Sebanyak 82 item atau buku ditemukan

Public Speaking: Seni Menguasai (dan Cari) Panggung untuk Profesional

Saya mengapresiasi buku-buku lain yang fokus pada teknik, metode, dan tips praktis public speaking, namun saya pastikan bahwa buku ini tidak akan menambah daftar panjang tersebut. Buku ini merupakan kumpulan “kecerdasan jalanan” yang saya temukan dari satu panggung ke panggung lainnya selama >20 tahun: dari pidato kelulusan SD sampai pidato di depan tokoh perdamaian dunia, dari talkshow TV dan radio hingga dipilih sebagai Plenary Speaker mewakili 42.000 mahasiswa internasional di konferensi pendidikan tertua dan terbesar di Australia untuk berdiri sama tinggi dengan Gubernur Australia Barat, Menteri Pendidikan, dan tokoh yang masuk dalam daftar TIME’s 100 Most Influential People of 2019. Dari wawancara beasiswa, kebanjiran job >100 webinar di masa pandemi sampai perjalanan saya menakhodai divisi Public Relations di aplikasi investasi digital nomor satu di Indonesia, buku ini menegaskan bahwa public speaking tidak hanya soal seni menguasai panggung, namun juga soal menciptakan “panggung” untuk membuat kehidupan profesional kita kian gemilang.

Saya mengapresiasi buku-buku lain yang fokus pada teknik, metode, dan tips praktis public speaking, namun saya pastikan bahwa buku ini tidak akan menambah daftar panjang tersebut.

Politik Lingkungan

Pengelolaan Hutan Masa Orde Baru dan Reformasi

Hutan rimba tropika adalah rahmat Allah untuk Indonesia. Pelestariannya tergantung pada kebijakan pemerintah (Pusat maupun Daerah), sebagaimana telah dibuktikan oleh Dr. Herman Hidayat dalam buku ini. - Prof. Dr. Amri Marzali (Antropolog, Univesitas Indonesia).

Pemerintah dan perusahaan swasta bekerja sama untuk memfasilitasi 'pemasaran'. Pertama, negara menerapkan strategi banyak promosi dan pembaruan di dalam sektor ekspor-impor. Langkah ini dimulai tahun 979 dengan revisi sistem ekspor ...

Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan

Perkembangan dunia dewasa ini sungguh mengkhawatirkan. Seluruh dunia, termasuk Indonesia, terancam oleh double pandemik, yakni Pandemi Corona dan Pandemi Ekonomi. Sebenarnya kedua pandemi tersebut adalah turunan atau konsekuensi dari satu malapetaka dunia, yakni bahwa banyak pemimpin dunia kurang menyadari parahnya ancaman climate change yang sekarang sudah menjelma menjadi climate crisis. Sesungguhnya turunan climate crisis tadi bukan hanya kedua pandemi itu, tetapi cepat begeser menjadi malapetaka biodiversitas, kelangkaan air minum, dan krisis kelaparan global. Pada gilirannya timbullah krisis politik dalam bentuk penafikan kewibawaan pemerintahan yang dianggap tidak sanggup mengatasi krisis-krisis tersebut. Gambaran suram ini memerlukan penelaahan dan jalan keluar yang menyeluruh, yang tepat guna, namun sekaligus menjangkau keberlanjutan dan merasuk ke masa depan. Mendapat berkah kita membaca Karya Agung (Magnus Opus) Prof. Jatna berupa buku yang sangat tebal, yang mengaitkan masalah dan krisis tersebut dalam satu rangkaian pengertian. Patut kita ucapkan salut kepadanya karena memberikan gambaran yang jernih dan gamblang mengenai saling hubungan antardaerah, disiplin, dan unsur, baik dari segi asal-muasalnya maupun kemungkinan penyelesaian masalahnya. Paparan ditampilkan secara komprehensif tanpa melepaskan detil maupun konteksnya dalam keberlanjutan maupun gambaran global. Saya yakin masyarakat banyak dan terutama mereka yang dalam posisi menentukan, dapat mengambil manfaat dan diberi referensi dari hal penting yang dipaparkan di buku ini, karya besar Prof Jatna Supriatna, yang sama-sama kita banggakan. (Prof. Rachmat Witoelar, Mantan Menteri Lingkungan Hidup periode 2004-2009, Profesor di Griffith University, Australia dan advisor, Institute for Sustainable Earth and Resources, UI) Karya besar Prof. Jatna Supriatna ini sangat membanggakan bagi kita, sivitas akademi Universitas Indonesia. Beliau telah mengupas masalah lingkungan dari berbagai sektor dan ekosistem di Indonesia, termasuk di dalamnya usulan-usulan penyelesaiannya serta kesinambungan di era Pembangunan Berkelanjutan. Dalam salah satu bab buku ini, beliau menuturkan bahwa masalah lingkungan adalah masalah kita semua, demikian juga keberlanjutannya. Oleh karena itu, semua masalah lingkungan harus diketahui, dimengerti, dan dicari penyelesaiannya. Keberlanjutan pengelolaan lingkungan merupakan suatu keharusan seperti yang diharapkan oleh kita semua, dan sudah dicanangkan oleh pemerintah sesuai dengan komitmen Indonesia pada dunia dengan dibuatnya Peraturan Presiden yang mengadopsi program PBB, yaitu untuk melaksanan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (atau SDGs). Buku ini akan menginsipirasi banyak mahasiswa maupun pegiat dan pemerhati lingkungan agar berinovasi dalam membangun Indonesia berwawasan lingkungan, khususnya dalam era SDGs ini. Selamat kepada Prof. Jatna Supriatna yang telah membuat banyak buku dan juga makalah ilmiah yang berkaitan dengan masalah lingkungan dan konservasi di Indonesia. (Prof. Dr. re.nat Abdul Haris, Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Universitas Indonesia)

