Sebanyak 28 item atau buku ditemukan

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Masyarakat Pluralistik

Buku ini mengungkapkan bahwa semakin mengadopsi materi agama nonmuslim maka pembelajaran PAI pada peserta didik plural agama dapat diterima. Hal ini terus terlaksana karena tidak dijumpai peserta didik pluralistik mengkonversi agamanya menjadi agama Islam. Pembelajaran PAI pada peserta didik plural agama tersebut dilakukan hanya pada aspek pengetahuan. Pelaksanaan ini dapat terus berlangsung dan dapat diketahui melalui beberapa hal. Kebijakan Yapis Papua dalam Pembelajaran PAI pada masyarakat pluralistik tidak memperhatikan keagamaan yang dianut para siswa melainkan hanya mengajarkan agama tertentu terhadap para siswa yang beragam keagamaannya. Namun demikian, cara pembelajaran PAI yang demikian itu dapat berjalan secara efektif atau tidak menimbulkan resistensi. Hal ini terjadi disebabkan pembelajaran di Yapis Papua tidak bertujuan mengganti keagamaan para siswa, tidak memaksa peserta didik menkonversi agamanya ke dalam agama Islam, tidak mewajibkan penghayatan dan pengamalan pengetahuan agama Islam. Penerapan pembelajaran ini dilakukan tidak sepenuhnya misi ideologi tetapi lebih didasari pada pertimbangan misi sosial terutama pengenalan Islam, karena pembelajaran pendidikan agama Islam diberikan kepada siswa nonmuslim tidak menjadikan mereka keluar dari agamanya justru menjadikan pelajaran pendidikan agama sebagai sarana memperkenalkan agama Islam. Penerapan pembelajaran PAI pada 3 satuan pendidikan Yapis Papua yaitu Universitas Yapis Papua, SMK Hikmah Yapis, dan SMA Hikmah Yapis dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru sebagai ahli yang memegang kontrol selama proses pembelajaran, model teacher centris, strategi pembelajaran ekspositori. Guru/Dosen sebagai subyek dalam pembelajaran PAI dimana pendidik tidak mengharuskan peserta didik pluralis mengamalkan ajaran agama Islam, memasukkan unsur nilai dan ajaran agama non muslim di dalam materi pembelajaran PAI, guru menurunkan nilai standar kriteria ketuntasan minimal bagi peserta didik nonmuslim. Pada sisi kognitif, guru menyadur ajaran agama peserta didik pluralistik. Pada sisi psikomotorik mereka hanya mengetahui praktik keagamaan namun tidak dilaksanakan. Pada sisi afektif, guru mengambil nilai-nilai yang sama dengan ajaran agama lain yang sesuai dengan afektif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Buku ini mengungkapkan bahwa semakin mengadopsi materi agama nonmuslim maka pembelajaran PAI pada peserta didik plural agama dapat diterima.

Introduction to Our Laws

Outcomes Edition for Papua New Guinea Gr. 11&12 Legal Studies Student Book

This book introduces the basics of law in Papua New Guinea, and it targets upper secondary legal studies teachers and students. Everyone in this country, including the educated, other than lawyers needs to know and understand our own laws. The National Education Department’s motto is “Prosperity through self-reliance”; thus, this project is one out of many the department is yet to accomplish. No recommended text was available at the time when the new course, legal studies, was introduced in 2010 to be taught as an examinable subject. Newly elevated secondary schools in the country are facing reference material problem. The problem of rare stock of resource material is truly a considerable physical and psychological stress suffered by most teachers in the country. This book was written exactly in line with Upper Secondary Legal Studies syllabus as a text material to be used across the nation in all secondary schools in which Legal Studies course is offered. The subject itself is fundamentally interesting. I enjoyed teaching law for the last six years. I gained the insights of basic introductory law while in the process of teaching and writing this book. Hope you enjoy reading this book, “Introduction to Our Laws” and gain the insights of law.

I enjoyed teaching law for the last six years. I gained the insights of basic introductory law while in the process of teaching and writing this book. Hope you enjoy reading this book, Introduction to Our Laws and gain the insights of law.

