Sebanyak 751 item atau buku ditemukan

Kekuatan Apresiasi Membuka Potensi Sumber Daya Manusia di Organisasi

Pemberian penghargaan dalam organisasi memiliki pentingannya sendiri, yaitu menciptakan suasana yang nyaman dan meningkatkan kepuasan karyawan. Hal ini bertujuan untuk memotivasi karyawan agar tetap bertahan dalam organisasi dan tidak memutuskan untuk keluar. Menurut Wibowo (2014), sistem penghargaan yang baik akan memperkuat pertumbuhan individu, mengembangkan bakat, dan mempertahankan orang-orang yang berpotensi. Sumber daya manusia merupakan elemen penting dalam suatu perusahaan, dan memiliki peran integral dalam faktor- faktor produksi. Penting untuk memberikan perhatian, penanganan, dan perlakuan khusus terhadap sumber daya manusia karena sifatnya yang kompleks. Sumber daya manusia memiliki peran yang besar dalam keseluruhan organisasi. Keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi bergantung pada perilaku para karyawan. Karyawanlah yang membentuk struktur organisasi dan memanfaatkan teknologi. Meskipun perusahaan memiliki sumber daya seperti modal, metode, dan mesin, namun hasil yang optimal tidak dapat dicapai tanpa dukungan dari sumber daya manusia yang memiliki kinerja yang optimal. Mengingat persaingan yang ketat dalam dunia bisnis dan kondisi ekonomi yang semakin sulit, hampir semua perusahaan harus berupaya keras agar tetap eksis dan dapat mengoptimalkan keuntungan. Untuk itu, setiap organisasi dituntut memiliki keunggulan kompetitif agar tidak tertinggal. Salah satu cara untuk mencapai keunggulan kompetitif adalah dengan meningkatkan kinerja karyawan. | 2 Kinerja karyawan menjadi penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi. Terkadang, para atasan atau manajer hanya memperhatikan kinerja karyawan saat terjadi masalah. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan karyawan yang mampu bekerja lebih baik dan lebih efisien, sehingga diperlukan karyawan dengan tingkat kinerja yang tinggi. Menciptakan kinerja yang tinggi tidaklah mudah karena kinerja karyawan tidak hanya terjadi secara kebetulan, tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor. Untuk mencapai kinerja yang baik, rencana kerja harus dilaksanakan sesuai dengan tugas yang diberikan kepada setiap karyawan dalam organisasi. Kinerja merupakan hasil dari usaha seseorang dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya, yang dipengaruhi oleh kemampuan, pengalaman, dedikasi, dan penggunaan waktu dengan efektif. Menciptakan kinerja karyawan yang baik sangat sulit. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan upaya untuk mengkaji berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Dengan memahami faktor-faktor tersebut, perusahaan diharapkan dapat menganalisis penyebab rendahnya kinerja karyawan dan terus meningkatkannya melalui tindakan konkret. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan antara lain kemampuan karyawan, motivasi karyawan, budaya organisasi, kepemimpinan, penilaian prestasi kerja, dan Organizational Citizenship Behavior (OCB). Kemampuan kerja karyawan meliputi kemampuan kerja intelektual dan kemampuan kerja fisik. Kemampuan kerja intelektual mencakup kemampuan untuk melakukan tugas- tugas pekerjaan yang melibatkan kegiatan mental, sedangkan kemampuan kerja fisik mencakup kemampuan untuk menjalankan tugas-tugas pekerjaan yang | 3 membutuhkan stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik fisik lainnya, yang bisa menjadi bakat bawaan atau dipelajari. Kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh kemampuan kerja yang dimilikinya. Banyak perusahaan yang merekrut karyawan tanpa memperhatikan kemampuan kerja yang optimal. Padahal, jika seorang karyawan memiliki kemampuan kerja yang kurang baik, baik secara intelektual maupun fisik, kinerjanya akan rendah karena ia tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik dan sukses. Motivasi dapat dijelaskan secara sederhana sebagai kondisi atau tindakan yang mendorong seseorang untuk bekerja atau berkegiatan semaksimal mungkin. Peran motivasi adalah untuk meningkatkan hasrat dan keinginan tersebut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa upaya untuk meningkatkan kinerja seseorang selalu terkait dengan upaya untuk memotivasinya. Saat ini, banyak karyawan mengalami motivasi rendah karena kurangnya penghargaan terhadap kinerja mereka. Oleh karena itu, perusahaan atau lembaga sebaiknya lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan. Motivasi yang tepat dan baik dapat meningkatkan semangat kerja karyawan, dan gaji atau upah yang memadai bagi karyawan akan berkontribusi pada pencapaian kinerja yang tinggi. Salah satu faktor yang dianggap sangat mempengaruhi kinerja karyawan adalah budaya organisasi. Budaya organisasi dikenal luas sebagai dasar sistem dan kegiatan manajemen dalam setiap organisasi. Budaya organisasi merujuk pada nilai-nilai bersama dan norma perilaku yang dipercaya dan diadopsi oleh anggota organisasi. Nilai-nilai dan norma perilaku tersebut mempengaruhi pendekatan yang digunakan oleh anggota organisasi dalam melaksanakan pekerjaan dan mengatasi masalah yang | 4 dihadapi. Budaya dapat menjadi stabil seiring waktu, tetapi budaya tidak pernah statis. Krisis kadang-kadang memaksa kelompok untuk mengevaluasi kembali nilai-nilai atau kebiasaan mereka. Perubahan dalam anggota inti, kedatangan karyawan baru yang cepat, diversifikasi usaha, dan ekspansi geografis dapat mengubah budaya. Ketika budaya organisasi tidak baik, hal ini dapat menyebabkan ketimpangan sosial di dalam perusahaan dan membawa konsekuensi buruk karena tidak sejalan dengan tujuan organisasi. Hal ini akan berdampak negatif terhadap kinerja karyawan. