Sebanyak 621 item atau buku ditemukan

Pembelajaran Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik. Pendidikan karakter menekankan pada suatu nilai moral yang universal yang bisa diterima baik oleh berbagai kalangan di seluruh kelompok sosial. Pendidikan karakter berfokus bukan lagi pada sesuatu yang salah dan benar saja tapi sudah pada tingkat baik dan buruk hal yang diajarkan. Tujuan dari pendidikan karakter ini ialah mencetak Individu yang berkarakter. Pendidikan karakter juga berfungsi megembangkan peradaban manusia yang baik di dalam pergaulan dunia. Lebih jelasnya lagi, di dalam buku ini telah mengulas mulai dari hakikat pendidikan karakter, bentuk nilai-nilai karakter bangsa, hinga manfaat pendidikan karakter di era sekarang.

Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik.

Koreografi Seni Tari Berkarakter Islami untuk Anak Sekolah Dasar

“Koreografi Seni Tari Berkarakter Islami dan untuk Anak SD” ini adalah salah satu mata kuliah wajib yang ditempuh di jurusan PGSD UMM, karena mata kuliah ini mempelajari bagaimana memahami sampai dengan menciptakan karya tari anak SD berkarakter (tidak meninggalkan tradisional) dan Islamic, sekaligus penulis ingat betul pesan dari Bapak Prof. Muhadjir Effeendy (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) karena beliau berpesan “Uri-uribudhoyo UMM” (Hidup-hidupilah Seni Budaya di Universitas Muhammadiyah Malang) oleh karena itu sebagai penulis melahirkan ciri khas Islamic.

Jenis Tari Sebuah jenis tari tercipta dari susunan gerak tari yang menjadi satu kesatuan. Jenis tari ini pasti telah sesuai dengan karakteristik anak TK yang sifatnya riang gembira dan penuh kesenangan. Jenis tari yang memiliki gerakan ...

PENGEMBANGAN MORAL DAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MORAL DAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR PENULIS: Muhammad Fajri ISBN: 978-623-7208-64-8 Penerbit : Guepedia Publisher Ukuran : 14 x 21 cm Tebal : 101 halaman Sinopsis: Upaya mengembalikan marwah pendidikan sebagai proses mendidik seseorang untuk menjadi dewasa terus dilakukan. Langkah-langkah baik secara praksis maupun kebijakan terus dikembangkan. Hal tersebutlah yang membuat moral dan karakter menjadi penting untuk dioptimalkan pada rangkaian proses pendidikan di satuan pendidikan khususnya pada jenjang sekolah dasar. Buku ini membahas tentang pentingnya moral dan karakter dikembangkan untuk membentuk karakter yang kuat dan moral yang baik pada siswa. Tantangan dan perkembangan zaman ke depan akan sangatlah mempengaruhi proses kehidupan mereka kelak. Oleh karenanya, mereka perlu dibekali berbagai pengalaman belajar yang optimal sebagai usaha pengembangan moral dan karakter yang baik. Dengan adanya moral yang baik dan karakter yang kuat maka siswa-siswa tersebut nantinya tidak akan terpengaruh oleh berbagai paparan globalisasi yang berdampak negatif dan rgresif. Mereka akan dapat memilih dan memilah apa yang akan diambilnya dan mana yang harus ditolaknya secara tegas. Email : guepedia@gmail•com WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys

PENGEMBANGAN MORAL DAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR PENULIS: Muhammad Fajri ISBN: 978-623-7208-64-8 Penerbit : Guepedia Publisher Ukuran : 14 x 21 cm Tebal : 101 halaman Sinopsis: Upaya mengembalikan marwah pendidikan sebagai proses mendidik ...