Kaidah Tafsir

Dengan menguasai bahasa Arab, atau merasa paham terhadap arti sejumlah ayat-ayat Al-Quran, atau memahami tema-tema tertentu yang dibicarakan dalam Al-Quran, sebagian dari kita mungkin menganggap dirinya sudah layak menafsirkan Al-Quran. Allah memang telah bersumpah dalam Surah al-Qamar (54): 17 bahwa Dia “mempermudah Al-Quran untuk menjadi pelajaran”. Namun, itu bukan berarti setiap orang dengan mudah dapat memahami secara benar kandungan dan pesan-pesan Al-Quran. Dalam ayat yang lain (QS. Âli ´Imrân [3]: 7) Allah juga mengingatkan kepada siapa saja yang ingin memahami pesan-pesan Al-Quran agar berhati-hati dan mempersiapkan diri. Sebab, di samping yang muhkam, ada juga ayat-ayat yang mutasyâbih. Dan Al-Quran tidak menunjukkan mana yang muhkam dan mana yang mutasyâbih. Untuk itu, diperlukan alat bantu agar pesan-pesan-Nya bisa dipahami secara benar sesuai konteks dan maksud ayat. Pembicaraan tentang alat bantu yang digunakan dalam memahami ayat-ayat Al-Quran tersebut selama ini terangkum dalam lingkup ilmu tafsir yang mencakup pembahasan kaidah tafsir. Jika “tafsir Al-Quran” adalah penjelasan tentang maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia, “kaidah tafsir” dapat diartikan sebagai kaidah-kaidah yang membantu seorang penafsir dalam menggali makna atau pesan-pesan Al-Quran dan menjelaskan kandungan ayat- ayat yang muskil. Dan buku ini tentang kaidah tafsir itu: berisi penjelasan tentang syarat, kaidah, dan aturan yang patut diketahui oleh siapa saja yang ingin memahami pesan-pesan Al-Quran secara benar dan akurat. Ditulis oleh seorang pakar tafsir terkemuka, karya ini dapat dikatakan sebagai “buku pertama” dalam bahasa Indonesia tentang kaidah tafsir.

Dan buku ini tentang kaidah tafsir itu: berisi penjelasan tentang syarat, kaidah, dan aturan yang patut diketahui oleh siapa saja yang ingin memahami pesan-pesan Al-Quran secara benar dan akurat.

Desain Pengembangan Kurikulum 2013 Di Madrasah

Bagaimanakah sebenarnya Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di Madrasah tersebut? Bagaimana pula implementasinya dalam suatu proses pembelajaran? Melalui buku ÒBABONÓ ini Anda akan memperoleh gambaran secara jelas bagaimanakah desain, pengembangan, dan implementasi Kurikulum 2013 di madrasah dari kerangka konseptual (teoretis) hingga praktis. Sehingga dapat memandu Anda sekaligus mengaptikasikan dalam proses pembelajaran. Buku ini sangat cocok untuk lembaga pendidikan RA/Madrasah semua jenjang, dan juga lembaga pendidikan umum dalam rangka mengembangkan Kurikulum 2013 pada lennbaga mereka, juga cocok bagi tenaga pendidik (guru, dosen, narasumber, tutor, fasilitator), para akademisi, birokrasi, praktisi, peneliti, pengamat, widyaiswara, pengawas pendidikan, dan tenaga kependidikan tainnya. Juga cocok bagi para mahasiswa pendidikan maupun non- kependidikan dari semua jenjang strata S-1 PGSD/PGMI, S-2 PGSD/PGMI, S-1 regular, S-2 maupun S-3 yang berorientasi pada dunia pendidikan. *** Persembahan penerbit Kencana (Prenadamedia Group)

Untuk melaksanakan sinkronisasi alokasi waktu tersebut, diperlukan adanya suatu pemetaan materi, yang terkemas dalam program tahunan, program semester, program satuan pelajaran dan rencana pembelajaran dengan memperhatikan tingkat ...

Pendidikan non formal

pengalaman Kolombia, Kuba, Kenya dan Indonesia dalam pembangunan masyarakat desa

maka jelaslah ada tiga macam pendidikan -- pendidikan formal, pendidikan
nonformal dan pendidikan informal. Yang kami maksud dengan pendidikan
formal adalah cabang pendidikan yang dikaitkan dengan persekolahan dan
ruang kelas, ...

Comparative Perspectives on Social Movements

Political Opportunities, Mobilizing Structures, and Cultural Framings

Social movements such as environmentalism, feminism, nationalism, and the anti-immigration movement figure prominently in the modern world. Comparative Perspectives on Social Movements examines social movements in a comparative perspective, focusing on the role of ideology and beliefs, mechanisms of mobilization, and how politics shapes the development and outcomes of movements. It includes case studies of the former Soviet Union and Eastern Europe, the United States, Italy, the Netherlands, and West Germany.

HANSPETER KRIESI ORGANIZATIONAL DEVELOPMENT OF SOCIAL
MOVEMENTS Organizational infrastructure of social movements Social
movement organizations (SMOs) constitute crucial building blocks of the
mobilizing structures of a ...