Sebanyak 1617 item atau buku ditemukan

Ushul Fiqh

Dari Nalar Kreatif Menuju Nalar Progresif

Secara etimologis, ushul fikih berarti pondasi fikih. Itu berarti, fikih dibangun di atas pondasi yang kokoh. Pondasi itu dinamakan metodologi. Karena itu, ushul fiqh sering juga disebut sebagai metodologi hukum Islam, yaitu ilmu yang membahas tentang sejumlah metode penemuan dan penetapan hukum Islam. Baik metode (ushul fiqh) maupun fikih (sebagai hasil dari penerapan metode), keduanya adalah upaya kreatif maksimal ulama ushul (ushûliyyûn) dan fikih (fuqahâ). Buku ini membahas sejumlah metode-metode kreatif ulama ushul (ushûliyyûn) dan fikih (fuqahâ) dalam menggali, mengeluarkan, menemukan dan menetapkan hukum. Buku ini menyuguhkan kesegaran bagi pemikiran hukum Islam yang kontekstual dan sesuai semangat zaman. Pada bab awal, pembahasan buku ini terlebih dahulu menyentuh makna, sejarah, objek kajian dan berbagai aliran ushul fikih. Memasuki bab selanjutnya, sumber penetapan hukum baik Sunni dan Syiah hingga dalil-dalil penetapan hukumnya dikuliti. Pertengahan isi buku ini kemudian juga mengetengahkan diskusi-diskusi terkait ijtihad hingga kaidah Ushûliyyah dan Fiqhhiyyah. Selain itu, dibahas pula berbagai metode penemuan hukum Islam dan metode istinbâth hukum di Indonesia. Sebelum akhirnya Penulis menutupnya dengan mengajukan pembahasan soal teori-teori usul fikih progresif.

Pondasi itu dinamakan metodologi. Karena itu, ushul fiqh sering juga disebut sebagai metodologi hukum Islam, yaitu ilmu yang membahas tentang sejumlah metode penemuan dan penetapan hukum Islam.

MANAJEMEN PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Konsep dan Strategi dalam Meningkatkan Akhlak Peserta Didik

Masalah yang sering dihadapi guru adalah manajemen pembelajaran. Banyak guru yang tidak mampu membuat perencanaan pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam hal pelaksanaan dan evaluasi pembelajaranpun masih banyak guru yang mengalami kesulitan, tak terkecuali guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Padahal manajemen pembelajaran dalam SKI sangat berpengaruh dalam meningkatkan akhlak peserta didik. Buku yang ditulis berdasarkan riset ini mencoba mengidentifikasi berbagai unsur terkait manajemen pembelajaran SKI untuk meningkatkan akhlak peserta didik. Unsur-unsur tersebut antara lain meliputi: perencanaan pembelajaran; pelaksanaan pembelajaran; dan evaluasi pembelajaran SKI. Dengan manajemen pembelajaran yang baik, diharapkan akhlak peserta didik pun dapat lebih meningkat menuju akhlak al-karimah.***

Masalah yang sering dihadapi guru adalah manajemen pembelajaran.

Unity of Living Faiths, Humanism & World Peace: Moral discipline of religions

Al - Hadis ( E . T . by Fazlul Karim ) . N . - - Nānak . A . - Arjan Dev . AD . - Amar
Das . RD . - Ram Das TB . — Teg Bahadur . G . Singh . - Govind Singh . MT . -
Maitrāyaṇi . AP . - Annapūrņā . JD . - - Jābāladarśana . NP . - Nāradaparivrājaka .

Unity of Living Faiths, Humanism & World Peace

Al Hadis , the tradition compiled by Muhammad ' s contemporaries and followers ,
gives the following account of his life , conduct and character . He never told a lie
in his life , and be always kept his promise to a person . For this reason he was ...

