Sebanyak 41538 item atau buku ditemukan

Modul dan Panduan Teknis Gerakan Literasi Ma’arif (GLM)

Kami sebagai tim yang diberi amanah untuk menulis buku Modul dan Panduan Teknis Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah ini berusaha maksimal dan ideal mendesain secara teoretis dan praktis untuk menyusun buku ini. Kami sadar, berdasarkan anjuran World Economic Forum (2015), kunci kemajuan suatu bangsa dipatronkan pada tiga elemen dasar; kompetensi, karakter, dan literasi. Maka, mau tidak mau, LP Ma’arif harus menangkap sinyal ini sebagai pelejit atau akselerasi kemajuan. Secara rinci, WEF (2015) ini membagi penguasaan enam literasi dasar yang harus dikuasi peserta didik, guru, dan umumnya masyarakat. Enam literasi dasar itu meliputi literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan. Paradigma literasi yang dimasukkan ke dalam GLM ke depan juga tidak sekadar pada tataran literasi lama (membaca, menulis, berhitung) atau calistung. Namun, GLM menyasar pada keterampilan literasi baru (literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia/SDM). Hal itu urgen dikuatkan karena berdasarkan hasil riset, keterampilan atau kualitas literasi Indonesia Berdasarkan uji literasi membaca dalam PISA tahun 2009 menunjukkan Indonesia berada pada peringkat 57 dengan skor rata-rata 402 dari 500; PISA tahun 2012 Indonesia berada pada peringkat 64 dengan skor rata-rata 396 dari 500; dan PISA tahun 2015 Indonesia berada pada peringkat 69 dari 76 negara dengan skor rata-rata 397, dari skor rata- rata internasional 500. Survei The International for The Evaluation of Educational Achievement dalam Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan skor 428, sedangkan skor rata-rata adalah 500. Data dari UNESCO pada 2012 menempatkan indeks membaca bangsa Indonesia hanya 0,001. Dari 1.000 orang hanya satu orang yang membaca serius. Riset Perpusnas RI (2016), menyebut dari 1.000 orang, ada 25 yang membaca serius. Data USAID Prioritas juga menunjukkan minimnya budaya baca karena sampai 2017 RI masih di peringkat 60 dari 61 negara yang minat bacanya rendah. Dari berbagai riset di atas, mau dilawan atau dibantah pun tetap kualitas literasi kita masih rendah. Terbukti, intensitas membaca serius (Alquran, buku, koran, majalah) lebih minim daripada bermedia sosial atau berselancar di dunia maya. Berdasarkan hasil studi Polling Indonesia yang bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia tumbuh 10,12 persen. Sampai April 2019, dari total populasi sebanyak 264 juta jiwa penduduk Indonesia, ada sebanyak 171,17 juta jiwa atau sekitar 64,8 persen yang sudah terhubung ke internet. Memang luar biasa pengguna internet di negara ini dan hal itu harus diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang memadai. Secara hakikat, literasi tidak sekadar membaca, menulis, dan berhitung saja. Literasi yang dikembangkan dalam GLM di sini merupakan semua usaha atau kegiatan dalam mendapat atau mengakses ilmu pengetahuan melalui kegiatan utama membaca, menulis, menyimak, berbicara, dan melek komputer. Hal itu sesuai tantangan Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 atau abad ke-21 yang mengharuskan pengembangan enam literasi, mulai dari literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan. Untuk itu diperlukan gerakan terstruktur, terencana, sistematis dan mencakup semua elemen pendidikan, mulai dari guru, tenaga kependidikan, pelajar dan orang tua siswa itu sendiri serta masyarakat. Tim GLM LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah mulai tahun ini berikhtiar menyebarluaskan GLM sebagai usaha untuk memajukan kualitas literasi madrasah dan sekolah LP Ma’arif. Selain melalui perlombaan, pelatihan, LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah dengan beberapa lembaga telah melakukan Pelatihan Calon Fasilitator Daerah atau TOT (Training of Trainer) yang ditujukan sebagai usaha awal mengimplementasikan GLM. Untuk mendukung hal tersebut, dibutuhkan modul dan panduan teknis agar GLM tidak hanya teori, melainkan menjadi konsep utuh sampai pada pelaksanaan teknis di dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Semoga buku modul dan panduan teknis GLM ini bermanfaat bagi akselerasi kemajuan dan kualitas literasi madrasah dan sekolah Ma’arif di Jawa Tengah dan umumnya di Nusantara.

