Sebanyak 1617 item atau buku ditemukan

Wacana Pemikiran Reformis: Jilid II

Buku ini yang terdiri daripada antologi esei ditulis oleh mereka yang mengikuti semangat reformasi Islam dan pemikiran kritis. Ia menuntut kita untuk menggunakan kemampuan akal kita sepenuhnya untuk memenuhi cabaran yang semakin meningkat di dunia moden.Selain itu buku ni telah menyebut tentang permintaan pembaharuan dan pembaharuan bukan hanya sumbangan yang sama dari para sarjana baik teks dan konteksnya, tetapi juga penglibatan kritis dan imaginasi kreatif massa Muslim khususnya para intelektual. Adalah suatu daya tarik untuk mempertimbangkan kembali sumber-sumber tersebut melalui rekonsiliasi yang diperlukan dengan dunia, evolusi dan pengetahuan manusia sehingga hati nurani umat Islam kontemporer akan sesuai dengan zaman moden dan cabarannya.

Ia diusahakan oleh Ust Abu Bakar al-Bakir bin Muhammad Said. ... Gunung Semanggol bertujuan meluaskan pengajaran agama dan rancangan ekonomi bagi memajukan serta meningkatkan sistem ekonomi bangsa dan negara yang hampir lenyap di tangan ...

ISLAM DAN BUDAYA LOKAL Deskripsi Tradisi Masyarakat Kabupaten Nunukan

Judul : ISLAM DAN BUDAYA LOKAL Deskripsi Tradisi Masyarakat Kabupaten Nunukan Penulis : Eko Nani Fitriono, S.Th.I., M.P.I., Nur Halisa, Mega Kaswajeng, Satriani, Ana, Ade Irma Suryani, Arminda Purnama, Fadhil Edryansyah, Mustainah, Armansyah, Dewi Surya Ningsih, Dini Suryani, Gina Musliyati M., Gunatang, Nira Siti Nurazizah, Hardin, Hariyani, Jumiati, Nur Anisa, Suryani, Nurman Iskandar, Rahmania Safitri, Nurfitriani Ibrahim Ukuran : 15,5 x 23 cm Tebal : 145 Halaman No ISBN : 978-623-6233-73-3 Kabupaten Nunukan terletak di perbatasan paling utara Indonesia. Daerah ini berbatasan langsung dengan Negara Malaysia. Sebagai tempat transit, Kabupaten Nunukan dihuni oleh penduduk asli dan pendatang yang datang dari berbagai pulau yang ada di Indonesia, seperti pulau Jawa dan Sulawesi, maka tidak heran dari masyarakat yang heterogen tersebut lahirnya budaya yang beragam. Berbagai tradisi dan budaya masyarakat Nunukan, mulai dari tradisi yang berkaitan dengan etika, pernikahan, akulturasi budaya lokal dan Islam, serta ritual lainnya yang dipaparkan dalam bingkai Islam dapat pembaca temukan dalam buku ini. Buku kolaborasi tulisan dosen dan mahasiswa STIT Ibnu Khaldun Nunukan ini menjadi tulisan yang menarik untuk dibaca dalam upaya memahami budaya yang hidup dan berkembang di Kabupaten Nunukan dengan berbagai latar belakang masyarakatnya yang heterogen.

Judul : ISLAM DAN BUDAYA LOKAL Deskripsi Tradisi Masyarakat Kabupaten Nunukan Penulis : Eko Nani Fitriono, S.Th.I., M.P.I., Nur Halisa, Mega Kaswajeng, Satriani, Ana, Ade Irma Suryani, Arminda Purnama, Fadhil Edryansyah, Mustainah, ...

RASIONALITAS TRADISI ISLAM NUSANTARA

Islam yang bercampur dengan budaya lokal merupakan gejala normal dari dinamika peradaban umat Islam. Pergumulan dan interaksi umat Islam dengan budaya akan menampilkan Islam yang berkarakter dan lebih toleran. Sebaliknya, semakin minim interaksi umat Islam dengan kebudayaan lokal maka semakin miskin pula budaya lokal. Di sinilah letak wajah Islam Indonesia sangat berbeda dengan Islam Timur Tengah (Saudi Arabia) yang menampilkan Islam puritan. Selama ini, budaya dianggap berada di luar ajaran Islam karena tidak sesuai dengan doktrin Islam. Bagi mereka, budaya merupakan karya manusia yang dapat berubah, sementara Islam adalah kreasi Allah Swt. yang bersifat permanen (asy-Syari’ah al-khalidah). Jika kita menengok isi Al-Qur’an dan sirah nabawi (sejarah nabi) banyak mendeskripsikan akomodasi sub budaya Arab. Oleh karena itu, penolakan tradisi lokal dalam formulasi Islam telah menghilangkan keluwesan Islam. Ulama ushul fiqh telah memperhatikan budaya lokal dengan kaidahnya, al- ‘adat muhakkamah (adat dapat dijadikan pedoman hukum).