Mendidik Dengan Cinta - Bangun Karakter Remaja

Secara eksternal, pengaruh kehidupan sekuler dan hedonis serta pandangan psikolog non Muslim yang mengintrodusir dunia remaja adalah masa penuh kebebasan, masa pergolakan jiwa dan masa pencarian jati diri menjadi dasar pembenar akan sikap dan perilaku remaja yang melanggar batas-batas norma dan agama. Sehingga akibatnya, seakan-akan setiap perilaku buruk remaja harus dimaklumi dan disikapi sebagai hal yang natural sesuai tuntutan jiwa remajanya. Padahal di dalam Islam, tidak ada dunia remaja yang penuh kebebasan, yang dianggap masa jeda antara masa kanak-kanak dengan dunia dewasa. Sebab, begitu masa kanak-kanak selesai, hadirlah masa aqil baligh yang ditandai dengan datangnya tamu bulanan bagi perempuan, yaitu haid atau menstruasi. Atau ‘mimpi basah’ bagi laki-laki, yang menunjukkan anak-anak tersebut telah siap menerima status taklif hukum (mukallaf), dan menunjukkan bahwa mereka kini sudah dewasa. Hanya saja kedewasaan mereka secara status hukum dalam pandangan Islam masih membutuhkan peran serta bimbingan orangtua, sebab mereka masih terus dalam masa pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun kejiwaan. Orangtua masih menjadi pembimbing utama mereka dalam mengarungi kehidupan yang penuh tantangan ini sehingga tetap berada on the track, dalam jalur yang sesuai kaidah agama dan arah pembangunan karakter yang kuat dan positif. Disinilah dibutuhkan kualitas orangtua yang mampu membimbing, mendidik dan mengarahkan putra-putri remajanya sesuai dengan perubahan-perubahan fisik dan mental mereka yang sudah bukan anak-anak lagi, tetapi belum lagi lepas landas kedewasaannya secara utuh sebab masih perlu banyak pembelajaran agar kejiwaan mereka benar-benar tumbuh sehat dan memiliki karakter Islami yang kuat. Karena itu, buku “MENDIDIK DENGAN CINTA, Bangun Karakter Remaja,” karya Irawati Istadi ini menjadi penting sebagai bahan bacaan orangtua dan referensi keluarga dalam membimbing putra-putri remajanya. Buku ini merupakan buku ke 2 dalam rangkaian seri buku MENDIDIK DENGAN CINTA. Buku pertama, yang berjudul “MENDIDIK DENGAN CINTA, Tumbuh Kembang Anak,” ditujukan bagi orangtua dalam upayanya mendidik, mengarahkan dan membimbing putra-putrinya yang masih dalam usia kanak-kanak. Sedangkan buku kedua ini berisi telaah problematika di seputar kehidupan putra-putri remaja yang mampu menggambarkan realitas dunia mereka dan bagaimana sikap orangtua dalam peran positifnya mengarahkan dan membimbing mereka dengan didikan yang dilandasi penuh cinta, agar remaja-remaja kita tidak terjerumus dalam pergaulan yang buruk dan tetap berhasil membangun karakter jiwanya yang kuat sesuai dengan kaidah agama Islam. Dengan mengharap berkah Allah swt. , kami penerbit Cakrawala berharap bahwa buku ini akan menjadi washilah sekaligus amal jariyah bagi kami yang terlibat dalam penerbitan buku ini, dalam rangka membangun investasi masa depan yaitu terbentuknya remaja-remaja Islam yang berkarakter kuat dan tumbuh menjadi muslim dan muslimah yang siap memimpin perubahan negeri ini lebih baik di masa depan. Insya Allah.

Karena itu, buku “MENDIDIK DENGAN CINTA, Bangun Karakter Remaja,” karya Irawati Istadi ini menjadi penting sebagai bahan bacaan orangtua dan referensi keluarga dalam membimbing putra-putri remajanya.

MENUMBUHKAN KARAKTER KONTROL DIRI ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL

Era globalisasi telah membawa banyak perubahan dalam setiap sisi kehidupan, salah satunya perubahan kehidupan perilaku sosial yang menuntut orang untuk memiliki pengendalian diri. Akhir-akhir ini, permasalahan karakter kontrol diri seperti maraknya kasus bullying, kenakalan anak, dan remaja serta kekerasan di sekolah semakin menyita perhatian dan semakin mengkhawatirkan. Hasil survei yang dilakukan oleh UNESCO (2019: 17) menyampaikan sebanyak 32% siswa pernah mengalami kasus bullying oleh teman sekolah paling tidak satu kali. Masalah-masalah karakter di atas dikarenakan kurang dipupuknya karakter kontrol diri pada anak. Banyak cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan karakter kontrol diri dengan tetap memperhatikan budaya yang dimiliki oleh Indonesia, salah satunya dengan permainan tradisional yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan mengandung nilai-nilai luhur. Permainan tradisional tersebut seperti permainan Jethungan, Merkerang, Matembing Gandongan, Bagimpar, dan Gunung. Selain mengandung nilai-nilai luhur, permainan tradisional selaras dengan karakteristik pembelajaran yang efektif, yaitu kaya variasi, kaya stimulasi, menyenangkan, operasional konkret, berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan memuat nilai-nilai karakter terutama karakter kontrol diri. Permainan tradisional tersebut dikemas dalam sebuah modul sebagai upaya untuk menumbuhkan karakter kontrol diri dengan permainan-permainan tradisional. Modul ini tepat bagi Anda sebagai pendidik atau fasilitator yang ingin merancang sendiri model pembelajaran tersebut

