Sebanyak 24 item atau buku ditemukan

Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar

Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar yang dijadikan sebagai judul kumpulan tulisan ini merupakan tema Hari Pendidikan Nasional tahun 2021. Penulis menggunakan frasa Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar karena dalam kata serentak bergerak mengandung makna filosofis yang sangat dalam. Tulisan ini dibuat ketika Corona Virus Disease (COVID-19) mulai memasuki Indonesia, sehingga proses pembelajaran di tempat penulis bekerja dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) dan penulis lebih banyak di laboratorium komputer untuk mempersiapkan materi pembelajaran bagi peserta didik. Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.

Peserta didik tidak hanya disuguhkan dengan proses pembelajaran secara verbal, tetapi peserta ... video, dan melalui animasi yang dikirim secara digital.

MERDEKA BELAJAR

Dalam Mencapai Indonesia Maju 2045

Sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Visi Indonesia bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memiliki tugas untuk mewujudkan visi dan misi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (periode ke-II tahun 2019-2024) dan Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadim Anwar Makarim sebagai nahkoda Kemendikbud telah mengeluarkan dan menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan nasional yaitu “Merdeka Belajar”. Program tersebut meliputi (1) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) diselenggarakan di Sekolah dengan bentuk tes untuk uji kompetensi dan portofolio, (2) Ujian Nasional (UN) diubah menjadi Asessment Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, tes diselenggarakan untuk kelas 4, 8, dan kelas 11, (3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang hanya terdiri dari komponen inti yaitu (a) Tujuan Pembelajaran; (b) Kegiatan pembelajaran; dan (c) Asessment, dan kebijakan yang ke (4) terkait Peraturan Penerimaaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi Kemendikbud tetap menggunakan Sistem Zonasi dengan adaptasi yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kulitas diberbagai daerah. Daerah diberikan kewenangan dalam menentukan proporsi dan menetapkan wilayah zonasi. Adapun komposisi PPDB jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50 persen, jalur afirmasi minimal 15 persen, jalur perpindahan maksimal 5 persen, selebihnya jalur prestasi 0-30 persen. Mendikbud Nadim Makarim berharap pemerintah daerah dan pusat dapat bergerak bersama dalam mengimplementasikan empat program kebijakan pendidikan nasional melalui pemerataan akses dan kualitas pendidikan. Problemnya bagaimana Merdeka Belajar diterjemahkan dalam proses belajar mengajar? Ini belum ada semacam koridor baku yang merdeka. Kemudian jika praktik Merdeka Belajar dalam proses belajar mengajar tersebut memerlukan kualifikasi tertentu yang harus dimiliki guru, lalu guru seperti apa yang diharapkan mampu menerjemahkan Merdeka Belajar? Untuk menghadirkan guru yang berkualitas agar mampu menghadirkan Merdeka Belajar dan mampu menyiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan yang penuh ketidakpastian itu seperti apa? Di sisi lain kita semua menyadari bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang begitu luas dan sangat bervariasi dari sisi keberadaan guru, baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga sangat sulit kita untuk menerapkan 8 standar nasional pendidikan yang seharusnya dicapai oleh semua jenjang dan satuan pendidikan di semua provinsi dan kabupaten kota. Bagaimana kebijakan pemerintah terhadap universitas yang menyiapkan guru-guru masa depan? Model Pendidikan untuk guru yang mampu menghadapi masa depan dengan konsep merdeka belajar itu seperti apa?

Problemnya bagaimana Merdeka Belajar diterjemahkan dalam proses belajar mengajar? Ini belum ada semacam koridor baku yang merdeka.

Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Lambung Mangkurat

Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Lambung Mangkurat ini disusun dimaksudkan berisikan penjabaran panduan umum dan memberikan gambaran profil bentuk kegiatan pembelajaran merdeka belajar-kampus merdeka kepada mitra kerja sama, serta memberi informasi singkat pelaksanaan kegiatan merdeka belajarkampus merdeka di lingkungan Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Lambung Mangkurat, kepada berbagai pihak yang terlibat, baik kepada pimpinan Universitas Lambung Mangkurat, civitas akademika program studi, mahasiswa, dan para mitra kerja sama. Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Lambung Mangkurat ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.

Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Lambung Mangkurat ini disusun dimaksudkan berisikan penjabaran panduan umum dan memberikan gambaran profil bentuk kegiatan pembelajaran merdeka ...

Dosen Penggerak Literasi: Praktik Baik Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM)

Jika merujuk pada konsep Nadiem Makarim, dosen penggerak itu memiliki tiga ciri. Pertama, belajar dan menjawab mahasiswa. Lah, ini sejak dulu awal kali saya jadi dosen ya sudah seperti itu. Saya menerapkan pembelajaran yang dua arah, mahasiswa saya jadikan sumber belajar. Selain itu, saya juga bisa dikata dekat dengan mahasiswa. Mulai dari yang akademis, aktivis, sampai pada mahasiswa ateis. Semua saya dekati karena mereka adalah teman saya. Bahkan, sekali-kali mereka saya jadikan dosen. Begitu. Kedua, mencari ilmu baru dan pihak pendukung. Praktik baik yang sudah saya lakukan, ilmu baru itu selalu ada, bahkan saya merencanakan adanya peninjauan kurikulum di prodi yang saya pimpin meski belum meluluskan mahasiswa. Pihak pendukung selalu kami cari dan gali, karena muaranya tidak hanya pada promosi kampus, namun juga masukan dari berbagai organisasi, lembaga, bahkan komunitas klenik saya datangi untuk mendukung aktivitas akademik. Tapi khusus ini jangan ditiru. Ketiga, mempersingkat waktu ceramah. Sebelum ada pandemi covid-19 pun, saya ceramah hanya pada tiga kali pertemuan. Selebihnya ya mahasiswa yang menyampaikan materi. Lewat presentasi, diskusi, dan belajar di luar. Selain belajar di luar, pembelajaran yang saya lakukan selalu berorientasi pada produk. Nah, berkaitan dengan produk itulah ide-ide saya tuangkan dalam buku “Dosen penggerak literasi”. Bukan berlebihan atau sok yes, namun judul ini juga atas saran seseorang, bukan saya sendiri. Mau tahu siapa dia? Ya, diwaca toh!

Jika merujuk pada konsep Nadiem Makarim, dosen penggerak itu memiliki tiga ciri.