Islam yang bercampur dengan budaya lokal merupakan gejala normal dari dinamika peradaban umat Islam.

Islam dan Budaya Lokal dalam Tradisi Tabut

Tabut ialah sebuah tradisi atau budaya lokal Bengkulu berupa upacara untuk mengenang kematian cucu Nabi Muhammad Saw, Husen bin Ali, di Padang Karbala Irak. Telah banyak kajian akademis yang dilakukan dengan berbagai topik terkait tradisi Tabut ini. Seperti kajian mengenai Tabut dalam wacana Islam Syi’ah, sebagai media komunikasi, pada topik pendidikan, pada aspek agama dan budaya, maupun pada aspek hubungan dengan Pemerintah. Buku ini mengisi ruang kosong di antara kajian dengan berbagai topik dan aspek tersebut. Yakni dengan lebih menyoroti pada eksistensi dan perkembangan Tabut itu sendiri di tengah perkembangan zaman. Disusun dalam lima bab, semoga buku ini dapat memberikan sumbangsih informasi seputar tradisi Tabut dan menambah khazanah keilmuan serta dinamika akademik bagi para peminat kajian sejenis.

Tabut ialah sebuah tradisi atau budaya lokal Bengkulu berupa upacara untuk mengenang kematian cucu Nabi Muhammad Saw, Husen bin Ali, di Padang Karbala Irak.

Dialektika Islam Dan Budaya Nusantara

Dari Negosiasi, Adaptasi Hingga Komodifikasi

Pada era modern sekarang ini, agama kembali mengalami masa kebangkitan. Kebangkitan agama-agama besar dunia terjadi justru ketika agama diprediksi akan mengalami kemunduran dan kehilangan perannya. Masyarakat dunia kini beramai-ramai mencari tambatan hati kepada agama. Fenomena ini terjadi karena kegersangan rohani yang melanda sebagian besar masyarakat modern. Kecanggihan teknologi modern yang mempermudah kebutuhan manusia rupanya tak cukup memenuhi sisi kosong dalam diri manusia. Sisi kosong tersebut adalah tarikan kebutuhan rohani. Agama menjadi pilihan untuk mengisi kekosongan rohani tersebut. Dampak positifnya, agama mengalami kebangkitan kembali (resurgence) Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

Pada era modern sekarang ini, agama kembali mengalami masa kebangkitan.

Islam Lokal: Sejarah, Budaya, dan Masyarakat

Buku bunga rampai yang diterbitkan mahasiswa Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga ini menarik untuk dibaca. Pertama, buku ini ditulis oleh mahasiswa-mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi baik itu di Jawa, Sumatera, hingga Sulawesi, dan bahkan aktivis LSM. Dari tema tulisan yang sangat bervariasi fokus kajian dan perspektifnya. Hal ini membuktikan bahwa sejarah Islam Indonesia tidak hanya Java-centris karena mencakup banyak aspek dalam kajian sejarah lokal. Buku yang merupakan hasil lomba tulisan di kalangan mahasiswa ini juga bagus dari aspek lokalitasnya. Tema artikel di buku ini berbicara tentang budaya lokal baik Islam maupun umum seperti bagaimana integrasi Islam dengan nilai-nilai lokal di Jawa maupun Sumatera. Etnis Tionghoa sebagai minoritas juga sebuah objek studi yang menarik karena selama ini banyak kajian lebih pada masyarakat mayoritas.

Buku bunga rampai yang diterbitkan mahasiswa Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga ini menarik untuk dibaca.

Retorika dalam Gubahan Sastra

Buku yang berjudul: “Retorika dalam Gubahan Sastra” ini yakni, sebuah buku yang berisikan sajak-sajak atau puisi mengenai alam, cinta, maupun berbagai perasaan di penulis. Di mana si penulis sendiri berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan beragam kata yang disatukan dalam suatu wadah yang membentuk satu kesatuan atau komunitas yang bernama Komunitas Sajak Indonesia (KSI).

Buku yang berjudul: “Retorika dalam Gubahan Sastra” ini yakni, sebuah buku yang berisikan sajak-sajak atau puisi mengenai alam, cinta, maupun berbagai perasaan di penulis.

Wakaf Versus Kapitalisme

Buku 4 Serial Manajemen Wakaf Produktif

Wakaf bukanlah kata baru dalam khazanah budaya umat Islam, dengan mudah kita menemukan tanah wakaf, masjid, madrasah, dan juga tentunya kuburan. Namun sayang sepertinya Indonesia relatif terlambat mengkapitalisasi potensi yang amat besar tersebut sebagai kekuatan ekonomi umat yang sangat berpeluang menjadi solusi ekonomi yang lebih adil.

