Sebanyak 250 item atau buku ditemukan

PENDIDIKAN KARAKTER ANAK PRA AKIL BALIG BERBASIS AL-QURÁN

Ajaran Islam mengisyaratkan pendidikan karakter diperkenalkan sejak anak dalam kandungan sampai anak memasuki akil balig. Masa akil balig merupakan istilah yang khusus diberikan dalam agama Islam kepada anak yang cukup umur dan memiliki kedewasaan biologis dengan kematangan alat reproduksi. Batasan usia balig tidak berdasarkan pada usia kronologis, akan tetapi didasarkan pada usia maturase secara seksual, yaitu ketika anak perempuan sudah menstruasi dan laki-laki mengalami ikhtilam (mimpi kedewasaan). Pada tahap usia akil balig ini, anak-anak diharapkan sudah mulai memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab diri sendiri kepada Allah Swt. Dengan mengetahui dan memahami dasar-dasar ibadah, muamalah, munakahat dengan bimbingan dan arahan dari orangtua dan pendidik. Untuk itu, dalam mempersiapkan anak akil balig memiliki kemampuan dan sikap yang sesuai dengan ajaran Islam, berbagai upaya dapat dilakukan orangtua. Upaya tersebut berkaitan dengan tumbuh kembang anak, fitrah anak dan believe (kepercayaan dan keyakinan) orangtua dalam mendidik anak serta memilih pendidikan yang tepat. Pendidikan karakter yang dilakukan kepada anak pra akil balig dengan menempatkan fase tumbuh kembang, berorientasi fitrah dan keyakinan orangtua disertai dengan metode-metode yang dapat menumbuhkan karakter anak akan membentuk anak pra akil balig siap menjalani hidup dengan menjadikan diri sebagai abid yang taat dan tunduk atas perintah Allah Swt. serta menjadi khalifah fi al-ardh yang mampu menjaga hubungan baik dengan sesama dan merawat alam ini dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Ajaran Islam mengisyaratkan pendidikan karakter diperkenalkan sejak anak dalam kandungan sampai anak memasuki akil balig.

Pendidikan Karakter

Proses penyusunan buku ini merupakan karya kolaborasi dari akademisi yang disiplin ilmunya merupakan bidang pendidikan dari beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di tanah air. Kolaborasi ini dimaksudkan agar memperkaya khazanah pengetahuan yang tertuang dalam buku ini sehingga konten dari buku ini dapat diterima oleh berbagai kalangan dari berbagai daerah di Indonesia. Adapun latar belakang dari penulisan buku ini merupakan refleksi kondisi dekadensi moral generasi muda pada saat ini yang sudah terseret jauh dari akar nilai budaya. Sering kali kita menemukan banyak perilaku yang tidak sesuai dengan nilai moral mulai dari tindakan pencurian, kenakalan remaja, pergaulan bebas, penggunaan obat-obat terlarang, maupun adab kesopanan yang mulai luntur, semua itu tidak hanya terjadi pada wilayah perkotaan yang notabenya merupakan daerah yang tingkat individualnya tinggi, namun juga terjadi di daerah pedesaan. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang menganut adat ketimuran yakni hidup bergotong-royong, penuh tanggung jawab, berani dalam melaksanakan kebaikan dengan penuh keberadaban, hidup berdampingan waluapun berbeda suku, ras, agama serta tetap menjaga etika sopan santun. Memperhatikan realita kehidupan dewasa sekarang ini, maka buku ini hadir untuk memberikan kontribusi berupa solusi konstruktif dari berbagai persoalan yang erat kaitannya dengan penanaman karakter terhadap anak-anak baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di lingkungan tempat bermain mereka. Buku ini sangat relevan dimiliki oleh para akdemisi, praktisi pendidikan, orang tua, maupun pemerhati pendidikan karena isi dari buku ini mengulas tuntas pendidikan karakter mulai dari nilai moral, metodologi maupun implementasinya di era millennial dan yang terpenting sangat aplikatif.

melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, adil, menghormati orang lain, disiplin, dan karakter mulia lainnya (Lickona, 1992). 3. Kertajaya dalam Supriyatno mendefinsikan karakter adalah karakteristik yang melekat pada ...