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu kepemimpinan. Kepemimpinan menggambarkan hubungan antara pemimpin (leader) dengan yang dipimpin (follower) dan bagaimana seorang pemimpin mengarahkan follower akan menentukan follower mencapai tujuan atau harapan pimpinan. Kinerja karyawan dikaitkan dengan kultur masyarakat Indonesia, dari berbagai pengamatan yang ada di berbagai organisasi kerja, menunjukkan kecenderungan bahwa sebagian besar karyawan akan rajin bekerja jika pemimpin melihat karyawan bekerja dan hal sebaliknya terjadi, jika pemimpin tidak melihat karyawan bekerja, atau tidak ada di tempat kerja maka kinerja yang ditunjukkan karyawan cenderung kurang produktif, dan hasilnya kurang maksimal atau kurang optimal. Karyawan juga akan bekerja dengan giat dan rajin apabila dia merasa bahwa usaha yang dilakukannya ini dihargai oleh pimpinannya. Karyawan akan merasa tidak termotivasi kerja apabila pekerjaan yang telah dilakukannya sama sekali tidak dihargai oleh pimpinannya. Keadaan tersebut dapat dijadikan paradigma empirik bahwa kinerja karyawan terkait erat dengan pemimpin atau | 5 kepemimpinan di suatu organisasi kerja, baik pemerintah maupun swasta. Penilaian prestasi kerja adalah faktor kunci dalam pengembangan organisasi secara efektif dan efisien, karena melalui kebijakan atau program yang lebih baik terhadap sumber daya manusia dalam organisasi. Penilaian prestasi kerja individu memiliki manfaat penting dalam pertumbuhan keseluruhan organisasi, karena melalui penilaian tersebut dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang kinerja karyawan. Meskipun kita memiliki keinginan untuk meningkatkan kinerja melalui penilaian prestasi kerja, masih terdapat beberapa kendala. Banyak pengelola penilaian prestasi kerja (seperti departemen sumber daya manusia atau personalia) yang belum siap, karena banyak karyawan yang tidak memenuhi standar penilaian tersebut. Sebagai akibatnya, penilaian prestasi kerja belum dianggap penting. Pandangan ini diperkuat oleh sistem penilaian prestasi kerja yang kurang terstruktur, yang mengakibatkan hasil penilaian tidak dijadikan pertimbangan dalam proses manajemen sumber daya manusia selanjutnya, seperti perencanaan karir, pendidikan dan pelatihan, kompensasi, pemutusan hubungan kerja, dan sebagainya. Selain itu, terdapat kelemahan dalam penilaian prestasi kerja yang ada saat ini. Poin penilaian yang bersifat subjektif, penilaian yang dilakukan hanya satu kali dalam setahun pada periode yang sama dapat menyebabkan bias, dan banyak organisasi yang tidak memiliki deskripsi pekerjaan yang jelas sehingga sulit dalam membuat penilaian prestasi kerja. Hal ini mengakibatkan kinerja karyawan menjadi tidak optimal. Salah satu faktor penting lainnya yang mempengaruhi kinerja adalah perilaku kewargaan organisasi | 6 (Organizational Citizenship Behavior). Perilaku ini mencakup tindakan sukarela karyawan dalam membantu organisasi, seperti membantu rekan kerja tanpa diminta, melakukan kegiatan ekstra di tempat kerja, menghindari konflik, melindungi properti perusahaan, menghormati peraturan, dan bersikap toleran dalam situasi yang tidak ideal. Perilaku OCB ini dapat memperbaiki dan meningkatkan konteks sosial dan psikologis organisasi. Namun, saat ini banyak karyawan hanya fokus pada perilaku dalam peran mereka (in-role behavior), yang melibatkan melakukan tugas yang tercantum dalam deskripsi pekerjaan dengan harapan imbalan. Seharusnya, karyawan juga melibatkan perilaku di luar tugas (extra-role behavior atau OCB), yang melibatkan kontribusi sukarela karena rasa kewarganegaraan dalam organisasi dan kepuasan pribadi dari kontribusi yang lebih besar daripada tuntutan peran kerja. Jika karyawan menerapkan perilaku ini, hal ini akan mempengaruhi peningkatan kinerja mereka dalam organisasi, karena mereka secara tidak langsung berperan dalam kemajuan organisasi. Memberikan apresiasi adalah tindakan sederhana yang tidak membutuhkan banyak waktu. Siapa pun, dari berbagai tingkatan, dapat memberikannya. Apresiasi atau penghargaan tidak hanya terkait dengan uang. Tindakan tersebut bisa berupa ungkapan positif atau memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berkontribusi lebih dalam pekerjaan tertentu.

