Sebanyak 1963 item atau buku ditemukan

AL GHAZALI

Dalam Pusaran Sosial Politik, Pendidikan, Filsafat, Akhlak dan Tasawuf

Buku ini sengaja hadir untuk ikut memberikan informasi dan pengetahuan secara komprehensif mengenai sejarah kehidupan Al-Ghazali, peran, dan jasanya pada bidang sosial politik, pendidikan , filsafat, akhlak dan tasawuf. Keempat bidang tersebut menjadi kajian penting dalam buku ini mengigat al Ghazali begitu "getol" memberikan penjelasan mengenai kehidupan sosial politik yang memang pada masa itu sangat mencekam akibat pencaturan dua aliran teologi yakni sunni dan syia'ah ditambah kondisi perpolitikan yang cenderung tidak stabil

Buku ini sengaja hadir untuk ikut memberikan informasi dan pengetahuan secara komprehensif mengenai sejarah kehidupan Al-Ghazali, peran, dan jasanya pada bidang sosial politik, pendidikan , filsafat, akhlak dan tasawuf.

Zikir Penyejuk Jiwa: Panduan untuk Membersihkan Hati dan Membangun Akhlak Mulia

Zikir adalah elemen penting, bahkan menjadi ruh dalam ajaran dan praktik tasawuf (tarekat). Al-Quran dan hadis sendiri banyak menyebut zikir, dorongan untuk melakukannya, dan keutamaan serta manfaat yang terkandung di dalamnya. Tak ayal tokoh-tokoh sufi dan tarekat memiliki zikir-zikir tertentu yang di-dawam-kan dan menjadi pedoman para murid dan salik sekaligus menjadi ciri khasnya. Buku ini secara lugas memaparkan zikir menurut tasawuf merujuk pada para tokoh besar sufi, seperti al-Muhasibi, Hakim at-Tirmidzi, ath-Thusi, al-Kalabadzi, al-Makki, al-Qusyairi, al-Jilani, as-Suhrawardi, Ibnu ‘Athaillah, al-Ghazali, Syaikh ‘Ajibah, Ibnu Qayyim, Ibnu Rajab, hingga Abu al-A’la. Selain mengungkap rahasia dan hakikat zikir dalam pandangan mereka, buku ini juga mengungkap tingkatan dan fungsi zikir sebagai pembentuk akhlak mulia. Dilengkapi dengan doa-doa khusus sejumlah tokoh besar sufi, buku ini menegaskan bahwa zikir tak semata-mata aktivitas mengingat Allah yang menenteramkan hati, tetapi juga sarana untuk mengubah perilaku kita menjadi pribadi yang berakhlak mulia, berkualitas secara spiritual dan sosial.

Zikir adalah elemen penting, bahkan menjadi ruh dalam ajaran dan praktik tasawuf (tarekat).

Dhikir Dalam Dunia Tarekat

Sebuah Metode Pendidikan Akhlak Bagi Generasi Milenial Di Arus Perkembangan Digitalisasi

Zikir merupakan sebuah rangkaian amaliah yang tidak mensyaratkan suatu rukun dan syarat tertentu dalam pelaksanannya. Ia bentuk ibadah yang paling fleksibel yang bisa dilaksanakan kapan saja, di mana saja dan dalam setiap keadaan. Zikir tidak hanya dimaknai sebagai pelafalan kalimah-kalimah thayyibah seperti tasbih, tahmid, tahlil, takbir, hauqalah, isighfar, asma’ul husna dan lain sebagainya, namun lebih kepada perasaan ingat, sadar akan adanya (hadir)nya Allah di setiap langkah kehidupan kita. Sehingga, menjadikan kita sebagai pribadi yang yang selalu merasa bersama Allah yang berdampak pada hubungan dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya. Relasi yang kontinu inilah yang akan mengantarkan seseorang pada suasana damai, tenang, dan bahagia meskipun secara fisik ia sedang dilanda derita.

Zikir merupakan sebuah rangkaian amaliah yang tidak mensyaratkan suatu rukun dan syarat tertentu dalam pelaksanannya.

Akhlak Tasawuf

Ilmu akhlak berperan sebagai media atau lebih tepat sebagai katalisator yang memberi kesempatan seseorang memiliki ruang untuk menjadikan tingkalakunya lebih baik, sekalipun tidak memberikan jaminan kepada orang yang mempelajarinya akan menjadi orang yang berakhlak baik. Mungkin saja ilmu akhlak tidak menjamin orang yang mempelajarinya secara otomatis akan berakhlak baik, tetapi setidaknya ilmu akhlak memberikan pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk. Ilmu akhlak juga menunjukkan kepada orang yang mempelajarinya bukan hanya tahu apa yang baik dan apa yang buruk, tetapi juga menunjukkan apa akibat dari kebaikan dan keburukan bagi yang menjalankan atau meninggalkannya. Ilmu akhlak pun bukan hanya sekedar menjadikan seseorang memiliki pengetahuan tentang yang baik dan buruk, tetapi juga menyadarkan seseorang akan apa yang harus dilakukan dan apa yang mesti ditinggalkan untuk keselamatan hidupnya, dan juga agar dapat mencapai tujuan hidup yang hendak dicapai. Selain itu, ilmu akhlak juga dapat menjadi stimulus bagi jiwa untuk melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri, dan sekaligus menjadi pendorong bagi jiwa-jiwa yang memiliki kemauan untuk membenahi dan memperbaiki kebeningan dan kejernihannya. Ibarat matahari di siang hari, ilmu akhlak dapat menunjukkan manusia segala sesuatu yang ada di sekelilingnya terlihat secara jelas, baik itu yang baik maupun yang buruk, sehingga mudah bagi manusia untuk memilah dan memilih yang baik dan yang buruk, atau seperti bulan dan bintang di malam hari, ilmu akhlak menjadi petunjuk arah, sehingga manusia dapat mengetahui kemana arah Timur, Barat, Utara dan Selatan, sehingga manusia tidak tersesat dalam perjalanannya.

Ilmu akhlak berperan sebagai media atau lebih tepat sebagai katalisator yang memberi kesempatan seseorang memiliki ruang untuk menjadikan tingkalakunya lebih baik, sekalipun tidak memberikan jaminan kepada orang yang mempelajarinya akan ...