Sebanyak 3607 item atau buku ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF EDISI REVISI

Buku ini memuat tentang pendekatan penelitian kualitatif, metode penelitian kualitatif, dan proposal laporan hasil penelitian. Buku ini diharapkan bisa bermanfaat untuk pelajar khususnya mahasiswa yang sedang menekuni metode kualitatif pada bidang akademiknya.

Buku ini memuat tentang pendekatan penelitian kualitatif, metode penelitian kualitatif, dan proposal laporan hasil penelitian.

Filsafat Umum: Dari Filsafat Yunani Kuno ke Filsafat Modern

Mengenai buku ini, sadar benar tulisan ini dipaparkan untuk lebih memudahkan dalam mempelajari filsafat yang terkesan sulit dan berat. Cara ini signifikan dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan filosofis. Jawaban bagi kepentingan publik, bukan hanya bagi filosof secara akademis. Untuk itu, beberapa kutipan dari novel Dunia Sophie karya Jostein Gaader pada tiap bahasan ditulis sebagai pijakan pemahaman pemikiran filsafat, seperti di atas. Untuk tujuan mulia tersebut, tulisan ini khusus mengkaji ”FILSAFAT secara UMUM mulai dari Filsafat Yunani Kuno menuju ke Filsafat Modern”. Sebagai pendahuluan, sisi formalistik filsafat diungkap sehingga tampak jelas keilmiahan filsafat sebagai ilmu, yang membedakan dengan ilmu-ilmu lainnya. Sisi diskursus filsafat dikaji pada bab pertama, dua, dan tiga. Pada bab pertama mitologi mengisi ruang kosong kajian filsafat untuk menyusun kerangka berpikir masyarakat Yunani kuno. Dari cara berpikir filosof Yunani kuno, Thales, Anaximander, Anaximenes, Democritus, dan Socrates inilah ilmu-ilmu alam (natural sciences), ilmu-ilmu sosial (social sciences), dan ilmu-ilmu kemanusiaan (human sciences) bermunculan dan berkembang hingga sekarang. Pada bab kedua karakter filsafat terlihat jelas pada filsafat ”negara Ideal” Plato dan filsafat ”etika keutamaan” Aristoteles, serta dilanjutkan para para filosof Hellenistik, Patristik, Skolastik Islam, dan Skolastik Kristen. Dan, dalam bab ketiga filsafat dijelaskan dan dipahami dalam kerangka aliran-aliran filsafat sebagai pewaris para filosof terdahulu. Aliran filsafat utama: rasionalisme dan realisme merupakan pelopor pemikiran filsafat dalam memahami konteks kehidupan manusia. Akhirnya, harapan utama dari tulisan ini pembaca (khususnya mahasiswa) mampu memahami dasar pemikiran filsafat dari masa Yunani kuno ke masa modern. Serta, mampu menjelaskan pokok pemikiran filsafat itu secara kontekstual. Tentu saja, dengan sadar diakui bahwa tulisan sederhana ini banyak kekurangan dan kelemahan, karena itu butuh kritik dan saran yang konstruktif.

Mengenai buku ini, sadar benar tulisan ini dipaparkan untuk lebih memudahkan dalam mempelajari filsafat yang terkesan sulit dan berat.

Pengantar Filsafat Ilmu

Buku ini menerangkan tentang filsafat ilmu dalam kajian ontologi, epistimologi dan aksiologi, serta pemikiran ilmia dan kritis, agar para pembaca dapat menyelami apa saja yang terdapat di filsafat ilmu

Buku ini menerangkan tentang filsafat ilmu dalam kajian ontologi, epistimologi dan aksiologi, serta pemikiran ilmia dan kritis, agar para pembaca dapat menyelami apa saja yang terdapat di filsafat ilmu