Pemberian penghargaan dalam organisasi memiliki pentingannya sendiri, yaitu menciptakan suasana yang nyaman dan meningkatkan kepuasan karyawan.

Public Employment and Management 2023 Towards a More Flexible Public Service

Towards a More Flexible Public Service

This is the second edition of a regular publication on public employment and management issues. This edition explores the theme of flexibility in the public service workforce through the angles of workforce mobility, learning and development, and flexible working arrangements.

This is the second edition of a regular publication on public employment and management issues.

MODEL-MODEL PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

Sebuah perusahaan yang hebat tentu membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang hebat pula. Pada masa sekarang ini, persaingan bisnis semakin ketat, maka produktivitas SDM harus ditingkatkan untuk menjaga keberlangsungan perusahaan. Untuk itu, program pelatihan dan pengembangan SDM harus dilaksanakan agar dapat mengatasi permasalahan ini. Pelatihan SDM merupakan usaha yang dilakukan untuk membentuk personal yang berkualitas dengan memiliki keterampilan, kemampuan kerja, dan loyalitas kerja kepada suatu perusahaan atau pun organisasi. SDM yang berkualitas akan membantu perusahaan untuk lebih berkembang dan mencapai tujuan perusahaan. Pelatihan dan pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam sebuah organisasi perusahaan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja karyawan sehingga menghasilkan produk dan layanan dengan kualitas setinggi mungkin dengan target yang telah direncanakan. Program ini sangat erat kaitannya dengan upaya yang terstruktur, sistematis, bertujuan untuk mencapai penguasaan keahlian (skill) dan kemampuan pada bidang kerja, pengetahuan seputar bidang pekerjaan yang tengah digeluti oleh seorang karyawan, dan soft skills para pegawai dan karyawan. Oleh karenanya, karyawan sebagai aset perusahaan harus mendapatkan kesempatan untuk dapat mengikuti pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (Human Resource Development), sehingga setiap karyawan dalam sebuah perusahaan dapat menemukan dan mengeluarkan potensi yang ada pada diri dirinya yang mungkin masih terpendam. Dengan melakukan pelatihan dan pengembangan secara berkala, anda dapat memastikan bahwa SDM yang anda miliki memiliki kualitas yang semakin baik. Dengan kualitas dan manajemen SDM yang semakin baik, perusahaan anda dapat semakin maju dan berkembang. Selain itu, anda juga harus memastikan keuangan bisnis memiliki kondisi yang baik dan stabil. Dengan keuangan yang baik, perusahaan dapat lebih mudah berkembang.

