Sebanyak 341 item atau buku ditemukan

Kajian kebijakan sosial

kajian tentang kebijakan pendidikan (BOS), kesehatan (Jamkesmas) dan perlindungan anak di Jawa Tengah dan Jawa Timur

Analysis on public policy on poverty alleviation for children in Jawa Tengah and Jawa Timur Provinces.

Analysis on public policy on poverty alleviation for children in Jawa Tengah and Jawa Timur Provinces.

Implementasi kebijakan pendidikan agama

hirarki agama dalam negara di ruang pendidikan

On religious education in faith-based schools in Indonesia; case study of non-Catholics in Catholic schools in Blitar City, Jawa Timur, Indonesia.

Tirakat

kebijakan pendidikan, mengurai tipologi politisi bhuppa bhấbhu ghuru rato

On social life and customs of Madura people in Indonesia.

On social life and customs of Madura people in Indonesia.

Analisis Kebijakan Pendidikan

Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

Problematika pendidikan Indonesia semakin rumit dihadapkan dengan Era Revolusi Industri 4.0. Sejak dulu, beberapa masalah yang menjadi momok tak kunjung tuntas dicari solusinya. Bongkar pasang kurikulum, perumusan standar pendidikan, peningkatan kompetensi guru, serta banyak masalah kebijakan pendidikan yang belum terlihat garis finish-nya. Masalah ini terus dibicarakan, didiskusikan, diperdebatkan, bahkan diimplementasikan dengan banyak ragam. Kadang, implementasinya tergantung kepada siapa pemegang kekuasaan pendidikan. Belum tuntas masalah pendidikan yang begitu runyam ini, sekarang kita dihadapkan pada pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0. Era ini bukan saja melanjutkan kehebatan era dahulu yang belum sempat terkejar oleh pendidikan kita, namun era yang memiliki ekosistem yang berbeda dengan sistem sebelumnya. Ada banyak disrupsi (kekacauan) dalam banyak faktor. Misalnya saja, perubahan aktivitas sekolah yang sangat masif. Peran guru yang selama ini sebagai satu-satunya penyedia ilmu pengetahuan sedikit banyak bergeser menjauh darinya. Aktivitas belajar mengajar tidak lagi dilakukan di ruang kelas, dan tanpa interaksi tatap muka antara guru dan siswa. Pendidikan kita semakin memiliki beban yang sangat berat. Buku ini ditujukan agar dapat dibaca oleh berbagai kalangan, karenanya penulis menyusun isu-isu pendidikan yang berkaitan dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan di Indonesia. Bagi mahasiswa dan dosen Prodi Manajemen Pendidikan dan Fakultas Pendidikan akan mendapatkan gambaran bagaimana kebijakan pendidikan pemerintah yang diselenggarakan oleh Kemendikbud, Kemenristekdikti, dan Kemenag. Bagi pengawas, kepala sekolah, dan guru akan memperoleh informasi bagaimana konsep dan praktik pendidikan yang terjadi dan belum terjadi (ide) di Indonesia. Di samping itu, buku ini dapat dijadikan bahan diskusi bagi mahasiswa, dosen, pengawas, kepala sekolah, dan guru tentang kebijakan, konsep, dan praktik pendidikan dasar, menengah, dan tinggi Indonesia. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

Problematika pendidikan Indonesia semakin rumit dihadapkan dengan Era Revolusi Industri 4.0.

Ideologi dan kebijakan pendidikan

menuju pendidikan berideologis dan berkarakter

History and development of educational policies in Indonesia.

History and development of educational policies in Indonesia.

