Sebanyak 53 item atau buku ditemukan

Manajemen Risiko Pembiayaan UMKM Implementasi pada Lembaga Keuangan Syariah

Judul : Manajemen Risiko Pembiayaan UMKM Implementasi pada Lembaga Keuangan Syariah Penulis : Sunaryono, S.E., M.M., Devi Wahyuningsih, S.E., M.Ak, Tia Apriani, S.E., M.Ak, Dr. Fransiska Ekobelawati, S.E., M.M, Nurasiah, S.E., M.M, Nindy Puspitasari, S.E., M.Ak, Yulianto, S.E., M.M, Sukma Febrianti, S.E., M.M, Feriansyah, S.Sos., M.M, Ema Trisnawati, S.TP., M.M, Nurul Septya Magisa, S.Ak, M.M, Yusron Toto, S.E., M.M Ukuran : 15,5 x 23 cm Tebal : 168 Halaman Cover : Soft Cover No. ISBN : 978-623-10-1793-2 No. E-ISBN : 978-623-10-1794-9 (PDF) SINOPSIS Buku “Manajemen Risiko Pembiayaan UMKM: Implementasi pada Lembaga Keuangan Syariah” menawarkan panduan komprehensif untuk memahami dan mengelola risiko yang terkait dengan pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam konteks keuangan syariah. Dengan menggabungkan teori dan praktik, buku ini membahas berbagai strategi dan alat yang dapat digunakan oleh lembaga keuangan syariah untuk memitigasi risiko, sambil tetap mematuhi prinsip-prinsip syariah. Melalui berbagai studi kasus dan contoh nyata, pembaca diajak untuk melihat bagaimana konsep-konsep ini diterapkan dalam situasi dunia nyata, memberikan wawasan berharga bagi para praktisi keuangan syariah dan manajer risiko. Selain itu, buku ini juga mengeksplorasi peran penting lembaga keuangan syariah dalam mendukung pertumbuhan dan stabilitas UMKM. Dengan pendekatan holistik, penulis membahas bagaimana lembaga ini dapat menyeimbangkan antara kepatuhan syariah dan kebutuhan bisnis, serta bagaimana manajemen risiko yang efektif dapat meningkatkan kinerja dan keberlanjutan UMKM. Dilengkapi dengan analisis mendalam, framework, dan rekomendasi praktis, buku ini menjadi sumber daya penting bagi siapa saja yang terlibat dalam sektor keuangan syariah dan ingin mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang manajemen risiko dalam pembiayaan UMKM

... Syariah di Indonesia: Peluang dan Tantangan. Syiar hukum, 11(1), 21-38. Indonesia, B. (2015). Profil Bisnis Usaha Mikro ... Sharia Financing, Green 146.

Ulumul Hadist

Buku ini menyajikan pembahasan mengenai kitab Al-Mustadrak Ala al-Shahihain karya Al-Hakim Al-Naisabury, Al-Sunan Al-Kubra karya Imam Al-Baihaqi, dan I’tibar Al-Sanad. Selain itu, juga dibahas mengenai ilmu hadist dirayah dan ilmu hadist riwayah, syarat-syaratnya, macam-macamnya, dan hukum-hukumnya, keadaan dan periwayatan, macam-macam periwayatan, dan hal-hal berkaitan dengannya.

... Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ahmad bin Hanbal dan imam At - Tirmidzi dari sahabat Abdullah bin Amr r.a. 4. Hadis Keempat وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ... Hadis Ketujuh وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كَمْ 74 Ulumul Hadist.

