Sebanyak 530 item atau buku ditemukan

Legal Drafting in a Nutshell

Haggard's Legal Drafting in a Nutshell provides guidelines for producing documents that serve the client's needs, solve existing problems, and prevent future problems. Authoritative coverage overviews the general drafting process and offers tips on getting started. Provides guidelines for drafting within the law and choosing the proper concept. Also identifies ambiguities, definitions, and drafting ethics.

Haggard's Legal Drafting in a Nutshell provides guidelines for producing documents that serve the client's needs, solve existing problems, and prevent future problems.

Legal Drafting

Process, Techniques, and Exercises

This text provides a comprehensive and flexible teaching instrument for any course in legal drafting. It contains text, examples, and exercises that deal with both contract and statutory drafting-making the text suitable for a general drafting course, or one that focuses on either of the two more specialized forms of a drafted document. Most of the chapters contain exercises that test students' knowledge of and ability to apply the materials. They also contain further drafting exercises that involve drafting or revising either specific provisions or entire contracts and statutes.

This text provides a comprehensive and flexible teaching instrument for any course in legal drafting.

Legal Drafting in a Nutshell

Haggard and Kuney's Legal Drafting in a Nutshell provides guidance on producing transactional documents, contracts, instruments, legislation, and regulations that solve existing problems and prevent future problems. It offers both a large-scale overview of the drafting process and a small-scale discussion of the mechanics of legal documents at the sentence, word, and punctuation level.

Haggard and Kuney's Legal Drafting in a Nutshell provides guidance on producing transactional documents, contracts, instruments, legislation, and regulations that solve existing problems and prevent future problems.

Perencanaan Pemberdayaan Pejabat Pengelola Informasi & Dokumentasi dalam Rangka Keterbukaan Informasi Publik

Studi di Bagian Humas Setda Kabupaten Bantul

Reformasi birokrasi yang sedang gencar dijalankan di Indonesia berlangsung di berbagai bidang, salah satunya di bidang keterbukaan informasi. Istilah reformasi sendiri seringkali dikaitkan dengan keterbukaan karena era sebelum reformasi birokrasi di Indonesia cenderung bersifat tertutup. Good governance yang merupakan tujuan dari reformasi birokrasi tidak akan bisa terwujud tanpa adanya keterbukaan karena, transparansi, yang salah satunya terwujud dalam bentuk keterbukaan informasi, merupakan salah satu dari sepuluh prinsip good governance dari United Nation Development Program (UNDP) yaitu: participation, rule of law, transperancy, responsiveness, consensus orientation, equity, efficiency and effectiveness, accountability, dan strategic vision (Mardiasmo, 2002, h.24). Definisi governance sendiri mengandung tiga topik sentral yaitu akuntabilitas, legitimasi, dan transparansi (Kuper, 2008, h.417). Dari definisi tersebut terlihat hubungan yang erat antara akuntabilitas, legitimasi, dan transparansi. Sedangkan good governance didefinisikan sebagai a legitimate state with a democratic mandate, an efficient and open administration, and the use of competition and markets in the public and private sectors (Kuper, 2008, h 378). Salah satu tujuan yang hendak dicapai dari reformasi birokrasi di bidang keterbukaan informasi adalah open administration dimana masyarakat diberikan kepastian hukum untuk mengakses informasi yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan. Sebagaimana dikemukakan oleh Mardiasmo (2009, h.21) dalam konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik adalah pemberian informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut.

Reformasi birokrasi yang sedang gencar dijalankan di Indonesia berlangsung di berbagai bidang, salah satunya di bidang keterbukaan informasi.

