Sebanyak 471 item atau buku ditemukan

Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Tindakan Kelas dalam Pendidikan Olahraga

Buku ini berisi tentang: (1) Mensintesa Pengertian, Pendekatan dan Paradigma Penelitian Kuantitatif, Landasan Penelitian Kualitatif dan Landasan Guru Melakukan Penelitian Tindakan Kelas; (2) Prosedur Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Tindakan Kelas; (3) Jenis Data, Variabel Penelitian, Definisi Istilah, Definisi Operasional dan Indikator; (4) Konsep Landasan Teori, Hipotesis, Macam-Macam Hipotesis, Pengujian Hipotesis, Asumsi, dan Macam-Macam Penelitian; (5) Konsep Rancangan Penelitian Eksperimen dan Non Eksperimen, Populasi, Teknik Sampling dan Pembagian Kelompok; (6) Instrumen Tes, Non Tes, Jenis Data, dan Teknik Pengumpulan Data; (7) Ciri-Ciri, Prosedur, Rancangan Penelitian Kualitatif dan Study Kasus; (8) Teknik Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Tindakan Kelas; (9) Karakteristik, Keterbatasan, Manfaat, Persyaratan, dan Langkah-Langkah Tindakan Perbaikan Sebelum dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas; (10) Rencana Perbaikan, Identifikasi dan Analisis Masalah, Perumusan Masalah dan Hipotesis, Tahap Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran, dan Kancah Penelitian Tindakan Kelas; (11) Model Penelitian Tindakan Kelas; (12) Analisis dan Penafsiran Data Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Tindakan Kelas; dan (13) Siklus Penelitian Tindakan Kelas. Materi tersebut kami sertai contoh implementasinya dalam penerapan penelitian di bidang pendidikan jasmani dan olahraga. Dengan demikian bagi mahasiswa ataupun peneliti di bidang pendidikan jasmani lebih paham dan mengerti, namun pembaca di bidang lain juga dapat memanfaatkan buku ini sebagai sumber belajar atau referensi dalam belajar dan meneliti.

Buku ini berisi tentang: (1) Mensintesa Pengertian, Pendekatan dan Paradigma Penelitian Kuantitatif, Landasan Penelitian Kualitatif dan Landasan Guru Melakukan Penelitian Tindakan Kelas; (2) Prosedur Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan ...

Modul dan Panduan Teknis Gerakan Literasi Ma’arif (GLM)

