Sebanyak 6 item atau buku ditemukan

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN: Teori & Praktek

Beberapa permasalahan pendidikan yang menonjol, di antaranya: 1) pendidikan telah kehilangan objektivitas, masih jauh dari realitas yang dihadapi peserta didik di masyarakatnya; 2) pendidikan belum mendewasakan peserta didik; 3) pendidikan tidak menumbuhkan pola berpikir kritis; 4) belum menghasilkan manusia terdidik, apalagi berakhlak; 5) pendidikan masih membelenggu; 6) belum mampu membangun individu belajar; 7) belum mampu menghasilkan kemandirian, dan 8) belum mampu memberdayakan dan membudayakan peserta didik (Djohar, 2013: 3). Pada tataran praktis, masih terdapat penyelenggaraan pendidikan “bergaya bank” (banking education) dengan ciri yang sangat “verbalism” yakni konsep mengajar merupakan pemindahan pengetahuan kepada hafalan, bukan mendorong siswa belajar untuk belajar (learn to learn). Pendidikan belum berdialog atau berhadapan dengan masalah (problem possing education) yaitu upaya meletakkan pendidikan pada kerangka dasar untuk melibatkan anak didik dalam problematisasi yang dihadapi terus menerus akan situasi eksistensial mereka (Yunus, 2004). Untuk memecahkan berbagai masalah dan menghadapi tantangan dunia pendidikan tersebut, pemerintah telah menetapkan beberapa kebijakan dalam bidang pendidikan. Terkait dengan itu, tulisan ini akan menyoroti dua kebijakan penting pemerintah Indonesia, yaitu inovasi bidang kurikulum dan peningkatan profesionalitas guru. Hal ini didasarkan pada dua asumsi: Pertama, keberhasilan untuk mencapai kemajuan tergantung pada keberhasilan mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik daripada sebelumnya, ini ditentukan oleh Standar kompetensi Lulusan (SKL) yang terkabarkan dalam kurikulum. Kedua, kunci keberhasilan meningkatkan kualitas pendidikan tergantung pada keberhasilan mempersiapkan dan menciptakan guru-guru yang profesional yang memiliki kekuatan dan tanggung jawab

Beberapa permasalahan pendidikan yang menonjol, di antaranya: 1) pendidikan telah kehilangan objektivitas, masih jauh dari realitas yang dihadapi peserta didik di masyarakatnya; 2) pendidikan belum mendewasakan peserta didik; 3) pendidikan ...

Titik Temu Tasawuf dan Filsafat Islam

Tasawuf cukup lama dipersoalkan, dianggap sebagai biang keladi kemunduran umat Islam. Begitu pula filsafat dianggap sesat menyesatkan, tetapi secara historis, keduanya telah mengantarkan umat Islam menuju gerbang Jaman Keemasan, karena kenyataannya Tasawuf dan Filsafat Islam memiliki titik temu dalam Tauhid. Tauhid adalah Aqidah Umat Islam, bentuk pertentangan apapun jangan sampai mengalahkan tauhid yang sakral.

Begitu pula filsafat dianggap sesat menyesatkan, tetapi secara historis, keduanya telah mengantarkan umat Islam menuju gerbang Jaman Keemasan, karena kenyataannya Tasawuf dan Filsafat Islam memiliki titik temu dalam Tauhid.

PERNIKAHAN DAN DISABILITAS

Nalar Hukum Penghulu di Kota Malang

Dalam Kompilasi Hukum Islam, setidaknya ada empat isu yang berkaitan dengan disabilitas; wali nikah, saksi nikah, talak, dan poligami. Dua topik yang pertama tidak banyak ditulis, padahal keduanya merupakan unsur penting dalam pernikahan di Indonesia. Kesahan nikah pun juga tergantung bagaimana status kelayakan wali dan saksi nikah. Kompilasi Hukum Islam sendiri telah menetapkan bahwa wali nikah penyandang disabilitas wicara dan rungu tidak memilik hak perwalian (pasal 22). Sementara dalam persaksian, hanya penyandang disabilitas rungu yang tidak diperbolehkan (pasal 25). Di sinilah penghulu berperan dalam menentukan status kelayakan keduanya. Apakah penghulu juga mengiyakan bunyi pasal itu atau justru sebaliknya? Apa saja aspek yang dipertimbangkan? Lalu, akankah penghulu membawa narasi hukum Islam emansipatoris atau sebaliknya? Buku ini menghadirkan bagaimana penghulu di Kota Malang merespons isu disabilitas dalam perkawinan, khususnya pada topik wali dan saksi nikah. Nalar hukum seperti apakah yang digunakan oleh penghulu dalam menentukan status kelayakan mereka akan menggambarkan bagaimana representasi wajah humanisme hukum perkawinan Islam di ranah lokal. Karena itu, buku ini berkontribusi penting dalam membangun hukum Islam akomodatif terhadap isu disabilitas dalam perkawinan.

Dalam Kompilasi Hukum Islam, setidaknya ada empat isu yang berkaitan dengan disabilitas; wali nikah, saksi nikah, talak, dan poligami.