Wakaf bukanlah kata baru dalam khazanah budaya umat Islam, dengan mudah kita menemukan tanah wakaf, masjid, madrasah, dan juga tentunya kuburan.

RIBA Versus SEDEKAH

Mengungkap Konspirasi Kapitalisme Dunia

SEJAK awal, Riba sudah diharamkan oleh Allah. Ketika Riba masih memiliki satu wajah. Yang sangat sederhana. Yakni, praktik menyengsarakan orang-orang yang tidak berpunya oleh mereka yang punya harta. Orang-orang yang sedang terjepit secara ekonomi, malah disengsarakan dan dieksploitasi. Orang-orang yang sedang berada dalam posisi lemah, malah diperkuda. Ditunggangi untuk diperas keringatnya atas nama keserakahan. Agar yang kaya semakin kaya, dan yang miskin tetap dalam kemiskinannya. Namun sesungguhnya, Riba itu apa? Bagaimana Al-Quran mendefinisikan Riba?

SEJAK awal, Riba sudah diharamkan oleh Allah.

Pilar-Pilar Sistem Pemerintahan Islam

Pasca runtuhnya Khilafah Islamiyyah pada tahun 1924, umat seperti spora yang beterbangan ke segala arah mencari sistem politik dan pemerintahan. Ada yang berpendapat bahwa Islam semata ajaran ruhiyah dan moral, minus sistem politik. Sebagian lagi berpendapat bahwa yang paling urgen saat ini adalah mewujudkan esensi dari ajaran Islam seperti nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, kejujuran dalam kehidupan politik dan bernegara. Monarki atau demokrasi tidak menjadi persoalan, yang penting esensinya. Sebagian mereka ada juga yang demikian percaya bahwa demokrasi adalah representasi ajaran politik dari Islam paling layak di era modern ini. Meski berbeda, akan tetapi bagi kelompok yang pertama maupun yang kedua sepakat bahwa khilafah adalah masa lalu. Tak ada ruang di era modern sekarang bagi gagasan penegakkan khilafah. Namun bagi mata yang belum lamur dari membaca sejarah dan jujur dalam menelusuri kitab-kitab klasik karya para ulama salaf, pastinya akan bertanya benarkah Islam tidak meninggalkan warisan sistem politik dan pemerintahan yang paripurna bagi para pemeluknya? Lalu mengapa Khilafah Islamiyyah dapat bertahan sebagai sebuah sistem politik dan pemerintahan selama kurun waktu hampir 14 abad? Sebuah pencapaian yang belum pernah diraih oleh sistem politik manapun termasuk oleh demokrasi yang kini terseok-seok? Mungkinkah ini ‘kebetulan’ ataukah justru gambaran digdayanya sistem politik Islam yang terealisasi dalam sistem kekhilafahan? Berbekal keyakinan bahwa Islam adalah dien yang paripurna, DR. Mahmûd ’Abd al-Majîd al-Khâlidî, menghadirkan buku ini. Beliau mengungkap pandangan para ulama salaf terkemuka yang sudah menjadi rujukan umat, bahwa Islam memiliki sistem politik dan pemerintahan yang exceptional, yakni Khilafah Islamiyyah. Rahim negara Khilafah Islamiyyah bukanlah akal manusia melainkan wahyu. Ia juga bukan milik kelompok tertentu, tetapi warisan generasi emas umat ini, para Khulafa ar-Rasyidin dan alim ulama mereka. Sehingga tak pantas bila kemudian sebutan Khilafah Islamiyyah disematkan hanya untuk kelompok tertentu saja. Itu sama dengan mengingkari karya-karya agung para ulama. Dalam buku ini Anda akan diajak untuk melihat ketajaman para ulama salaf dalam membahas isu-isu seputar Khilafah, seperti syura, putra mahkota, parpol. Mereka telah menjawab tuntas bahwa sistem ini memiliki pilar-pilar pemerintahan yang exceptional. Sama sekali berbeda dengan sistem politik manapun. Termasuk demokrasi yang diagungkan sebagian pemikir dan politisi muslim zaman ini. Hingga akhirnya kita akan diajak untuk menjawab pada satu pertanyaan besar; Bila Allah dan RasulNya telah memberikan satu keputusan, pantaskah kita mengaku pada keduanya bila justru mengambil pilihan yang lain? Buku persembahan penerbit QisthiPressGroup #Qisthi

Oleh karena itu realita umum yang tak bisa dipungkiri dalam naungan sistem yang buas itu (kapitalisme) “anda memakan ... (kapitalis) akan mengucurkan uang bagi orang yang memiliki suara sampai orangorang terpilih berlomba kepada uang.