Kami sebagai tim yang diberi amanah untuk menulis buku Modul dan Panduan Teknis Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah ini berusaha maksimal dan ideal mendesain secara teoretis dan praktis untuk menyusun buku ini. Kami sadar, berdasarkan anjuran World Economic Forum (2015), kunci kemajuan suatu bangsa dipatronkan pada tiga elemen dasar; kompetensi, karakter, dan literasi. Maka, mau tidak mau, LP Ma’arif harus menangkap sinyal ini sebagai pelejit atau akselerasi kemajuan. Secara rinci, WEF (2015) ini membagi penguasaan enam literasi dasar yang harus dikuasi peserta didik, guru, dan umumnya masyarakat. Enam literasi dasar itu meliputi literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan. Paradigma literasi yang dimasukkan ke dalam GLM ke depan juga tidak sekadar pada tataran literasi lama (membaca, menulis, berhitung) atau calistung. Namun, GLM menyasar pada keterampilan literasi baru (literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia/SDM). Hal itu urgen dikuatkan karena berdasarkan hasil riset, keterampilan atau kualitas literasi Indonesia Berdasarkan uji literasi membaca dalam PISA tahun 2009 menunjukkan Indonesia berada pada peringkat 57 dengan skor rata-rata 402 dari 500; PISA tahun 2012 Indonesia berada pada peringkat 64 dengan skor rata-rata 396 dari 500; dan PISA tahun 2015 Indonesia berada pada peringkat 69 dari 76 negara dengan skor rata-rata 397, dari skor rata- rata internasional 500. Survei The International for The Evaluation of Educational Achievement dalam Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan skor 428, sedangkan skor rata-rata adalah 500. Data dari UNESCO pada 2012 menempatkan indeks membaca bangsa Indonesia hanya 0,001. Dari 1.000 orang hanya satu orang yang membaca serius. Riset Perpusnas RI (2016), menyebut dari 1.000 orang, ada 25 yang membaca serius. Data USAID Prioritas juga menunjukkan minimnya budaya baca karena sampai 2017 RI masih di peringkat 60 dari 61 negara yang minat bacanya rendah. Dari berbagai riset di atas, mau dilawan atau dibantah pun tetap kualitas literasi kita masih rendah. Terbukti, intensitas membaca serius (Alquran, buku, koran, majalah) lebih minim daripada bermedia sosial atau berselancar di dunia maya. Berdasarkan hasil studi Polling Indonesia yang bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia tumbuh 10,12 persen. Sampai April 2019, dari total populasi sebanyak 264 juta jiwa penduduk Indonesia, ada sebanyak 171,17 juta jiwa atau sekitar 64,8 persen yang sudah terhubung ke internet. Memang luar biasa pengguna internet di negara ini dan hal itu harus diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang memadai. Secara hakikat, literasi tidak sekadar membaca, menulis, dan berhitung saja. Literasi yang dikembangkan dalam GLM di sini merupakan semua usaha atau kegiatan dalam mendapat atau mengakses ilmu pengetahuan melalui kegiatan utama membaca, menulis, menyimak, berbicara, dan melek komputer. Hal itu sesuai tantangan Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 atau abad ke-21 yang mengharuskan pengembangan enam literasi, mulai dari literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan. Untuk itu diperlukan gerakan terstruktur, terencana, sistematis dan mencakup semua elemen pendidikan, mulai dari guru, tenaga kependidikan, pelajar dan orang tua siswa itu sendiri serta masyarakat. Tim GLM LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah mulai tahun ini berikhtiar menyebarluaskan GLM sebagai usaha untuk memajukan kualitas literasi madrasah dan sekolah LP Ma’arif. Selain melalui perlombaan, pelatihan, LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah dengan beberapa lembaga telah melakukan Pelatihan Calon Fasilitator Daerah atau TOT (Training of Trainer) yang ditujukan sebagai usaha awal mengimplementasikan GLM. Untuk mendukung hal tersebut, dibutuhkan modul dan panduan teknis agar GLM tidak hanya teori, melainkan menjadi konsep utuh sampai pada pelaksanaan teknis di dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Semoga buku modul dan panduan teknis GLM ini bermanfaat bagi akselerasi kemajuan dan kualitas literasi madrasah dan sekolah Ma’arif di Jawa Tengah dan umumnya di Nusantara.

Artikel ilmiah merupakan karya ilmiah yang dikhususkan untuk diterbitkan di
jurnal ilmiah. Artikel ilmiah memiliki dua bentuk, yaitu artikel konseptual, dan
artikel hasil riset atau penelitian. Sementara Asep (2003:46) menjelaskan artikel
 ...

Kebebasan Media Mengancam Literasi Politik

Teknologi ibarat pisau bermata dua, di satu sisi bisa memudahkan tetapi di sisi lain juga bisa menjadi ancaman. Dampaknya, demokrasi bisa tumbuh dan berkembang dengan pesat tetapi berpeluang mengancam sistem demokrasi. Demokrasi yang seharusnya membuka peluang partisipasi rakyat lebih baik justru berkembang di luar kendali dari ciri-ciri ideal demokrasi. Salah satu pemicunya adalah media massa. Media berperan dalam memberikan ruang kebebasan demokrasi. Namun demikian, media punya peran besar membunuh demokrasi itu sendiri. Buku ini mengkaji dari berbagai sudut pandang mengapa itu semua terjadi, sejarah dan tantangan serta apa yang harus dilakukan di masa datang. Tentu saja, agar pengembangan demokrasi tidak salah arah. Untuk itulah media massa sebenarnya punya andil besar untuk mewujudkan cita-cita ideal pelaksanaan demokrasi

Teknologi ibarat pisau bermata dua, di satu sisi bisa memudahkan tetapi di sisi lain juga bisa menjadi ancaman.