Artikel ilmiah merupakan karya ilmiah yang dikhususkan untuk diterbitkan di
jurnal ilmiah. Artikel ilmiah memiliki dua bentuk, yaitu artikel konseptual, dan
artikel hasil riset atau penelitian. Sementara Asep (2003:46) menjelaskan artikel
 ...

Pengembangan Literasi Sains di Sekolah

Pengembangan Literasi Sains di Sekolah PENULIS: Laila Azwani Panjaitan ISBN: 978-623-7208-99-0 Penerbit : Guepedia Publisher Ukuran : 14 x 21 cm Sinopsis: Pentingnya literasi sains bagi setiap orang sebagai masyarakat, warga negara dan warga dunia sudah disadari orang-orang dinegara maju. Setiap warga negara memiliki tingkat literasi sains agar dapat bertahan hidup di alam maupun di tempatnya bekerja berbekal pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai yang terdapat di dalamnya. Literasi sains tidak hanya membutuhkan pengetahuan tentang konsep dan teori sains, tetapi juga pengetahuan tentang prosedur umum dan praktik terkait dengan inquiry saintifik dan problem based learning serta bagaimana memajukan sains itu sendiri. Untuk semua alasan tersebut, literasi sains dianggap menjadi kompetensi kunci yang sangat penting untuk membangun kesejahteraan manusia di masa sekarang dan masa depan. Buku ini hadir untuk memberi solusi dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas peserta didik Indonesia yang melek sains. Dan juga meningkatkan pemahaman guru dan peserta didik tentang sifa ilmu pengetahuan, hakekat sains, peranan sains, serta bagaimana cara memperaktekkan literasi sains terhadap peserta didik. Ada empat terpenting dalam buku ini. Pertama, semangat mempelajari ilmu pengetahuan sebagai pondasi dasar untuk meningkatkan keseahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Kedua, membangun wawasan tentang pentingnya literasi sains di kalangan praktisi pendidikan sebagai langkah strategis peningkatan kualitas peserta didik. Ketiga, membangun budaya literasi sains sebagai kecakapan hidup. Keempat, mengembangkan literasi sains dalam pendidikan khususnya di sekolah. Email : guepedia@gmail•com WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys

pengetahuan membutuhkan penerapan proses-proses yang bersifat karakteristik
sains dan penyelidikan ilmiah (kompetensi ilmiah) dan diatur oleh individu
apresiasi, minat, nilai, dan tindakan relatif terhadap masalah ilmiah. Kemampuan
 ...

Dosen Penggerak Literasi: Praktik Baik Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM)