Pendidikan karakter

implementasi oleh guru, kurikulum, pemerintah dan sumber daya pendidikan

Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mewujudkan terciptanya manusia yang beradab, bermartabat, dan sejahtera. Pendidikan mampu mengubah manusia dari sifat jahiliyah menjadi manusia yang beradab. Manusia yang bodoh menjadi manusia yang melek pengetahuan. Manusia yang tertindas menjadi manusia yang bermartabat. Manusia yang sengsara menjadi manusia yang sejahtera. Namun, pendidikan tidak akan berjalan optimal tanpa ada dukungan dari berbagai pihak. Pendidikan akan terseok-seok ketika berjalan pincang jika tidak terkonsep dengan matang. Pemerintah tidak mampu berjalan sendiri dalam menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu harus ada dukungan penuh dari berbagai komponen pendidikan itu sendiri. Beberapa komponen pendidikan minimal mencakup aspek guru, kurikulum, dukungan sarana dan prasarana, pemerintah sebagai pembuat keputusan dan pengambil kebijakan, serta tujuan pendidikan itu sendiri. Nah, buku ini mengulas secara implikatif komponen pendidikan di atas. Buku ini memberikan ide-ide kreatif untuk mencapai tujuan pendidikan seutuhnya, yaitu pembentukan manusia yang bermartabat. Pendidikan berkarakter dalam bahasa zaman now.

Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mewujudkan terciptanya manusia yang beradab, bermartabat, dan sejahtera.

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS INTEGRATIF MORAL DI PERGURUAN TINGGI

Pendidikan karakter di lingkup satuan pendidikan perguruan tinggi dilaksanakan melalui tridharma perguruan tinggi berbasis karakter (Eva, 2015).

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BOYOLALI

Ada indikasi kuat mengenai hilangnya nilai-nilai luhur yang melekat pada bangsa kita, seperti kejujuran, kesantunan, dan kebersamaan, cukup menjadikan keprihatinan kita bersama. Harus ada usaha untuk menjadikan nilai-nilai itu kembali menjadi karakter yang kita banggakan dihadapan bangsa lain. Salah satu upaya ke arah itu adalah memperbaiki sistem pendidikan kita harus menitikberatkan pada pendidikan karakter yang berlandaskan falsafah bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Membangun karakter bangsa membutuhkan waktu yang lama dan harus dilakukan secara berkesinambungan. Pemerintah kita, yang diwakili oleh Kementerian Pendidikan Nasional tiada henti-hentinya melakukan upayaupaya untuk perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia, namun belum semuanya berhasil, terutama menghasilkan insan Indonesia yang berkarakter. Salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan yang seperti di atas, para peserta didik (siswa dan mahasiswa) harus dibekali dengan pendidikan khusus yang membawa misi pokok dalam pembinaan karakter/akhlak mulia. Arah dan tujuan pendidikan nasional kita, seperti diamanatkan oleh UUD 1945, adalah peningkatan iman dan takwa serta pembinaan akhlak mulia para peserta didik yang dalam hal ini adalah seluruh warga negara yang mengikuti proses pendidikan di Indonesia. Karena itu, pendidikan yang membangun nilainilai moral atau karakter dikalangan peserta didik harus selalu mendapatkan perhatian. Pendidikan karakter dari kanak-kanak (TK-Mahasiswa) merupakan wadah yang sangat penting untuk mempersiapkan sejak dini para generasi penerus yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa kita di masa datang. Penyelenggaraan pendidikan di suatu sekolah dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan, keterampilan, dan pengetahuan yang memadai untuk mengembangkan potensi diri secara optimal, sehingga lulusan memiliki ketahanan dan keberhasilan dalam pendidikan lanjutan, serta kehidupan yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga apabila pendidik salah dalam penanganannya maka output yang dihasilkan tidak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan pendidikan karakter siswa adalah MAN I Boyolali. Selain unggul dalam hal karakter, MAN I Boyolali juga unggul dalam bidang akademik. Terbukti dengan banyak piala penghargaan dan kejuaraan yang telah diraih siswa-siswi serta guru-gurunya. Lembaga pendidikan tersebut banyak diincar masyarakat untuk dapat menyekolahkan anaknya. Bukan hanya masyarakat Boyolali saja yang menimba ilmu di sana, akan tetapi juga daerah-daerah lain sekitarnya termasuk dari luar wilayah Boyolali, seperti Kabupaten Semarang, Klaten, dan Sukoharjo

Ada indikasi kuat mengenai hilangnya nilai-nilai luhur yang melekat pada bangsa kita, seperti kejujuran, kesantunan, dan kebersamaan, cukup menjadikan keprihatinan kita bersama.

Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah

Membentuk Budaya Berkarakter Setiap Hari

Kultur sekolah berkarakter menciptakan lingkungan yang ramah secara moral dan suportif bagi pertumbuhan personal individu. Budaya ini hanya bisa terbentuk melalui praktik pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang kami tawarkan kepada para pelaku pendidikan. Buku ini akan mengubah perspektif Anda cara membangun budaya sekolah berkarakter melalui kebiasaan kecil dalam keseharian kita. Kultur sekolah adalah seluruh rangkaian kegiatan kecil yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah mulai dari masuk pintu gerbang sekolah, berada di lingkungan sekolah, berkomunikasi dan berinteraksi antarwarga sekolah, sampai cara sekolah membangun ikatan mendalam dengan masyarakat sebagai lingkungan lebih luas yang membangun identitas sebuah sekolah. Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah adalah kisah-kisah sederhana berbagi praktik baik dalam implementasi pendidikan karakter yang mudah dilakukan dan dipraktikkan oleh seluruh warga sekolah. Membaca dan mempraktikkan isi buku ini adalah tantangan bagi setiap kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan dalam membangun kultur sekolah berkarakter.

Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah adalah kisah-kisah sederhana berbagi praktik baik dalam implementasi pendidikan karakter yang mudah dilakukan dan dipraktikkan oleh seluruh warga sekolah.

Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kelas dan Komunitas

Merdeka Belajar dalam Komunitas Moral yang Ramah

Belajar akan efektif bila ada suasana kemerdekaan belajar dan didukung dengan budaya sekolah yang ramah. Dua kondisi ini menjadi satu paket dalam pendidikan karakter utuh dan menyeluruh. Kemerdekaan adalah dasar bagi pertanggungjawaban individu terhadap proses pendidikan yang dilakukannya. Dengan diberi kemerdekaan belajar, peserta didik dapat bertumbuh dengan lebih natural sesuai dengan minta, bakat dan talenta yang dimiliki. Merdeka Belajar mendekatkan aspirasi individu pada cita-cita masa depannya. Merdeka belajar akan berhasil bila keseluruhan proses pembelajaran mencerminkan semangat autentik dan menimba ilmu pengetahuan. Untuk menimba ilmu, individu tidak bisa melakukannya sendiri. Ada saatnya ia bekerja secara mandiri, ada pula dalam sebuah kolaborasi. Kadang satuan pendidikan perlu menengok keluar sekolah untuk membangun komunikasi dan kolaborasi dengan masyarakat untuk meningkatkan kualitas individu sebagai pemelajar. Dengan pendekatan pedagogis yang baik serta kolaborasi dengan pemangku kepentingan yang lebih luas, pendidikan karakter akan berjalan secara lebih efektif. Kelas dan komunitas merupakan bagian integral yang menjadi konteks dan latar bagi pendidikan karakter. Bila belajar itu sendiri tidak lain adalah memungut pengalaman berharga dalam kehidupan, dan pengalaman ini hanya dapat ditemukan dalam kebersamaan maupun komunitas, maka komunitas yang menjadi dasar budaya sekolah menjadi tempat strategis pembentukan karakter. Ruang kelas, seluruh warga sekolah, flora dan fauna di sekitar sekolah, budaya lokal, dan kebajikan tokoh masyarakat, menjadi sumber pembelajaran dan pembentukan karakter tidak kunjung henti. Buku ini menawarkan khasanah kekayaan itu melalui inspirasi-inspirasi praktik baik baik dalam pembelajaran dan kolaborasi yang autentik dan sudah teruji di satuan pendidikan.

Belajar akan efektif bila ada suasana kemerdekaan belajar dan didukung dengan budaya sekolah yang ramah.

Urgensi Penguatan Pendidikan Karakter Dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045

Strategi Membangun Generasi Cerdas, Berkarakter dan Berdaya Saing di Abad 21

Bangsa besar adalah bangsa yang memiliki karakter kuat, yang tumbuh-kembang dari pendidikan menyenangkan dan lingkungan yang menerapkan nilai-nilai baik dalam seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Hanya dengan karakter yang kuat jati diri bangsa menjadi kokoh, kolaborasi dan daya saing bangsa meningkat sehingga mampu menjawab berbagai tantangan era abad 21. Penguatan karakter bangsa merupakan salah satu butir Nawacita yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Komitmen ini ditindaklanjuti dengan arahan Presiden kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan. Atas dasar ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) secara bertahap mulai tahun ajaran 2016. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) bukanlah suatu kebijakan baru karena sejak tahun 2010 pendidikan karakter di sekolah sudah menjadi Gerakan Nasional. Satuan pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter bangsa karena memiliki sistem, infrastruktur, dan dukungan ekosistem pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari perkotaan sampai pedesaan. Sudah banyak praktik baik yang dikembangkan sekolah, namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan untuk memastikan agar proses pembudayaan nilai-nilai karakter berjalan dan berkesinambungan. Selain itu, sangat diperlukan kebijakan yang lebih komprehensif dan bertumpu pada kearifan lokal untuk menjawab tantangan zaman yang makin kompleks, mulai dari persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa sampai kepada persaingan global. Kebijakan ini akan menjadi dasar bagi perumusan langkah-langkah yang lebih konkret agar penyemaian dan pembudayaan nilai-nilai utama pembentukan karakter bangsa dapat dilakukan secara efektif dan menyeluruh.

Bangsa besar adalah bangsa yang memiliki karakter kuat, yang tumbuh-kembang dari pendidikan menyenangkan dan lingkungan yang menerapkan nilai-nilai baik dalam seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.