Hukum Hak Asasi Manusia Teori dan Studi Kasus

Di tengah masih menguatnya isu-isu Hukum Hak Asasi Manusia baik level internasional maupun di Indonesia, buku ini dihadirkan sebagai salah satu sumber literatur yang membahas Hukum Hak Asasi Manusia dalam dua dimensi sekaligus, dimulai dari dimensi Hukum Hak Asasi Manusia Internasional, lalu mengupas secara mendalam Hukum Hak Asasi Manusia Di Indonesia. Harapannya, para mahasiswa hukum, praktisi hukum, kelompok masyarakat bisa memahami bagaimana relasi antara Hukum Hak Asasi Manusia Internasional dengan Hukum Hak Asasi Manusia di Indonesia. Pemahaman komprehensif atas keduanya sangat penting sebagai sebuah bahan renungan tentang aspek-aspek kelemahan atau kelebihan dari Hukum Hak Asasi Manusia yang saat ini berkembang dan terus dikembangkan di Indonesia. Dengan menyajikan aspek filosofis, sejarah, dan hukumnya secara runtut dan sistematis, baik meliputi kajian tentang instrumen-instrumen hukumnya, maupun mekanisme penegakannya. Lebih jauh lagi, Penulis menyadari bahwa karakter khusus dari hukum hak asasi manusia membuat Hukum HAM baik secara teori, konseptual, maupun praktis memiliki kompleksitas tersendiri. Kompleksitas ini yang membuat Hukum Hak Asasi Manusia sering kali dipahami secara keliru, dirancukan dengan cabang ilmu hukum lainnya. Oleh karena itu, Penulis juga memperkaya pengayakan dalam buku ini dengan memaparkan berbagai studi kasus baik yang berkaitan dengan hak sipil dan politik, hak ekonomi, sosial, dan budaya, serta hak-hak kelompok rentan lainnya. Studi berbagai kasus berdimensi hak asasi manusia yang dihadirkan dalam buku ini yang akan menjadi kekuatan dari buku ini dibandingkan literatur-literatur yang serupa lainnya. Harapannya para pengguna dari buku ini tidak hanya sebatas memahami Hukum Hak Asasi manusia dari sisi das sein, namun juga mengerti berbagai kerumitan, problematik, maupun perkembangan penegakan Hukum Hak Asasi Manusia dari aspek das sollen nya.

... Islam dengan HAM , sebagaimana dikemukakan oleh Samuel P. Hantington yang menempatkan HAM sebagai produk Barat ... Islamic Human Rights ' , A Clash of Culture or a Clash with a Construct ? ' , Michigan Journal of International Law ...

Buku Ajar Metodologi Penulisan Karya Ilmiah

Buku Ajar Metodologi Penulisan Karya Ilmiah ini disusun sebagai buku panduan komprehensif yang menjelajahi kompleksitas dan mendalamnya tentang ilmu metodologi penulisaan karya ilmiah. Buku ini dapat digunakan oleh pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di bidang ilmu metodologi penulisaan karya ilmiah dan diberbagai bidang Ilmu terkait lainnya. Selain itu, buku ini juga dapat digunakan sebagai panduan dan referensi mengajar mata kuliah metodologi penulisaan karya ilmiah dan menyesuaikan dengan Rencana Pembelajaran Semester tingkat Perguruan Tinggi masing-masing. Secara garis besar, buku ajar ini pembahasannya mulai dari jenis-jenis karya ilmiah, etika penulisan karya ilmiah, manfaat penyusunan karya ilmiah, pemilihan topik dan masalah penelitian, pengumpulan data, sistematika penulisan tugas akhir, pembuatan makalah, pembuatan laporan penelitian dan juga pembuatan abstrak. Selain itu materi mengenai daftar rujukan dan publikasi jurnal juga di bahas secara mendalam. Buku ajar ini disusun secara sistematis, ditulis dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami, dan dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Buku Ajar Metodologi Penulisan Karya Ilmiah ini disusun sebagai buku panduan komprehensif yang menjelajahi kompleksitas dan mendalamnya tentang ilmu metodologi penulisaan karya ilmiah.

