Sebanyak 2128 item atau buku ditemukan

SPIRITUALITAS: Makna, Perjalanan yang Telah Dilalui, & Jalan yang Sebenarnya (Cover Baru)

SIAPA PUN ANDA ... JANGAN LEWATKAN BUKU INI ... MENARIK ... INSPIRATIF! Berbagai kelompok dan hal sehubungan spiritualitas dibahas dalam buku ini, termasuk hal-hal yang belum banyak diketahui orang contohnya antara lain: • Hal-hal Ilahi berbeda dari hal nonfisik biasa, • Tujuan hidup yang sebenarnya, • Memilih hidup dalam dimensi perencanaan, • Surga bukanlah tujuan terakhir, • Apa yang ditemui oleh jiwa seseorang yang telah meninggal, apakah lorong cahaya atau kubah yang gelap? mengapa? • Hati yang murni pada seorang bayi adalah lapisan terluarnya saja, • Kejelekan manusia bukan hanya pengaruh dari luar, tetapi dari dalam, • Spiritualitas yang sebenarnya, • Pentingnya bersyukur kepada Tuhan YME, Indahnya pasrah kepada Tuhan YME, dan sebagainya. Selain itu dibahas juga mengenai JALAN YANG SEBENARNYA untuk mencapai TUJUAN HIDUP YANG SEBENARNYA, beserta kunci-kunci utama.

SIAPA PUN ANDA .

Pengaruh kebudayaan India dalam Bentuk Arca di Sumatra

Pulau Sumatra telah memiliki sejarah peradaban manusia yang cukup panjang. Berbagai pengaruh budaya yang masuk ke lingkungan penghuni Sumatra cukup banyak. Di antara pengaruh budaya asing yang pernah hadir di Sumatra adalah pengaruh budaya India. Pengaruh kebudayaan India yang pernah hadir di bumi Sumatra antara lain dalam bentuk religi ajaran Hindu atau Buddha, yang diwujudkan dalam bentuk bangunan suci (candi dan stūpa), prasasti, dan arca (batu dan logam). Buku sederhana ini berisi kupasan rinci mengenai arca-arca batu dan logam yang ditemukan di Sumatra. Arca-arca tersebut kini disimpan di berbagai tempat, seperti di Museum Nasional Jakarta, museum-museum negeri di Sumatra, bahkan ada yang disimpan di Museum Leiden (Belanda). Arca-arca yang ditemukan di Sumatra dibuat dalam berbagai gaya seni, seperti gaya seni Amarawati (abad ke-6 Masehi), gaya seni Śailendra (abad ke-8-9 Masehi), gaya seni Cōla (abad ke-11-12 Masehi), gaya seni Siŋhasāri (abad ke-13 Masehi), dan gaya seni Majapahit (abad ke-15 Masehi). Gaya seni yang dituangkan dalam bentuk-bentuk arca ini mencerminkan adanya interaksi budaya di masa lampau antara wilayah Sumatra dan wilayah luar Sumatra, seperti dengan Jawa dan India.

Pengaruh kebudayaan India yang pernah hadir di bumi Sumatra antara lain dalam bentuk religi ajaran Hindu atau Buddha, yang diwujudkan dalam bentuk bangunan suci (candi dan stūpa), prasasti, dan arca (batu dan logam).

35 Fakta Sains yang Diajarkan Nabi Muhammad saw

Rasulullah saw. bukan cuma nabi terakhir dalam Islam. Beliau juga salah satu manusia paling cerdas yang pernah ada. Tidak percaya? Ada buktinya, lho: • Beliau mengajarkan, wadah yang dijilat anjing harus dicuci hingga 7 kali, lalu dilumuri debu pada cucian ke-8. Mengapa begitu? Penelitian menunjukkan, hanya partikel debu yang bisa membunuh bakteri jahat dan parasit yang berasal dari air liur anjing. Sabun dan air saja tidak cukup. • Menurut Rasulullah saw., di salah satu sayap lalat terdapat penyakit, sementara satunya lagi mengandung obat. Sederet penelitian modern membuktikan kebenaran kata-kata beliau ini. • Rasulullah saw. juga bicara tentang bayi yang sebaiknya mendapat ASI selama dua tahun. Padahal 1.400 tahun silam belum ada penelitian khusus tentang manfaat ASI. Luar biasa, bukan? Kalian mau sepintar Rasulullah saw.? Temukan 35 hadits yang bisa memperkaya wawasanmu dalam buku ini, yuk!

Rasulullah saw. bukan cuma nabi terakhir dalam Islam.