Pendidikan (Islam) dan Logika Interpretasi

Kebijakan, Problem dan Interpretasi Pendidikan di Indonesia

Memahami pendidikan Islam tidaklah semudah mengurai term 'Islam' dan term 'pendidikan', karena selain berbagai predikat yang melekat di dalamnya, Islam juga merupakan satu substansi dan subjek penting yang sangat kompleks. Karenanya untuk memahami pendidikan Islam berarti kita harus melihat aspek utama misi agama Islam yang diturunkan kepada ummat manusia dari sisi pedagogis. Islam sebagai ajaran yang datang dari Allah sesungguhnya merefleksikan nilai-nilai pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia, sehingga menjadi manusia yang paripurna. Islam sebagai agama yang rahmatan li al- 'Alamin—holistic—te\ab memberikan way of life bagi manusia menuju kehidupan bahagia—yang tentu pencapaiannya sangat bergantung kepada pendidikan (Priatna, 2014). Dengan demikian ada hubungan resiprokal antara Islam dengan pendidikan. Hubungan antara keduanya bersifat organis-fungsionah, pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan Islam, dan Islam menjadi kerangka dasar pengembangan pendidikan Islam, serta memberikan landasan sistem nilai untuk mengembangkan berbagai pemikiran tentang pendidikan Islam. Tetapi karena kompleks dan luasnya kajian Islam yang harus diimplementasikan melalui pendidikan, maka banyak persoalan yang dihadapi pendidikan Islam untuk mencapai idealitas Islam itu sendiri. Mulai dari pencapaian tujuan, anggaran, manajerial, tenaga pendidik, kepemimpinan (kepala sekolah), sampai pada interpretasi dan implementasi agama (Islam) yang terjebak pada keshalehan individu dan ibadah spiritual. Agama (Islam) tidak diterjemahkan sebagai sumber nilai dan etik, sehingga dalam konteks kepemimpinan misalnya—sebagaimana diskursusnya terjadi saat ini—ada adagium yang mengatakan lebih baik memilih pemimpin non-lslam yang jujur daripada pemimpin yang nota bene-nya beragama Islam tetapi cenderung korup. Hal ini tidak akan terjadi jika agama (Islam) dipahami sebagai sumber etik, di sinilah urgensinya pendidikan (Islam) untuk memediasi kesenjangan antara pemahaman agama dengan realitas—iman dan amal. Solusi yang menarik—dalam konteks pendidikan—adalah merubah mindsets guru in believe and values, bukan pada materi atau metode tapi pada guru dan semangatnya. Sehingga al-lslamu ya'lu wala yu'la 'alaih menjadi sebuah keniscayaan.

Memahami pendidikan Islam tidaklah semudah mengurai term 'Islam' dan term 'pendidikan', karena selain berbagai predikat yang melekat di dalamnya, Islam juga merupakan satu substansi dan subjek penting yang sangat kompleks.

Potret Buram Politik Kekuasaan

Telaah terhadap Persoalan Politik, Pendidikan dan Kebijakan Keagamaan di Indonesia

Diskursus tentang kebijakan politik dan pendidikan, serta keagamaan di Indonesia sekarang ini cukup memprihatinkan, ada upaya untuk kembali pada politik kekuasaan dengan segala atributnya dan berupaya melanggengkannya. Sehingga banyak sikap politik yang arahnya berbeda 'diberangus' dan 'dimandulkan'. Kasus kriminalisasi ulama, pembungkaman dengan isu dan dalih makar yang terjadi di kampus UGM yang mengindikasikan demokrasi telah mati, yang dalam bahasa Steven Levitsky & Daniel Ziblatt disebutnya dengan istilah How Democracies Die, ironi rencana kebijakan perpindahan ibukota negara di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, Rapor Merah pendidikan kita, politik dinasti kekuasaan, semakin maraknya kasus korupsi yang ironis dilakukan oleh Menteri Sosial, Juliari Batubara, konon pundi-pundinya juga mengalir kepada Partai Penguasa untuk kepentingan pemenangan Pilkada serentak, belum lagi ditambah mandulnya peran partai politik untuk mencerahkan atau bahkan mampu memunculkan pemimpin yang 'mencerahkan' dan mampu mengguide Indonesia ke arah yang lebih baik masih jauh dari harapan. Dalam konteks partai politik, praktiknya partai politik masih jauh dari harapan, seperti melakukan proses pengusungan kandidat yang elitis, rekrutmen calon yang buruk, partai politik dinilai hanya sebatas sebagai kendaraan atau pemberi tiket, sampai abainya partai politik pada suara kritis publik terhadap persoalan yang menyangkut politik kekerabatan dan korupsi (di daerah).

Diskursus tentang kebijakan politik dan pendidikan, serta keagamaan di Indonesia sekarang ini cukup memprihatinkan, ada upaya untuk kembali pada politik kekuasaan dengan segala atributnya dan berupaya melanggengkannya.