Sebanyak 1617 item atau buku ditemukan

KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM

Adalah benar, bahwa pendidikan dalam pengertian umum selalu diterjemahkan sebagai penyebaran dan internalisasi nilai dari berbagai pengalaman kumulatif, baik berupa keyakinan, sikap, pengetahuan maupun penerapannya yang dinilai positif dan bermanfaat oleh satu generasi ke generasi. Dalam perspektif ini, tidak ada perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya, karena pendidikan pada umumnya, sebagaimana banyak didefinisikan para pakar, merupakan upaya normatif untuk membantu orang lain berkembang ke tingkat yang lebih baik. Sifat yang sesungguhnya dari suatu sistem pendidikan dan perbedaannya dengan sistem-sistem lainnya, hanya dapat dipahami jika konsep dasar pendidikan itu dipelajari dengan seksama. Dalam hal ini, seperti nanti dapat dibaca pada uraian-uraian yang disajikan oleh para penulis pada buku ini, akan terlihat bahwa perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikan Barat Modern umpamanya ialah, nilai tinggi yang diberikannya pada iman dan kesalehan hidup berdasarkan ajaran Islam sebagai salah satu dari tujuan fundamentalnya. Jika nampak terlihat adanya sebuah paradigma pendidikan yang memberdayakan peserta didik merupakan sebuah keniscayaan.

Adalah benar, bahwa pendidikan dalam pengertian umum selalu diterjemahkan sebagai penyebaran dan internalisasi nilai dari berbagai pengalaman kumulatif, baik berupa keyakinan, sikap, pengetahuan maupun penerapannya yang dinilai positif dan ...

TAFSIR AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG KONSEP METODE PEMBELAJARAN (PANDUAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN)

Secara eksplisit maupun implisit, dalam al-Quran dan al-Hadits menggariskan bahwa metode pembelajaran setiap manusia tidak sama, terkadang manusia belajar dengan cara meniru, atau dengan cara praktis dan mencoba, atau belajar dengan cara pembiasaan dan pengkondisian, atau belajar dengan cara berpikir. Selain itu, belajar sebaiknya dimulai dari yang paling mudah dipahami. Kegiatan pembelajaran memerlukan metode yang tepat dan beragam, sehingga pembelajaran berlangsung secara lebih efektif dan efisien dan tidak membosankan. Pemilihan metode pembelajaran yang digunakan dilakukan berdasarkan tujuan dan bahan pelajaran, kondisi peserta didik, kemampuan pendidik, ketersediaan media dan sumber belajar, serta kondisi lingkungan. Dengan demikian, seyogyanya seorang pendidik yang baik akan selalu mencari sarana dan metode pendidikan yang dapat membantu peserta didik untuk mencapai potensi maksimalnya.

Konsep Teori Belajar Dalam Islam Perspektif Al-Quran Dan Hadits. Jurnal TA'DIB: Jurnal Pendidikan Islam, 6(1), 212-223. doi: 10.29313/tjpi.v6i1.2319. Izzan, A. & Saehudin. (2016). Hadis Pendidikan: Konsep Pendidikan Berbasis Hadis.

Konsep Andragogi dalam al-Qur'an

Sentuhan Islami pada Teori dan Praktik Pendidikan Orang Dewasa

Buku ini merupakan disertasi program doktoral Islamic Studies (Dirasah Islamiyyah) dengan topik utama pendidikan orang dewasa (Andragogi) dalam perspektif tafsir pendidikan (tarbawi). Cocok dibaca oleh kalangan akademisi dan praktisi pendidikan orang dewasa, terutama dalam perspektif keIslaman.

Buku ini merupakan disertasi program doktoral Islamic Studies (Dirasah Islamiyyah) dengan topik utama pendidikan orang dewasa (Andragogi) dalam perspektif tafsir pendidikan (tarbawi).

Metodologi Studi Islam

Metode dalam mempelajari Islam perlu untuk dipelajari dan mendapat perhatian dari kaum Muslimin agar pemahamannya tentang Islam memiliki landasan yang kuat. Metode yang secara bahasa diartikan sebagai cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan perlu dipahami oleh siapa saja yang mempelajari Islam. Oleh karena itu, metodologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang “cara” menjadi penting dalam rangka studi Islam. Buku ini menjadi pelengkap bagi khazanah keilmuan khususnya terkait dengan hal yang mendasar dalam studi Islam yaitu metodologinya. Kehadiran buku ini diperlukan untuk lebih memudahkan mahasiswa maupun masyarakat umum dalam mempelajari Islam. Di dalam buku ini, selain metodologi secara umum juga disampaikan beberapa metode yang sudah berkembang saat ini dalam rangka studi Islam beserta contoh-contohnya yang diambil dari hasil penelitian penulis. Dengan demikian, buku ini tidak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa Fakultas Syariah saja, tetapi dapat bermanfaat juga bagi mahasiswa fakultas lainnya seperti Fakultas Hukum dan Ekonomi/Ekonomi Syariah, dan juga masyarakat umum. Buku ini diharapkan bermanfaat pula bagi para pengajar, dosen, mubalig dan mubaligah yang tugasnya menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat.