Hukum Perbankan

Sistem perbankan Indonesia menganut dual banking system yakni bank konvensional dan bank syariah. Hal ini diakui dan dikenal sejak diberlakukannya UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang kemudian diperkuat dengan pembaruan UU No. 10 Tahun 1998. Dual banking system atau sistem perbankan ganda adalah terselenggaranya dua sistem perbankan (konvensional dan syariah) secara berdampingan. Dalam sistem ini, penerapan dan pengawasannya berlaku sama (equal treatment) antara bank konvensional dan bank syariah yang diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Buku ini mengangkat isu seputar aspek hukum dalam pelaksanaan sistem perbankan ganda (dual banking system) di Indonesia. Beberapa materi yang akan pembaca temui di dalam buku ini di antaranya mengenai bank sebagai lembaga intermediasi, hubungan hukum antara bank (konvensional dan syariah) dan nasabah, kegiatan usaha bank, termasuk di dalamnya mengenai penerapan manajemen risiko. Kemudian diuraikan pula mengenai prinsip kehati-hatian pada kegiatan usaha perbankan, serta pengawasan perbankan oleh otoritas jasa keuangan. Dengan paparan tersebut serta penyajian yang lugas dan komprehensif, buku ini akan bermanfaat bagi pembaca, balk mahasiswa maupun praktisi hukum dan perbankan, dalam memahami materi hukum perbankan, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank konvensional maupun bank syariah. ------- Penerbit Kencana (Prenadamedia Group)

Dengan paparan tersebut serta penyajian yang lugas dan komprehensif, buku ini akan bermanfaat bagi pembaca, balk mahasiswa maupun praktisi hukum dan perbankan, dalam memahami materi hukum perbankan, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan ...

Paradigma pendidikan kewarganegaraan dalam era reformasi

suatu analisis pengembangan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2006

Analysis of civic education in Indonesian schools, 1999-2006.

Analysis of civic education in Indonesian schools, 1999-2006.

Jurnal de razboi (III). 1918

Editie integrala, necenzurata

„În primăvara anului 1918, România e prăbuşită. Pacea separată, pe care fusese nevoită să o accepte în urma defecţiunii ruseşti, a mutilat-o teritorial, înrobind-o totodată economic şi anulându-i independenţa politică. Cine ar fi putut să întrevadă răsturnarea care avea să se petreacă pe frontul de Vest în partea a doua a anului? La doi paşi de ceea ce ar fi putut fi pentru ea victoria definitivă, Germania cedează şi pierde complet partida. România înfrântă, aproape nimicită, se află acum în tabăra învingătorilor. Austro-Ungaria dispare de pe harta Europei. Bucovina şi Transilvania se unesc, la rândul lor, cu ţara. Din ideal, România Mare devine realitate. Înfrângerea Puterilor Centrale o propulsează din nou pe regină în prim-plan. Istoria i-a dat dreptate! Tot mai multe voci o aclamă, numind-o «împărăteasa tuturor românilor». La 1 decembrie 1918 îşi va face intrarea triumfală în Bucureşti, călare şi în uniformă militară... A rămas în istorie, la loc de frunte, printre marii făuritori ai României Mari.“ (Lucian BOIA) „Câte tragedii, câtă suferinţă, nenorocire, nădejde, disperare am trăit în aceşti doi ani! Pare aproape de necrezut câtă muncă şi câte eforturi am dus la capăt! Dar mai toată a fost o muncă binecuvântată, m-a adus foarte aproape de inima poporului meu, m-a adus extrem de aproape de mizerie, durere, sărăcie şi nevoie. Mă simţeam pe deplin mama poporului acestuia suferind, sfâşiat, neînţeles, adesea nedemn, dar iubit din toată inima, cu atâta tărie... Mi se părea că văd tot ce a fost şi tot ce ar fi putut să fie, nădejdile zdrobite, visul sfărâmat, realitatea crudă, multele greşeli, toţi morţii căzuţi pentru o cauză în care, ca şi mine, au crezut. Ochii mi s-au umplut de lacrimi şi am plâns, am plâns cum nu poate plânge decât o mamă cu inima frântă – mama unui copil mort, mama unor speranţe moarte şi a inimii sângerânde a unui popor îndurerat pe care a învăţat să-l iubească şi care a învăţat s-o iubească şi el pe ea. Neamul va trăi, trebuie să trăiască, voi trudi pentru el cu toată inima şi cu tot sufletul. Cred că, dacă va citi cineva vreodată însemnările pe care le-am făcut zi după zi, îşi va da seama că fiecare cuvânt pe care-l scriu izvorăşte din adevăr.“

„În primăvara anului 1918, România e prăbuşită.