Sebanyak 185 item atau buku ditemukan

Strategi Pengembangan Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini

adirnya buku ini tidak terlepas dari 2 (dua) faktor, yaitu pertama internal diri penulis karena mempunyai latar belakang pendidikan keagamaan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Faktor kedua, karena penulis melihat diawal tahun 2010 ke atas beberapa kampus keagamaan di bawah kementerian Agama membuka Program Studi baru yaitu awalnmya bernama PGRA (Pendidikan Guru Raudhatul Athfal) selanjutnya dirubah menjadi PIAUD (Pendidikan Islam Anak Usia Dini). Kita ketahui bahwa Prodi PIAUD ini sebenarnya inspirasinya dari Prodi PG-PAUD yang ada diprodi kampus-kampus umum. Maka oleh karena itu, prodi PIAUD seyogianya punya referensi secara teoritis keilmuan tentang keagamaan yang supaya tidak keliru dalam memahami tentang keilmuan Islam yang harus diajarkan pada tingkat PAUD, karena ketika materi keagamaan yang hendak diajarkan di tingkat PAUD tidak sama dengan ditingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA.

adirnya buku ini tidak terlepas dari 2 (dua) faktor, yaitu pertama internal diri penulis karena mempunyai latar belakang pendidikan keagamaan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Tinjauan ekonomi atas dampak paket deregulasi tahun 1988 pada sistem keuangan Indonesia

Impact of the 1988 deregulation on financial system in Indonesia.

Oleh karena itu , tingkat suku bunga nominal dalam perekonomian tertutup , dapat saja berbeda dari tingkat suku bunga ... Barangkali hanya ekonomi Albania ( komunis ekstrim ) dan Burma ( sosialis ekstrim ) yang sama sekali tertutup dari ...