Membela Islam, Membela Kemanusiaan

istilah "Aksi Bela Islam" mendadak populer dalam kosa-kata gerakan politik-keagamaan kontemporer di Indonesia. Istilah ini merupakan mantra ampuh untuk memobilisasi dukungan umat Islam dalam merespons isu-isu sosial dan politik aktual yang dianggap berkaitan dengan nasib dan kepentingan umat Islam. Tidak ada yang salah dengan inisiatif aksi solidaritas atas dasar persamaan keyakinan. Yang penting dipahami, memperkuat solidaritas sesama Muslim (ukhuwah Islamiyah) tidak boleh menegasikan solidaritas kebangsaan yang majemuk (ukhuwah wathaniah) dan solidaritas kemanusiaan (ukhuwah basyariah). Klaim "Aksi Bela Agama" bukanlah monopoli kelompok keagamaan tertentu. Pembelaan terhadap agama Islam hendaklah berpijak pada kepentingan menjaga hak-hak umat Islam yang selaras dengan bangunan politik kebangsaan yang inklusif dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Nalar "Membela Islam, Membela Kemanusiaan" adalah bahwa membela Islam haruslah kongruen dengan membela kemanusiaan. Komitmen membela Islam akan sukar diterima jika aktualisasinya justru mengancam nilai-nilai keadaban, kebinekaan, dan kemanusiaan. Semangat membela Islam akan kehilangan esensinya apabila mengarah pada otoritarianis Buku ini tak hanya memotret tantangan peradaban Islam di Indonesia masih diliputi problema tafsir teks yang kaku, tetapi juga menambah perspektif optimistik bahwa Islam memayungi kemajemukan budaya dan menyuarakan keadilan. Penulis sangat cerdas menyajikannya dalam bahasa yang populis sehingga renyah untuk dicerna" -Prof. Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI "Fajar Riza Ul Haq terus berusaha mencari mediasi-antara lain melalui tulisan-tulisannya-untuk mendorong transformasi sosial menuju Indonesia yang semakin adil dan sejahtera." -Mgr. Ignatius Suharyo Pr, Uskup Agung Jakarta "Karya ini patut dibaca bukan saja oleh kalangannya sendiri, tetapi juga oleh publik Indonesia umumnya. Sebagai seorang intelektual-aktivis, penulisnya punya jaringan luas yang merupakan modal tambahan bagi bobot karyanya. Sebagai Muslim, penulis menunjukkan sikap kritisnya terhadap umat Islam yang jauh dari idealisme Islam tentang persatuan umat." -Ahmad Syafii Maarif, Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah [Mizan, Mizan Publishing, Wacana, Islam, Indonesia, Fiksi, Agama, Polittik]

Nalar "Membela Islam, Membela Kemanusiaan" adalah bahwa membela Islam haruslah kongruen dengan membela kemanusiaan.

Khazanah Intelektual Islam

“Buku Khazanah Intelektual Islam, suntingan Prof Nurcholish Madjid, kini sudah menjadi klasik. Pertama kali diterbitkan pada 1984, karya ini tetap relevan untuk memahami intelektualisme Islam; tidak hanya di masa silam, tapi juga dewasa ini dan masa depan. Dengan kandungannya yang mencakup berbagai tokoh terkemuka pemikir Islam yang mewacanakan pemikiran sejak dari kalam, filsafat, tasawuf, sampai sosial-politik, karya ini menjadi bacaan wajib setiap dan seluruh mereka yang ingin memahami khazanah pemikiran Islam. Karya monumental ini sepatutnya menjadi inspirasi untuk menggali lebih dalam dan lebih luas khazanah intelektual lain, termasuk khazanah intelektual Islam Indonesia.” Prof. Dr. Azyumardi Azra, CBE Guru Besar Sejarah Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta “Agama tidak hanya bersifat ilahi, melainkan juga merupakan fenomena sosial historis. Demikian pesan penting buku ini yang melihat agama dengan perspektif filosofis. Dalam konteks tersebut, tidak diragukan lagi, Nurcholish Madjid adalah pionir yang membukakan jalan bagi tumbuhnya pemikiran filosofis, rasional dan humanis di kalangan generasi muda intelektual Islam di Indonesia. Buku ini sangat perlu dibaca mengingat semakin kuatnya kecenderungan menjauhkan pemikiran filosofis dan rasional dari agama. Dengan memahami agama secara filosofis dan rasional, masyarakat terdorong untuk lebih bersifat toleran, inklusif dan humanis sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal.” Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, M.A. Ketua Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) “Hingga kini mungkin tak seorang pun intelektual Muslim Indonesia yang telah mewariskan api dan cahaya peradaban Islam sejernih dan sekomprehensif Nurcholish Madjid dalam korpus karya-karyanya. Buku Khazanah Intelektual Islam ini adalah bagian integral darinya. Hutang akal-budi mayoritas bangsa kita kepada Cak Nur sungguh tak terkira.” Prof. Dr. Mochtar Pabottingi Peneliti Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) “Saya membaca buku ini pertama kali waktu saya masih menjadi santri di Pati, Jawa Tengah. Terus terang, ini adalah salah satu buku penting yang membentuk pikiran dan pemahaman saya atas Islam. Melalui buku ini, saya menjadi “melek” untuk pertama kali atas kekayaan pengetahuan yang dikembangkan oleh para pemikir Muslim di masa klasik dulu. Melalui buku ini, saya belajar bahwa Islam bukan sekadar akidah dan ritual saja, melainkan juga peradaban pemikiran yang begitu agung dan menakjubkan. Buku ini, menurut saya, menjadi kian relevan lagi hari-hari ini, di era ketika menjadi Muslim bagi sebagian kalangan identik dengan tindakan menutup diri secara pemikiran dan membenci keragaman.” Ulil Abshar Abdalla Pengampu Ngaji Ihya’ Ulumuddin