Jika merujuk pada konsep Nadiem Makarim, dosen penggerak itu memiliki tiga ciri. Pertama, belajar dan menjawab mahasiswa. Lah, ini sejak dulu awal kali saya jadi dosen ya sudah seperti itu. Saya menerapkan pembelajaran yang dua arah, mahasiswa saya jadikan sumber belajar. Selain itu, saya juga bisa dikata dekat dengan mahasiswa. Mulai dari yang akademis, aktivis, sampai pada mahasiswa ateis. Semua saya dekati karena mereka adalah teman saya. Bahkan, sekali-kali mereka saya jadikan dosen. Begitu. Kedua, mencari ilmu baru dan pihak pendukung. Praktik baik yang sudah saya lakukan, ilmu baru itu selalu ada, bahkan saya merencanakan adanya peninjauan kurikulum di prodi yang saya pimpin meski belum meluluskan mahasiswa. Pihak pendukung selalu kami cari dan gali, karena muaranya tidak hanya pada promosi kampus, namun juga masukan dari berbagai organisasi, lembaga, bahkan komunitas klenik saya datangi untuk mendukung aktivitas akademik. Tapi khusus ini jangan ditiru. Ketiga, mempersingkat waktu ceramah. Sebelum ada pandemi covid-19 pun, saya ceramah hanya pada tiga kali pertemuan. Selebihnya ya mahasiswa yang menyampaikan materi. Lewat presentasi, diskusi, dan belajar di luar. Selain belajar di luar, pembelajaran yang saya lakukan selalu berorientasi pada produk. Nah, berkaitan dengan produk itulah ide-ide saya tuangkan dalam buku “Dosen penggerak literasi”. Bukan berlebihan atau sok yes, namun judul ini juga atas saran seseorang, bukan saya sendiri. Mau tahu siapa dia? Ya, diwaca toh!

Jika merujuk pada konsep Nadiem Makarim, dosen penggerak itu memiliki tiga ciri.

Literasi Informasi

7 Langkah Knowledge Management

Pembangunan di era sekarang ini tidak lagi hanya mengandalkan diri pada penguasaan teknologi melainkan terutama pada penguasaan pengetahuan. Penguasaan pengetahuan mansyaratkan literasi informasi. Untuk memasyarakatkan literasi informasi, salah satu langkahnya adalah penerbitan buku ini. Pembahasan literasi informasi dalam buku ini adalah dalam konteks siklus serta pengelolaan pengetahuan individu. Mempraktekan buku ini dapat membantu anda untuk menemukan topik tulisan yang orisinil, menghindari penyebaran hoax, pemakaian sumber informasi atau informasi yang kurang bermutu, serta menghasilkan tulisan yang orisinil, bermutu dan yang terpenting bebas dari plagiarisme.

Penguasaan pengetahuan mansyaratkan literasi informasi. Untuk memasyarakatkan literasi informasi, salah satu langkahnya adalah penerbitan buku ini.

Literasi Al-Qur'an: Model Pembelajaran Tahsin-Tilawah Berbasis Talqin-Taqlid

Pembelajaran Al-Qur’an selalu menjadi fokus utama dan pertama dalam pendidikan agama Islam (PAI). Tuntutan ini mengharuskan penulis untuk mencari metode dan strategi pengajaran Al-Qur’an yang sempurna. Buku ini berisi penjelasan dari hasil penelitian yang berfokus pada bagaimana mensukseskan guru dan pebelajar secara nyata mencapai tujuan pembelajaran. Pada kasus guru, bagaimana mengarahkan siswa mereka untuk terlibat semaksimal mungkin meskipun pembelajaran dilakukan berpusat pada guru (teacher centered) dengan melakukan komunikasi secara efektif. Pada kasus siswa, buku ini akan lebih berfokus pada bagaimana motivasi belajar Al-Qur’an dan manajemen diri dapat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Pandangan terakhir, strategi pembelajaran Al Qur’an adalah subjek yang paling penting dalam buku ini. Strategi pembelajaran akan menjadi penentu utama bagaimana siswa dapat berproses dalam meningkatkan kemampuan belajar membaca Al-Qur’an. Sejumlah tinjauan dan survei telah dilakukan untuk menemukan formulasi pembelajaran yang sesuai dengan harapan. Pada buku ini, akan dipaparkan secara jelas mengenai bagaimana strategi pembelajaran berperan penting, dan mendemonstrasikan bagaimana mendesain strategi pembelajaran Al-Qur’an yang efektif berdasarkan hasil tinjauan dan riset. Strategi pembelajaran Tahsin-Tilawah berbasis Talqin-Taqlid adalah sebuah strategi yang coba untuk kami kenalkan kepada siswa, terutama untuk mereka yang telah menginjak remaja dan dewasa seperti di Universitas. Gender sebagai isu utama dalam pembelajaran Al-Qur’an juga akan dibahas secara khusus sebagai faktor yang mempengaruhi kesuksesan belajar Al-Qur’an. Ditambah lagi bahasan mengenai integrasi teknologi dalam pembelajaran Al-Qur’an menjadikan buku ini adalah ulasan mutakhir. Diharapkan buku ini menyediakan informasi untuk pembelajaran Al-Qur’an yang sesuai dengan perkembangan teknologi di era digital. Prinsip kami adalah membelajarkan Al-Qur’an dengan tetap berpegang pada prinsip kultural “dari hati ke hati”, namun mengikuti perkembangan zaman, khususnya penggunaan teknologi informasi tepat guna.