Filsafat Ilmu

Cara Mudah Memahami Filsafat Ilmu

Pembeda manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia memiliki akal. Dengan akal itu kemudian manusia memiliki kecenderungan untuk berpikir. Dan, kekhasan manusia berada pada adanya hasrat untuk berpikir, begitu setidaknya kata Aristoteles. Berpikir tentang kenyataan semesta, sosial dan kealaman, yang kompleks untuk dapat terlepas dari belenggu “kebodohan”. Itu pula yang membangun eksistensi manusia sebagai khalifah Allah di bumi. Cagito ergo sum, aku berpikir maka aku ada. Berpikir inilah yang merupakan poin inti dari filsafat. Filsafat dapat didefinisikan sebagai refleksi rasional, kritis, dan radikal mengenai hal-hal mendasar dalam kehidupan. Refleksi rasional merupakan perenungan ilmiah yang tidak bersandar pada rasio atau akal dan penalaran. Filsafat merupakan “seni bertanya”, mempertanyakan apa pun tanpa tabu, mempertanyakan tentang apa yang ada (being) maupun yang mungkin ada, sehingga filsafat kerap juga disebut berpikir spekulatif. Pertanyaan yang diajukan filsafat memiliki ciri khas yang mendalam (radikal). Kedalaman pertanyaan inilah yang menjadi distingsi antara filsafat dengan ilmu pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dengan jelas merumuskan dan menentukan apa yang hendak dikaji, bagaimana cara memperolehnya, dan bagaimana pula nilai kegunaannya. Tiga elemen ini merupakan hal yang mendasari bangunan ilmu pengetahuan. Pada kaitannya, dengan filsafat ilmu, ianya merupakan kajian yang mendalam secara filosofis mengenai apa yang menjadi dasar-dasar ilmu. Apa yang hendak dikaji disebut dengan istilah “ontologi”, bagaimana cara memperolehnya disebut dengan “epistemologi”, dan bagaimana nilai gunanya diistilahkan dengan “aksiologi”. Oleh karenanya, pengetahuan ilmiah bertujuan untuk menemukan kerangka konseptual berbagai aspek yang dapat mempermudah manusia menyelesaikan masalah kehidupan. Buku persembahan penerbit MediaPressindoGroup #Kencana

Tiga elemen ini merupakan hal yang mendasari bangunan ilmu pengetahuan. Pada kaitannya, dengan filsafat ilmu, ianya merupakan kajian yang mendalam secara filosofis mengenai apa yang menjadi dasar-dasar ilmu.

FILSAFAT ILMU

SUATU KAJIAN DALAM DIMENSI ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS

Pada setiap aktivitas kehidupan manusia penerapan berpikir sangat diperlukan dan pada akhirnya akan menentukan hasil yang dicapai, sama halnya dengan pentingnya perencanaan sebelum melakukan sesuatu. Memperhatikan betapa pentingnya berpikir ini, rasanya mempelajari filsafat menjadi sangat perlu adanya. Filsafat merupakan sarana yang baik untuk memahami bagaimana cara berpikir tersebut. Oleh karena itu, sepantasnyalah manusia sebagai makhluk yang berpikir terutama para pelajar, mahasiswa dan para ilmuwan yang merupakan bagian dari komunitas orang intelektual untuk mempelajari filsafat ini, juga filsafat ilmu. Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang melakukan penelaahan mendalam terhadap hakikat ilmu secara sistematik mengenai sifat dan hakikat ilmu, khususnya yang berkenaan dengan metode, konsep, dan kedudukannya. Mempelajari filsafat ilmu ini sangat penting bagi seseorang yang ingin memahami tentang metode-metode dari disiplin ilmu yang berbeda. Dengan menguasai filsafat ilmu, seseorang akan lebih mudah memahami dan menguasai ilmu-ilmu lain yang berbeda. Tanpa penguasaan filsafat ilmu, maka akan sulitlah bagi seseorang dalam usahanya untuk memahami tentang ilmu secara baik dan porposional.

... general scheme of intellectual disciplines”. Menurut Benyamin, filsafat ilmu adalah studi sistematis mengenai sifat dan hakikat ilmu, khususnya yang berkenaan dengan metodenya, konsepnya, kedudukannya di dalam skema umum disiplin ...

