Sebanyak 921 item atau buku ditemukan

Political Economy of Islamic Banking in Indonesia

The Political Superstructure of Sharia Banking Policy in 1992-2011

This book is a work of historical analysis focusing on the development of Islamic financial institutions from 1992 to 2011 in Indonesia as they relate to Islamic banking using a political-economic approach. Indonesia plays an influential role in various international political and Islamic organizations because it has the largest Muslim population in the world. Although Indonesia was late in establishing its banking initiatives, it did so 1992 in response to the growth of the Islamic financial institutions. From 1992 to 2011 many laws and regulations were established to support the growth of Islamic banking in Indonesia, but by national financial market indicators, Islamic banking in Indonesia fell behind many expectations. This analysis suggests that the shortcomings may be due in part to the waning power of key elements of the political superstructure to push policies that supported Islamic banking and Islamic economic systems, and establish synergies with institutions of Islamic economic education and stakeholders to accelerate the growth of Islamic banks in terms of service, national market share, and public trust.

Islam, Economics and Society, transl. M.S. Anam and M.U. Mubin (Pustaka Pelajar, Yogyakarta). Noer, D. (1999). Pemikiran Politik di Negara Barat (Mizan, Bandung). Parmudi, M. (2005). Sejarah dan Doktrin Bank Islam (Kutub, Yogyakarta).

SEJARAH INDONESIA: Masuknya Islam Hingga Kolonialisme

Buku Sejarah Indonesia: Masuknya Islam Hingga Kolonialisme. Sejarah Indonesia sendiri memiliki banyak fase, namun dalam buku yang dituliskan ini membahas tentang masuknya agama Islam ke wilayah Nusantara hingga Kolonialisme yang dilakukan bangsa Barat di Indonesia.

Buku Sejarah Indonesia: Masuknya Islam Hingga Kolonialisme.

Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran PAI di Madrasah: Teori dan Implementasinya

Salah satu prinsip pendidikan adalah guru tidak begitu saja memberikan pe­ngetahuan kepada peserta didik, tetapi peserta didik yang seharusnya aktif mem­bangun pe­ngetahuan dalam pikiran mereka sendiri. Pada suatu proses pengem­bangan model-model pembelajaran melahirkan berbagai macam konsep belajar yang telah kita kenal yakni yang salah satunya adalah pembelajaran berbasis teori konstruk­tivisme. Pendekatan teori konstruk­tivisme dalam pem­belajaran di­dasarkan pada perpaduan antara beberapa penelitian dalam modifikasi perilaku yang didasar­kan pada teori operant conditioning dalam ilmu psikologi behavioral. Premis dasar­nya adalah bahwa individu harus secara aktif “membangun” pengetahuan dan ke­terampilan­nya dan informasi yang ada diperoleh dalam proses membangun ke­rangka oleh peserta didik dari lingkungan di luar dirinya. Pengembangan sistem pem­belajaran pendidikan agama Islam memerlukan jasa ilmu pembelajaran pada umum­nya, sehingga diperlukan upaya adaptasi ter­hadap per­kembangan pem­belajaran, disertai dengan identifikasi sesuai dengan karak­teri­stik dari masing-masing mata pelajaran, terkhusus pada mata pelajaran PAI di Madrasah.

Model Jigsaw Metode pembelajaran ini dapat digunakan jika materi yang akan di. Gambar 2.5: Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. (Sumber: fatkhan.web.id) ... Silbermen, Active Learning, (Nusa media,2004),h.148 44Lihat Melvin L.

Manajemen Public Relations (Teori dan Implementasi Humas Perguruan Tinggi)

Humas perguruan tinggi tidak hanya sebagai fungsi administratif, tetapi lebih kepada fungsi manajerial untuk membantu pimpinan perguruan tinggi merangkul dan mendapatkan dukungan publik baik internal maupun eksternal, dengan cara membentuk dan mempertahankan citra positif, goodwill, pesan persuasi, penyertaan informasi dan saluran komunikasi yang baik kepada publik, sehingga tujuan luhur penyelenggaraan pendidikan tinggi dapat terwujud melalui hubungan publik yang berkesinambungan dan saling menguntungkan. Meskipun demikian, masih banyak ditemukan di mana peran Humas perguruan tinggi masih belum difungsikan sebagaimana mestinya. Perannya sering diartikan hanya sebatas pengumpul dan “pengkliping” berita, juru foto, mendokumentasikan acara, menyusun naskah pidato sambutan pimpinan, menerima tamu, dan lain sebagainya. Hal tersebut menjadikan fungsinya dianggap tidak penting, sehingga cenderung diabaikan dan bahkan hanya sebagai pelengkap struktur organisasi. Buku ini menawarkan perspektif profesional Manajemen Kehumasan (Public Relations Management) yang dituangkan ke dalam organisasi pendidikan Perguruan Tinggi. Sebagaimana bagian dari judul buku ini, “Teori dan Implementasi Humas Perguruan Tinggi”, maka keistimewaan materi yang disajikan dalam buku ini juga tidak melulu hanya menjabarkan teori kontekstual Humas yang ideal, namun juga implementasi riil yang terjadi di lapangan, baik dari permasalahan yang dihadapi, penyusunan strategi, hingga eksekusi yang diambil oleh profesional dan praktisi Humas pendidikan tinggi. Berbagai materi komprehensif tersebut disajikan ke dalam 9 bab yang meliputi: Bab 1 – Public Relations dalam Perspektif Perguruan Tinggi Bab 2 – Konsep Manajemen Public Relations Perguruan Tinggi Bab 3 – Posisi Public Relations dalam Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Bab 4 – Kualifikasi dan Kompetensi Profesional Public Relations Perguruan Tinggi Bab 5 – Strategi Membangun Opini dan Pembentukan Citra Perguruan Tinggi Bab 6 – Manajemen Reputasi, Komunikasi, dan Informasi Bab 7 – Strategi Pengelolaam Konflik, Isu, dan Penanganan Krisis Bab 8 – Program Kerja dan Aktivitas Public Relations Perguruan Tinggi Bab 9 – Contoh Feature, Advertorial, dan Press Release Humas Perguruan Tinggi di Media Cetak dan Portal Media Online Buku ini sangat direkomendasikan untuk dapat digunakan oleh para akademisi perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa) sebagai bahan referensi mata kuliah pada Jurusan Manajemen, Manajemen Pendidikan, dan Ilmu Komunikasi. Selain itu, materi dalam buku ini juga dapat menjadi referensi bacaan bagi pimpinan perguruan tinggi, praktisi Humas (PR), dan masyarakat umum yang ingin meningkatkan pengetahuannya di bidang Manajemen Kehumasan (Public Relations Management).

Humas perguruan tinggi tidak hanya sebagai fungsi administratif, tetapi lebih kepada fungsi manajerial untuk membantu pimpinan perguruan tinggi merangkul dan mendapatkan dukungan publik baik internal maupun eksternal, dengan cara membentuk ...