Belajar pada anak usia dini. Jakarta: Indeks. Borba, M. (2008). Membangun kecerdasan moral: Tujuh kebajikan utama untuk membentuk anak bermoral tinggi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Field, A. (2009). Discovering statistiks using ...

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM DASA DHARMA PRAMUKA

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM DASA DHARMA PRAMUKA

SD Plus Masyitoh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 2014/2015”, skripsi, prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Purwokerto. Fahrenza Rizky, Pentingnya Pendidikan Karakter Sejak Anak Usia Dini, diakses pada ...

Guru dan Pendidikan Karakter : Sinergitas Peran Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter di Era Milenial

Penulis : Yohana Afliani Ludo Buan Ukuran : 21 cm x 14,5 cm Tebal : 103 Halaman ISBN : 978-623-79439-1-4 blurb : Karya ini yang judul “Guru dan Pendidikan Karakter; Sinergitas Peran Guru Dalam Membumikan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter di Era Milenial” sengaja dilahirkan untuk ikut berkontribusi dalam menerapkan dan membumikan nilai-nilai pendidikan karakter dengan baik. Karya ini sebagai pengembangan dan pengolahan dari hasil penelitian penulis di SMP Negeri 8 Samarinda. Pendidikan karakter sangat penting untuk selalu dikaji dan diterapkan terlebih di era milenial guna untuk membentengi generasi muda dari dekadensi moral yang kian hari kian menipis. Kemudian, dalam penerapan pendidikan karakter diperlukan peran guru sebagai figur yang berperan penting dalam proses mendidik, membimbing dan mencontohkan para siswa kepada perbuatan yang baik. Sehingga, demi suksesnya penerapan pendidikan karakter disuatu lembaga pendidikan diperlukan peran strategis guru. Guru sebagai “tonggak” pendidikan yang selamanya tidak bisa tergantikan oleh apapun termasuk oleh kecanggihan teknologi informasi. Untuk itu, peranannya sangat penting demi terwujudnya pembelajaran yang utuh sehingga pendidikan bisa berjalan dengan baik, akhirnya tujuan dari pada pendidikan itu sendiri bisa terwujud. Kajian dalam karya ini berusaha mengupas tuntas tentang peran guru dalam mentransformasikan nilai-nilai pendidikan karakter kepada peserta didik. Semoga karya ini bisa memberikan kontribusi yang nyata dalam rangka membangun kembali karakter bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai keluhuran, religius, nasionalis, sosial, moral dan toleran. Selamat membaca….!

Penulis : Yohana Afliani Ludo Buan Ukuran : 21 cm x 14,5 cm Tebal : 103 Halaman ISBN : 978-623-79439-1-4 blurb : Karya ini yang judul “Guru dan Pendidikan Karakter; Sinergitas Peran Guru Dalam Membumikan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter di ...

