyatakan, bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, juga pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional. Hal ini tentu menjadi home work bagi para pendidik, pemegang kebijakan pendidikan di tanah air, bagaimana harusnya mengelola, mengatur bahkan mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait. Agar manajemen dalam sebuah lembaga pendidikan, khususnya pendidikan Islam mempunyai pemahaman yang menyeluruh tentang pengelolaan dan dinamikanya. Maka dirasa sangat perlu untuk tak hanya mengaca pada pola pengelolaan yang ada di masa kini, namun juga urgen membuka lembaran sejarah panjang pendidikan Islam di era pertengahan atau abad pencerahan. Akan tetapi, sangat disayangkan kajian-kajian pemikiran pembaharuan pendidikan Islam termasuk langka dan jarang peminatnya. Hal ini dapat dilihat indikatornya dengan tak banyak refrensi atau buku-buku tentang tokoh-tokoh atau pemikiran tokoh pembaharu pendidikan Islam di abad pertengahan. Mayoritas hasil pelacakan ditemukan sitasi hanya terfokus pada sosok Rashid Rid}a dan Muhammad Abduh semata. Buku ini ditulis dengan menjelaskan secara diskriptif-naratif tentang ide-ide dan gagasan Rifa>’ah al-T{aht}a>wi tentang pembaharuan pendidikan Islam di saat Islam ketika itu sedang mengalami masa-masa kritisnya. Bagaimana juga ia bersentuhan dengan pendidikan Barat yang saat itu mulai mendominasi dan bersinggungan langsung dengan daerah-daerah imperialisnya. Selain itu, ia juga menjabarkan teori-teori pengelolaan pendidikan Islam, misalkan pendidikan yang terjadi di al-Azhar-Mesir dengan ditengarai munculnya jenjang-jenjang atau tingkatan-tingkatan dalam pendidikannya, ibtida>i (dasar), i’da>di (menengah) dan thana>wi (atas). Selain itu, pembelajaran di tingkat perguruan tinggi tak lagi ekslusif untuk kaum laki-laki semata, tapi kaum wanita juga mendapatkan ruangnya. Dengan demikian pembaca dapat lebih memahami atas beberapa asumsi-asumsi yang bertendensi negatif tentang sosoknya di dunia pembaharuan Islam.

Mengelola, megatur dan memanej sebuah institusi pendidikan akan menjadi perkara yang tak bisa dianggap biasa saja, atau bisa dikerjakan dengan sambil lalu.