Sebanyak 438 item atau buku ditemukan

Literasi Informasi

7 Langkah Knowledge Management

Pembangunan di era sekarang ini tidak lagi hanya mengandalkan diri pada penguasaan teknologi melainkan terutama pada penguasaan pengetahuan. Penguasaan pengetahuan mansyaratkan literasi informasi. Untuk memasyarakatkan literasi informasi, salah satu langkahnya adalah penerbitan buku ini. Pembahasan literasi informasi dalam buku ini adalah dalam konteks siklus serta pengelolaan pengetahuan individu. Mempraktekan buku ini dapat membantu anda untuk menemukan topik tulisan yang orisinil, menghindari penyebaran hoax, pemakaian sumber informasi atau informasi yang kurang bermutu, serta menghasilkan tulisan yang orisinil, bermutu dan yang terpenting bebas dari plagiarisme.

Penguasaan pengetahuan mansyaratkan literasi informasi. Untuk memasyarakatkan literasi informasi, salah satu langkahnya adalah penerbitan buku ini.

Kiat membangun kepemimpinan visioner

berdialog dengan perubahan : rekam jejak pengabdian seorang anak desa sebagai Direktur Jenderal Bimas Katolik masa bakti 2000-2008

Author's account as Director General of Catholics, Indonesian Ministry of Religious Affairs, 2000-2008.

Terutama di bidang tugas pendidikan agama Katolik yang strategis dan luas
cakupannya , namun tidak ada “ rumah ” -nya di tingkat Pusat . Sebelum tahun
2006 , bidang pendidikan agama Katolik ditangani oleh Direktorat Urusan
Agama ...

Pendidikan Sebagai Investasi dalam Pembangunan Suatu Bangsa

Buku ini mencoba mengulas bagaimana implementasi sudut pandang ekonomi dalam pendidikan dan pengaruh prinsip ekonomi dalam pembentukan serta pelaksanaan sebuah sistem pendidikan, menuju manajemen pendidikan dan efektif dan efisien. Oleh karena itu, rentang pembahasannya pun mencakup hubungan, urgensi, dan konsep investasi SDM; biaya pendidikan: pembiayaan dan strukturnya di Indonesia dan berbagai negara, peningkatan mutu pendidikan dan kesejahteraan pendidik (guru) dan hubungannya dengan manajemen pendidikan yang efisien. Buku persembahan #PrenadaMediaGroup

Buku ini mencoba mengulas bagaimana implementasi sudut pandang ekonomi dalam pendidikan dan pengaruh prinsip ekonomi dalam pembentukan serta pelaksanaan sebuah sistem pendidikan, menuju manajemen pendidikan dan efektif dan efisien.

MANAGEMENT PENGAWASAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH

Pengawasan yang dilakukan kepala sekolah berarti menjalankan kepemimpinan fungsi manajemen, yaitu pengawasan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu dalam mencapai tujuan pendidikan. Pengawas sekolah harus memilki 6 kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi akademik, kompentensi evaluasi pendidikan, kompetensi penelitian dan pengembangan. Tujuan dari pengawasan melaksanakan tugas dan manajerial dalam satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, dan pemantauan. Pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional guru, evaluasi dalam hasil pelaksanaan program pengawasan dan pelaksanaan tugas pengawasan. Pada umumnya setiap pengawas dan kepala sekolah mengiginkan agar pengawasan dilembaga yang kalian pimpin berjalan lancer sesuai dengan harapan. Namun itu bukan hal yang mudah bias dicapai tanpa kerjasama dengan seluruh stikholder, kerja keras, kerja cerdas serta jujur dan terpercaya. Terlebih pengawasan pendidikan dimasa pandemi covid-19. Sehubungan dengan kondisi diatas pengawas, kepala sekolah, dan guru didorong agar lebih kreatif, inovatif dan produktif yaitu menulis buku bagian terpenting dalam proses kegiatan belajar mengajar sekaligus ikut terlibat langsung didalam menyusun keperluan yang ada didalam lembaga pendidikan.

Pengawasan yang dilakukan kepala sekolah berarti menjalankan kepemimpinan fungsi manajemen, yaitu pengawasan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu dalam mencapai tujuan pendidikan.