Sebuah perusahaan yang hebat tentu membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang hebat pula.

EFEKTIVITAS CONTENT CREATOR DALAM PENGEMBANGAN PERSONAL BRANDING DAN BRANDING PRODUCT UMKM DI ERA SOCIETY 5.0

Revolusi industri merupakan perubahan besar dalam bidang teknologi yang menyebabkan perubahan cara hidup manusia dan proses kerja secara mendasar, dimana kemajuan teknologi informasi dapat mengintegrasikan dalam dunia kehidupan dengan digital yang dapat memberikan dampak disiplin ilmu. Era Society 5.0 merupakan keberlanjutan dari era revolusi industri 4.0 dimana banyak orang beranggapan bahwa Industri 4.0 akan menggunakan mesin berteknologi canggih yang kemudian menekan jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga manusia. Pemasaran menggunakan media sosial dapat membantu UMKM untuk meningkatkan kinerja mereka. Berdasarkan temuan tersebut, salah satu pengguna media sosial disebut juga dengan content creator. Dimana content creator atau pembuat konten ini berkontribusi untuk memberikan informasi ke media apapun dan terutama media digital untuk pengguna dalam konteks tertentu. Setelah dilakukan penelitian, peneliti menemukan bahwa menggunakan content creator untuk meningkatkan personal dan branding merupakan pemilihan strategi yang tepat. Sehingga diharapkan adanya perhatian dari pemerintah daerah untuk dilakukan pelatihan atau asistensi pembuatan content creative yang ditujukan untuk meningkatkan personal branding dan branding product UMKM. Sehingga para pelaku usaha mampu meningkatkan eksistensi dan kesadaran masyarakat terhadap UMKM yang dikelolanya dengan sekaligus meminimalisir pengeluaran biaya.

Revolusi industri merupakan perubahan besar dalam bidang teknologi yang menyebabkan perubahan cara hidup manusia dan proses kerja secara mendasar, dimana kemajuan teknologi informasi dapat mengintegrasikan dalam dunia kehidupan dengan ...

Konsep Diri Evidence-Based pratice

Dengan memiliki konsep diri yang positif, diharapkan individu mampu melakukan berbagai aktivitas dengan adaptif. Buku “Konsep Diri” ini memaparkan tentang konsep diri, komponen dan faktor yang mempengaruhinya, tindakan untuk mengatasi gangguan konsep diri dan bukti ilmiah (evidence-based practice) kegiatan peningkatan konsep diri individu.

... diri kolektif. Diri individual merupakan diri yang berfokus kepada kemampuan individu yang sifatnya personal seperti kognitif, kepribadian dan pilihan. Diri individu terpisah dari orang lain, dan tidak bergantung kepada orang lain atau ...

Marketing Strategy, 1st Edition

​Marketing Strategy: Theory and Cases, Canadian Edition, enables students to think and act like marketers and disruptors in a dynamic and fast paced environment. Current events and examples provided through this text serve as reminders of the necessity for marketers to be proactive and adaptable. Students will learn a systematic process for developing long-term, customer-orientated marketing strategies and plans. This edition provides a truly Canadian perspective, including cases that relate to the unique Canadian environment.​

Students will learn a systematic process for developing long-term, customer-orientated marketing strategies and plans. This edition provides a truly Canadian perspective, including cases that relate to the unique Canadian environment.​

Principles of Marketing

Principles of Marketing has been especially designed and written for the new syllabus of paper CH 3•4 (Principles of Marketing) for the B.Com (Hons.) semester III course of Delhi University. The book will also be useful for similar courses at the undergraduate level. SALIENT FEATURES 1. Comprehensive and analytical presentation of the subject matter. 2. Learning objectives in the beginning of each chapter to give a bird's eye-view of the contents. 3. Tables and diagrams to facilitate understanding. 4. Examples from Indian Industry. 5. Summary at the end of each chapter for quick revision before the examination. 6. Reader friendly format and simple language. 7. Test questions culled from B.Com. (Hons.) examinations of Delhi University.

