Sebanyak 4 item atau buku ditemukan

METODE PEMAHAMAN HADIST NABI

Studi Kritis Atas Pandangan Muhammad Al-Ghazali

Buku Metode Pemahaman Hadits Nabi: (Studi Kritis Atas Pandangan Syaikh Muhammad al-Ghazâlî) dimulai dari keinginan untuk memperoleh jawaban secara konseptual mengenai pemikiran-pemikiran Syaikh Muhammad al-Ghazâlî terutama berkaitan dengan pemahaman hadits. Dari Asumsi-asumsi yang muncul di atas, maka muncul poin kunci dalam studi ini adalah: Pertama, bagaimana metode dan pendekatan yang ditawarkan Syaikh Muhammad al-Ghazâlî terhadap pemahaman sebuah hadis Nabi? Kedua, mengetahui pemahaman hadits yang dilakukan oleh Muhadditsîn atau Fuqahâ’? Ketiga, bagaimana Orisinalitas pemikiran serta Implikasi dari pemikiran Syaikh Muhammad al-Ghazâlî terhadap pemahaman hadits? Secara metodologis studi ini menggunakan pendekatan sejarah (historical approach). Dan metode yang digunakan dalam pencarian data adalah riset pustaka (library research) dengan membaca kitab-kitab karya Syaikh Muhammad al-Ghazâlî sendiri (sebagai data primer) dan kitab-kitab yang ditulis mengenai pemikiran Syaikh Muhammad al-Ghazâlî (sebagai data skunder). Dalam menganalisa data, digunakan analisis isi (content analysis). Sedang untuk mengetahui background pemikirannya, sumber utama yang digunakan adalah otobiografinya yang berjudul Qishshah al-Hayah. Sedangkan untuk mengetahui gagasan-gagasan mengenai kajian hadits, sumber utama yang digunakan adalah as-Sunnah an-Nabawiyyah Baina Ahl al-Fiqh wa Ahl al-Hadîts. Kemudian, untuk mengukur pemikiran Syaikh Muhammad al-Ghazâlî mengenai kesahihan hadits Nabi menggunakan kitab ‘Ulumul al-Hadîts, karya Ibnu Shalah dan kitab-kitab lainnya. Sedangkan dalam memahami hadits, penulis gunakan metode sintesis yang mencoba memadukan antara keyakinan terhadap hadits yang berfungsi sebagai sumber otoritatif dengan prinsip-prinsip ilmiah yang berasal dari penalaran rasionalitas manusia. Penulis berharap, dengan hadirnya buku ini dapat memberikan pengetahuan atas bagaimana metodologi kajian hadîts yang tepat dan benar, dapat mengetahui makna dan tujuan dari sebuah hadîts yang dipahami oleh Muhadditsîn dan Fuqahâ’, serta dapat memberikan sumbangan kajian sekaligus menjadi salah satu referensi penting dalam khasanah pemikiran hadits, terutama mengenai kajian hadîts yang mengandung ragam pemahaman.

Buku Metode Pemahaman Hadits Nabi: (Studi Kritis Atas Pandangan Syaikh Muhammad al-Ghazâlî) dimulai dari keinginan untuk memperoleh jawaban secara konseptual mengenai pemikiran-pemikiran Syaikh Muhammad al-Ghazâlî terutama berkaitan ...

Minhajul Abidin (Jalan Ahli Ibadah)

Imam Al-Ghazali

“Dalam diri manusia ada segumpal darah. Yang apabila shalih (tidak rusak), maka akan shalih seluruhnya, tetapi apabila buruk maka akan buruk pula seluruhnya, itulah hati” (HR. Bukhari) Kecintaan kepada Allah melingkupi hati, kecintaan ini membimbing hati dan bahkan merambah ke segala hal. (Imam Al Ghazali) Ibadah adalah karunia, pahala, kenikmatan abadi, dan sarana menuju surga yang kekal. Kelak terasa indah, seindah hati kaum abidin (ahli ibadah) yang menjalaninya dengan ikhlas dan ihsan. Inilah jalan para nabi, para auliya, shalihin dan mukhlisin. Daftar Isi sudah tercover di daftar isi dan bookmark google play book memudahkan mencari dan membaca cepat. Namun jalan menuju ke surga-Nya itu bukanlah jalan yang mudah dilalui oleh para hamba yang mudah tergoda indahnya dunia. Berbagai rintangan menghadang, siap menarik seorang hamba ke jurang maksiat, hingga semakin jauh dari tujuan ibadahnya. Rasulullah saw bersabda “ketahuilah bawah jalan menuju surga itu penuh rintangan dan lika-liku, sedangkan jalan ke neraka itu mudah dan rata.” Melalui kitab ini, Imam Al-Ghozali membagi perjalanan seorang ahli ibadah itu dalam tujuh tahapan. Ini adalah risalah bimbingan yang menjadi wasiat terakhirnya bagi umat, karena tak lama sesudah menyusun buku ini, sang imam ini meninggalkan dunia, menghadap Rabbul Alamin yang selalu beliau rindukan. Imam Al-Ghozali memaparkan tips-tips penting agar selalu waspada terhadap setiap rintangan yang ada. Sehingga dapat keluar dari perangkap tersebut. Daftar Isi Prakata | Pengertian Kata-Kata Sulit Tahapan llmu dan Ma'rifat Aqabbah Kedua, Taubat Mukadimah Taubat Aqabah Ketiga: Awaiq Awarid (Godaan) Tahapan Pendorong Tahapan Celaan Bersyukur Kepada Allah

Bukhari) Kecintaan kepada Allah melingkupi hati, kecintaan ini membimbing hati dan bahkan merambah ke segala hal. (Imam Al Ghazali) Ibadah adalah karunia, pahala, kenikmatan abadi, dan sarana menuju surga yang kekal.

Tafakur Sesaat Lebih Baik dari Ibadah Setahun

Al-Ghazali

"Merenung (tafakur) sesaat lebih baik daripada ibadah setahun," demikian Rasulullah berkata. Anjuran merenung sesuatu atau bertafakur ini sering kita jumpai dalam Al-Quran. Bukan soal yang aneh bahwa untuk mencapai ilmu pengetahuan serta pengertian yang luas itu, harus dengan tafakur pula. Bagi umum pun, memang tak asing lagi betapa pentingnya arti tafakur itu. Akan tetapi, apa hakekat yang sebenarnya itulah yang belum mereka ketahui, dari mana sumbernya, dan bagaimana cara dan jalannya. Orang tidak tahu bagaimana seharusnya bertafakur, apa ang harus ditafakuri, mengapa ia harus bertafakur, juga apa yang dituju dengan tafakur itu. Adakah tafakur merupakan buah, atau merupakan pohon yang akan berbuah. Kalau begitu, apa pula buahnya itu.Dapatkah hal itu dimasukkan dalam bidang pengetahuan, ataukah merupakan pengaruh keadaan, atau juga keduanya? Penjelasan-penjelasan mengenai semua hal tersebut ada dalam buku ini. Dimulai dengan keutamaan tafakur, hakekat dan hasil akhirnya, sumber-sumber, dan daerah tujuannya masing-masing. [Mizan, Noura Books, Islam, Muslim, Ibadah, Hidup, Indonesia]

"Merenung (tafakur) sesaat lebih baik daripada ibadah setahun," demikian Rasulullah berkata.