MAKNA AYAT-AYAT AL-QURAN DALAM FENOMENA PENYEMBUHAN KESURUPAN (STUDI LIVING QUR’AN PADA KESENIAN KUBROSISWO BINTANG MUDO DI PRINGSURAT TEMANGGUNG)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesenjangan antara teori-teori mengenai fenomena penyembuhan dengan ayat-ayat Al-Qur’an jika dibandingkan dengan fakta-fakta penyembuhan orang kesurupan pada pertunjukan kesenian Kubrosiswo Bintang Mudo. Di satu sisi, kajian-kajian yang ada melihat fenomena penyembuhan dari pendekatan fungsional, sedangkan di sisi lain, fenomena tersebut pada dasarnya dapat dipandang sebagai manifestasi simbolik kebudayaan yang berelasi dengan pemahaman mistisme kesurupan dan Ayatayat Al-Qur’an. Oleh sebab itu, penelitian ini berangkat dari pertanyaan, apa sebenarnya makna fenomena penyembuhan kesurupan pada pertunjukan kesenian Kubrosiswo Bintang Mudo dalam konteks simbolik tersebut? Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu qualitative research dengan langkah-langkah: pengumpulan data, reduksi data, analisa data dan sintesa. Adapun pendekatan yang digunakan, yaitu semiotika yang berangkat dari anggapan bahwa fenomena kebudayaan pada dasarnya adalah simbol, yang mana sebagai “teks-teks” kebudayaan dapat diberikan makna atasnya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyembuhan kesurupan pada hakikatnya adalah bertemunya dua pemahaman kekuatan, yaitu kekuatan hitam (bathil) yang bersumber dari setan dan kekuatan suci (haq) yang bersumber dari Allah. Keberhasilan penyembuhan kesurupan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an adalah bentuk simbolik ditundukkannya kekuatan yang bathil oleh kekuatan yang haq. Ini menjadi bentuk penegasan sebuah kekuasaan yang dominatif, sebab manusia sebagai insan biasa dengan kelemahan dalam wadah fisiknya, ketika menyerahkan diri kepada Tuhan, maka diyakini tidak ada kekuatan bathil yang mampu menyakiti. Dengan kata lain, penyembuhan kesurupan merupakan manifestasi simbolik keluhuran keimanan manusia kepada Sang Pencipta.

... ekonomi, hal ini dianggap sebagai alternatif pengobatan yang cukup murah dibandingkan dengan pengobatan modern atau ... Hadis 6 Farid Hasan.

Hadis Asli Hadis Palsu

Studi Kasus Syekh MM Al-A'zami, PhD dalam Mengungkap Otentisitas Hadis

HADIS ASLI HADIS PALSU dikembangkan dari beberapa makalah menyangkut pengetahuan tentang hadis dan sejarah hadis. Dalam buku ini Sholikhin mendasarkan pada studi yang dilakukan Syekh Muhammad Mustafa Al-A’zami, Ph.D atau dikenal dengan MM Azami di dunia barat. A’zami adalah seorang guru besar ilmu Hadis di Universitas King Saudh di Riyadh, Saudi Arabia. Karya A’zami bisa dikatakan monumental setelah ia menulis disertasi yang mematahkan analisis para orientalis barat mengenai otentisitas hadis sebagai benar-benar berasal dari Rasulullah. Dalam buku ini, Sholikhin juga mencantumkan daftar kitab-kitab hadis berdasarkan jaman dan jenis-jenis isinya bahkan mendata peringkat keutamaan atau kualitas hadis yang bisa kita jadikan pedoman lebih lanjut untuk mempelajari hadis. Buku ini sangat penting bagi mahasiswa studi Islam, para ulama atau umat Islam pada umumnya yang ingin memahami hadis agar dapat menentukan bacaan yang tepat mengingat banyak sekali kitab-kitab hadis yang ada namun banyak pula yang mengandung hadis-hadis palsu (maudhu’).