Buku Khazanah Intelektual Islam ini adalah bagian integral darinya. Hutang akal-budi mayoritas bangsa kita kepada Cak Nur sungguh tak terkira.” Prof.

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Perspektif Santri

Sebagai falsafah bangsa, Pancasila menjadi bagian terpenting dari perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia sejak era pra kemerdekaan hingga reformasi ini. Dengan demikian, Pancasila harus dijadikan sebagai cara hidup (way of life) seluruh komponen bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kini sudah tidak zamannya, Pancasila hanya diajarkan secara formal dan kaku di bangku pendidikan, namun yang terpenting justeru penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini mencoba mengungkap seluk beluk Pancasila dalam perspektif seorang santri, mengingat beberapa bagian dari buku ini merupakan hasil dialektika dan diskusi kelas dengan mahasantri Ma’had Aly Al-Iman Purworejo. Titik tekan buku ini adalah untuk menumbuhkan keyakinan ideologis mahasantri terhadap Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara Indonesia serta membangkitkan (kembali) semangat hubb al-wathan min al-îmân, sebagai bagian dari komitmen santri terhadap ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai falsafah bangsa, Pancasila menjadi bagian terpenting dari perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia sejak era pra kemerdekaan hingga reformasi ini.

Politik Pendidikan

Liberalisasi pendidikan tinggi secara kebijakan membuat alokasi subsidi pemerintah berkurang, sehingga meningkatkan pemasukan dari masyarakat untuk sumber pendanaan pendidikan tinggi. Dampak langsung dari liberalisasi pendidikan tinggi adalah tertutupnya akses masyarakat berpenghasilan rendah untuk mengenyamnya. Secara tren, liberalisasi pendidikan tinggi di dunia dimulai oleh negara maju, kemudian dikuti oleh negara berkembang. Buku ini membahas secara khusus kebijakan liberalisasi pendidikan tinggi di Indonesia dan India. Mengapa membandingkan pendidikan tinggi Indonesia dan India? Keduanya memiliki kesamaan yaitu merupakan negara berkembang yang sedang berjuang dalam meningkatkan perekonomiannya. Namun, yang menarik meskipun memiliki kesamaan, terdapat perbedaan dalam proses dan implementasinya. Implementasi dari liberalisasi pendidikan di Indonesia dan India dapat dilihat pada penyelenggaraan PTN-PTN di kedua negara tersebut. Implementasi di Indonesia sendiri dapat dilihat di PTN seperti UI, ITB, dan UGM yang menerapkan jalur ujian masuk mandiri untuk calon-calon mahasiswanya dan menerima sumber pendanaan dari masyarakat lebih tinggi. Di dalam buku ini akan dibahas bagaimana liberalisasi pendidikan tinggi diterapkan di Indonesia dan India. Khusus untuk konteks Indonesia, di dalam buku ini akan dijelaskan alasan di balik keluarnya kebijakan tersebut dari pembuat dan pelaksana kebijakan pada awal liberalisasi pendidikan tinggi.

Liberalisasi pendidikan tinggi secara kebijakan membuat alokasi subsidi pemerintah berkurang, sehingga meningkatkan pemasukan dari masyarakat untuk sumber pendanaan pendidikan tinggi.