Pesan-Pesan Islam

Rangkaian Kuliah Musim Semi 1953 di Cornell University Amerika Serikat

ÿBuku ini merekam sepenggal episode penting sejarah pemikiran Islam Indonesia yang jarang diketahui. Pada 1953, Hadji Agus Salim diundang memberikan kuliah Islam di Cornell University, AS. Melalui kuliah-kuliahnya, Hadji Agus Salim menjadi pelopor dalam mengenalkan Islam di AS sekaligus membangun dialog antarperadaban dan iman.ÿ Melalui kerja keras keluarga besar Hadji Agus Salim menerjemahkannya dan mempersiapkan transkrip kuliah, buku ini akhirnya bisa hadir di Indonesia. Bukan hanya sebagai warisan intelektual berharga, kuliah-kuliah ini juga banyak memuat pembahasan yang masih relevan hingga saat ini?bahkan ide-ide yang terasa melampaui zamannya. Buku ini menghadirkan tantangan kepada generasi baru umat Islam Indonesia untuk mengikuti jejak Hadji Agus Salim: beranjak dari ?pinggiran?, maju ke tengah menjadi pelopor kreativitas Dunia Islam dan membangun dialog dengan berbagai umat.ÿ [Mizan, Ibadah, Hidup, Islam, Indonesia]

Saya kiraada akibatnyabagi kitadi akhirat, maka ada baiknya diindahkan selama
kitahidup. T : Cukupkah kata “salam” saja? J : Seharusnyaberkata Salam '
Alaikum.Damai kepadamu. Ucapan selamatpagidan selamatsore pada mulanya
 ...

Masuk Surga Tanpa Ibadah

Kisah-kisah generasi terdahulu banyak memberikan hikmah dan nilai-nilai yang patut dipelajari bagi generasi mendatang, baik kisah yang baik maupun yang buruk. Dengan semakin banyak membaca kisah-kisah penuh hikmah, manusia dapat bertindak lebih arif dan bijaksana. Jika sebuah kisah mengandung kebaikan, maka dapat dijadikan teladan. Sebaliknya, jika kisah tersebut mengandung keburukan, kita dapat mengambil pelajaran untuk tidak melakukan hal yang sama. Buku Masuk Surga Tanpa Ibadah berisi tentang beberapa kisah, baik yang bersumber dari Al-Qur’an, Hadis, kisah-kisah generasi terdahulu, maupun kisah fiksi yang mengandung hikmah dan patut dipelajari. Dalam kisah-kisah yang disampaikan ditambahkan pembahasan untuk memperkuat pesan moral dan dipertegas dengan dalil-dalil yang berasal dari Al-Qur’an, hadis-hadis Rasulullah saw., dan pendapat para ulama. Dengan buku ini, penulis berharap pembaca dapat menemukan pelajaran-pelajaran penting tentang berbagai hal dalam kehidupan, serta dapat mengamalkannya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan diberkahi Allah Swt.

Buku Masuk Surga Tanpa Ibadah berisi tentang beberapa kisah, baik yang bersumber dari Al-Qur_an, Hadis, kisah-kisah generasi terdahulu, maupun kisah fiksi yang mengandung hikmah dan patut dipelajari.