Formula yang Bikin Datamu Bunyi

Berbagai pengalaman peserta Kemenkeu Data Hackathon+ 2021 untuk membuat data menjadi informasi yang berharga

Transformasi organisasi berbasis data analitik (data-driven organization) merupakan sebuah keniscayaan. Berbicara tentang data-driven organization, kita tidak hanya berbicara mengenai tools atau aplikasi, namun juga bagaimana data analitik menjadi bagian dari system, proses, dan strategi organisasi. Data analitik tidak hanya sekedar menjadi tren bagi insan yang berminat di bidang data, namun juga dapat menjadi sebuah budaya kerja bagi seluruh pegawai. Data analitycs memberi ruang yang luas bagi mereka untuk menyalurkan minat dan mendorong munculnya inovasi baru bagi organisasi yang sinergi, adaptif, berteknologi, dan unggul serta mampu memberikan dampak yang lebih kuat dan luas. Kompetisi Kemenkeu Data Hackathon 2021 bukanlah sekedar event semata, namun dimaknai sebagai sebuah ikhtiar bersama untuk membangun budaya data dan melakukan transformasi secara substansial dan lebih cepat lagi. Kegiatan ini bertujuan untuk menggali ide, insight, kreati􀏐itas, menemukan talenta, serta meningkatkan kapasitas dan kepedulian pegawai tentang Data Analytics dalam mendukung organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya usecase yang sangat menarik dan inovatif yang perlu diabadikan dalam sebuah buku agar ide-ide tersebut tidak berhenti hanya pada level kompetisi. Buku ini hadir untuk menggugah, memotivasi, membuka cakrawala, serta inspirasi bagi kita semua sebagai upaya untuk membuat data lebih berbicara. Bukan hanya untuk kesenangan dan hasrat pribadi, namun bagaimana pemanfaatan data dapat diimplementasikan serta menghasilkan arti dan kontribusi bagi negeri.

Transformasi organisasi berbasis data analitik (data-driven organization) merupakan sebuah keniscayaan.

