Sebanyak 23694 item atau buku ditemukan

Keterampilan Pers Dan Jurnalistik Berwawasan Jender

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya. Bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain akan terisolasi. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya membawa orang pada kehilangan keseimbangan jiwa. Menurut Everest Kleinjan dari East West Center Hawai (dalam Cangara, 2003: 1), komunikasi merupakan bagian kekal dalam kehidupan manusia seperti halnya bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi.

Sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi. Buku Keterampilan Pers Dan Jurnalistik Berwawasan Jender ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.

4 Pilar Jurnalistik

Buku ini menguraikan empat pilar utama dalam pembelajaran jurnalistik, yaitu Etika Jurnalistik (Code of Conduct), Manajemen Ruang Redaksi, Teknik Liputan (Reportase), dan Teknik Menulis. Dalam teknik menulis, selain menulis berita sebagai kemampuan utama yang harus dimiliki jurnalis, ada bonus pengajaran teknik menulis feature, teknik menulis opini, teknik menulis esai, dan teknik menulis resensi. Selain itu juga ditambah pembahasan tentang bahasa jurnalistik. Hal-hal tersebut,—selain empat pilar pengajaran jurnalistik— penulis anggap penting karena jurnalis dituntut untuk bisa menulis berbagai jenis tulisan selain tugas utamanya menulis berita. Berdasarkan pengalaman penulis dan pengalaman teman-teman jurnalis lainnya, hampir tidak ada jurnalis yang hanya bisa menulis berita. Jurnalis pada umumnya bisa menulis jenis tulisan lainnya. Teknik menulis yang diuraikan dalam buku ini ditulis berdasarkan pengalaman bergelut dalam dunia jurnalistik semenjak kuliah. Buku Persembahan Penerbit PrenadaMediaGroup

Buku ini menguraikan empat pilar utama dalam pembelajaran jurnalistik, yaitu Etika Jurnalistik (Code of Conduct), Manajemen Ruang Redaksi, Teknik Liputan (Reportase), dan Teknik Menulis.

Tonggak Penting Jurnalistik Indonesia Pada Kurun Waktu 1986-1990

Sidang pleno Dewan Pers Ke-27 di Magetan, memutuskan Harian Umum diizinkan terbit 16 halaman, maksimal 2 kali dalam seminggu dengan perbandingan jumlah halaman iklan dan berita tetap 30% dan 70%.

Sidang pleno Dewan Pers Ke-27 di Magetan, memutuskan Harian Umum diizinkan terbit 16 halaman, maksimal 2 kali dalam seminggu dengan perbandingan jumlah halaman iklan dan berita tetap 30% dan 70%.

Peristiwa Penting Jurnalistik Indonesia Pada Kurun Waktu 1981-1985

Siaran iklan di TVRI per 1 APRIL 1981 ditiadakan, untuk mengurangi gaya hidup Konsumerisme. Biro iklan terpukul. Dana promosi akan beralih ke media cetak.

Siaran iklan di TVRI per 1 APRIL 1981 ditiadakan, untuk mengurangi gaya hidup Konsumerisme. Biro iklan terpukul. Dana promosi akan beralih ke media cetak.

Jurnalistik Televisi Mutakhir

Buku ini membeberkan jurus-jurus yang harus diketahui dan dikuasai oleh mereka yang ingin terjun dan bergelut dalam dunia jurnalistik pertelevisian. Fokus bahasan dalam buku ini antara lain tentang organisasi stasiun televisi, teknik reportase dan wawancara, pengambilan gambar, editing televisi, kode etik jurnalistik televisi, dan lain sebagainya. --- Buku persembahan penerbit Prenadamedia Kencana

Televisi dan radio dapat dapat dikelompokkan sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak menguasai waktu, sementara media cetak menguasai waktu tetapi tidak menguasai ruang. Artinya, siaran dari suatu media televisi atau radio dapat ...