Implementasi Nilai -Nilai Karakter Pada Mata Pelajaran

Kerusakan moral dewasa ini dinilai pada fase yang mencemaskan dikalangan generasi muda. Nilai-nilai karakter mulia mulai mengalami pergeseran di mana-mana. Generasi muda dengan mudahnya melakukan perbuatan yang membahayakan jiwa, kehormatan, harga diri dan harta seseorang, karena hanya ingin mengikuti keinginan sesaat. Perbuatan tabu dan malu bukanlah perbuatan tabu dan malu bagi mereka. Tata krama, adat istiadat, dan agama bukan lagi menjadi pandangan dan tujuan hidup mereka Justru sebaliknya kehidupan hedonisme dan materialistis telah menjadi tujuan hidup mereka. Tidak ada kerja keras dan berjuang dalam memproleh sesuatu yang mereka inginkan. Mereka ingin memperoleh apa yang mereka inginkan dengan cepat dan instan, walaupun dengan cara-cara yang ilegal, tanpa memperdulikan aturan negara atau agama yang mereka anut, tanpa memperdulikan berapa besar kerugian yang diderita orang lain, baik materi atau psikis, atau tidak memperdulikan berapa besar kerugian negara akibat dari perbuatannya. Fenomena karakter buruk ini sepertinya sudah lazim berlaku dimasyarakat bahkan sudah dianggap hal yang wajar. Bukankah gambaran ini merupakan tanda-tanda kehancuran karakter dalam masyarakat, bangsa dan negara? Apakah dunia pendidikan kita, di berbagai lembaga pendidikan sekolah telah gagal dalam mendidik karakter peserta didik? Persoalan ini menjadi masalah besar yang harus ditemukan solusinya. Berdasarkan paparan masalah di atas, maka tujuan penulisan buku ini bukan hanya untuk mengingatkan kepada semua pihak, khususnya pihak-pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, tentang bahaya moral tersebut, tetapi yang terpenting adalah bagaimana menemukan jalan keluar yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah ini. Pendidikan karakter merupakan salah satu solusi jangka panjang yang harus dilaksanakan. Satu solusi yang harus menjadi perhatian kita semua adalah pendidikan karakter yang dilaksanakan secara sadar, terprogram dengan baik, terencana, dilaksanakan dengan sistemik, dimonitoring, evaluasi dan tindak lanjut di lembaga pendidikan sekolah, Sehingga tujuan implementasi nilai-nilai karakter dapat tercapai sesuai dengan harapan. Sekolah harus dapat dijadikan ladang yang subur untuk menyemai dan menumbuhkan pilar-pilar nilai karakter bagi generasi masa depan. Buku ini berjudul "Implementasi nilai-nilai karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Tingkat Sekolah Menengah Atas (SLTA). Meskipun buku ini disusun untuk kebutuhan pendidikan karakter di SLTA, namu buku ini juga dapat digunakan oleh guru pada Pendidikan Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang tidak hanya digunakan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) saja, tetapi lebih dari itu juga diperuntukan pada semua mata pelajaran di sekolah. Selanjutnya buku ini memberikan arahan bagaimana nilai-nilai karakter dapat diimplementasikan ke dalam Silabus (Pedoman Dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Materi Pembelajaran, Strategi Dan Metode Pemebelajaran, Sumber/Informasi Belajar, Media Pembelajaran, dan Evaluasi Pembelajaran (Authententic Assessment) Subtansi yang terkandung dalam buku ini, paling tidak menyadarkan dan mengajak para pendidik khususnya guru agar dapat membangun karakter mulia peserta didik. Sangat diharapkan kepada pendidik dan para guru tidak hanya berorientasi pada hasil belajar berupa kompetensi kognitif atau pengetahuan yang dimiliki oleh pesera didik saja, tetapi melalui pembelajaran berkarakter ini guru dapat menumbuhkembangkan kompetensi afektif (nilai karakter) dan psikomotorik (berbagai keterampilan sikap) peserta didik Buku ini ditulis dengan tujuan antara lain agar dapat dijadikan rujukan bagi para guru atau bahkan bagi penggiat pendidikan. Oleh sebab itu, buku ini menjelaskan hal-hal yang praktis, mudah dan sederhana dalam praktek pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Harapan penulis, mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi para pembaca khusus bagi para pendidik dan guru.

Buku ini berjudul "Implementasi nilai-nilai karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Tingkat Sekolah Menengah Atas (SLTA).