The book will also be useful for similar courses at the undergraduate level. SALIENT FEATURES 1. Comprehensive and analytical presentation of the subject matter. 2.

Kewirausahaan Berbasis UMKM

Kegiatan wirausaha berbasis UMKM memberikan kontribusi bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Selain sebagai jaring pengaman masyarakat berpenghasilan rendah, UMKM nyatanya juga membantu pemerintah dalam memperluas kesempatan dan penyerapan tenaga kerja. Namun demikian masih banyak masyarakat yang kurang memahami bagaimana cara berwirausaha, mulai dari persiapan usaha, bentuk pengelolaan, hingga beberapa aspek legalitas usaha yang perlu diperhatikan. Menjawab hal di atas, maka buku ini hadir untuk membantu para pembacanya yang ingin memahami konseptual dasar kewirausahaan dalam lingkup UMKM dengan pembahasan yang lugas dan mudah dipahami. Adapun isi pembahasan dalam buku ini terdiri dari 15 bab yang saling terhubung, yaitu: Pengenalan Kewirausahaan dan UMKM; Analisis Pasar dan Pemahaman Pelanggan; Menyusun Perencanaan Bisnis; Manajemen Sumber Daya Modal dan Kerja; Pemasaran dan Promosi untuk UMKM; Dasar Manajemen Produksi dan Operasional; Dasar-dasar Manajemen Keuangan; Pembuatan Produk dan Inovasi; Manajemen Risiko dan Mitigasi; Pemanfaatan Website dan E-Commerce; Pengembangan Kompetensi Kewirausahaan; Pengembangan Bisnis dan Ekspansi Pasar; Networking dan Kerjasama Bisnis; Legalitas dan Perlindungan Hukum untuk UMKM; Pemberdayaan Ekonomi dan Perempuan dalam UMKM.

Kegiatan wirausaha berbasis UMKM memberikan kontribusi bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Pengantar Bisnis (Respons Dinamika Era Digital)

Sebagian besar aktivitas bisnis kini tengah bergeser dari metode konvensional-tradisional ke arah bisnis dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi digital yang semakin mudah diakses oleh siapapun dan di manapun. Hal ini membuat para pelaku bisnis perlu merespon dan beradaptasi dengan dinamika tersebut. Menjawab fenomena di atas, maka buku ini hadir untuk membantu para pembacanya yang ingin memahami konseptual dasar bisnis yang dibekali dengan pendekatan teknologi dan informasi digital. Adapun isi pembahasan dalam buku ini terdiri dari 16 bab yang saling terhubung, yaitu: Konsep dan Teori-teori Bisnis; Etika dan Perilaku Bisnis; Konsep Studi Kelayakan Bisnis; Manajemen Risiko Bisnis Umum; Transformasi Bisnis ke Sistem Digital; Peluang dan Pemanfaatan Digitalisasi Bisnis; Rantai Pasokan Digital; Internet of Things (IoT) dalam Bisnis; Website dan Media Sosial; Mobile Business; E-Commerce; Pembayaran Digital; Konsep Dasar Cloud Computing; Mengenal Cybersecurity; Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI); Evaluasi Kinerja Bisnis.

Sebagian besar aktivitas bisnis kini tengah bergeser dari metode konvensional-tradisional ke arah bisnis dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi digital yang semakin mudah diakses oleh siapapun dan di manapun.

Evaluasi pembelajaran

The book "Learning Evaluation" is a guide that discusses various important aspects of the learning evaluation process. This book is intended for educators, teachers, and practitioners in education who want to understand and implement learning evaluation effectively and authentically. In the first stage, this book introduces the concept of learning evaluation and the importance of understanding student progress deeply. Readers will become familiar with various evaluation models and theories that can be used to measure students' academic achievement and abilities in various aspects of learning. Next, this book discusses important principles to consider when evaluating learning. Educators will be taught how to design valid, reliable, and objective evaluation instruments so that evaluation results can provide an accurate picture of student achievement.

This book is intended for educators, teachers, and practitioners in education who want to understand and implement learning evaluation effectively and authentically.