Kearifan Lokal SMONG Dalam Konteks Pendidikan : Revitalisasi Nilai Sosial-Budaya Simeulue

Buku “Kearifan Lokal Smong Dalam Konteks Pendidikan” ini disusun sebagai respon atas pentingnya merevitalisasi kembali kearifan lokal smong sebagai kekayaan lokal yang wujud dan berkembang dalam masyarakat Simeulue. Masyarakat Simeulue menggunakan kata smong untuk menyebut peristiwa tsunami. Adanya istilah lokal untuk menyebut peristiwa tsunami membuktikan bahwa masyarakat setempat memiliki pengetahuan berkaitan dengan fenomena alam tersebut. Buku ini terdiri atas 7 bagian. Pada Bab 6 khusus berisi bahan ajar tentang smong yang dapat diterapkan di lembaga pendidikan formal, khususnya tingkat SD/MI. Sedangkan pada Bab 7 terdapat contoh perangkat pembelajaran (RPP) sebagai panduan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran tentang smong, Karena itu buku ini sangat tepat dijadikan referensi bagi berbagai pihak seperti guru, akademisi, mahasiswa calon guru dan berbagai kalangan yang memiliki ketertarikan terhadap kearifan lokal.

Buku “Kearifan Lokal Smong Dalam Konteks Pendidikan” ini disusun sebagai respon atas pentingnya merevitalisasi kembali kearifan lokal smong sebagai kekayaan lokal yang wujud dan berkembang dalam masyarakat Simeulue.

Filosofi, Metodologi Penelitian, dan Komunikasi Ilmiah

Tulisan ini, karenanya, dibagi menjadi beberapa bagian dengan tiap bagian dalam suatu bab. Bab-bab tersebut ialah: 1. Pendahuluan ialah bagian yang menguraikan pokok-pokok bahasan, 2. Filosofi ialah bab yang menguraikan tentang filiosofi khususnya untuk mendasari tulisan ilmiah. Misalnya: arti dari filosofi yang khususnya untuk keperluan tulisan ilmiah (scientific writing). Filosofi, dalam hal ini, ialah sebuah studi kritis dari sebuah prinsip dasar dan konsep. Konsep ialah unsur dasar dari sebuah penalaran, 3. Filosofi penalaran induksi dan deduksi; penalaran induksi ialah urutan penalaran dari yang khusus menuju ke yang umum yang dikembangkan oleh Francis Bacon. Filosofi penalaran deduksi ialah urutan penalaran dari yang umum menuju ke yang khusus yang dikembangkan oleh Aristoleteles. Gabungan dari kedua penalaran tersebut dikenal sebagai indukto-dedukto verifikatif yang dikembangkan oleh John Dewey. Penalaran tersebut tentang pendekatan ilmiah, 4. Ilmu dan teori. Ilmu terdiri dari deskripsi dan preskripsi, terdapat hubungan antar ilmuwan peneliti dan penulis untuk mengungkapkan suatu fenomena secara fakta dengan kritis dan masuk akal. Ilmu ialah metode penalaran sebagai penyusun informasi untuk memperoleh hubungan antara faktor-faktor secara sistematis hasil telaah yang kritis dan mendalam, 5. Metodologi penelitian ilmiah, ialah berdasarkan kesederhanaan dengan tahapan perancangan, observasi, koleksi data hasil dan menuangkan dalam bentuk tabel, kurva, histogram, gambar dan foto, yang masing-masing mempunyai skala dan notasi yang dikendalikan signifikansi hasil dari analisis statistik. Bab 6. Masalah, ialah sebuah pertanyaan yang harus dijawab dengan sebuah keputusan yang masuk akal, sehingga masalah dapat diteliti, diamati, diuji yang akan memberikan suatu solusi yang masuk akal, 7. Hipotesis, ialah sebuah usulan yang diusulkan sebagai titik awal yang kuat bagi suatu penalaran (reasoning). pengertian ini digali dari Webster tahun 1956 yang menghasilkan penegertian yang sederhana dan mudah untuk dususun bagi yang memerlukannya., 8. Peubah atau variabel ialah faktor tidak tetap yang berperan dalam pemberian pengaruh pada suatu peneltian. Peubah ada dua jenis utama ialah peubah [variabel] bebas dan peubah [variabel] tidak bebas [peubah tergantung]. Misalnya peubah tergantung (bobot kering), ialah peubah yang tergantung pada faktor lain, peubah bebas, ialah peubah yang tidak tergantung faktor lain tetapi dapat dikendalikan (olah tanah), [peubah rambang, ialah peubah yang dapat diabaikan (proses tumbuh) dan peubah interveining, ialah peubah yang tidak pernah diamati (proses produksi) namun dapat diamati melalui peubah lain]. Parameter ialah sebuah konstanta dalam sebuah fungsi yang menentukan bentuk khas dari fungsi dan faktor, ialah variabel bebas, variabelnya mempunyai nilai bebas, 9. Komunikasi ilmiah, ialah tulisan ilmiah berdasar pada hasil penelitian yang disusun secara ilmiah dengan kaidah-kaidah yang baku secara internasional, 10. Bagian-bagian dari tulisan ilmiah ialah: Kata Pengantar, Abstrak atau Ringkasan, Judul, Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Bahan dan Metode, Hasil, Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka, Lampiran, Ucapan terima kasih, Pernyataan tentang originalitas tulisan, 11. Contoh-contoh tulisan ilmiah, ialah Proposal, Artikel Ilmiah, Skripsi, Thesis, Disertasi dan Buku teks ilmiah dll. 12. Penutup.