Solusi Praktis Word 2016 untuk Penulisan KTI Guru, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Widyaiswara

Diandra Kreatif

Guru dituntut untuk mampu merencanakan pembelajaran secara matang, melaksanakan pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan/pengayaan hasil pembelajaran. Selain itu, guru juga harus melakukan kegiatan pengembangan profesi secara berkelanjutan. Kegiatan pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan keterampilan untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi penyelenggaraan pendidikan di kelas dan di sekolah. Pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru dan kepala sekolah meliputi kegiatan pengembangan diri dan publikasi ilmiah. Kegiatan pengembangan diri berbentuk diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru yang meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian guru. Publikasi ilmiah berbentuk publikasi atas hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal, dan publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman guru. Kebutuhan jenis kegiatan pengembangan profesi berbeda-beda pada setiap jenjang pangkat/golongan guru. Selain guru dan kepala sekolah, pengawas sekolah juga wajib melakukan pengembangan profesi. Pengembangan profesi pengawas sekolah meliputi pembuatan karya tulis dan atau karya ilmiah di bidang pendidikan formal/pengawasan, penerjemahan/penyaduran buku dan atau karya ilmiah di bidang pendidikan formal/pengawasan, dan pembuatan karya inovatif. Hampir sama dengan guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah, jabatan fungsional ahli widyaiswara juga wajib melakukan pengembangan profesi. Permenpan dan RB RI Nomor 22 tahun 2014 secara eksplisit menegaskan bahwa unsur pengembangan profesi widyaiswara meliputi: (1) pembuatan karya tulis/karya ilmiah dalam bidang spesialisasi dan lingkup kediklatan; (2) penemuan inovasi yang dipatenkan dan telah masuk daftar paten sesuai bidang spesialisasi keahliannya; (3) penyusunan buku pedoman/ketentuan pelaksanaan/ketentuan teknis di bidang kediklatan; dan (4) pelaksanaan orasi ilmiah sesuai spesialisasinya. Banyak guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan widyaiswara menemui kesulitan dalam menggunakan fasilitas Word 2016 untuk penulisan KTI. Dibandingkan versi-versi sebelumnya, Word 2016 sebenarnya menyediakan fasilitas yang jauh lebih lengkap. Namun, hal ini justeru menimbulkan kesulitan tersendiri. Sebagian pengguna Word 2016 sudah terlanjur terbiasa menggunakan langkah-langkah baku yang cukup panjang. Padahal, Word 2016 menyediakan pintasan pintasan yang dapat digunakan dengan hasil yang sama dengan memakai cara-cara baku tersebut tetapi dengan waktu yang jauh lebih singkat. Buku ini merangkum solusi solusi praktis dan pintasan pintasan tersebut agar penulisan KTI dengan Word 2016 dapat menjadi lebih mudah dan efisien. Para pembaca dapat menemukan jawaban atas beragam masalah yang mereka hadapi pada saat menulis KTI di dalam buku ini. Isi buku ini sengaja disajikan secara lugas dan dilengkapi gambar gambar agar pembaca langsung dapat mempraktikkannya.

Guru dituntut untuk mampu merencanakan pembelajaran secara matang, melaksanakan pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan/pengayaan hasil pembelajaran.

Sosiologi Umum

Masalah dalam pendidikan ilmu sosial di Indonesia ialah terabaikannya penggunaan konsep dan teori ilmu sosial ke dalam kehidupan sehari-hari. Padahal, keterkaitan konsep dan praktik sangat dibutuhkan oleh pemelajar (mahasiswa, dll) pemula. Hubungan antara teori dan praktik diuraikan berdasarkan kasus konkret. Kasus yang dipilih adalah hubungan antara praktik relasi sosial dalam pembangunan di satu pihak, dan teori Sosiologi di pihak lain. Digunakan sebagai pegangan dalam proses pendidikan dan pembelajaran sejak 1970-an, buku Sosiologi Umum memiliki kelebihan dalam menguatkan kapasitas keilmuan sesuai keseharian mahasiswa. Kepraktisan buku ini ditunjukkan oleh hasil maksimal pada ujian dan praktik mahasiswa selama ini. Buku ini pula, antara lain, yang memengaruhi pengembangan ilmu sosiologi empiris yang membumi di Indonesia.

Masalah dalam pendidikan ilmu sosial di Indonesia ialah terabaikannya penggunaan konsep dan teori ilmu sosial ke dalam kehidupan sehari-hari. Padahal, keterkaitan konsep dan praktik sangat dibutuhkan oleh pemelajar (mahasiswa, dll) pemula.