Sebanyak 55 item atau buku ditemukan

MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN KONTEMPORER

Pendekatan Teori dan Praktek

Era industri 4.0 ditandai dengan hadirnya jaringan siber, IoT, ditambah internet. Mesin yang satu dengan yang lain bisa saling terhubung karena ada jaringan. Ada beberapa poin di sana, dalam peralihan revolusi industri 1.0 ke 2.0 ialah bergantinya pekerjaan berbahaya dan berat dari manusia oleh mesin. Kemudian pada industri 3.0, proses pekerjaan yang berulang digantikan oleh mesin dan menggunakan sistem komputerisasi. Lalu pada industri 4.0, ditandai dengan revolusi digitalisasi. Mesin digantikan oleh artificial intellegence (AI). Tadinya manusia yang berpikir, sekarang robot yang berpikir, dan ini akan sangat banyak terjadi di masa yang akan datang,”. Berbagai prediksi yang akan terjadi di masa depan di era industri 4.0. Misalnya pada 2030, diprediksi akan banyak pekerjaan yang muncul, yang belum pernah ada sebelumnya berbagai prediksi yang akan terjadi di masa depan di era industri 4.0. Misalnya pada 2030, diprediksi akan banyak pekerjaan yang muncul, yang belum pernah ada sebelumnya. Hal ini sebagaimana terjadi di zaman sekarang dengan kehadiran Go-Jek, Bukalapak dan start up lainnya. Kesemuanya itu berdampak pada persaingan kebutuhan tenaga manusia yang lebih berkualitas. Disinilah efektifitas manajemen diperlukan. Manajemen kewirausahaan yang efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan. Upaya peningkatan manajemn perlu didukung dengan kemampuan manajerial para pengelola, yang memeliki komitmen untuk mendayagunakan sumber-sumber manajemen organisasi, baik personal maupun material, secara efektif danefisien guna menunjang tercapainya tujuan organisasi/perusahaan secara optimal. Kesemuanya itu perlu dukung dengan sarana-prasarana yang memadai, dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal diatas tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan (sekolah/madrasah) kurang optimal. Dengan demikian diperlukan adanya keseimbangan antara komponen-komponen di atas. Namun dalam perjalanannya, beruntung di antara rnereka yang berhasil meraih untung. Tetapi banyak juga yang gagal total dengan rnenyisakan utang-utang usahanya. Ada juga yang awalnya rneraih sukses, tetapi tidak bisa bertahan lama, alias kalah dalam kerasnya persaiagan bisnis yang saangat berat. Tentunya sernua orang berharap memiliki usaha yang stabil dan konsisten rneskipun ada perubahan kondisi dan situasi. Bisnis yang bisa dilaksanakan oleh siapa pun dan di mana pun dibutuhkan manajernen yang matang dengan beberapa prinsip kewirausahaan yang kontekseual dengan perkembangan zaman. Dalam konteks itulah buku “Manajemen Kewirausahaan Kontemporer” Revisi ke IV ini, melalui penyesuaian kekinian, hadir dan disajikan membantu para niahasiswa, akademisi, birokrat, manajer pengembang usaha khususnya dan para pembaca pada urnumnya dalam mendalami manajemen kewirausahaan kontem-porer, melalui pendekatan teori, konsep dan implementasinya. Penulis berharap, kehadiran buku revisi ke IV ini, dapat memberikan inspirasi dan urun rembuk, pada pemecahan, mencerdaskan, dan menjadi solusi terhadap berbagai permasalahan manajemen kewirausahaan saat ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi kepentingan umat dan mendapat ridlo Allah SWT., Amin. Bandung, 3 Januari 2022 Penulis/Revisi IV: Prof. Dr. H. A. Rusdiana, MM

Semoga buku ini bermanfaat bagi kepentingan umat dan mendapat ridlo Allah SWT., Amin. Bandung, 3 Januari 2022 Penulis/Revisi IV: Prof. Dr. H. A. Rusdiana, MM

PERAN PIMPINAN PTKIS

Dalam Implementasi Kebijakan Kurikulum Berbasis KKNI Menuju Akuntabilitas Perguruan Tinggi

Penelitian ini, dilatar belakangi oleh masalah yang paling krusial dalam kebijakan, yaitu pada tahap implementasi, karena selalu ada kesenjangan antara isi kebijakan dan lingkungan dimana kebijakan diimplementasikan. Masalah implementasi kebijakan kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) di Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) yaitu: pertama Ketidak sesuaian antara Permendikbud Nomor 73 tahun 2013 dengan dokumen Kurikulum yang disusun PTKIS. Kedua, ketidak sesuaian antara Permendikbud Nomor 73 tahun 2013 dengan praktek pembelajaran yang dilaksanakan, dan ketiga, ouput yang dihasilkan oleh PTKIS. Peran pimpinan PTKIS menentukan besar kecilnya tingkat kesenjangan tersebut. Oleh kerena itu, penelitian ini difokuskan pada peran dan kinerja pimpinan PTKIS. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji: langkah-langkah pimpinan PTKIS dalam implemetasi kurikulum berbasis KKNI, faktor-faktor yang memengaruhi implemetasi kurikulum Pendidikan Tinggi berbasis KKNI; dampak implemetasi kurikulum berbasis Kurikulum Berbasis KKNI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara; observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian ini menujukan bahwa; Peran delapan ketua program studi Pendidikan Agama Islam belum optimal memerankan fungsinya sebagai penentu arah, wakil juru bicara, komunikator, mediator, dan integrator. Implemenntasi kebijakan Kurikulum Pendidikan Tinggi Berbasis KKKI di delapan program studi Pendidikan Agama Islam, belum efektif, masih kurangnya sumber daya, waktu, etos kampus, dukungan pengetahuan, minat dan sikap profesional. Dampak pengetahuan belum memperlihatkan kesesuaian antara apa yang ditawarkan oleh kebijakan dengan apa yang dibutuhkan. Belum adanya kesesuaian antara tugas yang disyaratkan oleh kebijakan dengan kemampuan organisasi pelaksana. Kesesuaian antara syarat yang diputuskan untuk memperoleh output program dengan apa yang dapat dilakukan oleh kelompok sasaran program. Adapun dampak ouput perolehan rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa masih rendah. Nilai akreditasi di delapan program studi program studi Pendidikan Agama Islam, masih rendah, belum mencapai kategori Unggul. Dengan demikian kinerja program studi belum akuntabel. Penelitian ini merokomendasikan; Pertama; perlu peningkatan wawasan pengetahuan, keahlian ketua program Studi. Kedua, Ketua Program Studi selalu melakukan komunikasi internal, maupun ekternal; Ketiga, penelitian ini, dapat dijadikan acuan bagi para peneliti-peneliti selanjutnya dalam rangka perbaikan kedepan, apabila metodologi dan temuan penelitian ini dinilai kredibel dan relevan, maka dapat dimanfaatkan sebagai referensi dalam meneliti kasus sejenis pada lembaga lainya.

