Sebanyak 353 item atau buku ditemukan

Living with Religious Diversity

Looking beyond exclusively state-oriented solutions to the management of religious diversity, this book explores ways of fostering respectful, non-violent and welcoming social relations among religious communities. It examines the question of how to balance religious diversity, individual rights and freedoms with a common national identity and moral consensus. The essays discuss the interface between state and civil society in ‘secular’ countries and look at case studies from the the West and India. They study themes such as religious education, religious diversity, pluralism, inter-religious relations and exchanges, dalits and religion, and issues arising from the lived experience of religious diversity in various countries. The volume asserts that if religious violence crosses borders, so do ideas about how to live together peacefully, theological reflection on pluralism, and lived practices of friendship across the boundaries of religious identity-groupings. Bringing together interdisciplinary scholarship from across the world, the book will interest scholars and students of philosophy, religious studies, political science, sociology and history.

The qasba is predominantly Muslim and, according to its residents, Muslims
comprise around 90 per cent of the total population and are divided into Barelwis,
Deobandis, Ahle Hadis and the Shias, with the Barelwis in the majority.

SEMIOTIK METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan semiotik akan menghasilkan penafsiran yang ‘liar’, sehingga simbol-simbol yang terkandung dalam objek penelitian dapat tersingkap. Sebagai satu model baca, semiotik tidak sekedar menafsirkan teks—memperlakukan teks sebagai teks—tetapi membuat teks berbicara, bahkan tentang hal di luar dirinya. Semiotik sebagai ‘metode pembacaan’ sangat mungkin digunakan dalam mengkaji objek penelitian, terutama teks. Terlebih lagi, dewasa ini ada kecenderungan untuk memandang berbagai wacana sosial, politik, ekonomi, budaya, seni dan tentu saja teks sebagai fenomena bahasa. Dalam pandangan semiotik, bila seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa, ia dapat pula dipandang sebagai ‘tanda’. Buku tipis ini merupakan ikhtisar tentang ilmu semiotik dan model aplikasinya untuk penelitian teks atau fenomena tanda-bahasa-makna

Pendekatan semiotik akan menghasilkan penafsiran yang ‘liar’, sehingga simbol-simbol yang terkandung dalam objek penelitian dapat tersingkap.

Revitalizing Nigerian Education in Digital Age

Revitalizing Nigerian Education in Digital Age: What most of the papers in this book have in common is the concern for the revitalization of Nigerian education in the digital age through ICT and other modern methods of making education functional and effective in the new modernity. While some of the chapters deal with conceptual issues, others consider the various role of education in this digital age and how Nigeria can be relevant. Most of the chapters present well-researched, detailed, and informative papers on how to reposition Nigerian education in the digital age. Specifically, the role of education in bringing Nigeria's new world about are discussed in simple language and then taken up in different forms all through the book. Since Nigeria has to act fast and decisively to be on the same development and education wavelength as the other members of today's global family, serious actions are being suggested in this book. Revitalizing Nigerian Education in Digital Age simply means taking the above desiderata seriously. Nigeria has a daunting task here in view of the heavy education burden. This is the message that this book puts across.

The presence of some passages relating to alcohol and the references of its use
on variety of occasions in the Bible (1 Timothy 5: 23), coupled with some verses
prohibiting it in the Qur'an as well as its efl”ect on human mind shows that alcohol
 ...

The Emergence of Schools of the People: Implications for Education Policy and Research

Filipino Moslems in the South, earlier Islamized in the 14 Century, learned Arabic
to read the Qur'an, and resisted Spanish colonization, including the use of new
script. To this day, the writing of their local languages in the Romanized script is ...

Pendidikan Islam anak usia dini : pendidikan Islam dalam menyikapi kontroversi belajar membaca pada anak usia dini