... The Authenticity, 1965: 1). Bahkan di kalangan internal umat Islam dewasa ini,
banyak muncul kontroversi di sekitar hadis, yang berhubungan dengan
mempertanyakan kembali otentisitas hadis, baik itu dalam posisi sebagai sumber
hukum ...

17 Menit Sehari bisa Hafal Hadis dan Artinya

Mungkinkah kita dapat menghafal hadis di zaman now? Apakah kita perlu menghafal hadi? jika sudah bisa mencarinya secara cepat melalui program di komputer atau aplikasi di smartphone? Menghafal hadi? tidak sekadar mengetahui hadi?, tetapi dengan menghafal hadi?, kita akan mengingat selalu kandungannya dan insya Allah akan membawa penghafalnya mengikuti akhlak Rasulullah saw., sebagai teladan dan panutan kita semua. Selain itu, memahami istilah dalam ilmu hadi? akan dapat memilah dengan cepat hadi? yang ?ahih dan dha`if. Hal ini akan berguna ketika mencari dan mendapatkan hadi? secara online di zaman now. Buku ini disusun untuk mempermudah menghafal dan memahami istilah-istilah dalam hadi? plus membiasakan untuk menulis hadi? baik di kertas maupun dalam bentuk digital. Sebelum menghafal hadi?, pembaca akan diminta memahami dan menghafal kata yang biasa ditemui dalam sanad dan matan hadi?, termasuk memahami dan menghafal kata kunci yang biasa dijumpai dalam hadi?. Metode penyusunan hadi? dalam buku ini memudahkan pembaca menghafal dan dikutip dari berbagai kitab hadi? dan tema keislaman untuk memperkaya hafalan. Penghafal akan mendapatkan hadi? dari Kitab Al-Muwatha, Musnad Imam Syafi`i, ?ahih Bukhari dan Muslim, Tirmi?i, Ibnu Majah, dan Bulughul Maram. Selain itu, disajikan kuis secara online yang akan memudahkan menghafal dan mengingat kata kunci. Selamat menghafal dan memahami hadi?!

Mungkinkah kita dapat menghafal hadis di zaman now?

Epistemologi Ilmu Pengetahuan, Ilmu Hadis, dan Ilmu Hukum Islam

Sebagai ilmu pengetahuan untuk mengetahui benar tidaknya suatu hadis, ilmu hadis sejatinya memenuhi syarat epistemologis sehingga kebenarannya dapat diakui secara ilmiah. Dalam arti, kebenaran yang dikemukakan oleh studi hadis dapat dibuktikan, baik berdasar data empirik-historis maupun secara rasional. Dengan demikian, kaidah atau teori yang diusung dalam ilmu ini dapat dibuktikan kebenarannya sehingga dapat dijadikan sebagai alat dan barometer untuk menguji autentisitas hadis Nabi. Epistemologi ilmu hadis antara lain terlihat pada eksistensi epistemologi ilmu hadis dan strukturnya, juga epistemologi kritik hadis beserta metode kritikhadis. Demikian halnya keilmuan hukum Islam secara epistemologis dapat dilihat dari segi struktur keilmuan hukum Islam dan pemetaannya pada objek materia dan objek forma. Objek materia berkenaan dengan keilmuan hukum Islam normatif, keilmuan hukum Islam empirik dan pranata sosial, keilmuan metodologis, serta keilmuan instrumen. Adapun objek forma dapat berupa sudut pandang sejarah (historis), filsafat (epistemologis dan aksiologis), sosiologis, dan yuridis. Keilmuan hukum Islam tersebut dapat dianalisis menggunakan metode deduksi-koherensi, induksi-korespondensi, ilmiah, fenomenologis, dan struktural-fungsional. Kehadiran buku ini dimaksudkan untuk memperkuat wawasan tentang epistemologi ilmu pengetahuan secara umum, ilmu hadis, ataupun keilmuan hukum Islam. Karena itu, buku ini sangat penting dibaca oleh pengkaji filsafat; khususnya filsafat ilmu, kajian hadis dan hukum Islam, serta kajian ilmu humaniora ataupun kajian logika terutama dari kalangan akademisi (dosen, mahasiswa, guru, dan siswa). Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

It is also provided for global development of science through Muslim contacts especially via Andalusia leading to European renaissance and modern developments with economics and social benefits to the European society at large.