Tulisan ini dibagi menjadi beberapa bagian dengan tiap bagian dalam suatu bab.

Lontara sebagai sumber sedjarah terpendam (masa 1500-1800

History of South Sulawesi, 1500-1800.

Untuk penelitian Sedjarah Hukum Adat dan Hukum Islam didaerah ini , karya2
tersebut sangat bermanfaat . Dengan diwad jibkannja karya2 itu untuk dibat ja
oleh para mahasiswa tingkat persiapan jang mempeladjari ilmu Kebuda jaan
oleh ...

Sumber belajar dan pusat sumber belajar. Teori dan Aplikasinya di Sekolah/Madrasah

Buku berjudul Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar: Teori dan Aplikasinya di Sekolah/ Madrasah sebagai salah satu referensi utama bagi para mahasiswa calon guru, guru, ataupun dosen serta para praktisi pendidikan, khususnya untuk matakuliah pengembangan sumber belajar maupun media pembelajaran. Di samping itu, pertimbangan lainnya juga karena referensi mengenai pengembangan sumber belajar dan pusat sumber belajar di Indonesia sejauh pengamatan penulis masih sangat kurang. Untuk itu, kehadiran buku ini diharapkan dapat memberi solusi dalam mencukupi ketersediaan kebutuhan buku-buku referensi seperti itu.ÊBuku ini disajikan dengan pembahasan yang lugas dan disertai dengan pemaparan contoh serta aplikasinya di sekolah/madrasah secara perinci dengan harapan dapat memudahkan para pembaca untuk memahami berbagai pembahasan dalam buku ini. Oleh karena itu, buku ini sangat cocok untuk para pembaca, baik yang masih awam tentangpengembangan sumber belajar di sekolah/madrasah, ataupun bagi yang sudah mahir tentang topik buku ini. Cara penyajian seperti inilah yang menurut penilaian penulis masih sulit ditemui dan didapatkan dalam buku-buku referensi tentang pengelolaan sumber belajar dan perpustakaan sekolah/madrasah yang beredar di Indonesia selama ini. Semoga kehadiran buku ini dapat memberi kontribusi positif bagi upaya peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah, baik di sekolah maupun di madrasah, di Indonesia. *** Persembahan penerbit Kencana (PrenadaMedia)

Keenam, gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian sebagai bahan ... Mali : Pertama // batalkan libur si Ling/suruh dia mengerjakan semua tugas pai Swasto.

Gizi dalam Siklus Daur Kehidupan

Seri Baduta (Untuk Anak 1-2 Tahun)

Buku ini ditulis untuk mengisi minimnya buku gizi daur hidup di Indonesia dan memenuhi permintaan bacaan yang akurat mengenai kebutuhan gizi berdasarkan tahapan umur. Pada edisi ini, buku Gizi Daur Hidup akan membahas seri gizi anak usia di bawah dua tahun (baduta) yang bertujuan memberikan informasi yang akurat dalam pengasuhan gizi baduta. Buku ini dapat digunakan oleh mahasiswa jurusan Gizi, Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Kebidanan, dan Kedokteran. Juga dapat digunakan oleh pengajar, praktisi gizi dan kesehatan, bahkan oleh masyarakat umum sebab buku ini mudah dipahami. Buku ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi untuk mata kuliah Gizi Daur Hidup, Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi dan Dietetika, dan lain-lain.

Buku ini ditulis untuk mengisi minimnya buku gizi daur hidup di Indonesia dan memenuhi permintaan bacaan yang akurat mengenai kebutuhan gizi berdasarkan tahapan umur.