Banyaknya kalangan yang masih pro dan kontra tentang mengajarkan membaca dan menulis pada anak usia dini (AUD) yaitu TK (Taman Kanak-Kanak) atau RA (Raudhatul Athfal). Sebagian menyatakan bahwa membaca dan menulis pada anak usia dini (AUD) sebelum masuk sekolah dasar (SD/MI) berarti memaksakan anak untuk memiliki kemampuan yang seharusnya baru diajarkan di SD/MI, akibatnya anak tersebuat merasa terbebani dengan belajar membaca. Hal ini mengakibatkan waktu bermain, yang seharusnya adalah aktivitas dominan di usia mereka akan berkurang atau bahkan terabaikan, sehingga dikhawatirkan akan menghambat perkembangan potensi dan kemampuan anak secara optimal dikemudian hari, asumsi ynag berkembang pun anak cepat berkembang, cepat layu. Sebagian lain berpendapat, tidak masalah mengajarkan membaca dan menulis sejak anak usia dini. Biasanya yang memiliki pendapat untuk membolehkan anak diajarkan baca dilatarbelakangi agar anaknya tidak mengalami kesulitan ketika masuk SD/MI. Tuntutan masuk ke SD/MI pada saat ini mensyaratkan bahwa anak sudah mampu untuk membaca dan menulis. Sehingga merupakan kekhawatiran orang tua bahkan guru jika anak-anak mereka (TK/RA) belum bisa membaca ketika mau masuk di sekolah dasar (SD/MI). Orang tua khawatir tidak diterima di sekolah dasar saat seleksi masuk, sedangkan guru khawatir diaanggap tidak mampu memngajar dan khawatir gread sekolah menurun atau program kemampuan membaca menjadi brand sekolah (TK/RA) tersebut. Dengan adanya polemik tersebut, tidak jarang membuat orangtua menjadi bingung, pendapat mana yang harus diikuti karena masing-masing pendapat memiliki alasan yang cukup kuat. Hal ini yang mendorong penulis untuk menyusun buku yang berjudul, “Pendidikan Islam Anak Usia Dini: Pendidikan Islam dalam Menyikapi Kontroversi Belajar membaca pada Anak Usia Dini”. Diharapkan buku ini dapat memberikan paradigm baru terhadap pendidikan anak usia dini sesuai kajian Islam dan menjadi pencerahan secara ilmiah kepada pembaca, pemerhati pendidikan, pengembang, pengelola dan pelaksana pendidikan Islam di lapangan.

Dalam hal ini mengembangkan potensi anak usia dini beruapa kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial anak pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. Dan membangun akhlak anak ...

Reformasi dalam penegakan hukum

Law enforcement in promoting good governance in Indonesia; papers.

1 Tahun 1995 menyangkut hukum perdata , hukum administrasi dan
yurisprudensi perseroan terbatas . Secara ... Boedi Harsono , HUKUM AGRARIA
INDONESIA , Himpunan Peraturan - peraturan Hukum Tanah . ... Dibahas secara
sistematik tentang pengertian dan sifat hukum acara perdata , sumber hukum
acara perdata dan asas hukum acara perdata , pengertian tentang surat gugatan
, istilah dan ...

Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran

"""Sudah menjadi rahasia umum, bahwa belajar merupakan aktivitas yang tidak menyenangkan bagi sebagian besar pelajar. Disadari atau tidak, di situlah letak paradoksnya, seorang pelajar yang tidak suka belajar. Lalu, di mana letak salahnya? Untuk itulah diperlukan revolusi belajar yang dapat membuat dunia pendidikan menjadi lebih berwarna, lebih bergairah, aplikatif, dan mudah. Dari berbagai konsep pembelajaran yang sudah ada, maka mind mapping bisa dikatakan sebagai sesuatu yang berbeda. Ia merupakan ide brilian warisan Aristoteles yang dilahirkan kembali oleh Tony Buzan di abad ini. Mind mapping adalah gabungan dua kata yang sederhana, namun kini sudah tidak sederhana lagi. Mind mapping memiliki kelenturan dalam penggunaannya, baik dalam dunia akedemisi maupun dunia kerja. Buku-buku tentang mind mapping sudah banyak beredar saat ini, tetapi yang bisa dijadikan jembatan antara konsep dasar mind mapping dengan konsep pendidikan modern yang terintegrasi dengan kurikulum pelajaran, masih sangat jarang. Dengan pendekatan kontekstual dan penyajian yang aplikatif, penulis mengajak semua pihak yang peduli dengan kemajuan pendidikan di negeri ini untuk bersama-sama membuka wawasan, berpikir terbuka serta mengeksplorasi konsep mind mapping agar dapat diterapkan dalam kurikulum pembelajaran."""

"""Sudah menjadi rahasia umum, bahwa belajar merupakan aktivitas yang tidak menyenangkan bagi sebagian besar pelajar.