Pemasaran Pariwisata yang Bertanggung Jawab Pemasaran memegang perananan penting dalam mengembangkan industri pariwisata. Tentunya dalam pelaksanaannya diperlukan tanggung jawab dan etika yang benar. Apalagi dengan maraknya eco-tourism, ...

Strategi Marketing Mix Politik dalam Pemenangan Pilkada - Suatu Pendekatan Praktik dan Akademik

Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh kandidat politik: persepsi nilai kandidat dan positioning. Dari aspek persepsi nilai, kandidat harus memiliki keunggulan daya saing, atribut politik, kualitas figur, dan brand name; dan dari aspek positioning, kandidat mesti memiliki keunikan, ciri khas, perbedaan dengan kandidat lain, kebaruan/inovasi dalam memimpin, dan karakter dinamis dalam memimpin. Jika dua aspek itu baik, maka akan berdampak positif terhadap keputusan pemilih. Buku berjudul STRATEGI MARKETING MIX POLITIK DALAM PEMENANGAN PILKADA Suatu Pendekatan Praktik dan Akademik karya Dr. Asep Ferry Bastian, S.E., M.M. ini merupakan karya ilmu manajemen yang dikhususkan lagi dalam aspek pemasaran politik. Selain lolos uji dalam disertasi pada program doktor ilmu manajemen pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang, pengalaman praktikal penulis dalam mendampingi hingga memenangkan tokoh politik, yakni: wakil walikota Tangerang (2008-2013) hingga kemudian walikota Tangerang dua periode (2013-2018 dan 2018-2023) menjadi nilai tambah bagi kebergunaan resep buku ini bagi para calon kontestan politik lainnya di Indonesia.

Buku berjudul STRATEGI MARKETING MIX POLITIK DALAM PEMENANGAN PILKADA Suatu Pendekatan Praktik dan Akademik karya Dr. Asep Ferry Bastian, S.E., M.M. ini merupakan karya ilmu manajemen yang dikhususkan lagi dalam aspek pemasaran politik.

