Sebanyak 41538 item atau buku ditemukan

BAHAN AJAR PELAJARAN SEJARAH DALAM BENTUK KOMIK GUNA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS IMAJINATIF

Gejala tentang rendahnya mutu pendidikan abad 21, diantaranya muncul dalam bentuk rendahnya kreativitas para lulusan yang diduga merupakan cerminan dari tingkat berpikirnya yang rendah. Sudah tentu ini merupakan produk pendidikan dari sistem pendidikan yang kurang atau bahkan tidak mengembangkan keseluruhan dimensi psikologis individu, baik dimensi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dimensi psikologis yang tampaknya kurang mendapat perhatian dari sistem pendidikan kita adalah aspek kreativitas. Padahal kreativitas individu dalam era globalisasi dan informasi yang ditandai oleh kompleksitas kehidupan manusia sangat dibutuhkan. Sebab kreativitas dapat BAHAN AJAR PELAJARAN SEJARAH DALAM BENTUK KOMIK 2 melahirkan inovasi yang mengendap dalam manifestasi budaya. Melalui kreativitas itulah kehidupanmanusiamenjadi penuhmakna. Pentingnya kreativitas atau kemampuan berpikir kreatif dalam kaitannya dengan upaya peningkatan mutu pendidikan memang sangat logis. Oleh karena itu sistem pendidikan hendaknya ditujukan untuk mengembangkan kualitas berpikir anak agar dalam proses perkembangan kognitif dan inteligensinya memperoleh peluang secara optimal pula. Jika diamati secara seksama sistem pendidikan yang dikembangkan dewasa ini dalam kaitannya dengan upaya pengembangan kemampuan berpikir kreatif anak sering dipertanyakan. Munadi (2013),mengatakan bahwa sistempendidikan dewasa ini belum memadai, sebab masih terperangkap pada pencapaian aspek-aspek tertentu saja dan belum mengembangkan manusia Indonesia yang berkualitas

Gejala tentang rendahnya mutu pendidikan abad 21, diantaranya muncul dalam bentuk rendahnya kreativitas para lulusan yang diduga merupakan cerminan dari tingkat berpikirnya yang rendah.

Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Abad VII Sampai Abad XV

Islmisasi Nusantara merupakan suatu proses yang sangat penting dalam sejarah Islam di Indonesia, dan juga dianggap sebagai permasalahan yang paling tidak jelas. Ketidakjelasan ini antara lain terletak pada pertanyaan kapan Islam datang, dari mana Islam berasal, siapa yang menyebarkan Islam di Nusantara pertama kali dan sebagainya. Karenanya sampai sekarang persoalan ini masih senantiasa menjadi ajang perdebatan para ahli sejarah, meskipun telah diadakan beberapa kali seminar yang membahas masalah tersebut. Pada tahun 1963 para ahli berkumpul di Medan untuk membicarakan persoalan ini secara akademik. Perdebatan pun menjadi sengit yang berujung pada dua pendapat. Tentang waktu dan asal usul Islam. Sejak masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara tentu memerlukan proses yang sangat panjang dan melalui saluran-saluran Islamisasi yang beragam, seperti perdagangan, perkawinan, tarekat (tasawuf), Pendidikan dan kesenian.Pada tahap awal proses Islamisasi, saluran perdagangan sagat dimungkinkan. Hal ini sejalan dengan kesibukan lalu lintas perdagangan abad ke 7 sampai abad ke 16, sebagaimana telah diuraikan di atas. Para pedagang dari Arab, Persia, India dan Cina ikut ambil bagian dalam aktivitas perdagangan dengan masyarakat di Asia Barat, Timur dan Tenggara. Saluran Islamisasi dengan media perdagangan sangat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena dalam Islam tidak ada pemisahan antara aktivitas perdagangan dengan kewajiban mendakwahkan Islam kepada pihak-pihak lain. Nabi Muhammad sendiri memimpin ekspedisi dagang ke Syam ketika beliau belum mendapat risalah. Selain itu, dalam aktivitas perdagangan ini, golongan raja dan kaum bangsawan lokal umumnya terlibat di dalamnya. Tentu saja ini sangat menguntungkan, karena dalam tradisi lokal apabila seorang raja memeluk Islam, maka dengan sendirinya akan diikuti oleh mayoritas rakyatnya. Ini terjadi karena masih kuatnya penduduk pribumi memelihara prinsip-prinsip yang sangat diwarnai oleh hirarki tradisional.

Islmisasi Nusantara merupakan suatu proses yang sangat penting dalam sejarah Islam di Indonesia, dan juga dianggap sebagai permasalahan yang paling tidak jelas.