Sebanyak 388 item atau buku ditemukan

Teori Desain Organisasi

Tujuan disusunnya buku ini adalah untuk memberikan nuansa baru ilmu pengetahuan, membantu para pembaca dari berbagai kalangan, akademisi maupun praktisi pendidikan dapat memahami seluk beluk Organisasi yang dipengaruhi oleh teori, desain, struktur, budaya dan faktor faktor lainnya. Buku ini berisi materi yang dapat digunakan baik oleh tenaga pengajar maupun mahasiswa, serta para pembaca umumnya untuk menambah wawasan berpikir dan ilmu yang berkenaan dengan Teori Desain Organisasi. Buku ini terdiri dari 10 Bab yang menguraikan tentang: Bab 1 Konsep Dasar Teori Desain Organisasi Bab 2 Struktur dan Desain Organisasi Bab 3 Perangkat Analisis Studi Organisasi Bab 4 Perangkat Analisis Struktur Organisasi Bab 5 Implementasi Tata Nilai Organisasi dalam Konsep Manajemen Bab 6 Pengelolaan Organisasi dan Implementasinya Dalam Manajerial Bab 7 Kompleksitas Aspek Budaya dalam Pembentukan Organisasi Bab 8 Pembentukan Organisasi Yang Efektif Bab 9 Konflik Dalam Suatu Organisasi dan Dampaknya Bab 10 Pemicu Adanya Perilaku Politik Dalam Organisasi

... organisasi terhadap ilmu pengetahuan seperti sosiologi, politik, administrasi, manajemen dan lainnya, terdapat beberapa pendekatan terdiri dari pendekatan historis, pendekatan kelompok pemikiran dan pendekatan klasifikasi keilmuan.

DASAR-DASAR STATISTIKA

Statistika merupakan seperangkat metode yang sangat membantu kinerja riset, dikarenakan beberapa kegiatan riset yang menyangkut pengumpulan data, penyajian data, analisis data, hingga penarikan kesimpulan membutuhkan alat-alat analisis statistika untuk menyelesaikannya. Mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi wajib memperdalam pengetahuan tentang statistika, terutama pada saat menghadapi tugas akhir yang berbentuk riset dengan pendekatan kuantitatif, di mana peran statistika sangat diperlukan untuk menjawab permasalahan riset. Buku ajar “Dasar-dasar Statistika” ini disusun berdasarkan bahanbahan pembelajaran mata kuliah Statistika untuk dimanfaatkan sebagai materi tertulis bagi para mahasiswa. Isi materi difokuskan pada statistika deskriptif yang mengulas tentang pengumpulan data, penyajian data, ukuran pemusatan dan penyebaran data, teori peluang, dan pengujian kenormalan data. Selain itu penulis menambahkan pula materi desain instrumen penelitian dan pengujiannya sebagai pengetahuan dasar bagi mahasiswa dalam menyusun kuisioner penelitian. Setiap bab dilengkapi dengan latihan soal untuk dikerjakan secara mandiri dengan harapan dapat meningkatkan keterampilan dan penguasaan mahasiswa terhadap materi-materi yang diajarkan.

Buku ajar “Dasar-dasar Statistika” ini disusun berdasarkan bahanbahan pembelajaran mata kuliah Statistika untuk dimanfaatkan sebagai materi tertulis bagi para mahasiswa.