Iman

Kumpulan Tulisan Agus Nizami di Internet Selama 17 Tahun

Alhamdulillah setelah bertahun2 ada juga penerbit yang mau menerbitkan buku saya yang merupakan kumpulan tulisan2 saat saya dakwah di internet selama 17 tahun. Buku ini bisa dipesan pracetak via FB ke: Penerbit Sakata https://www.facebook.com/profile.php?id=100006991984052 Catatan: Harga Rp 49.500 harus ditambah ongkos kirim dari Ciputat ke alamat pembeli. Biaya kirim bisa dicek di: http://www.jne.co.id Berikut kata pengantar dari Ustad Ahmad Zarkasih (Penulis RumahFiqih.com): Alhamdulillah, allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala Ali sayyidina Muhammad. Saya mengikuti update web media islam yang diampuh oleh ust. Agus Nizami ini, juga web kabar islam yang baru belakangan ini. Alhamdulillah banyak manfaat yang didapatkan untuk jiwa sebagai asupan informasi agama yang berimbang dan bisa dipertanggungjawabkan. Dan saya semakin senang ketika mendapat naskah artikel-artikel tersebut akan dibukukan. Semoga apa yang dikerjakan ini menjadi tambahan pahala bagi penulisnya, dan kemanfaatan bagi pembacanya. Di antara tulisannya adalah Bukti Tuhan itu Ada. Ini menjawab keraguan kita akan adanya Tuhan sehingga kita terhindar dari Atheist. Ini beberapa komentar pembacanya: [email protected]: Terima kasih , akhirnya saya mendapatkan jawabannya yang bilamana ada pertanyaan serupa, khususnya dari putra – putri kami. Subhanallah. GanryuKG Subhanallah … tulisan yang sangat bagus … thanks udah share … ==== Kemudian ada Sifat 20 yang menjelaskan Sifat-sifat yang harus ada pada Tuhan yang sejati dan sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada Tuhan. Ini dijelaskan dalam bahasa yang amat sederhana sehingga mudah dipahami oleh orang2 awam. Misalnya Tuhan sejati itu pasti Hidup. Jika Mati, maka dia bukan Tuhan. Dengan memahami ini, insya Allah iman kita kepada Allah akan mantap dan tidak akan goyah. Apalagi jika Dajjal mendekati kita di akhir zaman yang penuh fitnah ini. Ini komentar pembacanya: Miftah Terima kasih semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk memperkuat ke imanan kita, dan bisa meyakinkan pada orang – orang yang belum kuat imannya === Ini komentar pembaca lainnya: Virdha Rachma Sari July 18, 2011 at 9:50 pm · Reply · Edit Astaghfirullah, aku sempat beniat untuk pindah agama . Ya Allah ampuni aku . Setelah membaca ini semua aku sadar bahwa tiada Tuhan selain Engkau . Ampuni akuuu :( nda yuri July 19, 2011 at 6:16 am · Reply · Edit alhamdulillah ada tulisan bagus yang rasional, base on data, dan penuh etika. kadang banyak tulisan yg messagenya bagus tapi kalimatnya mengobarkan benci dan permusuhan antar agama. tulisan ini `sejuk` dan rasional. ga bikin marah, mengolok atau mengumpat. trims!!! Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2008/03/17/perbandingan-agama-yahudi-kristen-dan-islam/ Dan masih banyak bab-bab lainnya seperti Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern, Keutamaan Ilmu, Perbandingan Agama, dsb yang mudah2an bermanfaat untuk menjaga iman kita dan keluarga kita. Aamiin.. Kenapa saya menulis buku tentang “IMAN”? yang kelihatannya remeh dan pasaran? Iman adalah nikmat Allah yang paling utama. Tanpa dilandasi Ilmu, Iman kita akan rapuh. Turunnya prosentasi Muslim di Indonesia dari 92% di tahun 1960-an jadi kurang dari 80% saat ini karena Imannya tidak punya fondasi ilmu yang kuat sehingga mudah dimurtadkan. Mudah2an Buku ini bisa sedikit memberi landasan ilmu agar iman kita dan keluarga kita lebih kuat. Mudah2an bisa jadi amal ilmu yang bermanfaat. Aamiin. Mohon sebarkan ke yang lain. Ini adalah 1 contoh tulisannya: Bukti Tuhan itu Ada Beriman bahwa Tuhan itu ada adalah iman yang paling utama. Jika seseorang sudah tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, maka sesungguhnya orang itu dalam kesesatan yang nyata. Benarkah Tuhan itu ada? Kita tidak pernah melihat Tuhan. Kita juga tidak pernah bercakap-cakap dengan Tuhan. Karena itu, tidak heran jika orang-orang atheist menganggap Tuhan itu tidak ada. Cuma khayalan orang belaka. Ada kisah zaman dulu tentang orang atheist yang tidak percaya dengan Tuhan. Dia mengajak berdebat seorang alim mengenai ada atau tidak adanya Tuhan. Di antara pertanyaannya adalah: “Benarkah Tuhan itu ada” dan “Jika ada, di manakah Tuhan itu?” Ketika orang atheist itu menunggu bersama para penduduk di kampung tersebut, orang alim itu belum juga datang. Ketika orang atheist dan para penduduk berpikir bahwa orang alim itu tidak akan datang, barulah muncul orang alim tersebut. “Maaf jika kalian menunggu lama. Karena hujan turun deras, maka sungai menjadi banjir, sehingga jembatannya hanyut dan saya tak bisa menyeberang. Alhamdulillah tiba-tiba ada sebatang pohon yang tumbang. Kemudian, pohon tersebut terpotong-potong ranting dan dahannya dengan sendirinya, sehingga jadi satu batang yang lurus, hingga akhirnya menjadi perahu. Setelah itu, baru saya bisa menyeberangi sungai dengan perahu tersebut.” Begitu orang alim itu berkata. Si Atheist dan juga para penduduk kampung tertawa terbahak-bahak. Dia berkata kepada orang banyak, “Orang alim ini sudah gila rupanya. Masak pohon bisa jadi perahu dengan sendirinya. Mana bisa perahu jadi dengan sendirinya tanpa ada yang membuatnya!” Orang banyak pun tertawa riuh. Setelah tawa agak reda, orang alim pun berkata, “Jika kalian percaya bahwa perahu tak mungkin ada tanpa ada pembuatnya, kenapa kalian percaya bahwa bumi, langit, dan seisinya bisa ada tanpa penciptanya? Mana yang lebih sulit, membuat perahu, atau menciptakan bumi, langit, dan seisinya ini?” Mendengar perkataan orang alim tersebut, akhirnya mereka sadar bahwa mereka telah terjebak oleh pernyataan mereka sendiri. “Kalau begitu, jawab pertanyaanku yang kedua,” kata si Atheist. “Jika Tuhan itu ada, mengapa dia tidak kelihatan. Di mana Tuhan itu berada?” Orang atheist itu berpendapat, karena dia tidak pernah melihat Tuhan, maka Tuhan itu tidak ada. Orang alim itu kemudian menampar pipi si atheist dengan keras, sehingga si atheist merasa kesakitan. “Kenapa anda memukul saya? Sakit sekali.” Begitu si Atheist mengaduh. Si Alim bertanya, “Ah mana ada sakit. Saya tidak melihat sakit. Di mana sakitnya?” “Ini sakitnya di sini,” si Atheist menunjuk-nunjuk pipinya. “Tidak, saya tidak melihat sakit. Apakah para hadirin melihat sakitnya?” Si Alim bertanya ke orang banyak. Orang banyak berkata, “Tidak!” “Nah, meski kita tidak bisa melihat sakit, bukan berarti sakit itu tidak ada. Begitu juga Tuhan. Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak bisa melihatNya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya.” Demikian si Alim berkata. Sederhana memang pembuktian orang alim tersebut. Tapi pernyataan bahwa Tuhan itu tidak ada hanya karena panca indera manusia tidak bisa mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang keliru. Berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, tapi pada kenyataannya benda itu ada? Betapa banyak benda langit yang jaraknya milyaran, bahkan mungkin trilyunan cahaya yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada? Berapa banyak zakat berukuran molekul, bahkan nukleus (rambut dibelah 1 juta), sehingga manusia tak bisa melihatnya, ternyata benda itu ada? (manusia baru bisa melihatnya jika meletakan benda tersebut ke bawah mikroskop yang amat kuat). Berapa banyak gelombang (entah radio, elektromagnetik. Listrik, dan lain-lain) yang tak bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada. Benda itu ada, tapi panca indera manusia lah yang terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya. Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada beberapa frekuensi tertentu, demikian pula suara. Terkadang sinar yang amat menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia. Demikian pula suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu selain ada yang tak bisa didengar juga ada yang mampu menghancurkan pendengaran manusia. Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Allah saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Sang Maha Pencipta! Memang sulit membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Tapi jika kita melihat pesawat terbang, mobil, TV, dan lain-lain, sangat tidak masuk akal jika kita berkata semua itu terjadi dengan sendirinya. Pasti ada pembuatnya. Jika benda-benda yang sederhana seperti korek api saja ada pembuatnya, apalagi dunia yang jauh lebih kompleks. Bumi yang sekarang didiami oleh sekitar 8 milyar manusia, keliling lingkarannya sekitar 40 ribu kilometer panjangnya. Matahari, keliling lingkarannya sekitar 4,3 juta kilometer panjangnya. Matahari, dan 9 planetnya yang tergabung dalam Sistem Tata Surya, tergabung dalam galaksi Bima Sakti yang panjangnya sekitar 100 ribu tahun cahaya (kecepatan cahaya=300 ribu kilometer/detik!) bersama sekitar 100 milyar bintang lainnya. Galaksi Bima Sakti, hanyalah 1 galaksi di antara ribuan galaksi lainnya yang tergabung dalam 1 “Cluster”. Cluster ini bersama ribuan Cluster lainnya membentuk 1 Super Cluster. Sementara ribuan Super Cluster ini akhirnya membentuk “Jagad Raya” (Universe) yang bentangannya sejauh 30 Milyar Tahun Cahaya! Harap diingat, angka 30 Milyar Tahun Cahaya baru angka estimasi saat ini, karena jarak pandang teleskop tercanggih baru sampai 15 Milyar Tahun Cahaya. Bayangkan, jika jarak bumi dengan matahari yang 150 juta kilometer ditempuh oleh cahaya hanya dalam 8 menit, maka seluruh Jagad Raya baru bisa ditempuh selama 30 milyar tahun cahaya. Itulah kebesaran ciptaan Allah! Jika kita yakin akan kebesaran ciptaan Tuhan, maka hendaknya kita lebih meyakini lagi kebesaran penciptanya. Dalam Al Qur’an, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit, bintang, matahari, bulan, dan lain-lain: “Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.” [Al Furqoon:61] Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas jalan raya, laut, dan udara. Mercusuar sebagai penunjuk arah di bangun, demikian pula lampu merah dan radar. Menara kontrol bandara mengatur lalu lintas laut dan udara. Sementara tiap kendaraan ada pengemudinya. Bahkan untuk pesawat terbang ada Pilot dan Co-pilot, sementara di kapal laut ada Kapten, juru mudi, dan lain-lain. Toh, ribuan kecelakaan selalu terjadi di darat, laut, dan udara. Meski ada yang mengatur, tetap terjadi kecelakaan lalu lintas. Sebaliknya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain selalu beredar selama milyaran tahun lebih (umur bumi diperkirakan sekitar 4,5 milyar tahun) tanpa ada tabrakan. Selama milyaran tahun, tidak pernah bumi menabrak bulan, atau bulan menabrak matahari. Padahal tidak ada rambu-rambu jalan, polisi, atau pun pilot yang mengendarai. Tanpa ada Tuhan yang Maha Mengatur, tidak mungkin semua itu terjadi. Semua itu terjadi karena adanya Tuhan yang Maha Pengatur. Allah yang telah menetapkan tempat-tempat perjalanan (orbit) bagi masing-masing benda tersebut. Jika kita sungguh-sungguh memikirkan hal ini, tentu kita yakin bahwa Tuhan itu ada. “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” [Yunus:5] “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” [Yaa Siin:40] Sungguhnya orang-orang yang memikirkan alam, insya Allah akan yakin bahwa Tuhan itu ada: “Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [Ar Ra’d:2] “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [Ali Imron:191] Terhadap manusia-manusia yang sombong dan tidak mengakui adanya Tuhan, Allah menanyakan kepada mereka tentang makhluk ciptaannya. Manusiakah yang menciptakan, atau Tuhan yang Maha Pencipta: “Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?” [Al Waaqi’ah:58-59] “Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?”[Al Waaqi’ah:63-64] “Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?” [Al Waaqi’ah:72] Di ayat lain, bahkan Allah menantang pihak lain untuk menciptakan lalat jika mereka mampu. Manusia mungkin bisa membuat robot dari bahan-bahan yang sudah diciptakan oleh Allah. Tapi untuk menciptakan seekor lalat dari tiada menjadi ada serta makhluk yang bisa bereproduksi (beranak-pinak), tak ada satu pun yang bisa menciptakannya kecuali Allah: “…Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” [Al Hajj:73] Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2015/11/11/buku-membangun-iman-di-zaman-modern-oleh-agus-nizami/