2012. ‚Learning with ComputerBased Multimedia: Gender Effects on Efficiency.‛ Journal of Educational Computing Research 47 (4): 387–407. https://doi.org/10.2190/EC.47.4.c. Price, Fiona, and Karima Kadi‐Hanifi. 2011. ‚E‐motivation!

Memperebutkan Ruang Publik Virtual : Literasi, Hoax, dan Perdamaian

Ruang publik virtual (dunia maya) tak ada bedanya dengan ruang publik di dunia nyata, di dalamnya mengandung seperangkat norma yang mengikat. Warga negara virtual (netizen) suka ataupun tidak perlu memahami norma-norma tersebut agar tidak tersesat dalam pergaulan virtual. Akun-akun virtual yang menjadi manifestasi kepribadian seseorang di ruang virtual tetaplah makhluk sosial, yang selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Meskipun berada pada ruang virtual, namun implikasi dari apa yang dilakukan di dalamnya adalah nyata. Potensi yang besar dari ruang virtual ini menggiurkan berbagai pihak. Akhirnya banyak orang yang datang menghampirinya dan membangun kerajaan narasi. Pembangunan narasi yang masif tersebut tidak lain ialah untuk berkontestasi dan tetap eksis di ruang publik virtual tersebut. Seperti yang disebutkan pada bagian pengantar bahwa perebutan tidaklah selalu bermakna negatif, terkadang kontestasi tersebut menjadi ruang kreativitas yang kompetitif. Satu hal yang pasti, dalam perebutan tersebut terdapat kontestasi ideologi, pergumulan gagasan, negosiasi dan terkadang pertikaian argumen.

Ruang publik virtual (dunia maya) tak ada bedanya dengan ruang publik di dunia nyata, di dalamnya mengandung seperangkat norma yang mengikat.

Pendidikan literasi bahasa Melayu

satu pendekatan bersepadu

... bahawa dengan mengetahui pola - pola tersebut , sekurangkurangnya dapat
menjadikan seseorang itu mengawal pemikirannya ketika menghadapi teks
ekspositori yang terlalu teknikal dan khusus bagi sesuatu bidang ilmiah tertentu .

Pembelajaran & Penilaian Literasi Gerak Berbasis Web

Buku ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan atas support dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam bentuk hibah penelitian DRPM dan Pusat Kurikulum & Perbukuan. Buku ini mempelajari notasi gerak yang telah disederhanakan berdasarkan Notasi Laban, serta disesuaikan dengan materi pada kurikulum mata pelajaran Seni Budaya di kelas 7, khususnya Seni Tari. Tujuannya agar siswa SMP memiliki keseimbangan antara kemampuan berpikir dan bergerak dengan melakukan kegiatan membaca, menuliskan, dan meninterpreasikan simbol ke dalam gerak atau sebaliknya gerak ke dalam simbol.

Buku ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan atas support dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam bentuk hibah penelitian DRPM dan Pusat Kurikulum & Perbukuan.