Buku bunga rampai yang diterbitkan mahasiswa Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga ini menarik untuk dibaca. Pertama, buku ini ditulis oleh mahasiswa-mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi baik itu di Jawa, Sumatera, hingga Sulawesi, dan bahkan aktivis LSM. Dari tema tulisan yang sangat bervariasi fokus kajian dan perspektifnya. Hal ini membuktikan bahwa sejarah Islam Indonesia tidak hanya Java-centris karena mencakup banyak aspek dalam kajian sejarah lokal. Buku yang merupakan hasil lomba tulisan di kalangan m ahasiswa ini juga bagus dari aspek lokalitasnya. Tema artikel di buku ini berbicara tentang budaya lokal baik Islam maupun umum seperti bagaimana integrasi Islam dengan nilai-nilai lokal di Jawa maupun Sumatera. Etnis Tionghoa sebagai minoritas juga sebuah objek studi yang menarik karena selama ini banyak kajian lebih pada masyarakat mayoritas.
Buku bunga rampai yang diterbitkan mahasiswa Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga ini menarik untuk dibaca. Pertama, buku ini ditulis oleh mahasiswa-mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi baik itu di Jawa, Sumatera, hingga Sulawesi, dan bahkan aktivis LSM. Dari tema tulisan yang sangat bervariasi fokus kajian dan perspektifnya. Hal ini membuktikan bahwa sejarah Islam Indonesia tidak hanya Java-centris karena mencakup banyak aspek dalam kajian sejarah lokal. Buku yang merupakan hasil lomba tulisan di kalangan mahasiswa ini juga bagus dari aspek lokalitasnya. Tema artikel di buku ini berbicara tentang budaya lokal baik Islam maupun umum seperti bagaimana integrasi Islam dengan nilai-nilai lokal di Jawa maupun Sumatera. Etnis Tionghoa sebagai minoritas juga sebuah objek studi yang menarik karena selama ini banyak kajian lebih pada masyarakat mayoritas.
Setelah mendiskusikan berbagai isu Islam Indonesia yang mungkin kita dapat pelajari dari keberadaan orang-orang Islam yang ada di negara Belanda, kita beralih dari realita sosial kontemporer ke arsip-arsip/laporan-laporan dari pemerintah kolonial Hindia Belanda. Kaitannya dengan hal ini, ada beberapa hal penting yang seharusnya menjadi perhatian sejarawan. Yang pertama, berbicara tentang studi Islam Indonesia masa kolonial kita tidak bisa mengelak dari kebutuhan akan kemampuan Bahasa Belanda. Mengapa? Pemerintah Hindia Belanda mengarsipkan peristiwa-peristwa penting yang dilakukan oleh pribumi termasuk organisasi-organisasi ke-Islaman dalam Bahasa Belanda. Kedua, apalagi tentang politik. Topik ini bisa jadi paling hangat dibicarakan karena masanya yang tepat. Masa kolonial tidak bisa dilepaskan dari kepentingan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda yang ingin memanfaatkan sumber daya alam Indonesia semaksimal mungkin. Terakhir, baik di UIN, IAIN, STAIN dan UGM Bahasa Belanda menjadi matakuliah yang dianggap penting untuk kepentingan studi Islam (Indonesia).
kembali mendapat pinjaman naskah dari Vulcanius. ... Dari tahun 1870 sampai 1913, tidak ada lagi orang yang memperhatikan nasib naskah ini. ... 21 Buku karya Sunan Bonang ini berisi pemurnian akidah dan model pendidikan Islam.