Kontribusi Landasan Pendidikan dalam Aspek Humas Pendidikan

RINGKASAN Fungsi manajemen humas pendidikan sudah selayaknya di rekonstruksi untuk dapat beradaptasi di era Society 5.0. Di satu sisi untuk merespon persaingan antar lembaga pendidikan sedangkan di sisi lain untuk mempercepat akses teknologi dan informasi dalam menjalankan fungsi strategisnya. Fungsi manajemen humas pendidikan dalam memberikan pelayanan terbaik merupakan wujud perhatian serta responsif terhadap persaingan antar lembaga di era Society 5.0. Fungsi manajemen humas pendidikan tidak optimal apabila informasi melalui teknologi belum tepat sasaran. Sasaran yang dimaksud adalah masyarakat selaku stake holder. Selanjutnya, dukungan pihak eksternal lembaga terhadap program humas pendidikan dapat terjadi apabila informasi yang disampaikan komprehensif berkaitan dengan kemajuan dan prestasi peserta didiknya, baik terkait dengan kurikulum maupun proses pembelajaran. Di sisi lain, fungsi manajemen humas pendidikan memiliki peran penting untuk lembaga pendidikan. Manajemen humas pendidikan hendaknya dapat berkolaborasi dalam membangun hubungan yang harmonis antara lembaga dengan masyarakat. Fungsi manajemen humas pendidikan dalam lembaga adalah untuk mendukung upaya pembinaan hubungan yang selaras dan timbal balik agar diperoleh pemahaman dan penerimaan yang memadai baik lembaga maupun masyarakat. Sudah selayaknya manajemen humas pendidikan tidak dipandang sebagai fungsi teknis dan media hubung melainkan pada fungsi strategis. Teknologi dan informasi yang dikelola humas pendidikan merupakan hal mendasar sejajar dengan manajemen lembaga. Meskipun praktiknya masih ditemukan beragam fungsi humas, yakni government relations, community relations, media relations. Lembaga pendidikan dengan menempatkan fungsi manajemen humasnya sebagai fungsi strategis selanjutnya dapat beradaptasi dan responsif terhadap kebutuhan zaman. Ditengah pesatnya gempuran teknologi dan informasi melahirkan masyarakat baru yakni masyarakat teknologi dan masyarakat informasi. Masyarakat ini dikelompokkan sebagai masyarakat yang kritis terhadap terpaan informasi melalui teknologi yang mudah diakses. Masyarakat ini bukan lagi masyarakat pasif yang mudah dipengaruhi oleh informasi yang tidak berdasarkan data. Perubahan masyarakat ini sudah seharusnya direspon cepat oleh lembaga dalam menempatkan fungsi manajemen humasnya sebagai fungsi strategis. Oleh karena itu, fungsi manajemen humas pendidikan dapat optimal dalam menjalankan perannya di lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai agen perubahan dalam mencetak generasi bangsa memiliki posisi sentral dalam pengembangan kualitas generasi muda. Lembaga pendidikan yang terhubung langsung kepada masyarakat baik internal maupun eksternal merupakan jembatan penghubung antara lembaga pendidikan dengan masyarakatnya. Humas pendidikan merupakan garda depan dalam menjaga reputasi sebuah lembaga pendidikan. Optimalisasi humas pendidikan dalam peran strategisnya akan memberikan dampak signifikan terhadap capaian tujuan. Tentunya tujuan ini dapat terwujud melalui dukungan dari manajemen pendidikan dalam memberikan kesempatan dan wewenang penuh kepada humas pendidikan dalam menjalankan langkah strategisnya. Penempatan humas pendidikan dalam struktur manajemen memberikan deskripsi objektif tentang urgensi dari keberadaan fungsi ini. Penempatan posisi ini juga menentukan keefektifan dalam menerapkan program kerja humas pendidikan ke ranah strategis. Tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat teknologi dan informasi menjadi keniscayaan humas pendidikan untuk dapat beradaptasi dengan cepat. Fungsi manajemen humas tidak dapat berjalan secara optimal diantaranya karena fungsi dan perannya tidak terintegratif ke tingkat pimpinan manajemen puncak atau top management sebagai pengambil keputusan secara strategis. Beberapa fungsi manajemen humas pendidikan telah diuraikan. Pertama, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi manajemen dalam menentukan kebutuhan dan sikap masyarakat, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi harmonisasi lembaga pendidikan dengan masyarakat, dan fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi merencanakan serta melaksanakan program kerja untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat. Kedua, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi teknisi komunikasi, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi expert prescriber dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi fasilitator komunikasi untuk memastikan berjalannya komunikasi dua arah antara lembaga pendidikan dengan masyarakat, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi fasilitator proses pemecah masalah dengan berkoordinasi dengan manajamen lembaga pendidikan secara strategis. Ketiga, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi internal dalam membangun dan mempertahankan hubungan kondusif antara manajer pendidikan dan masyarakat lembaga pendidikan, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi publisitas yakni ketersediaan informasi humas pendidikan untuk diinformasikan melalui media internal maupun eksternal, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi advertising yakni untuk menjangkau masyarakat luas, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai opini postif, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi public affairs yakni membangun dan mempertahankan hubungan dalam hal kebijakan publik, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi lobbying yakni menjalin dan memelihara hubungan dalam hal undang-undang dan regulasi yang sudah ditetapkan, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi manajemen isu yakni proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan publik, dan fungsi humas pendidikan sebagai fungsi hubungan investor yakni membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dengan stake holeder dalam hal optimalisasi minat masyarakat. Rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan perlu dilakukan terutama dalam merespon era Society 5.0. Konteks rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan, adaptasi serta akulturasi yang terdapat pada konsepsi Society 5.0. Adapun beberapa definisi tentang Society 5.0 telah diuraikan. Pertama, Society 5.0 menempatkan manusia sebagai pusat inovasi dan pengintegrasian teknologi dalam meningkatkan kualitas hidup, tanggung jawab sosial yang berkelanjutan. Kedua, Society 5.0 merespon evolusi teknologi, informasi dan komunikasi yang membawa perubahan secara drastis dalam menciptakan nilai-nilai baru dan menjadi pilar kebijakan industry di berbagai Negara. Setidaknya ada lima hal yang ditawarkan dalam konsepsi Society 5.0, yakni (a) transformasi digital, (b) tantangan yang dihadapi, (c) masyarakat 5.0, (d) peningkatan masyarakat 5.0, dan (e) inisiatif industri. Tujuan ditawarkan lima konsepsi dalam Society 5.0 di atas adalah untuk mewujudkan masyarakat yang menikmati hidup sepenuhnya. Fokus utama Society 5.0 yakni kepada masyarakat dalam menggunakan teknologi untuk pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi. Ketiga, Society 5.0 menempatkan masyarakat sebagai pusat keseimbangan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan sistem integrasi dunia maya dan dunia nyata. Tujuan dari Society 5.0 adalah mewujudkan masyarakat dimana manusia benar-benar menikmati hidup dan merasa nyaman. Keempat, Society 5.0 menempatkan masyarakat sebagai fokus kepentingan dan kenyamanan dalam menggunakan teknologi canggih, IoT (Internet of Things), robot, dan kecerdasan buatan (AI), Augmented Reality (AR) secara aktif dalam kehidupan, industry, perawatan kesehatan dan bidang lain. Kelima, Society 5.0 merupakan pengembangan dari konsep 4.0 dengan memerhatikan aspek sosial yang relevan beserta tantangannya dengan fokus kepada masyarakat untuk berinovasi dalam merespon transformasi teknologi berdasarkan kaidah-kaidah kemanusiaan. Uraian definisi Society 5.0 di atas mengarah pada pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan sosial yang dapat dirasakan oleh manusia dan mewujudkan menusia lebih bahagia. Rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan di era Society 5.0 lebih pada merespon persaingan antar lembaga pendidikan dan untuk mempercepat akses teknologi dan informasi dalam menjalankan fungsi strategisnya. Artikel ini yang kemudian menjadi landas pacu untuk menjelaskan tujuan bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan dalam rekonstruksi fungsi humas pendidikan di era Society 5.0.