Peran pimpinan PTKIS menentukan besar kecilnya tingkat kesenjangan tersebut. Oleh kerena itu, penelitian ini difokuskan pada peran dan kinerja pimpinan PTKIS.

Sistem Pemerintahan Indonesia

Sistem Pemerintahan Indonesia merupakan sebuah kesatuan perihal bagaimana sub-subsistem dalam pemerintahan Indonesia seperti Lembaga eksekutif (presiden), legislatif (MPR/DPR/DPD), yudikatif (Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, dan Komisi Yudisial) ditambah dengan komisi-komisi serta badan-badan penunjang pemerintah serta pemerintah daerah hingga desa, bekerja sama saling mengaitkan satu sama lain demi terwujudnya alur birokrasi maupun kebijakan yang berguna bagi sebesar-besarnya pencapaian cita-cita bangsa Indonesia. Buku ini kemudian mencoba menghadirkan secara sistematis dan komprehensif terkait pengertian sistem, penjelasan dalam bentuk pengantar tentang pemerintahan dan negara, hingga Lembaga-lembaga seperti apa yang menunjang konstelasi pemerintahan Indonesia baik sejak masa pemerintahan Soekarno, rezim orde baru, hingga masa reformasi. Buku ini diharapkan menjadi pengantar bagi para pembaca untuk mampu mengenali institusi-institusi ketatanegaraan yang menyokong sistem pemerintahan di Indonesia, agar kemudian pembaca dapat memaknai pemerintahan Indonesia sebagai suatu keniscayaan demi tercapainya efektivisme birokrasi dan alat pencapaian perjuangan sebagai amanat konstitusi.

Menurut Marxian memandang negara pada awalnya sebagai bentuk dari kepentingan pribadi dari para kapitalis yang berfungsi sebagai 10. instrumen untuk meraih tujuan tertentu. Dengan demikian, negara dipandang 18 D. Pengertian Negara.

Aplikasi TI dalam Manajemen Konstruksi

Edisi I

Manajemen konstruksi secara arti sempit adalah mengatur pengalokasian semua sumber daya proyek agar bangunan selesai terlaksana dengan secara efisien. Dengan demikian manajemen konstruksi berkenaan erat dengan gambar bangunan, spesifikasi teknisnya dan teknik penjadwalan. dengan banyaknya paket aplikasi di dunia kontruksi, maka muncul juga problem karena masing-masing paket seakan-akan tidak saling berhubungan. sebagai contoh, paket perhitungan struktur seperti SAP atau ANSYS, seperti tidak ada kaitan dengan paket menggambar AutoCAD. Perkembangan teknik-teknik pemrograman muncul di dunia komputer seperti, expert sytem luzzy logic, knowledge-based, dll., membuka kesempatan untuk melakukan penelitian di bidang manajemen konstruksi memakai teknik-teknik baru tersebut. [Penerbit Deepublish, Deepublish, Rusdi H. A.]

Perkembangan teknik-teknik pemrograman muncul di dunia komputer seperti, expert sytem luzzy logic, knowledge-based, dll., membuka kesempatan untuk melakukan penelitian di bidang manajemen konstruksi memakai teknik-teknik baru tersebut. ...

Bahasa Arab Autodidak 2

Jenis-Jenis Kata dan Kaidahnya

Ini adalah buku kedua sekaligus merupakan tahapan kedua dalam seri belajar Bahasa Arab Autodidak. Sebagaimana ragam bahasa lainnya, bahasa Arab juga terdiri atas beragam jenis atau kelompok kata. Di buku ini, kita akan menguasai jenis-jenis kata dalam bahasa Arab secara tersendiri, dan bukan dalam susunan kalimat. Di antaranya adalah kelompok kata benda (isim), kata kerja (fi’il), dan kata penghubung (harf). Kelompok kata tersebut memiliki kaidah masing-masing yang perlu dikuasai. Misalnya, pembahasan tentang kata benda atau isim, di sini kita akan mengetahui ciri-ciri dan macam-macamnya, serta ketentuan yang berlaku untuk masing-masing ciri dan macam isim. Demikian juga pembahasan tentang kata kerja dan kata penghubung. Selamat belajar!

Ini adalah buku kedua sekaligus merupakan tahapan kedua dalam seri belajar Bahasa Arab Autodidak.