Akhlak Tasawuf: Menyelami Kesucian Diri

Akhlak dan tasawuf merupakan entitas yang menyatu (integral) tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sebagaimana dikatakan, “Al-Akhlāqu bidāyatu at-tashawufi wa at-tashawufu nihāyatu al-akhlāqi” (akhlak adalah pangkal permulaan tasawuf, sedangkan tasawuf tujuan/batas akhir dari akhlak). Perilaku akhlak dalam Islam terkait dengan unsur Ilahiyah (nilai-nilai Ketuhanan) yang dianugrahkan Allah secara implisit ke dalam diri manusia sebelum lahir melalui tiupan ruh-Nya sehingga manusia dituntut tunduk kepada-Nya. Hidupnya manusia dari tiupan ruh-Nya meniscayakan manusia memiliki akhlak potensial (fitrah), selanjutnya ditampilkannya perilaku nyata malalui usaha manusia dalam upaya terus menerus akan menumbuhkan akhlak aktual. Dari sisi perilaku akhlak aktual, diimplementasikan sifat-sifat Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari manusia seperti pengasih, penyayang, pemurah, penyabar, pemaaf, mencintai, mengayomi, lembut, damai, harmonis, ketenangan dan sifat Ilahiyah lainnya. Sifat-sifat tersebut merupakan keinginan dasar setiap manusia untuk diaktualisasikan dalam kehidupan. Berakar dari manusia seperti inilah meniscayakan kemunculan beragam upaya untuk melahirkan kepuasan, kedamain, dan kebahagiaan yang tiada bandingnya. Maka, Allah SWT sebagai sumber segala yang ada termasuk kedamaian, ketenangan, kepuasan, dan kebahagiaan tentunya akan menjadikan Allah SWT sebagai orientasi dan tujuannya sehingga terpenuhi tuntuan dasar yang hakiki. Seiring dengan itulah, diperlukannya jalan atau metode yang mesti dilalui sehingga mencapai hasil. Jalan atau metode tersampainya kedekatan manusia kepada Allah SWT yang menjadi sumber kebahagiaan dan kepuasan ini disebuat dengan tasawuf. Melalui penelusuran jalan, penerapan prosedural dan metodes ini akan melahirkan perilaku-perilaku yang diridhoi oleh Allah SWT. Ini berarti, bahwa upaya apapun yang akan dilakukan untuk meraih kedekatan manusia dengan Tuhannya tidak lain menuntut perilaku-perilaku yang diridhai-Nya. Dalam konteks ini dikatakan, bahwa akhlak tasawuf merupakan perilaku syarat yang mesti diusuahakan dalam setiap tarikan napas keberadaan manusia dalam perjalanan hidupnya. Buku ini penulis beri judul “AKHLAK TASAWUF Menyelami Kesucian Diri”, semata-mata menjadi identitas buku ini sendiri bahwa didalamnya memuat tentang akhlak tasawuf yang berorintasi kepada fitrah (kesucian) manusia, karena orientasi hidup ini adalah bagaimana manusia senantiasa selalu dalam kesucian lahir dan batin. Dengan memahami secara benar dan mengenal secara mendalam akan diri sendiri sehingga menuntut manusia mendekati Tuhan dan kembali kepada Ilahi. Melalui buku akhlak taswuf ini, menghendaki manusia berperilaku sesuai yang diridhai Allah SWT serta upaya-upaya yang prosedural dan metodes dapat meraih kedamain, ketenangan dan kebahagiaan.

Akhlak dan tasawuf merupakan entitas yang menyatu (integral) tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Kebebasan Media Mengancam Literasi Politik

Teknologi ibarat pisau bermata dua, di satu sisi bisa memudahkan tetapi di sisi lain juga bisa menjadi ancaman. Dampaknya, demokrasi bisa tumbuh dan berkembang dengan pesat tetapi berpeluang mengancam sistem demokrasi. Demokrasi yang seharusnya membuka peluang partisipasi rakyat lebih baik justru berkembang di luar kendali dari ciri-ciri ideal demokrasi. Salah satu pemicunya adalah media massa. Media berperan dalam memberikan ruang kebebasan demokrasi. Namun demikian, media punya peran besar membunuh demokrasi itu sendiri. Buku ini mengkaji dari berbagai sudut pandang mengapa itu semua terjadi, sejarah dan tantangan serta apa yang harus dilakukan di masa datang. Tentu saja, agar pengembangan demokrasi tidak salah arah. Untuk itulah media massa sebenarnya punya andil besar untuk mewujudkan cita-cita ideal pelaksanaan demokrasi

Teknologi ibarat pisau bermata dua, di satu sisi bisa memudahkan tetapi di sisi lain juga bisa menjadi ancaman.