Pemasaran Pariwisata Internasional

Sebuah Pendekatan Strategis

Pariwisata yang pada dasarnya ada “people to people business merupakan industri jasa yang padat karya. Oleh karena itu, masalah sumber daya manusia sangat menentukan suksesnya sebuah industri pariwisata. Di samping usaha perhotelan, buku ini juga membahas pemasaran strategis biro perjalanan dan agen perjalanan dalam hubungan globalisasi dan implikasi dari perkembangan teknologi informasi, sistem distribusi global, dan sistem pemesanan langsung dengan komputer. Biro perjalanan dan agen perjalanan yang pada dasarnya adalah jasa perantara, akan sangat terpengaruh eksistensinya. Untuk itu, kemampuan untuk mengadakan antisipasi dan penyesuaian sebagai bagian dari langkah pemasaran pariwisata internasional yang strategis, akan menentukan peran biro perjalanan dan agen perjalanan di masa mendatang.

Pariwisata yang pada dasarnya ada “people to people business merupakan industri jasa yang padat karya. Oleh karena itu, masalah sumber daya manusia sangat menentukan suksesnya sebuah industri pariwisata.

Komunikasi Strategis Indonesia-Tiongkok

Mempelajari dunia Tiongkok tidak pernah habisnya, kajian ini telah diteliti oleh penulis dari berbagai segmen dan latar belakang, baik oleh bangsa Tionghoa sendiri maupun orang asing. Dunia Tiongkok sendiri dapat ditelusuri mulai 2500 tahun sebelum Masehi. Sejarah Tiongkok menjadi perhatian para penulis dari Barat, Timur, sampai ke Persia. Sentuhan peradaban besar Tiongkok dengan dunia luar dimulai dari Jalur Sutra (Silk Road) kuno sampai dunia global. Jalur Sutra dikembangkan dengan konsep pembangunan Tionghoa one belt one road mulai dari Asia, Timur Tengah, sampai ke Afrika. Komunikasi global melalui Jalur Sutra bersentuhan dengan dunia Islam. Islam dan Tiongkok sebagai sahabat dalam peradaban dunia sampai saat ini. Sebagai bangsa Asia, Tiongkok bersentuhan dengan peradaban Melayu di Nusantara. Setelah Indonesia merdeka, Tiongkok membangun diplomasi guna menciptakan perdamaian dunia dan menjadi mitra dalam bidang budaya, ekonomi, dan politik. Penulis buku ini, sebagai pengajar komunikasi antarbudaya di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Aceh juga alumni Program Pendidikan Reguler Lemhannas Republik Indonesia angkatan LVI tahun 2017, mencoba mengkaji komunikasi politik Indonesia-Tiongkok berdasarkan model komunikasi sosial budaya, tradisi, etos, etika dan agama. Penulis berusaha mencoba melihat kajian komunikasi politik berdasarkan fenomena global yang mempunyai harapan dan tantangan bagi bangsa Indonesia. Harapan bagi bangsa Indonesia dan China dalam membangun komunikasi politik, yang didasarkan kepada ajaran agama Islam yang merupakan jembatan menuju harmoni. Kearifan komunikasi antara Indonesia dan Tiongkok dapat dibangun dengan semangat spiritual dan budaya Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai lokal yang telah berinteraksi dengan budaya Tiongkok ribuan tahun yang lalu. Benang merah komunikasi politik antara Indonesia dan Tiongkok dibingkai dengan semangat gotong-royong dan ciri ke-Indonesia-an plus Islam dan peradaban Tionghoa Raya melalui peranakan Tionghoa di Asia Tenggara.

dari hubungan strategis bagi pemeluk Islam untuk mempelajari halhal yang belum ada di negeri Islam . Islam sangat menghargai siapa saja yang menuntut Ilmu , di mana dan kapan saja . Oleh karena itu kemampuan China dalam bidang teknologi ...