Konsep Dasar dan Pengembangan Pembelajaran PPKn untuk MI/SD

Buku ini berisi tentang konsep dan pengembangan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada jenjang MI/SD. Konsep yang dikembangkan telah sesuai dengan Kurikulum 2013 revisi terbaru. Terdapat muatan materi mencangkup hakekat PPKn untuk jenjang MI/SD, sejarah PPKn, perkembangan PPKn di berbagai negara, Paradigma baru PPKn, serta kajian pedagogis PPKn pada jenjang MI/SD. Buku ini juga menguraikan pembahasan materi pokok PPKn pada kurikulum 2013 jenjang MI/SD. Buku ini terdapat pula metode, model dan media pembelajaran yang tepat dan mudah digunakan untuk mengajarkan muatan PPKn pada siswa jenjang MI/SD. Buku ini juga telah memuat tentang perkembangan PPKn pada jenjang MI/SD dalam kesiapan kita membentuk warga negara muda/siswa pada jenjang sekolah dasar sesuai dengan kecakapan warganegara pada abad 21. Kemampuan dalam berfikir tingkat tinggi yang dipadukan dengan penguatan pendidikan karakter serta budaya literasi yang telah mengembangkan konsep 4 C (komunikasi, berfikir kritis, kreatif dan kolaborasi). Buku ini juga telah mengembangkan perpaduan integrasi nilai-nilai Islam setiap pengembangan materi sehingga sesuai untuk pengajaran pada jenjang Madrasah Ibtidaiyyah. Selain itu, materi yang dikembangkan juga diberikan cara dalam mengembangkan evaluasi untuk mengukur ketercapaian dalam pembelajaran PPKn pada jengjang MI/SD. Terdapat pula latihan dan disertai dengan contoh-contoh dalam setiap praktiknya dalam pembelajaran.

Hal ini diartikan, bahwa tujuan PPKn untuk SD/MI adalah membentuk siswa menjadi warga negara yang baik, yaitu warga negara yang akidah serta akhlak yang baik, yang memiliki jiwa yang merdeka, memahami dan ...

SOSIOLOGI TAFSIR

Kritik Fenomena Bid’ah dalam Tafsir Tamshiyyah Al-Muslimīn Karya KH. Ahmad Sanusi

Buku ini berisi mengenai dialektika antara penafsir dengan dunia sosio-kulturalnya sehingga menghasilkan sebuah produk tafsir. Perbedaan dialektika ini dengan kajian lainnya terletak pada pendekatan sosiologi yang digunakannya. Selama ini kajian sosiologi dianggap riskan menyentuh persoalan tafsir yang dianggap sakral. Ini karena telah diketahui secara umum bahwa kajian sosiologi berasal dari keilmuan empiris, sedangkan tafsir lebih mendekatkan pada keilmuan yang condong pada keilmuan normatif. Membuktikan bahwa keduanya dapat dikombinasikan, penulis buku ini menggunakan teori sosiologi pengetahuan yang digagas oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman sebagai pisau analisanya. Adapun objek yang dikaji adalah penafsiran mengenai kritik fenomena bid’ah dalam sebuah tafsir yang ditulis pada awal abad 20. Telah diketahui bahwa pada abad itu fenomena bid’ah tidak hanya memicu saling bermusuhannya antara sesama Muslim, akan tetapi berdampak pada pertumpahan darah juga. Tafsir tersebut adalah tafsir Tamshiyyah al-Muslimīn karya KH. Ahmad Sanusi, seorang Kyai yang lahir dari rahim pesantren di wilayah Priangan.

Perbedaan dialektika ini dengan kajian lainnya terletak pada pendekatan sosiologi yang digunakannya. Selama ini kajian sosiologi dianggap riskan menyentuh persoalan tafsir yang dianggap sakral.

Kajian Linguistik Bahasa Arab

Buku ini menyajikan pembahasan yang komprehensif tentang Linguistik. Isi buku diawali dengan pembahasan mengenai linguistik sebagai kajian ilmiah bahasa dan bahasa sebagai objek kajiannya, dilanjutkan dengan pemaparan tentang ruang lingkup dan berbagai metode linguistik modern yang meliputi: metode komparatif, metode deskriptif, metode historis, dan metode kontrastif. Untuk memberikan gambaran yang utuh mengenai perkembangan linguistik baik di luar maupun di dalam negeri, buku ini juga menyajikan pembahasan tentang sejarah perkembangan, aliran serta tokoh-tokoh linguistik yang telah memberi warna dan sumbangan besar bagi perkembangan ilmu ini. Selanjutnya buku ini membahas tentang bidang kajian linguistik dengan berbagai tatarannya yang dimulai dari fonologi sampai kepada semantik dan pragmatik yang merupakan kajian lanjutan dari semantik. Selanjutnya dibahas pula hubungan linguistik dengan disiplin ilmu lain seperti psikolinguistik dan sosiolinguistik. Linguistik dipelajari dengan berbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu ini dipelajari untuk mendalami ilmu itu sendiri sebagai sebuah disiplin ilmu mandiri tanpa ada tujuan lain di luar itu. Sementara untuk sebagian yang lain, ilmu ini dikaji sebagai landasan, dasar atau fondasi untuk mengkaji atau mengembangkan ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, pengajaran bahasa, penerjemahan, dan sebagainya. Untuk merespon kedua kecenderungan tersebut, maka buku ini ditulis semaksimal mungkin bagi keduanya. Kedua kelompok pengkaji linguistik tersebut bisa berasal dari kalangan akademisi (dosen atau mahasiswa), peneiliti, dan praktisi pengajaran.

Sumber data gramatika Bahasa Arab adalah Al-Qur'an, As-Sunnah, syair-syair
dan ungkapan Arab, serta para penutur Bahasa Arab yang berasal dari kawasan
pedesaan yang tuturannya masih asli dan belum tercampur dengan bahasa ...