STRATEGI TAKTIS PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

Negara-negara maju telah meninggalkan kita. Mereka bagaikan telah mengendarai mobil dengan laju kecepatan 100 km/perjam sehingga sudah jauh ke depan, sementara kita masih mengendarai kendaraan dengan laju kecepatan 40 km perjam. Untuk mengejar ketertinggalan, kita harus memacu mobil yang kita kendarai semaksimal mungkin, dalam arti mengerahkan segala pikiran dan tenaga secara konsisten dan terfokus. Sejauh ini kita sudah belajar dengan kemajuan negara-negara lain, hanya saja masih dalam merespons dinamika masa depan diperlukan totalitas perubahan orientasi sikap dalam memperbaiki kemerosotan bangsa, melalui upaya yang lebih dikenal dengan revolusi mental. Revolusi mental ditandai oleh perubahan pola pikir dan perilaku yang berkebalikan: dari negatif ke positif, dari malas ke kerja keras, dari melanggar hukum ke taat hukum, dari tak disiplin ke disiplin tinggi, dari bohong ke jujur, dari korupsi ke antikorupsi, dari konflik ke harmoni-konsensus, dari prasangka ke saling percaya, dari tidak punya tanggung jawab ke bertanggung jawab, dari terkungkung masa silam ke berorientasi masa depan, dan seterusnya. Revolusi mental saat ini dibutuhkan dalam menggenjot laju kemajuan bangsa dalam mengejar ketinggalan kita dibandingkan bangsabangsa lain. Dalam konteks ini diperlukan pendidikan karakter yang mengembangkan generasi baru yang memiliki kepribadian yang sehat dengan nalar, sikap dan perilaku bermoral. Yakni: generasi yang memiliki living values (nilai-nilai keutamaan dalam hidup), rasa percaya diri, kreatif, berkecerdasan ganda, jujur, punya etos membaca, serta mampu mengintegrasikan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ) dan kecerdasan ketahanmalangan (AQ) yang dibutuhkan saat ini. Dalam melahirkan generasi ini, dibutuhkan rancangan pendidikan karakter yang holistik dan diikuti dengan penerapan strategi pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini, pendidik dapat mempertimbangkan untuk menggunakan strategi pembelajaran membangun komunitas moral dalam kelas, serta dengan metode pembiasaan di sekolah, rumah maupun lingkungan masyarakat. Buku ini merupakan kumpulan tulisan artikel yang digagas oleh Edu Publisher, sehingga dalam naskah yang terkumpul diterbitkan dalam dua bentuk, yakni ebook dan cetak. Hal ini dilakukan untuk memenuhi keinginan penulis disamping banyaknya tulisan yang terkumpul. Para penulis dalam buku ini berasal dari berbagai kalangan, yakni: Dosen, Guru, Psikolog, dan praktisi pendidikan, sehingga menjadikan buku renyah untuk dibaca. Buku ini diharapkan dapat membantu para guru dan Dosen yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak sempat disebut satu persatu. Atas segala bantuan dan kontribusinya sehingga buku ini dapat terbit. Atas pengertian dan dukungannya sehingga buku ini bisa terwujud. Menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak kelemahan sehingga masih diperlukan perbaikan pada edisi berikutnya.

Adapun karya–karya penulis adalah 1) Guru PAUD Merajut Mimpi Menuju Istana; tahun 2018, 2) Sifat- sifat nabi (Materi Pendidikan Akhlak Anak Islami); tahun 2020, 3) Mendidik anak sejak dini (inspirasi Pendidikan Karakter Imam Al–Ghazali; ...

Optimalisasi Pembelajaran Daring Dimasa Pandemi (Antologi Esai Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini)

Antologi Esai ini disusun oleh mahasiswa praktikan berdasarkan hasil kegiatan PLP I atas bimbingan dosen pembimbing lapangan. Kegiatan PLP I ini dirancang dalam dua capaian, yaitu (1) membangun Jati diri pendidik dengan mengenal kultur sekolah, struktur organisasi sekolah dan tata kelola sekolah, peraturan dan tata tertib sekolah, dan kegiatan-kegiatan di sekolah. (2) Membangun jati diri pendidik dengan mengetahui praktik proses pembelajaran dan karakteristik siswa. Berdasarkan kegiatan tersebutlah mahasiswa praktikan menyusun esai sebagai respon dan kemampuan memberikan pendapat terhadap dunia pendidikan. Antologi ini diharapkan dapat menjadi motivasi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi diri dalam berlatih melatih menulis karya tulis ilmiah sebagai calon seorang pendidik.

Kemandirian pada anak juga dapat kita lihat dalam lima aspek perkembangan anak usia dini dalam peraturan pemerintah nomor 58 tahun 2009 dimana: (1) aspek agama dan moral anak bersikap jujur, suka menolong, memelihara kebersihan ...