Metode Peneltian Hukum

Konstelasi dan Refleksi

Konstelasi dan refleksi adalah dua kata kunci dalam memahami setiap medan telaah. Konstelasi berfungsi mendudukkan persoalan sehingga keluasan latarnya menjadi terpaparkan. Sementara itu, refleksi memuat kontemplasi bahkan sampai pada nilai-nilai tertentu, untuk kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk pemikiran yang lebih bernas dan mumpuni guna menjawab problema-problema kontekstual. Metode penelitian hukum adalah salah satu dari banyak medan telaah yang perlu dikonstelasi dan direfleksikan, mengingat dinamika yang melanda disiplin hukum pasca-abad ke-19. Arus utama (mainstream) positivisme hukum selama ini telah menempatkan penelitian hukum dalam posisi yang serba-kikuk dan monolitik tatkala harus berhadapan dengan dinamika tersebut. Sementara itu, tuntutan konstektualitas penelitian hukum justru makin menggebu dan terus menggugat kapabilitas ilmu hukum (dalam arti luas) untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan masyarakat, khususnya dalam konteks keindonesiaan. Dua belas bab dari buku ini tidak saja menawarkan panorama hasil pemetaan ragam pemikiran hukum dengan segala konsekuensi metodologisnya, melainkan juga merefleksikan hasil konstelasi itu dalam tawaran pendekatan yang relatif baru, yaitu penelitian sosiolegal. Kesalahpahaman atas penelitian sosiolegal, yang lazim menghinggapi para penstudi hukum "konvensional", coba untuk diluruskan dalam paruh kedua buku ini. Tulisan-tulisan dalam bagian ini mampu mendeskripsikan dengan sangat kaya tentang sepak terjang metode penelitian sosiolegal dalam melahirkan varian-varian pendekatan baru, yang secara metodologis merupakan buah kolaborasi antara metode penelitian hukum konvensional dan metode penelitian hukum berperspektif kemasyarakatan.

Bagian kedua dari buku ini akan menajamkan sorotannya pada konstelasi metodologis dalam penelitian [ilmu] hukum. Dua tulisan Soetandyo Wignjosoebroto akan memberi pencerahan seputar hal ini. Ragam konsep tentang hukum, yang setidaknya ...

Menulis Ilmiah

Metode Penelitian Kualitatif

Bagaimana berbagai hal human being bisa keluar secara naratif, ketika menuliskan apa-apa yang ditemukan di lapangan penelitian. Bagaimana memberi jalan penulisan Kualitatif di tengah domain struktural, politis, dan konteks akademis yang masih diwarnai paradigma positivistik. Maka itulah, pada buku Edisi Kedua Penulisan Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif ini, saya melanjutkan ihwal Penulisan Ilmiah Kualitatif, dengan rajutan metodologi dan metode riset serta hal teknis lain yang menyertainya. Edisi Kedua buku ini mengembangkan bahasan, seperti: 1. Bentukan riset Kualitatif, serta khususnya proses penulisannya 2. Pengenalan riset Kualitatif, pembaca, serta topik Kualitatif, disertai contohnya-contohnya 3. Peneliti Kualitatif ialah Para Penulis yang Subjektif dan Induktif, dan menggunakan Metafor di dunia Ilmu Sosial, disertai contoh-contohnya 4. Menulis Naratif Tradisi Kualitatif, dan Struktur Naratif sebagai core dari penulisan Kualitatif 5. Menulis Bagian-Bagian Penting Kualitatif, seperti Judul dan Statement of the Problem, dan bagian-bagian penting penulisan Kualitatif disertai contoh 6. Mengalurkan Tulisan Kualitatif, disertai berbagai contoh dari buku, artikel jurnal, dan sebagainya dalam banyak disiplin ilmu social

Bagaimana berbagai hal human being bisa keluar secara naratif, ketika menuliskan apa-apa yang ditemukan di lapangan penelitian.

Metode Penelitian Sosial (edisi revisi)

Maka penelitian pada umumnya diawali dengan pernyataan yang dimulai dengan kata-kata: Mengapa, Apa, Siapa, KApan, DI mana ? Disingkat menjadi MASKADI Dalam bahasa Inggris ialah : Why, What, When, Where, Who. Disingkat 5W Suatu hal yang mengherankan adalah, mengapa di dalam bahasa inggris unsur who atau siapa diletakan di tempat paling belakang? Di dalam bahasa dan budaya Indonesia, unsur Siapa atau unsur “orang” yang menjadi penanggung hak dan kewajiban, mempunyai tempat yang penting. Maka di dalam tulisan ini Siapa ditempatkan di tengah-tengah. Perbedaan dalam pemikiran ini sudah biasa, karena budaya di Indonesia berbeda dengan keadaan di Amerika atau Eropa. Menurut penulis, maka manusia sebagai penanggung jawab hak dan kewajiban sangat menentukan dalam proses hubungan antar anggota masyarakat. Maka di dalam bahasa Indonesia “Siapa” ditempatkan di tengah. Mungkin perumusan Barat ini lebih sesuai untuk penelitian Ilmu Ekonomi. (Soedjito) Penulis buku ini adalah murid dan guru. Pengalaman guru ditambah dengan pengalaman murid. Pengalaman para guru yang diturunkan kepada guru penulis ini kemudian terakumulasi di dalam pengajarannya kepada para murid.Ditambah dengan pengalaman latihan penelitian yang dilakukannya kepada para mahasiswanya. Akumulasi baru terbangun ketika akumulasi pengalaman warisan ditambah pengalaman guru sendiri, kemudian ditambah pengalaman muritnya, maka muncullah konsep metodologi dengan gaya yang baru berbeda dengan gaya buku pengarang Barat yang dikutip kebanyakan penulis. Buku demikian yang penulis harapkan atas buku ini. (BAS)

