
modul pelatihan
- Judul : modul pelatihan
- Pengarang : Tim,
- Penerbit : direktorat pendidikan tinggi islam
- DDC : Pendidikan
- Bahasa : Indonesia
- Tahun : 2015
- Halaman : 155
-
Ketersediaan :
015963 Tersedia di Library of UI BBC
015963 |
Tersedia di Library of UI BBC
|
On modules for child protection in tourism area of Indonesia.
On community-based integrated child protection in Indonesia.
Modul ini berisi strategi penulisan modul ajar yang merupakan salah satu bagian dalam menyusun materi pembelajaran yang disusun secara sistematis dan dapat membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran pada setiap sub-CPMK. Untuk menghasilkan modul pembelajaran yang baik maka dosen harus memahami kriteria modul yang baik, cara mendesain modul, dan mampu menyusun modul dengan kaidah penulisan yang baik.
Modul ini berisi strategi penulisan modul ajar yang merupakan salah satu bagian dalam menyusun materi pembelajaran yang disusun secara sistematis dan dapat membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran pada setiap sub-CPMK.
Dalam Laporan We Are Social (2019), terdapat data menarik, bahwa 150 juta penduduk, dari 268.2 juta penduduk,atau 56% penduduk Indonesia adalah pengguna internet, dengan peningkatan pengguna sebesar 13% pertahun, dengan 79% pengguna internet mengakses layanan data setiap hari. Lebih jauh, dari 150 juta pengguna internet, 130 juta orang adalah pengguna aktif media sosial. Tentu kita bisa berdebat panjang soal keakuratan data, mengingat realitas lapangan bahwa satu orang penduduk boleh jadi memiliki lebih dari satu nomor seluler yang aktif, namun satu hal yang tidak dapat disangkal: Indonesia adalah negara yang sangat aktif dalam hal media sosial. Di sisi lain, banyak kajian pula yang menyatakan pergeseran tren untuk memperoleh dari media luar jaringan (TV, koran, tabloid, dll) ke media dalam jaringan (media online). Laporan AC Nielsen (2017) menarik untuk dicermati. Dalam laporan tersebut, dikatakan bahwa meski TV masih mendominasi, namun media massa dalam jaringan menempati posisi kedua (44%), disusul oleh radio (37%), koran (7%), dan majalah (3%). Data ini kian menarik, terutama ketika pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya menyongsong era bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak ketimbang jumlah penduduk non produktif. Artinya, Indonesia saat ini mulai dan sedang “dikuasai” oleh para millenials dan generasi Z. Persoalannya, bagaimana kita menyikapi media, baik media massa maupun media sosial? Bagaimana para penikmat media ini, generasi X, Millenials, dan generasi Z, menikmati media? Apakah mereka hanya sebagai penikmat tanpa sedikitpun memahami kompleksitas media? Atau apakah mereka, dengan seluruh privilege yang mereka miliki sebagai netizen, mampu memahami dan menyaring seluruh informasi yang mereka terima? Modul yang anda pegang saat ini adalah sebuah upaya untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan tersebut. Modul ini didesain untuk mengeksplorasi pemahaman peserta, yang tidak lain adalah netizen yang aktif secara penuh di media sosial, penikmat media, atau bahkan berkecimpung dalam dunia jurnalistik, terutama jurnalisme kampus dan komunitas. Diawali dengan sebuah gagasan sederhana, bahwa netizen tidak boleh lagi hanya menjadi penikmat media, melainkan harus menjadi aktor dari media itu sendiri, maka modul ini disusun. Modul pelatihan ini didesain secara penuh, dengan sepuluh sesi yang saling berkaitan satu sama lain, menjadikan modul ini sangat praktikal sekaligus penuh dengan pemahaman teoritik. Untuk memahami kompleksitas masalah media, tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu hadirnya modul ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada International Republican Institute (IRI) yang telah memungkinkan penerbitan modul ini, kepada seluruh anggota Task Force Jawa Barat yang telah memberikan saran dan masukan, sahabat-sahabat di Aliansi Jurnalis Independen Jawa Barat, Mubadalah, Institut Studi Islam Fahmina, dan sahabat lain yang telah membantu dalam pengayaan konten modul. Tentu saja modul ini masih jauh dari kesempurnaan, itu sebabnya, kepada seluruh pihak yang akan mempergunakan modul ini, kami mohon agar berkenan memberikan umpan balik ke Sekretariat Droupadi, harapannya agar modul ini dapat terus dikembangkan dan disesuaikan dengan realitas yang terus bergerak dan berkembang di masyarakat. Terima kasih
Dalam Laporan We Are Social (2019), terdapat data menarik, bahwa 150 juta penduduk, dari 268.2 juta penduduk,atau 56% penduduk Indonesia adalah pengguna internet, dengan peningkatan pengguna sebesar 13% pertahun, dengan 79% pengguna ...
Modul Pelatihan aplikasi Microsoft Office 2007
Modul Pelatihan aplikasi Microsoft Office 2007
Islam telah sejak awal memantapkan dirinya sebagai agama yang menghargai keragaman agama dan HAM. Di awal terbentuknya Negara Madinah, Nabi Muhammad mengikat kontrak dengan kaum Yahudi dan Kristen untuk hidup berdampingan secara damai, saling menghargai dan menghormati hak masing-masing menjalankan agama dan keyakinan. Inilah Piagam Madinah yang agung itu dan Al-Qur’an telah memantapkan prinsip keragaman agama ini dengan slogan yang sangat terkenal, la ikraha fi al-din. Ya, ternyata prinsip-prinsip keragaman agama dan HAM bukan sesuatu yang asing bagi Islam. Ia inheren di dalamnya dan menjadi napas bagi kehidupan umat Islam yang memahami secara mendalam pesan-pesan dasar Al-Qur’an.
Islam telah sejak awal memantapkan dirinya sebagai agama yang menghargai keragaman agama dan HAM.