Peran Guru dalam Membentuk Karakter Siswa (Antologi Esai Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar)

Antologi Esai ini disusun oleh mahasiswa praktikan berdasarkan hasil kegiatan PLP I atas bimbingan dosen pembimbing lapangan. Kegiatan PLP I ini dirancang dalam dua capaian, yaitu (1) membangun Jati diri pendidik dengan mengenal kultur sekolah, struktur organisasi sekolah dan tata kelola sekolah, peraturan dan tata tertib sekolah, dan kegiatan-kegiatan di sekolah. (2) Membangun jati diri pendidik dengan mengetahui praktik proses pembelajaran dan karakteristik siswa. Berdasarkan kegiatan tersebutlah mahasiswa praktikan menyusun esai sebagai respon dan kemampuan memberikan pendapat terhadap dunia pendidikan. Antologi ini diharapkan dapat menjadi motivasi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi diri dalam berlatih melatih menulis karya tulis ilmiah sebagai calon seorang pendidik.

pembentukan karakter peserta didik. Ketika di lingkungan sekolah, guru merupakan orang tua bagi peserta didik. Oleh karena itu, sebagai orang tua di sekolah, guru juga harus dapat mengubah dan membentuk karakter peserta didiknya.

MEMAHAMI PENDIDIKAN MULTILEVEL MULTIDIMENSIONAL

Interpretasi untuk Aksi Restorasi Pendidikan

Prinsip kedua dalam Pendidikan Holistik adalah prinsip the Wholeness yaitu prinsip Keutuhan. Keseluruhan (wholeness) bukan sekedar penjumlahan dari setiap bagiannya. Sistem wholeness bersifat dinamis sehingga tidak bisa dideduksi hanya dengan mempelajari setiap komponennya. Setiap bagian dari sistem mutlak menjadi suatu kesatuan yang integrative. Prinsip keutuhan atau Keseluruhan ini, juga memberi makna bahwa tidaklah mungkin mencerap realitas hanya sebagaian dari keseluruhan entitas realitas itu. Prinsip ini sangat bertolak belakang dengan falsafah Newtonian yang fragmented, reduktif dan mekanistik. Berdasarkan falsafah Newtonian, sebuah system dapat dipelajari dari bagian-bagian system tersebut. Prinsip Keutuhan dalam pendidikan holistik adalah konsekuensi dari prinsip pertama yakni kesalingterhubungan. Artinya, jika realitas saling terkoneksi satu sama lain, maka dengan sendirinya ia membentuk sebuah sistem yang utuh. Sebuah sistem yang tidak dapat dipandang parsial dari perspektif tertentu saja. Ini mengajarkan pada kita bahwa entitas pendidikan adalah sebuah sistem yang utuh yang mustahil dapat dibangun dengan perspektif reduksionis dan parsial. Pendidikan terbentuk oleh subsistem integrative yang saling terhubung/terkoneksi serta simbiotik. Prinsip keutuhan dalam pendidikan holistik juga dapat dielaborasi dari sudut padang setiap individu sebagai makrokosmos. Dalam pendidikan setiap individu memiliki sejarah peradaban individu yang secara continue, utuh dan dinamis parallel dengan ruang waktu peradaban yang dilewatinya. Ini artinya setiap individu sebagai pembelajar memiliki keutuhan peradaban dirinya yang meliputi perspektif individual, komunitas, sosial, lingkungan global dan bahkan dalam perpsektive universal. Setiap individu akan memiliki sejarah peradabannya masing- masing. Ia akan menjadi utuh atas anugrah diri dan lingkungannya dalam membentuk peradaban dirinya secara dinamis. Sesungguhnya, keutuhan atas pribadi, komunitas serta sosial merupakan keniscayaan alamiah yang manusiawi. Artinya, ia bukan saja kebutuhan tetapi juga syarat mesti bagi kebermartabatan peradaban manusia.

Waldorf dan Pendekatan lainnya Pendekatan Waldorf pada pendidikan anak usia dini tampaknya memiliki daya tarik ... Waldorf bisa belajar bahasa asing, tarian ekspresif yang dikembangkan oleh Steiner, dan suasana seni pertunjukan lainnya.