Kekuatan Apresiasi Membuka Potensi Sumber Daya Manusia di Organisasi

Pemberian penghargaan dalam organisasi memiliki pentingannya sendiri, yaitu menciptakan suasana yang nyaman dan meningkatkan kepuasan karyawan. Hal ini bertujuan untuk memotivasi karyawan agar tetap bertahan dalam organisasi dan tidak memutuskan untuk keluar. Menurut Wibowo (2014), sistem penghargaan yang baik akan memperkuat pertumbuhan individu, mengembangkan bakat, dan mempertahankan orang-orang yang berpotensi. Sumber daya manusia merupakan elemen penting dalam suatu perusahaan, dan memiliki peran integral dalam faktor- faktor produksi. Penting untuk memberikan perhatian, penanganan, dan perlakuan khusus terhadap sumber daya manusia karena sifatnya yang kompleks. Sumber daya manusia memiliki peran yang besar dalam keseluruhan organisasi. Keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi bergantung pada perilaku para karyawan. Karyawanlah yang membentuk struktur organisasi dan memanfaatkan teknologi. Meskipun perusahaan memiliki sumber daya seperti modal, metode, dan mesin, namun hasil yang optimal tidak dapat dicapai tanpa dukungan dari sumber daya manusia yang memiliki kinerja yang optimal. Mengingat persaingan yang ketat dalam dunia bisnis dan kondisi ekonomi yang semakin sulit, hampir semua perusahaan harus berupaya keras agar tetap eksis dan dapat mengoptimalkan keuntungan. Untuk itu, setiap organisasi dituntut memiliki keunggulan kompetitif agar tidak tertinggal. Salah satu cara untuk mencapai keunggulan kompetitif adalah dengan meningkatkan kinerja karyawan. | 2 Kinerja karyawan menjadi penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi. Terkadang, para atasan atau manajer hanya memperhatikan kinerja karyawan saat terjadi masalah. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan karyawan yang mampu bekerja lebih baik dan lebih efisien, sehingga diperlukan karyawan dengan tingkat kinerja yang tinggi. Menciptakan kinerja yang tinggi tidaklah mudah karena kinerja karyawan tidak hanya terjadi secara kebetulan, tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor. Untuk mencapai kinerja yang baik, rencana kerja harus dilaksanakan sesuai dengan tugas yang diberikan kepada setiap karyawan dalam organisasi. Kinerja merupakan hasil dari usaha seseorang dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya, yang dipengaruhi oleh kemampuan, pengalaman, dedikasi, dan penggunaan waktu dengan efektif. Menciptakan kinerja karyawan yang baik sangat sulit. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan upaya untuk mengkaji berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Dengan memahami faktor-faktor tersebut, perusahaan diharapkan dapat menganalisis penyebab rendahnya kinerja karyawan dan terus meningkatkannya melalui tindakan konkret. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan antara lain kemampuan karyawan, motivasi karyawan, budaya organisasi, kepemimpinan, penilaian prestasi kerja, dan Organizational Citizenship Behavior (OCB). Kemampuan kerja karyawan meliputi kemampuan kerja intelektual dan kemampuan kerja fisik. Kemampuan kerja intelektual mencakup kemampuan untuk melakukan tugas- tugas pekerjaan yang melibatkan kegiatan mental, sedangkan kemampuan kerja fisik mencakup kemampuan untuk menjalankan tugas-tugas pekerjaan yang | 3 membutuhkan stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik fisik lainnya, yang bisa menjadi bakat bawaan atau dipelajari. Kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh kemampuan kerja yang dimilikinya. Banyak perusahaan yang merekrut karyawan tanpa memperhatikan kemampuan kerja yang optimal. Padahal, jika seorang karyawan memiliki kemampuan kerja yang kurang baik, baik secara intelektual maupun fisik, kinerjanya akan rendah karena ia tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik dan sukses. Motivasi dapat dijelaskan secara sederhana sebagai kondisi atau tindakan yang mendorong seseorang untuk bekerja atau berkegiatan semaksimal mungkin. Peran motivasi adalah untuk meningkatkan hasrat dan keinginan tersebut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa upaya untuk meningkatkan kinerja seseorang selalu terkait dengan upaya untuk memotivasinya. Saat ini, banyak karyawan mengalami motivasi rendah karena kurangnya penghargaan terhadap kinerja mereka. Oleh karena itu, perusahaan atau lembaga sebaiknya lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan. Motivasi yang tepat dan baik dapat meningkatkan semangat kerja karyawan, dan gaji atau upah yang memadai bagi karyawan akan berkontribusi pada pencapaian kinerja yang tinggi. Salah satu faktor yang dianggap sangat mempengaruhi kinerja karyawan adalah budaya organisasi. Budaya organisasi dikenal luas sebagai dasar sistem dan kegiatan manajemen dalam setiap organisasi. Budaya organisasi merujuk pada nilai-nilai bersama dan norma perilaku yang dipercaya dan diadopsi oleh anggota organisasi. Nilai-nilai dan norma perilaku tersebut mempengaruhi pendekatan yang digunakan oleh anggota organisasi dalam melaksanakan pekerjaan dan mengatasi masalah yang | 4 dihadapi. Budaya dapat menjadi stabil seiring waktu, tetapi budaya tidak pernah statis. Krisis kadang-kadang memaksa kelompok untuk mengevaluasi kembali nilai-nilai atau kebiasaan mereka. Perubahan dalam anggota inti, kedatangan karyawan baru yang cepat, diversifikasi usaha, dan ekspansi geografis dapat mengubah budaya. Ketika budaya organisasi tidak baik, hal ini dapat menyebabkan ketimpangan sosial di dalam perusahaan dan membawa konsekuensi buruk karena tidak sejalan dengan tujuan organisasi. Hal ini akan berdampak negatif terhadap kinerja karyawan. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu kepemimpinan. Kepemimpinan menggambarkan hubungan antara pemimpin (leader) dengan yang dipimpin (follower) dan bagaimana seorang pemimpin mengarahkan follower akan menentukan follower mencapai tujuan atau harapan pimpinan. Kinerja karyawan dikaitkan dengan kultur masyarakat Indonesia, dari berbagai pengamatan yang ada di berbagai organisasi kerja, menunjukkan kecenderungan bahwa sebagian besar karyawan akan rajin bekerja jika pemimpin melihat karyawan bekerja dan hal sebaliknya terjadi, jika pemimpin tidak melihat karyawan bekerja, atau tidak ada di tempat kerja maka kinerja yang ditunjukkan karyawan cenderung kurang produktif, dan hasilnya kurang maksimal atau kurang optimal. Karyawan juga akan bekerja dengan giat dan rajin apabila dia merasa bahwa usaha yang dilakukannya ini dihargai oleh pimpinannya. Karyawan akan merasa tidak termotivasi kerja apabila pekerjaan yang telah dilakukannya sama sekali tidak dihargai oleh pimpinannya. Keadaan tersebut dapat dijadikan paradigma empirik bahwa kinerja karyawan terkait erat dengan pemimpin atau | 5 kepemimpinan di suatu organisasi kerja, baik pemerintah maupun swasta. Penilaian prestasi kerja adalah faktor kunci dalam pengembangan organisasi secara efektif dan efisien, karena melalui kebijakan atau program yang lebih baik terhadap sumber daya manusia dalam organisasi. Penilaian prestasi kerja individu memiliki manfaat penting dalam pertumbuhan keseluruhan organisasi, karena melalui penilaian tersebut dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang kinerja karyawan. Meskipun kita memiliki keinginan untuk meningkatkan kinerja melalui penilaian prestasi kerja, masih terdapat beberapa kendala. Banyak pengelola penilaian prestasi kerja (seperti departemen sumber daya manusia atau personalia) yang belum siap, karena banyak karyawan yang tidak memenuhi standar penilaian tersebut. Sebagai akibatnya, penilaian prestasi kerja belum dianggap penting. Pandangan ini diperkuat oleh sistem penilaian prestasi kerja yang kurang terstruktur, yang mengakibatkan hasil penilaian tidak dijadikan pertimbangan dalam proses manajemen sumber daya manusia selanjutnya, seperti perencanaan karir, pendidikan dan pelatihan, kompensasi, pemutusan hubungan kerja, dan sebagainya. Selain itu, terdapat kelemahan dalam penilaian prestasi kerja yang ada saat ini. Poin penilaian yang bersifat subjektif, penilaian yang dilakukan hanya satu kali dalam setahun pada periode yang sama dapat menyebabkan bias, dan banyak organisasi yang tidak memiliki deskripsi pekerjaan yang jelas sehingga sulit dalam membuat penilaian prestasi kerja. Hal ini mengakibatkan kinerja karyawan menjadi tidak optimal. Salah satu faktor penting lainnya yang mempengaruhi kinerja adalah perilaku kewargaan organisasi | 6 (Organizational Citizenship Behavior). Perilaku ini mencakup tindakan sukarela karyawan dalam membantu organisasi, seperti membantu rekan kerja tanpa diminta, melakukan kegiatan ekstra di tempat kerja, menghindari konflik, melindungi properti perusahaan, menghormati peraturan, dan bersikap toleran dalam situasi yang tidak ideal. Perilaku OCB ini dapat memperbaiki dan meningkatkan konteks sosial dan psikologis organisasi. Namun, saat ini banyak karyawan hanya fokus pada perilaku dalam peran mereka (in-role behavior), yang melibatkan melakukan tugas yang tercantum dalam deskripsi pekerjaan dengan harapan imbalan. Seharusnya, karyawan juga melibatkan perilaku di luar tugas (extra-role behavior atau OCB), yang melibatkan kontribusi sukarela karena rasa kewarganegaraan dalam organisasi dan kepuasan pribadi dari kontribusi yang lebih besar daripada tuntutan peran kerja. Jika karyawan menerapkan perilaku ini, hal ini akan mempengaruhi peningkatan kinerja mereka dalam organisasi, karena mereka secara tidak langsung berperan dalam kemajuan organisasi. Memberikan apresiasi adalah tindakan sederhana yang tidak membutuhkan banyak waktu. Siapa pun, dari berbagai tingkatan, dapat memberikannya. Apresiasi atau penghargaan tidak hanya terkait dengan uang. Tindakan tersebut bisa berupa ungkapan positif atau memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berkontribusi lebih dalam pekerjaan tertentu.

Pemberian penghargaan dalam organisasi memiliki pentingannya sendiri, yaitu menciptakan suasana yang nyaman dan meningkatkan kepuasan karyawan.