Kontribusi Landasan Pendidikan dalam Aspek Humas Pendidikan

RINGKASAN Fungsi manajemen humas pendidikan sudah selayaknya di rekonstruksi untuk dapat beradaptasi di era Society 5.0. Di satu sisi untuk merespon persaingan antar lembaga pendidikan sedangkan di sisi lain untuk mempercepat akses teknologi dan informasi dalam menjalankan fungsi strategisnya. Fungsi manajemen humas pendidikan dalam memberikan pelayanan terbaik merupakan wujud perhatian serta responsif terhadap persaingan antar lembaga di era Society 5.0. Fungsi manajemen humas pendidikan tidak optimal apabila informasi melalui teknologi belum tepat sasaran. Sasaran yang dimaksud adalah masyarakat selaku stake holder. Selanjutnya, dukungan pihak eksternal lembaga terhadap program humas pendidikan dapat terjadi apabila informasi yang disampaikan komprehensif berkaitan dengan kemajuan dan prestasi peserta didiknya, baik terkait dengan kurikulum maupun proses pembelajaran. Di sisi lain, fungsi manajemen humas pendidikan memiliki peran penting untuk lembaga pendidikan. Manajemen humas pendidikan hendaknya dapat berkolaborasi dalam membangun hubungan yang harmonis antara lembaga dengan masyarakat. Fungsi manajemen humas pendidikan dalam lembaga adalah untuk mendukung upaya pembinaan hubungan yang selaras dan timbal balik agar diperoleh pemahaman dan penerimaan yang memadai baik lembaga maupun masyarakat. Sudah selayaknya manajemen humas pendidikan tidak dipandang sebagai fungsi teknis dan media hubung melainkan pada fungsi strategis. Teknologi dan informasi yang dikelola humas pendidikan merupakan hal mendasar sejajar dengan manajemen lembaga. Meskipun praktiknya masih ditemukan beragam fungsi humas, yakni government relations, community relations, media relations. Lembaga pendidikan dengan menempatkan fungsi manajemen humasnya sebagai fungsi strategis selanjutnya dapat beradaptasi dan responsif terhadap kebutuhan zaman. Ditengah pesatnya gempuran teknologi dan informasi melahirkan masyarakat baru yakni masyarakat teknologi dan masyarakat informasi. Masyarakat ini dikelompokkan sebagai masyarakat yang kritis terhadap terpaan informasi melalui teknologi yang mudah diakses. Masyarakat ini bukan lagi masyarakat pasif yang mudah dipengaruhi oleh informasi yang tidak berdasarkan data. Perubahan masyarakat ini sudah seharusnya direspon cepat oleh lembaga dalam menempatkan fungsi manajemen humasnya sebagai fungsi strategis. Oleh karena itu, fungsi manajemen humas pendidikan dapat optimal dalam menjalankan perannya di lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai agen perubahan dalam mencetak generasi bangsa memiliki posisi sentral dalam pengembangan kualitas generasi muda. Lembaga pendidikan yang terhubung langsung kepada masyarakat baik internal maupun eksternal merupakan jembatan penghubung antara lembaga pendidikan dengan masyarakatnya. Humas pendidikan merupakan garda depan dalam menjaga reputasi sebuah lembaga pendidikan. Optimalisasi humas pendidikan dalam peran strategisnya akan memberikan dampak signifikan terhadap capaian tujuan. Tentunya tujuan ini dapat terwujud melalui dukungan dari manajemen pendidikan dalam memberikan kesempatan dan wewenang penuh kepada humas pendidikan dalam menjalankan langkah strategisnya. Penempatan humas pendidikan dalam struktur manajemen memberikan deskripsi objektif tentang urgensi dari keberadaan fungsi ini. Penempatan posisi ini juga menentukan keefektifan dalam menerapkan program kerja humas pendidikan ke ranah strategis. Tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat teknologi dan informasi menjadi keniscayaan humas pendidikan untuk dapat beradaptasi dengan cepat. Fungsi manajemen humas tidak dapat berjalan secara optimal diantaranya karena fungsi dan perannya tidak terintegratif ke tingkat pimpinan manajemen puncak atau top management sebagai pengambil keputusan secara strategis. Beberapa fungsi manajemen humas pendidikan telah diuraikan. Pertama, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi manajemen dalam menentukan kebutuhan dan sikap masyarakat, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi harmonisasi lembaga pendidikan dengan masyarakat, dan fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi merencanakan serta melaksanakan program kerja untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat. Kedua, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi teknisi komunikasi, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi expert prescriber dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi fasilitator komunikasi untuk memastikan berjalannya komunikasi dua arah antara lembaga pendidikan dengan masyarakat, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi fasilitator proses pemecah masalah dengan berkoordinasi dengan manajamen lembaga pendidikan secara strategis. Ketiga, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi internal dalam membangun dan mempertahankan hubungan kondusif antara manajer pendidikan dan masyarakat lembaga pendidikan, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi publisitas yakni ketersediaan informasi humas pendidikan untuk diinformasikan melalui media internal maupun eksternal, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi advertising yakni untuk menjangkau masyarakat luas, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai opini postif, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi public affairs yakni membangun dan mempertahankan hubungan dalam hal kebijakan publik, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi lobbying yakni menjalin dan memelihara hubungan dalam hal undang-undang dan regulasi yang sudah ditetapkan, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi manajemen isu yakni proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan publik, dan fungsi humas pendidikan sebagai fungsi hubungan investor yakni membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dengan stake holeder dalam hal optimalisasi minat masyarakat. Rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan perlu dilakukan terutama dalam merespon era Society 5.0. Konteks rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan, adaptasi serta akulturasi yang terdapat pada konsepsi Society 5.0. Adapun beberapa definisi tentang Society 5.0 telah diuraikan. Pertama, Society 5.0 menempatkan manusia sebagai pusat inovasi dan pengintegrasian teknologi dalam meningkatkan kualitas hidup, tanggung jawab sosial yang berkelanjutan. Kedua, Society 5.0 merespon evolusi teknologi, informasi dan komunikasi yang membawa perubahan secara drastis dalam menciptakan nilai-nilai baru dan menjadi pilar kebijakan industry di berbagai Negara. Setidaknya ada lima hal yang ditawarkan dalam konsepsi Society 5.0, yakni (a) transformasi digital, (b) tantangan yang dihadapi, (c) masyarakat 5.0, (d) peningkatan masyarakat 5.0, dan (e) inisiatif industri. Tujuan ditawarkan lima konsepsi dalam Society 5.0 di atas adalah untuk mewujudkan masyarakat yang menikmati hidup sepenuhnya. Fokus utama Society 5.0 yakni kepada masyarakat dalam menggunakan teknologi untuk pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi. Ketiga, Society 5.0 menempatkan masyarakat sebagai pusat keseimbangan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan sistem integrasi dunia maya dan dunia nyata. Tujuan dari Society 5.0 adalah mewujudkan masyarakat dimana manusia benar-benar menikmati hidup dan merasa nyaman. Keempat, Society 5.0 menempatkan masyarakat sebagai fokus kepentingan dan kenyamanan dalam menggunakan teknologi canggih, IoT (Internet of Things), robot, dan kecerdasan buatan (AI), Augmented Reality (AR) secara aktif dalam kehidupan, industry, perawatan kesehatan dan bidang lain. Kelima, Society 5.0 merupakan pengembangan dari konsep 4.0 dengan memerhatikan aspek sosial yang relevan beserta tantangannya dengan fokus kepada masyarakat untuk berinovasi dalam merespon transformasi teknologi berdasarkan kaidah-kaidah kemanusiaan. Uraian definisi Society 5.0 di atas mengarah pada pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan sosial yang dapat dirasakan oleh manusia dan mewujudkan menusia lebih bahagia. Rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan di era Society 5.0 lebih pada merespon persaingan antar lembaga pendidikan dan untuk mempercepat akses teknologi dan informasi dalam menjalankan fungsi strategisnya. Artikel ini yang kemudian menjadi landas pacu untuk menjelaskan tujuan bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan dalam rekonstruksi fungsi humas pendidikan di era Society 5.0.