... Islam. Dengan demikian, studi tentang misi ajaran Islam menjadi sangat penting untuk dilakukan. Misi utama ajaran Islam, yaitu sebagai rahmatan lil 'alamin, artinya ajaran Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam. Secara bahasa, rahmat ...

Ilmu Kalam Dari Tauhid Menuju Keadilan

Persoalan ilmu Kalam hendaknya dipahami dari dua sisi, yaitu ketuhanan (teosentris) dan kemanusiaan (antroposentris). Kalam ketuhanan melakukan diskusi, kajian hingga pembelaan terhadap Tuhan dengan mengurai Nama, Sifat, AFal, Kehendak Tuhan, dan lain-lain. Adapun Kalam Antroposentris menegaskan tentang keberpihakan kepada persoalan kemanusiaan, mulai dari persoaalan kemiskinan, keterbelakangan, sinergi akal dan wahyu dalam membangun manusia dan alam, masalah pembebasan manusia, termasuk mengaktualisasikan jati diri manusia sebagai wakil Tuhan di muka bumi. Efektivitas iman dan amal dalam membangun peradaban dunia menjadi dasar pergerakan dan revolusi yang sekaligus mengikat seluruh aktivitas sosial-politik ekonomi dan peradaban manusia. Ruang antariksa ilmu pengetahuan pun tidak lepas dari ikatan dasar-dasar tauhid sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi dikemas berdasar pijakan teologis. Kajian Kalam ini juga menghindari pandangan misoginis terhadap kaum perempuan, sebagai masyarakat yang sering mendapat perlakuan tidak adil oleh kaum laki-laki, sehingga memupus keterpinggiran kaum perempuan dalam belantika peradaban dan kemodernan. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

Persoalan ilmu Kalam hendaknya dipahami dari dua sisi, yaitu ketuhanan (teosentris) dan kemanusiaan (antroposentris).

رسالة استحسان الخوض في علم الكلام Anjuran Mendalami Ilmu Kalam Kajian Karya Fundamental Imam Ahlussunnah Wal Jama’ah Al-Imâm Abul Hasan al-Asy’ari (w 324 H)

Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas Rasulullah. Sesungguhnya ilmu mengenal Allah dan mengenal sifat-sifat-Nya adalah ilmu paling agung dan paling utama, serta paling wajib untuk didahulukan mempelajarinya atas seluruh ilmu lainnya, karena pengetahuan terhadap ilmu ini merupakan pondasi bagi keselamatan dan kebahagiaan hakiki. Ilmu ini dikenal juga dengan nama Ilmu Ushul, Ilmu Tauhid, Ilmu Aqidah dan Ilmu Kalam. Dalam sebuah hadits Rasulullah menyebutkan bahwa dirinya adalah seorang yang telah mencapai puncak tertinggi dalam ilmu ini. Beliau bersabda: أنَا أعْلَمُكُمْ بِاللهِ وَأخْشَاكُمْ لَهُ (رَوَاهُ الْبُخَارِيّ) “Saya adalah orang yang paling mengenal Allah di antara kalian, dan saya adalah orang yang paling takut di antara kalian bagi-Nya”. (HR. al-Bukhari). Dengan dasar hadits ini maka Ilmu Tauhid sudah seharusnya didahulukan untuk dipelajari dibanding ilmu-ilmu lainnya. Dalam al-Qur’an Allah berfirman: فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ (سورة محمد: 19) “Maka ketahuilah (wahai Muhammad) bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan mintalah ampun bagi dosamu juga bagi seluruh orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan”. (QS. Muhammad: 19). Dalam ayat ini Allah mendahulukan perintah mengenal tauhid di atas perintah Istighfâr. Hal ini dikarenakan bahwa mengenal Ilmu Tauhid terkait dengan Ilmu Ushul yang merupakan dasar atau pokok-pokok agama, yang karenanya harus didahulukan, sementara mengucapkan Istighfâr terkait dengan Ilmu Furu’ atau cabang-cabang agama. Tentunya tidak dibenarkan bagi siapapun untuk melakukan istighfar atau melakukan kesalehan lainnya dari amalan-amalan furû’ jika ia tidak mengetahui Ilmu Tauhid atau Ilmu Ushul. Karena bila demikian maka berarti ia melakukan kesalehan dan beribadah kepada Tuhan-nya, sementara ia sendiri tidak mengenal siapa Tuhan-nya tersebut. Oleh karena itu dalam banyak ayat al-Qur’an Allah telah memerintahkan manusia untuk mempergunakan akalnya dalam melihat keagungan penciptaan-Nya hingga dapat mengenal tanda-tanda kekuasaan dan sifat-sifat-Nya. Seperti dalam firman-Nya: أَوَلَمْ يَنْظُرُوا فِي مَلَكُوتِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ (سورة الأعراف: 185) “Tidakkah mereka melihat pada kerajaan langit-langit dan bumi?!” (QS. al-A’raf: 185). Dalam ayat lain Allah berfirman: سَنُرِيهِمْ آَيَاتِنَا فِي الْآَفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ (سورة فصلت: 53) “Akan Kami perlihatkan kepada mereka akan tanda-tanda kekuasaan Kami di segala ufuk juga tanda-tanda kekuasaan Kami pada diri mereka hingga menjadi jelas bahwa Dia Allah adalah al-Haq”. (QS. Fushilat: 53). Objek bahasan dari Ilmu Tauhid ini adalah berpikir tentang makhluk untuk dijadikan bukti akan adanya al-Khaliq. Dalam satu pendapat disebutkan tentang definisi Ilmu Tauhid bahwa ia adalah salah satu disiplin ilmu yang membahahas tentang nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya serta segala perbuatan-Nya. Juga membahas tentang keadaan para makhluk; dari bangsa Malaikat, para Nabi Allah, para Wali Allah, para Imam, penciptaan makhluk, dan tentang kehidupan di akhirat kelak. Pembahasan hal ini semua didasarkan kepada argumen-argumen yang telah ditetapkan dalam Islam, bukan dibangun diatas dasar-dasar pemikiran filsafat. Karena dasar pemikiran kaun filosof dalam pembahasan mereka tentang Tuhan, para Malaikat dan masalah lainnya, hanya bersandarkan kepada pemandangan logika semata. Dalam pada ini mereka menjadikan akal sebagai pondasi bagi ajaran agama. Sama sekali mereka tidak melakukan sinkronisasi antara logika dengan teks-teks yang dibawa oleh para Nabi. Adapun para ulama tauhid dalam membicarakan masalah keyakinan tidak semata mereka bersandar kepada akal. Namun akal diposisikan sebagai saksi dan bukti akan kebenaran apa yang datang dari Allah dan yang dibawa oleh para nabi tersebut. Dengan demikian para ulama tauhid ini menjadikan akal sebagi bukti, tidak menjadikannya sebagai pondasi bagi ajaran agama.

Segala puji bagi Allah.

MELURUSKAN DISTORSI DALAM ILMU KALAM

Al-Imam al-Qadli Iyadl al-Maliki dalam asy-Syifa Bi Ta'rif Huquq al-Musthafa mengatakan bahwa ada dari orang-orang Islam yang keluar dari Islamnya (menjadi kafir) sekalipun ia tidak bertujuan keluar dari agama Islam tersebut. Ungkapan-ungkapan semacam; "Terserah Yang Di atas", "Tuhan tertawa, tersenyum, menangis" atau "Mencari Tuhan yang hilang", dan lain sebagainya adalah gejala tasybih yang semakin merebak belakangan ini. Tentu saja kesesatan akidah tasybih adalah hal yang telah disepakati oleh para ulama kita, dari dahulu hingga sekarang. Al-Imam Ibn al-Mu'allim al-Qurasyi (w 725 H), dalam kitab Najm al-Muhtadi Wa Rajm al-Mu'tadi (hlm. 588), meriwayatkan bahwa sahabat Ali ibn Abi Thalib berkata: "Sebagian golongan dari umat Islam ini ketika kiamat telah dekat akan kembali menjadi orang-orang kafir". Seseorang bertanya kepadanya: "Wahai Amir al-Mu'minin apakah sebab kekufuran mereka? Adakah karena membuat ajaran baru atau karena pengingkaran?" Sahabat Ali ibn Abi Thalib menjawab: "Mereka menjadi kafir karena pengingkaran. Mereka mengingkari Pencipta mereka (Allah) dan mensifati-Nya dengan sifat-sifat benda dan anggota-anggota badan".

Al-Imam al-Qadli Iyadl al-Maliki dalam asy-Syifa Bi Ta'rif Huquq al-Musthafa mengatakan bahwa ada dari orang-orang Islam yang keluar dari Islamnya (menjadi kafir) sekalipun ia tidak bertujuan keluar dari agama Islam tersebut.