RINGKASAN Fungsi manajemen humas pendidikan sudah selayaknya di rekonstruksi untuk dapat beradaptasi di era Society 5.0.

Metode Penelitian Sosial

Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan bersama dalam masyarakat. Dalam masyarakat terdapat individu, keluarga, kelompok, organisasi, aturan-aturan dan lembaga-lembaga, yang kesemuanya itu merupakan suatu kebulatan yang utuh. Dalam hal ini sosiologi ingin mengetahui kehidupan bersama dalam masyarakat, baik yang menyangkut latar belakang, permasalahan dan sebab musababnya. Pada buku ini, para penulis memetakan pola berpikir bagaimana menjadi seorang peneliti melalui beberapa abstraksi mental yang dibutuhkan mulai dari konsep dan filosofi ilmu sosial, mengidentifikasi permasalahan, unit analisis, konstruksi, hipotesis, operasionalisasi, teori, model, induksi, deduksi, dan sebagainya. Adapun materi yang di pelajari antar bab di dalam buku ini antara lain sebagai berikut: Bab 1 Konsep dan Filosofi Ilmu Sosial Bab 2 Asas dan Lingkup Penelitian Ilmu Sosial Bab 3 Perkembangan Dinamika Penelitian Ilmu Sosial Bab 4 Metode Penulisan Ilmiah Bab 5 Ragam dan Paradigma Penelitian Sosial Bab 6 Rancangan Penelitian Sosial Bab 7 Relevansi Teori Dalam Penelitian Sosial Bab 8 Ragam Variabel dalam Penelitian Sosial Bab 9 Teknik Pengumpulan Data Penelitian Sosial Bab 10 Prosedur Umum dalam Penelitian Sosial Bab 11 Validitas dalam Penelitian Sosial Bab 12 Skala Pengukuran dalam Penelitian Sosial Bab 13 Penarikan Kesimpulan dan Rekomendasi Penelitian Sosial

Adapun materi yang di pelajari antar bab di dalam buku ini antara lain sebagai berikut: Bab 1 Konsep dan Filosofi Ilmu Sosial Bab 2 Asas dan Lingkup Penelitian Ilmu Sosial Bab 3 Perkembangan Dinamika Penelitian Ilmu Sosial Bab 4 Metode ...

METODOLOGI PENELITIAN; KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIS BAGI MAHASISWA

Buku ini merupakan hasil kerja kolaboratif antar dosen dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia, buku ini dibagi dalam 11 bab dan kemudian setiap individu dosen menulis satu bab buku, sehingga setiap penulis akan fokus terhadap bab yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga diharapkan akan lahir hasil karya buku ini yang lebih berkualitas.

Buku ini merupakan hasil kerja kolaboratif antar dosen dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia, buku ini dibagi dalam 11 bab dan kemudian setiap individu dosen menulis satu bab buku, sehingga setiap penulis akan fokus terhadap ...

A Simple Life (Edisi Bahasa Inggris)

If there's one thing we're good at, is making our lives complicated. We fill it with expectations, anxieties and fears. We fret about the past, we worry about the future, we ignore the present. We seek fulfi llment in material things and happiness in wishful thinking, often at the expense of the riches that already surround us. A Simple Life is a collection of musings, observations and thoughts that Desi Anwar gathers from her experience, childhood recollections and perspectives, as well as habits she tries to adopt in navigating the complexities of our every day life. Ordinary things such as appreciating Nature, fi nding time to sit back and relax, developing a cheerful and positive attitude, taking care of our physical and mental health, keeping an open mind and a host of other things that may seem simple on the surface, but often diffi cult to achieve because we seldom give ourselves the time for it. And yet, these are the very things that can make us feel truly content and give meaning to our lives. Read the essays at your leisure, fi nd inspiration from the anecdotes and make the book a friend when you need comfort and cheering up anytime of the week.

Elementary. school. children,. Rovaniemi,. Finland. Naturally I was ecstatic with my school /K report. ... into a life completely alien to her and learning subjects that were difficult to master even for native speakers of her own age.