Islam,. dan. Ihsan. Pokok ajaran Islam ada 3, yaitu: Iman, Islam dan Ihsan.
Dasarnya adalah hadits sebagai berikut: Niat: Awal dan Penentu Semua Amal
Shaleh Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) 46 Iman 4. Iman,
Islam ...

pendidikan, Inspirasi dan Kreasi

Hai pembaca inspiratif, selamat bertemu dengan salah satu buku terbitan omera pustaka. Buku yang anda pegang ini adalah sebuah buku antologi dari proyek NuBar (Nulis Bareng) bertema Muridku Inspiratif. Proyek ini diikuti oleh kurang lebih 220 kontributor, yang mayoritas berprofesi sebagai guru pendidikan formal, sisanya ada juga dari ka- langan guru TPA, Dosen, Guru Bimbel dan Guru Kursus. Selanjutnya, karena jumlah kontributor yang banyak dan agar pembuatan buku menjadi efisien, penerbit membuat 6 edisi buku untuk tema muridku inspiratif ini. buku yang anda pegang ini adalah edisi kelima , berjudul “Pendidikan, Inspirasi, dan Kreasi”, dengan 34 penulis didalamnya. Setiap penulis telah berkontribusi menceritakan pengalamannya bersama salah satu anak didiknya yang inspiratif.

Hai pembaca inspiratif, selamat bertemu dengan salah satu buku terbitan omera pustaka.