Sebanyak 10641 item atau buku ditemukan

Islam Agama Cinta Damai

Upaya Menepis Radikalisme Beragama

Islam Merahmati Sesama Manusia KH. M. Aniq Muhammadun Rais Syuriyah PCNU Pati, Pengasuh PP. Mamba’ul Ulum Pakis Tayu Pati Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. lewat perantara Malaikat Jibril dengan tujuan mengarahkan dan membimbing manusia supaya menjadi makhluk Allah SWT. yang bahagia dunia dan akhirat. Ajaran Islam mencakup semua aspek kehidupan manusia, baik ibadah maupun mu‟amalah dalam arti luas. Islam tidak membedakan urusan dunia dan akhirat karena dunia dalam pandangan Islam adalah tempat menanam (mazra‟ah) yang hasilnya akan diunduh di akhirat kelak. Kebahagiaan manusia dunia dan akhirat menjadi tujuan utama Islam. Oleh sebab itu, hal-hal yang merusak kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat ditolak dalam Islam. Kebahagiaan manusia diukur dari semua aspek, baik ibadah, sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Untuk mewujudkan kebahagiaan tersebut, Nabi Muhammad Saw. Dalam berdakwah menghindari cara-cara kekerasan dan pemaksaan kehendak, karena hal tersebut melukai dan mencederai fithrah manusia yang mencintai kelembutan, kesantunan, kasih sayang, dan tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Dakwah yang dilakukan dengan jalan kekerasan dan pemaksaan, apalagi dengan cara radikal, teror, dan intimidasi akan membuat manusia lari dari Islam. Nahdlatul Ulama adalah organisasi sosial keagamaan yang mengedepankan cara dakwah yang lembut, santun, dan penuh keramahan. NU ingin mewujudkan Islam yang merahmati sesama manusia lintas sektoral sebagai visi utama Islam yaitu agama yang merahmati seluruh alam (Wama Arsalnaaka Illa Rahmatan Lil-Alamiin). NU tidak hanya berdakwah dengan lisan saja, tapi juga berdakwah dengan bukti nyata (hal), yaitu dalam bidang pendidikan melalui pondok pesantren dan lembaga pendidikan Ma‟arif, madrasah diniyah, Taman Pendidikan al-Qur‟an, pemberdayaan ekonomi umat, membina akidah dan akhlak umat, dan mendorong terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, dan sentosa. Buku yang berjudul “Islam Agama Cinta Damai”, Upaya Menepis Radikalisme Beragama, adalah salah satu sumbangsih NU dalam upaya mewujudkan Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam yang jauh dari ciri-ciri radikalisme dan terorisme yang mengancam dunia. Semoga buku ini membawa manfaat bagi seluruh masyarakat dan bangsa ini dalam membumikan nilai-nilai Islam yang mengedepankan toleransi, tolong menolong dalam kebaikan, dan menjaga kebinnekaan bangsa menuju terwujudnya Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafuur, Negara yang adil makmur yang mendapat limpahan ampunan dan rahmah Allah SWT. Source: http://www.tabayuna.com/2018/03/sinopsis-buku-islam-agama-cinta-damai.html

Source: http://www.tabayuna.com/2018/03/sinopsis-buku-islam-agama-cinta-damai.html

Sikap Islam terhadap kekerasan, damai, toleransi dan solidaritas

46 b. Damai dalam keyakinan dan kepercayaan. ... 49 2. Damai dalam
kehidupan pribadi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 52 3. Damai dalam hubungan antar
manusia. . . . . . . . . . . . . . 55 4. Damai dalam struktur masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . .
. 57 5.

Ngefriend Sama Islam #3

Selalu saja ada orang yang ngga suka dengan kehadiran Tuhan dalam hidup. Banyak orang kondang dan jenius, coba-coba mengusir Tuhan dari hidup mereka. Tapi, ya...itu dia. Boro-boro bisa nyingkirin Tuhan, mereka bahkan jadi pada gila. [Dar! Mizan, Cerita, Anak, Islam, Indonesia]

Yang penting damai , Man ! Wah , tentu aja nggak salah mikir damai . Tapi ,
bukan berarti cuek gitu dong , Pung ! Gitu aja elo masukin ke hati . Ya udah ,
terusin deh , cerita elo tentang . . . siapa itu tadi ? Dona Harun ? Harun Yahya !
Kok jadi ...

Ngefriend sama Islam

penuntun remaja

Buktikan dengan perbuatan kalo Islam itu sejuk , damai , dan tenteram . Seluruh
cara , upaya , alternatif , solusi , harus diupayakan untuk sampai pada tujuan itu .
Kalo kata Abul Hasan An Nadwi ; “ jadikanlah Islam dalam dirimu dan ( niscaya )
 ...

Islam, Kosmologi Baru dan Agama Baru

Sains itu mempunyai dua muka. Jika kita menganggap bahwa apa yang kita saksikan dalam fenomena sains itu adalah “sebuah kenyataan yang sempurna,” kita akan melihat sains sebagai “hanya” kebenaran inderawi. Sains pernah mengukuhkan bahwa kebenaran mutlak adalah yang didasarkan pada panca-inderawi saja. Pandangan ini disebut “saintisme”. Karena itu, pertanyaannya kini adalah, “Apakah ada sesuatu hakikat yang berada di luar sains?” Saintisme akan menjawab tidak ada. Kebenar-an hanyalah kebenaran material yang bisa dideskrip-sikan melalui hukum-hukum saja. Melawan pandangan saintisme–yang sekarang mulai ditinggalkan orang--sangatlah menarik. Karena, sekarang seseorang bisa melihat “tanda-tanda” bahwa sains bisa membawa kita kepada sesuatu hakikat yang ada di seberang sains, yang disebut hakikat “kesatuan wujud” atau “kesatuan Tuhan”, wahdat al-wujud, manunggaling kawula-Gusti, atau jika kita mengikuti bahasa teologi Islam diistilahkan sebagai hakikat tauhid. Tentu saja, tanda-tanda bukanlah “bukti”, tetapi tetaplah itu merupakan “sesuatu” yang perlu kita perhatikan. Bukankah gejala alam semesta merupakan “ayat” (tanda eksistensi dan kebesaran Tuhan)?. Buku yang penulis sunting dan diolah dari berbagai tulisan para pakar ini, mengemukakan perdebatan dan proses, bagaimana sains dapat mengantarkan seseorang kepada ma’rifatullah?

... aesthetic stage sampai religious stage (Kierkgaard), merah “titik Omega” (
Teilhard de Chardin), menjadi man-God menurut Bawa Muhaiyaddeen (sufi
kontemporer), atau mencapai nafsul mutmainnah –jiwa yang damai (menurut Al-
Qur'an).