Model MSDM untuk Bisnis Berkelanjutan dan Karyawan Bahagia
Perkembangan di dunia bisnis hari ini semakin mengarah pada cita-cita bisnis yang bukan hanya sekedar mencari keuntungan, tetapi membuat bisnis yang berkelanjutan dengan karyawan yang sejahtera dan bahagia. Belajar dari pengalaman empiris selama puluhan tahun, kedua penulis merumuskan sebuah model pengelolaan SDM yang disebut Dynamic HR. Dengan penuliss mempraktikkan model ini, sebuah perusahaan dapat mencapai arahan-arahan strategis perusahaan, yang pada akhirnya menyumbang pada sustainable business excellence. Saat ini, di tengah suasana bisnis yang sangat dinamis, diperlukan organisasi yang adaptive dan relevan sesuai dengan kebutuhan bisnis, sistem manajemen kinerja yang menghasilkan extra mile performance dan transformative leader yang dapat memimpin transformasi organisasi. Semua ini juga didukung pengelolaan talenta yang unggul dengan memberikan competitive reward yang sesuai dengan kontribusi karyawan dan kinerja organisasi serta menyiapkan future-oriented HR talent. Penulis juga mengetengahkan tentang fungsi departemen HR dan HR Information System sebagai enabler dalam mewujudkan elemen-elemen di atas. Diperkaya dengan berbagai studi kasus di perusahaan serta toolbox yang membantu pembaca, buku ini diharapkan dapat menjadi panduan para pemimpin organisasi dan para praktisi manajemen SDM untuk menavigasi perusahaan di era digital yang super dinamis saat ini.
Belajar dari pengalaman empiris selama puluhan tahun, kedua penulis merumuskan sebuah model pengelolaan SDM yang disebut Dynamic HR. Dengan penuliss mempraktikkan model ini, sebuah perusahaan dapat mencapai arahan-arahan strategis ...
The Fourth Edition of Peter G. Northouse’s bestselling Introduction to Leadership: Concepts and Practice provides readers with a clear overview of the complexities of practicing leadership and concrete strategies for becoming better leaders. The text is organized around key leader responsibilities such as creating a vision, establishing a constructive climate, listening to outgroup members, and overcoming obstacles. Three interactive components in every chapter—self-assessment questionnaires, observational exercises, and reflection and action worksheets—get readers actively involved in applying leadership concepts to their own lives. Grounded in leadership theory and the latest research, the fully updated, highly practical Fourth Edition includes a new chapter on how leaders can embrace diversity and inclusion, as well as new material on the dark side of leadership and a new ethical leadership style questionnaire.
The Fourth Edition of Peter G. Northouse’s bestselling Introduction to Leadership: Concepts and Practice provides readers with a clear overview of the complexities of practicing leadership and concrete strategies for becoming better ...
"This thoroughly revised and updated classic once again presents aguide to understanding, designing and conducting a qualitativeresearch study. The fourth edition retains the reader-friendly, jargon-free style,making the book accessible to both novice and experiencedresearchers. While the book is practical guide to design andimplementation of a qualitative research study, it also helpsreaders understand the theoretical and philosophical underpinningsof this research paradigm. Drawing on the latest literature as well as both authors'experience with conducting and teaching qualitative research, thefourth edition includes new material on case study research andaction research; discussion of online data sources (video, email,skype); updated discussion of data analysis software packages anduses; new discussion of data analysis strategies, includingnarrative analysis and poetic analysis; and a section on multipleways of presenting qualitative research findings. References,examples, and quotes have all been updated throughout the book"--
No doubt this book will change the way we think about and publish qualitative research." —Leona M. English, head of publications and research, UNESCO Institute of Lifelong Learning, Hamburg
Kegagalan Self Regulating Ekonomi Kapitalis dan Konstruksi Teori Self Regulating Ekonomi Bagi Hasil Berdasarkan Tujuh Norma Dasar Ekonomi
Teori Ekonomi Bagi Hasil memberikan landasan teoritis bagi sebuah sistem ekonomi yang menerapkan bagi hasil antara pengusaha dan buruh sebagai pengganti dari upah buruh. Di dalam sistem Ekonomi Bagi Hasil, upah dihapus karena; membuat ekonomi menjadi tidak ‘self regulating‘ (wage rigidity keynes), mengandung resiko krisis yang tinggi, menciptakan konflik abadi laba-upah atau konflik abadi pengusaha-buruh, mewarisi hubungan perbudakan majikan-pelayan dan tidak sesuai dengan prinsip kesetaraan manusia. Dari sudut pandang normatif Islam, upah perlu dihapus karena mengandung sifat prefixed seperti riba. Mengandung gharar karena adanya ruang eksploitasi (ghabn fahish) yang diciptakan oleh mekanisme konflik laba-upah. Tujuannya adalah mendorong terciptanya perekonomian bangsa-bangsa yang dilandasi oleh prinsip keadilan, kebebasan, kerjasama dan persamaan manusia (justice, freedom, synergic cooperation and equalitiy principles) serta tanpa eksploitasi, tanpa bunga, melalui sistem ekonomi bagi hasil, untuk kesejahteraan bersama yang lebih baik dan lebih stabil. Sistem Ekonomi Bagi Hasil adalah sistem ekonomi yang dapat memenuhi prinsip-prinsip tersebut menuju kesejahteraan bersama yang berkelanjutan. Pembiayaan Mudharabah Perbankan Syariah berpotensi besar untuk berkembang lebih baik di dalam iklim Sistem Ekonomi Bagi Hasil. Transparansi dan built-in control perusahaan Bagi Hasil dapat menghilangkan resiko negatif dari asymmetric information; moral hazard and adverse selection, yang mengancam pembiayaan mudharabah. Perusahaan dengan skema Bagi Hasil membuat resiko asymmetric information, biaya supervisi dan biaya monitoring di dalam pembiayaan mudharabah menjadi rendah. Dengan demikian sistem usaha Bagi Hasil mendukung perbankang syariah untuk meraih tujuan utamanya; ekonomi bebas riba dan bebas gharar.