RINGKASAN Fungsi manajemen humas pendidikan sudah selayaknya di rekonstruksi untuk dapat beradaptasi di era Society 5.0.

Strategic Marketing of Higher Education in Africa

Strategic Marketing of Higher Education in Africa explores higher education marketing themes along the lines of understanding higher education markets, university branding and international marketing strategies, digital marketing, and student choice-making. The Higher Education landscape around the world is changing. There is global competition for students' enrolments, universities are competing within their home market as well as in the international market, and as government funding for public universities is reducing there is pressure on universities to seek additional income by increasing their student enrolment. African universities are not an exception in this competitive market. This book is unique in providing a composite overview of strategic marketing and brand communications of higher education institutions in Africa. It recognises that there is a growing need for universities to understand the stakeholders and develop strategies on how best to engage with them effectively. Highlighting the unique characteristics, nature, and challenges of African universities, this book explores the marketisation strategies of African universities, with focus on the strategic digital marketing and brand management. The book provides significant theoretical and marketing practice implications for academics, higher-education administrators, and practitioners on how best to market higher education in Africa and reach out to prospective students. International practitioners aiming to market to Africans and start a partnership with an African university will also find this relevant in understanding the dynamics of the African market.

A Moroccan case study./ Sebti Hicham, Sardine Simon -- Higher Education Marketing Communications in the Digital Era / -- Mark Anthony Camilleri -- Social Media for Universities' Strategic Communication / Temitope Farinloye, Thomas Wayne, ...

Teori dan Model Keperawatan

Buku ”Teori dan Model Keperawatan”. Hadir untuk memenuhi sumber referensi bagi para dosen, mahasiswa maupun peneliti. Secara umum teori merupakan landasan ilmiah dalam menyusun suatu perencanaan maupun tindakan. Dalam penelitian teori memberikan kerangka penting dalam menjelasakan hubungan antara kajian teoritis dengan hal-hal yang bersifat empiris. Dalam dunia keperawatan teori memiliki peranan penting, mengingat ilmu kesehatan meruapakn salah satu ilmu terapan yang terus mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan peradaban serta teknologi. Secara umum, buku ini terdiri dari 17 bab, dimana pada bab 1 akan membahas mengenai konsep teori model keperawatan, dan 16 bab berikutnya membahas secara mendalam tentang teorist keperawatan yang telah memberikan sumbangsi yang sangat besar dalam perkembangan ilmu keperawatan. Buku ini membahas: Bab 1 Konsep Teori Model Keperawatan Bab 2 Teori Florence Nightingale Bab 3 Teori Hildegard E. Peplau Bab 4 Teori Keperawatan Virginia Henderson Bab 5 Faye Glenn Abdellah: 21 Masalah Keperawatan Bab 6 Teori Ida Jean Orlando Bab 7 Teori dan Model Konsep Keperawatan Myra Estine Levine Bab 8 Teori Dorothy E. Jhonson Bab 9 Teori Science of Unitary Human Being (SUHB) Martha E. Rogers Bab 10 Teori Dorothea E. Orem Bab 11 Teori Imogene M. King Bab 12 Teori Betty Neuman Bab 13 Teori Madeleine Leininger: Theory of Culture Care Diversity and Universality of Culture Care Theory (CCT) Bab 14 Teori Sister Callista Roy Bab 15 Teori Jean Watson “Human Caring” Bab 16 Teori Kristen M. Swanson Bab 17 Teori Katharine Kolcaba: Comfort Theory

Buku ini membahas: Bab 1 Konsep Teori Model Keperawatan Bab 2 Teori Florence Nightingale Bab 3 Teori Hildegard E. Peplau Bab 4 Teori Keperawatan Virginia Henderson Bab 5 Faye Glenn Abdellah: 21 Masalah Keperawatan Bab 6 Teori Ida Jean ...