Tafsir al-Azhar Jilid 5

Diperkaya dengan Pendekatan Sejarah, Sosiologi, Tasawuf, Ilmu Kalam, Sastra, dan Psikologi

Tafsir al-Azhar ini menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan ungkapan yang teliti, me-nerangkan maknamakna yang dimaksud dalam Al-Qur’an dengan bahasa yang indah, dan menghubungkan ayat dengan realita social dan sistem budaya yang ada. Tidak hanya itu, beliau juga membicarakan permasalahan sejarah, sosial, dan budaya di Indonesia. Me-ner jemahk an ayat demi ayat, menafsirkan ilmu pengetahuan untuk memperkuat tafsir uluhiyyah dan rububiyah. Menyeimbangkan dalil-dalil naqli dan aqli serta tidak hanya menukil dari ulama salaf, namun beliau juga meng angkat pengalaman sendiri namun tetap ber landaskan atas kepercayaan ulama-ulama ter dahulu. Beliau juga menguraikan makna dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia dan memberi kesempatan bagi pembaca untuk berpikir. Tafsir ditulis membawa corak pandang hidup penafsir, haluan dan madzhabnya. Dalam tafsir ini, Hamka merujuk pada madzhab salaf, yaitu madzhab Rasulullah saw., para sahabat, dan ulama yang mengikuti jejak beliau. Tentang aqidah dan ibadah, Hamka mengikuti yang mendekati kebenaran dan meninggalkan yang menyimpang. Dan, mengenai pengetahuan umum, Hamka kerap kali meminta bantuan kepada ahlinya. Selain penyajiannya dalam masalah-masalah sosial, antropologi, dan sejarah, tafsir ini juga memiliki keunggulan lain yakni pembaca akan menemukan beberapa pen dapat dari para ulama Indonesia yang tidak terdapat dalam tafsir lainnya. Sehingga, wajar jika tafsir ini dapat diterima oleh masyarakat Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Mengutip ucapan Perdana Menteri Malaysia waktu itu, Tun Abdul Razak, “Hamka bukan hanya milik bangsa Indonesia, tapi juga bangsa-bangsa Asia Tenggara.” [Gema Insani]

Dalam tafsir ini, Hamka merujuk pada madzhab salaf, yaitu madzhab Rasulullah saw., para sahabat, dan ulama yang mengikuti jejak beliau. Tentang aqidah dan ibadah, Hamka mengikuti yang mendekati kebenaran dan meninggalkan yang menyimpang.

Manajemen Pendidikan ‎Islam: Teori, Konsep dan ‎Aplikasinya Dalam Lembaga ‎Pendidikan Islam

Judul : Manajemen Pendidikan ‎Islam: Teori, Konsep dan ‎Aplikasinya Dalam Lembaga ‎Pendidikan Islam Penulis : Suparjo Adi Suwarno, S.Pd.I, M.Pd‎ Ukuran : 15,5 x 23 cm Tebal : 192 Halaman ISBN : 978-623-68728-4-0 Lembaga pendidikan merupakan organisasi yang komplek dan unik. Komplek akrena dalam orpersionalnya melibatkan berbagai macam ide, pemikiran dan saran. Unik, karena lembaga pendidikan islam meruapak organisasi yang khas yang mampu emnyelenggarakan proses perubahan tingkah laku serta pembudayan tingkah laku baik spriritual, intekektual maupun emosional. Karena kompleks dan unik tersebut dibutuhkan pengelolaan dan pengaturan yang merujuk pada teori - teori dan penelitian serta pengalaman - pengalaman para ahli untuk kemudian diterapkan pada pengelolaan pendidkan Islam. Pengelolaan pendidian yang profesional akan mewujudkan cita - cita besar Bangsa Indoesia yakni terciptanya manusia yang relegius, sehat, produktif, kreatif dan berwawasan global. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan pengelolaan pendidikan yang merujuk pada manajemen pendidikan Islam (MPI). Manajemen sebagai salah satu perangkat yang digunakan untuk memperbaiki kondisi lembaga pendidikan islam mauli dari kurikulum, pembelajaran, sarana prasarana, pendidik dan sumber daya manusia serta kepemimipinan pembelajaran. Manajemen juga berfungsi untuk membudayakan kerja yang teratur dan prosedural sehingga nantinya diharapkan semua yang terlibat dalam organisasi pendidikan akan mampu membudayakannya dalam melaksnakan semua beban dan tanggungjawbanya. Dalam kerangka mewujudkan manajemen pendidikan Islam inilah buku ini ditulis. Diawali dengan konsep MPI, manajemen kurikulum, manajemen SDM, manajemen pembiayaan pendidikan, supervisi akademik dan kepemimpinan pembelajaran.

Judul : Manajemen Pendidikan ‎Islam: Teori, Konsep dan ‎Aplikasinya Dalam Lembaga ‎Pendidikan Islam Penulis : Suparjo Adi Suwarno, S.Pd.I, M.Pd‎ Ukuran : 15,5 x 23 cm Tebal : 192 Halaman ISBN : 978-623-68728-4-0 Lembaga pendidikan ...