Teori Ekonomi Bagi Hasil memberikan landasan teoritis bagi sebuah sistem ekonomi yang menerapkan bagi hasil antara pengusaha dan buruh sebagai pengganti dari upah buruh.
Secara substansi buku ini menggambarkan profesi harus berlandaskan etika. Etika profesi dimasukkan dalam disiplin pendidikan hukum pada program sarjana bidang hukum di Indonesia. Gagasan awal etika profesi masuk dalam kurikulum pendidikan bermula dari adanya gejala defisit etika di kalangan para profesional penegak hukum. Tiada pilihan, profesional hukum harus dibekali pengetahuan bidang hukum yang andal, sebagai penentu bobot kualitas pelayanan hukum secara profesional kepada masyarakat. Urgensi etika dalam profesi disebabkan karena profesi mengandalkan keterampilan atau keahlian khusus, serta dijadikan sebagai sumber utama nafkah hidup. Profesi dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam antara pelaku profesi dan klien atau pencari keadilan. Dalam hal ini, terdapat kaidah atau standar moral yang ditetapkan oleh asosiasi profesi dan harus ditaati oleh anggota dalam mengemban profesi tersebut. Dengan buku ini diharapkan lahirlah sarjana hukum yang profesional dan beretika serta memiliki keahlian yang berkeilmuan dan mandiri yang mampu memenuhi kebutuhan warga masyarakat dalam pelayanan di bidang hukum.
Secara substansi buku ini menggambarkan profesi harus berlandaskan etika. Etika profesi dimasukkan dalam disiplin pendidikan hukum pada program sarjana bidang hukum di Indonesia.
Manusia merupakan bagian dari lingkungan hidup yang memiliki tanggung jawab besar dalam melestarikannya, karena kehidupan manusia dan makhluk yang ada di atas bumi memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap lingkungan. Ekopedagogi merupakan sebuah gerakan penyelamatan makhluk hidup secara keseluruhan dipandang perlu untuk diwariskan kepada generasi yang akan datang. Dalam Islam, ekopedagogi dipandang sebagai jihad, karena di dalamnya merupakan ikhtiar untuk menjaga masa depan dan kehidupan manusia secara keseluruhan. Argumen dalam tulisan ini berharap dapat dijadikan sebagai salah satu bahan renungan pegiat institusi formal, dalam hal ini dunia pendidikan untuk merancang kurikulum terpadu yang berorientasi pada keselamatan ekologis. Di samping itu untuk membangun tanggung jawab publik, tulisan ini dapat dijadikan sebagai media membangun partisipasi masyarakat secara luas dalam rangka menyelamatkan masa depan manusia khususnya, dan masa depan lingkungan hidup secara keseluruhan. Ada banyak pemikiran yang dituangkan dalam tulisan sederhana ini. Namun dengan segala keterbatasan penulis, diharapkan ada penulis lain yang berupaya melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap kajian ini baik dari perspektif yang sama ataupun dalam perspektif lintas disiplin ilmu, sehingga dapat memperkaya khazanah dan alternatif pengembangan ekopedagogi berbasis al-Qur’an di masa depan.
Manusia merupakan bagian dari lingkungan hidup yang memiliki tanggung jawab besar dalam melestarikannya, karena kehidupan manusia dan makhluk yang ada di atas bumi memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap lingkungan.
"Saat ini banyak muncul elite-elite muslim di berbagai lembaga pemerintah dan swasta yang mengalami krisis integritas. Kecerdasan intelek hanya mengantarkan sosok kaum muslim menjadi manusai yang memiliki wawasan pengetahuan tentang Islam, tetapi tidak mengantarkannya menjadi muslim yang berakhlak mulia. Sementara itu muncul kelompok putus asa yang kehilangan kepercayaan dan kesabaran dalam menghadapi elite-elite muslim di berbagai lembaga pemerintah yang mengalami krisis integritas. Mereka mencari jalan pintas untuk segera keluar dari kebusukan ini dengan mengembangkan pola pikir dan corak keislaman yang radikal. Padahal Islam adalah ajaran yang berdasarkan pada landasan akidah, syariat, dan al-akhl�q al-kar�mah, akhlak yang mulia. Ini semua tercermin pada perilaku Nabi Muhammad saw., sebagai al-Qur`an hidup. Rasulullah merupakan figur sentral yang menjadi teladan umat Islam dalam kehidupan sosial, intelektual, dan penghayatan nilai-nilai spiritual. Buku ini diharapkan menjadi ragi dalam mengembangkan corak keislaman yang menjadikan seorang muslim menjadi pribadi yang memadukan keyakinan agama yang kuat dengan pengamalan ibadah yang mantap. Dari keyakinan yang kuat dan ibadah yang mantap, melahirkan sosok seorang muslim yang memiliki kesalehan sosial. Seorang muslim yang tampil dengan kepribadian yang mulia, peduli dan berbagi, serta toleran dengan segala perbedaan yang ada. Dari corak keislaman yang memadukan ilmu dan amal, serta akal dan kalbu; diharapkan akan membimbing umat memiliki kekuatan akal atau argumentasi yang kuat untuk menolak corak keislaman yang radikal; sementara pada waktu yang sama akan menguatkan integritas moral dan akhlak."