Maka penelitian pada umumnya diawali dengan pernyataan yang dimulai dengan kata-kata: Mengapa, Apa, Siapa, KApan, DI mana ?

Kepak Sayap Bahasa: Kata, Makna, dan Ruang Budaya

Kepak Sayap Bahasa: Kata, Makna, dan Ruang Budaya merupakan kumpulan esai yang mengangkat pernak-pernik kebahasaan yang “berkeliaran” mengelilingi kehidupan manusia Indonesia. Persoalan bahasa memang penuh warna dan lika-liku, meski kadangkala diabaikan tetapi terkadang membahana dengan letusan yang dahsyat. Bahasa itu universal, tetapi unik dan klasik. Berbeda dengan warisan budaya lainnya yang diturunkan nenek moyang kepada generasi penerusnya, bahasa bersifat lebih dinamis, fleksibel, dan senantiasa berkembang. Bahasa memiliki daya pragmatik yang memperlihatkan keistimewaannya sebagai kekayaan intelektual manusia. Esai “Kritik dan Humor” mengulas kemahiran segelintir orang yang mengkritik dalam canda atau bergurau yang memuat hujah. Esai “Majas”, “Metafora Celana Tak Berpisak”, “Semiotika Melayu” dan “Sejuta Kata” membicarakan kekuatan bahasa sebagai intelektualitas manusia dalam berinteraksi. Pernik bahasa lain yang cukup unik turut terungkap dalam buku ini seperti masalah pemaknaan unsur serapan dari bahasa asing yang melenceng dari makna sebenarnya dalam bahasa sumber, perbedaan makna sebuah kata dalam kelompok etnis yang berbeda di Indonesia, kata-kata yang mengalami “pelencengan” tetapi masif digunakan, penggunaan akronim yang adakalanya terkesan sesuka hati tetapi viral, dan salah kaprah dalam penamaan mamalia laut. Beberapa peristiwa kebahasaan yang sempat fenomenal di Indonesia ditulis dalam esai yang berjudul “Dilan 1990”, “Hoaks”, “Gado-Gado di Belanda”, “Endemi, Epidemi, dan Pandemi”, ““Berwisata” ke Rumah Sakit”, dan “Bahasa Asing di Ruang Publik: Perlukah?” Kefenomenalan ini tidak sebatas karena menghebohkan, tetapi pada beberapa esai lebih ditekankan pada sikap bahasa masyarakat yang cenderung menyukai sesuatu yang berbau “asing”. Kausalitas bahasa dan masyarakat, kaitan bahasa dan identitas, vitalitas bahasa ibu yang terancam punah, dan geliat literasi pada era milenial turut diangkat dalam buku ini. Persoalan bahasa memang terkesan “ringan”, tetapi jangan pernah menganggapnya tidak penting. Sebab, bahasa berkemampuan untuk melambungkan dan juga menenggelamkan. Paradoksal natural yang terjadi tanpa prediksi.

... (2) lingkungan pergaulan yang semakin majemuk, multisuku, multibudaya, dan multibahasa; (3) perkawinan antarsuku; (4) pemeliharaan identitas etnik tanpa menggunakan bahasa daerah; (5) migrasi penduduk asli ke luar 149 Kepak Sayap ...