Pendidikan Kreatif: Menuju Generasi Kreatif & Kemajuan Ekonomi

"""“Pada akhirnya, semua pembicaraan kita tentang pendidikan akan berujung pada kualitas insan yang dihasilkan. Tawuran, anarkisme massa, mafia hukum, korupsi dan berbagai perilaku yang memburamkan potret Indonesia harus dijadikan evaluasi dunia pendidikan. Harapan saya, buku ini mampu mendorong para guru agar kreatif dan inovatif dalam mengantarkan anak didik menjadi generasi yang saleh dan kompeten. Ini memang tidak mudah, tapi harus dilakukan.” — Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pendiri Sekolah Madania, Indonesia School with World Class Standard, Telaga Kahuripan Bogor “Pendidikan adalah dunianya sejak muda. Kreativitas adalah jiwa yang membesarkannya. Maka lahirlah buku Pendidikan Kreatif yang luar biasa ini sebagai buku keempatnya. Sungguh anugerah besar bagi siapa pun yang menginginkan bangsa ini bangkit sebagaimana bangsa-bangsa bermartabat dan maju di dunia” — Dr. Zaim Uchrowi, Penulis buku Karakter Pancasila, Ketua Dewan Pengawas LKBN Antara “Lewat KickAndy, saya banyak berinteraksi dengan anak-anak Indonesia yang luar biasa hebatnya di tengah masalah dan keterbatasannya. Jika disentuh dengan pendidikan kreatif, mereka pasti akan lebih optimal lagi. Semoga buku ini bisa menjadi penggerak kesadaran untuk pendidikan kreatif di Indonesia.” — Andy F. Noya, host Kick Andy di Metro TV “Generasi baru abad ke-21 butuh pendidikan yang memberi ruang bagi pertumbuhan daya kreasi dan nalar. Menjadikan anak-anak sebagai ‘driver’ atas hidupnya dan masyarakatnya, bukan menciptakan gerbong-gerbong penumpang yang tergantung pada inisiatif orang lain. Untuk itu dibutuhkan pendidik yang sigap berdiskusi dengan siswanya karena melalui diskusilah daya kritis diberi ruang untuk tumbuh. Saya berharap buku ini mampu menggerakkan pendidikan nasional kita untuk melahirkan generasi yang kompeten secara knowledge dan skill.” — Prof. Rhenald Kasali, Ph.D., Founder Rumah Perubahan"""

"""“Pada akhirnya, semua pembicaraan kita tentang pendidikan akan berujung pada kualitas insan yang dihasilkan.

Revolusi Sistem Pendidikan Nasional

"""“Kita harus melakukan lompatan. Salah satu langkah lompatan itu adalah dengan memanfaatkan teknologi mutakhir di bidang pendidikan, secepatnya dan secara luas. Khususnya kita harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, karena pada hakikatnya proses pendidikan adalah proses transfer dan diseminasi informasi. Yang saya maksud adalah penerapan pembelajaran online atau e-Learning.” — Prof. Dr. Boediono Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Kata Sambutan pada Kuliah Perdana Universitas Surya, 3 September 2013 “Kemampuan penulis untuk bisa menggabungkan kebutuhan bangsa Indonesia, kemajuan teknologi, dan perubahan perilaku generasi baru, sangat mengesankan. Buku ini mengandung visi pendidikan ke depan yang sangat revolusioner namun realistis.” — Dr. Sofyan A. Djalil, SH, MA, MALD Menteri Komunikasi dan Informatika RI tahun 2004-2007, Menteri Negara BUMN Indonesia tahun 2007-2009 “Buku yang ditulis Dr. Bayu ini memberi perspektif yang segar dalam melaksanakan pembaharuan sistem pendidikan di seluruh tanah air melalui e-Learning. Pesan saya, faktor konteks kultural sangat perlu diperhatikan dalam e-Learning, sehingga dapat terjadi ketersambungan budaya yang memberikan arti dan efektif. Suatu cara pandang ‘dari luar ke dalam’ perlu dipelihara terus agar mozaik ke-Indonesiaan tetap menjadi masukan dalam kurikulum e-Learning agar tetap menjaga martabat suku, daerah dan adat.” — Prof. Juwono Sudarsono, PhD; Guru Besar Emeritus Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1998-1999"""

Dr. Boediono Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Kata Sambutan pada Kuliah Perdana Universitas Surya, 3 September 2013 “Kemampuan penulis untuk bisa menggabungkan kebutuhan bangsa Indonesia, kemajuan teknologi, dan perubahan perilaku ...