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Prasasti Palah 1119 Ś

Prasasti Palah 1119 ? merupakan salah satu prasasti masa Kerajaan Kadiri yang masih in situ dan ditemukan satu konteks dengan Kompleks Candi Panataran: bangunan suci Palah. Prasasti Palah dikeluarkan pada tahun 1119 ? (1197 M) pada bulan Juni–Juli oleh Sri Maharaja Sri Sarwwe?wara yang bergelar Çri Wikram?wat?r?nindita Digjayotunggadewan?ma dan menggunakan lencana kebesaran Çrnggalañcana. Prasasti Palah 1119 ? terkait dengan peristiwa penetapan s?ma kepada s?mya sang catur lurah, dan peristiwa suci ini diresmikan dengan pendirian batu prasasti melalui upacara prathista untuk sebuah bangunan suci, yaitu Candi Panataran (Candi Palah) yang diperuntukkan bagi pemujaan kepada Paduka Bhat?ra di Palah. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa paparan isi Prasasti Palah 1119 ? mengandung nilai-nilai abadi pendidikan karakter, yaitu nilai religius, disiplin, kerja keras, demokratis, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa kesembilan “nilai-nilai abadi pendidikan karakter” tersebut telah mengakar kuat sejak abad ke-12 hingga abad ke-14 M. Temuan penelitian ini layak untuk dikembangkan, diinternalisasikan, dan direlevansikan dengan konteks kehidupan kekinian jelang abad ke-21 M. Penerapan atau penginternalisasian nilai-nilai abadi pendidikan karakter pada isi Prasasti Palah 1119 ? memerlukan proses pembelajaran terus-menerus pada peserta didik di kelas dengan inovasi pembelajaran yang menarik, berbasis teknologi abad ke-21 M. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa paparan tentang Prasasti Palah 1119 ? ini telah menjadi panduan hidup abadi serta mendapat perhatian yang serius dari masyarakat Jawa Kuno sejak masa Kadiri (abad ke-12 M), Singhasari (abad ke-13 M), hingga akhir Majapahit (abad ke-14 M). Hal ini terbukti dengan diabadikannya keberadaan prasasti dan bangunan suci, yaitu Candi Palah (Candi Panataran sekarang), yang bangunan candinya bahkan direnovasi berkali-kali pada masa Majapahit. Dengan demikian, Prasasti Palah 1119 ? dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah, yakni sebagai media abadi tentang nilai-nilai pendidikan karakter. Hal ini juga sangat relevan serta tidak bertentangan untuk dikembangkan dalam konteks kehidupan kekinian. Selamat membaca para khalayak karena buku referensi ini sangat menginspirasi!

Nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter dirumus-kan dari empat sumber, yaitu agama, Pancasila, budaya, ... karakter akan berhasil, bila disertai dengan media pembelajaran yang tepat dan diberikan sejak anak usia dini.

PENDIDIKAN KARAKTER DI USIA DINI UNTUK MENCEGAH KORUPSI

Maraknya kasus korupsi saat ini mengindikasikan bahwa negara kita mengalami krisis moral dan karakter yang terdegradasi oleh zaman yang serba digital saat ini dan pendidikan karakter adalah salah satu dari sekian banyak upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi korupsi di masa depan dan penerapannya harus dilakukan sejak usia dini dimana pendidikan karakter yang paling utama dan pertama adalah diberikan oleh orang tua sebagi pondasi pertama bagi anak dalam ranah imitation atau meniru dimana orang tua adalah sosok yang mereka tiru dan orang tua harus selalu memberikan contoh yang baik dan guru sebagai yang mentransformasi ilmu pengetahuan sebaiknya dalam setiap Rencana pembelajaran dalam setiap kompetensi disisipkan 18 karakter yang terdapat didalamnya. Pendidikan karakter pada anak usia dini lebih mudah diserap oleh anak melalui praktek atau contoh sosok yang ada di kehidupan mereka baik orang tua maupun guru dan penggunaan media komunikasi serta penyampaiannya melalui cerita maupun dongeng yang didalamnya terdapat nilai atau karakter yang dapat diberikan kepada anak sehingga ranah afektif anak akan lebih leluasa menangkap nilai yang terdapat cerita atau dongeng sehingga apabila nilai yang terdapat pada cerita itu baik maka mereka akan menirunya dan bila tidak baik, maka mereka tidak akan melakukannya karena hal tersebut merugikan orang lain dan lain sebagainya. Apabila pendidikan karakter yang diberikan pada anak usia dini berjalan dengan baik yang dilakukan oleh orang tua, guru maupun masyarakat maka diharapkan karakter-karakter yang diharapkan dapat berjalan dengan baik, dimana setelah dewasa nantinya anak-anak akan mengerti bahwa korupsi yang dilakukan adalah perbuatan tidak baik, tidak jujur ataupun lainnya sehingga pada akhirnya hal tersebut tidak akan dilakukan karena tidak sesuai dengan pendidikan karakter yang didapatnya di rumah, sekolah maupun lingkungan.

Maraknya kasus korupsi saat ini mengindikasikan bahwa negara kita mengalami krisis moral dan karakter yang terdegradasi oleh zaman yang serba digital saat ini dan pendidikan karakter adalah salah satu dari sekian banyak upaya yang harus ...