Kisah-Kisah Dalam HADIS NABI

Buku yang diberi judul Kisah-Kisah Dalam HADIS NABI: Meneladani Ragam Kisah yang Pernah Dituturkan oleh Rasulullah Saw ini, ditulis dengan bahasa sederhana yang memudahkan pembaca untuk memahami sekaligus memetik hikmahnya. Kelebihan lain dalam buku ini, meski ini hanya cerita yang tidak berkaitan dengan hukum, namun dilengkapi dengan data referensi valid di catatan kaki. Sehingga menambah keyakinan kita bahwa kisah-kisah tersebut benar-benar terjadi, dan kita semakin mantab untuk mengikutinya. Terlebih di era milenial saat ini, banyak dongeng yang disuguhkan hanya memukai pendengar dan pembacanya, tanpa didasari dengan sumber yang jelas. Sehingga hadirnya buku ini, memiliki nilai keunggulan tersendiri, sebagai pegangan dalam menjalani kehidupan, yang bukan hanya sekedar bacaan yang berfungsi sebagai hiburan semata. Dalam buku ini, kita akan simak beberapa peristiwa lebih dari empat puluh. Diantaranya menjelasakan betapa Allah Maha Pengampun, betapa Allah Swt mencintai hambaNya yang memeliki kasih sayang di hatinya. Bagaimana tidak? Perempuan yang berlumuran dosa ahli zina, lantaran menolong Anjing yang sedang kehausan, dimaafkan segala dosanya oleh Allah Swt.

Buku yang diberi judul Kisah-Kisah Dalam HADIS NABI: Meneladani Ragam Kisah yang Pernah Dituturkan oleh Rasulullah Saw ini, ditulis dengan bahasa sederhana yang memudahkan pembaca untuk memahami sekaligus memetik hikmahnya.

Otoritas Hadis-Hadis `Bermasalah` dalam Shahih Al-Bukhari

Buku ini membuktikan bahwa problematika otoritas hadis berakar pada pemahaman literal terhadap matan hadis. Berdasarkan analisis mendalam terhadap hadis-hadis (yang dianggap) bermasalah yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari, penulis melihat bahwa stigma negatif terhadap matan hadis yang bermasalah (musykil) atau yang dianggap bertentangan dengan perkembangan zaman, sesungguhnya dapat direduksi dengan memahami hadis tersebut secara kontekstual dan komprehensif. Buku ini menolak paradigma yang menyatakan bahwa problematika otoritas hadis berakar pada matan hadis yang tidak rasional dan tidak relevan dengan konteks kekinian. Secara bersamaan buku ini mendukung paradigma yang menyatakan bahwa krisis otoritas hadis sesungguhnya tidak disebabkan oleh matan hadis yang tidak rasional dan tidak relevan dengan konteks kekinian, melainkan karena ketidakmampuan kita untuk memahaminya secara benar sehingga mendiskreditkan kesahihannya. Untuk membuktikan eksistesi otoritas hadis dan menghindari stigma negatif terhadap hadis-hadis musykil, penulis menawarkan metode baru dalam mengkaji hadis yang penulis sebut dengan “takhrij kontekstual”. Metode ini merupakan usaha reaktualisasi metode penelitian hadis dengan menyinergikan antara metode takhrij hadis (konvensional) dengan pemahaman matan hadis yang kontekstual dan komprehensif. Sehingga dapat menghasilkan suatu pemahaman hadis yang aktual namun tetap mengakar pada tradisi kajian hadis terdahulu.

Buku ini membuktikan bahwa problematika otoritas hadis berakar pada pemahaman literal terhadap matan hadis.