Sebanyak 3513 item atau buku ditemukan

Kontribusi Landasan Pendidikan dalam Aspek Humas Pendidikan

RINGKASAN Fungsi manajemen humas pendidikan sudah selayaknya di rekonstruksi untuk dapat beradaptasi di era Society 5.0. Di satu sisi untuk merespon persaingan antar lembaga pendidikan sedangkan di sisi lain untuk mempercepat akses teknologi dan informasi dalam menjalankan fungsi strategisnya. Fungsi manajemen humas pendidikan dalam memberikan pelayanan terbaik merupakan wujud perhatian serta responsif terhadap persaingan antar lembaga di era Society 5.0. Fungsi manajemen humas pendidikan tidak optimal apabila informasi melalui teknologi belum tepat sasaran. Sasaran yang dimaksud adalah masyarakat selaku stake holder. Selanjutnya, dukungan pihak eksternal lembaga terhadap program humas pendidikan dapat terjadi apabila informasi yang disampaikan komprehensif berkaitan dengan kemajuan dan prestasi peserta didiknya, baik terkait dengan kurikulum maupun proses pembelajaran. Di sisi lain, fungsi manajemen humas pendidikan memiliki peran penting untuk lembaga pendidikan. Manajemen humas pendidikan hendaknya dapat berkolaborasi dalam membangun hubungan yang harmonis antara lembaga dengan masyarakat. Fungsi manajemen humas pendidikan dalam lembaga adalah untuk mendukung upaya pembinaan hubungan yang selaras dan timbal balik agar diperoleh pemahaman dan penerimaan yang memadai baik lembaga maupun masyarakat. Sudah selayaknya manajemen humas pendidikan tidak dipandang sebagai fungsi teknis dan media hubung melainkan pada fungsi strategis. Teknologi dan informasi yang dikelola humas pendidikan merupakan hal mendasar sejajar dengan manajemen lembaga. Meskipun praktiknya masih ditemukan beragam fungsi humas, yakni government relations, community relations, media relations. Lembaga pendidikan dengan menempatkan fungsi manajemen humasnya sebagai fungsi strategis selanjutnya dapat beradaptasi dan responsif terhadap kebutuhan zaman. Ditengah pesatnya gempuran teknologi dan informasi melahirkan masyarakat baru yakni masyarakat teknologi dan masyarakat informasi. Masyarakat ini dikelompokkan sebagai masyarakat yang kritis terhadap terpaan informasi melalui teknologi yang mudah diakses. Masyarakat ini bukan lagi masyarakat pasif yang mudah dipengaruhi oleh informasi yang tidak berdasarkan data. Perubahan masyarakat ini sudah seharusnya direspon cepat oleh lembaga dalam menempatkan fungsi manajemen humasnya sebagai fungsi strategis. Oleh karena itu, fungsi manajemen humas pendidikan dapat optimal dalam menjalankan perannya di lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai agen perubahan dalam mencetak generasi bangsa memiliki posisi sentral dalam pengembangan kualitas generasi muda. Lembaga pendidikan yang terhubung langsung kepada masyarakat baik internal maupun eksternal merupakan jembatan penghubung antara lembaga pendidikan dengan masyarakatnya. Humas pendidikan merupakan garda depan dalam menjaga reputasi sebuah lembaga pendidikan. Optimalisasi humas pendidikan dalam peran strategisnya akan memberikan dampak signifikan terhadap capaian tujuan. Tentunya tujuan ini dapat terwujud melalui dukungan dari manajemen pendidikan dalam memberikan kesempatan dan wewenang penuh kepada humas pendidikan dalam menjalankan langkah strategisnya. Penempatan humas pendidikan dalam struktur manajemen memberikan deskripsi objektif tentang urgensi dari keberadaan fungsi ini. Penempatan posisi ini juga menentukan keefektifan dalam menerapkan program kerja humas pendidikan ke ranah strategis. Tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat teknologi dan informasi menjadi keniscayaan humas pendidikan untuk dapat beradaptasi dengan cepat. Fungsi manajemen humas tidak dapat berjalan secara optimal diantaranya karena fungsi dan perannya tidak terintegratif ke tingkat pimpinan manajemen puncak atau top management sebagai pengambil keputusan secara strategis. Beberapa fungsi manajemen humas pendidikan telah diuraikan. Pertama, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi manajemen dalam menentukan kebutuhan dan sikap masyarakat, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi harmonisasi lembaga pendidikan dengan masyarakat, dan fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi merencanakan serta melaksanakan program kerja untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat. Kedua, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi teknisi komunikasi, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi expert prescriber dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi fasilitator komunikasi untuk memastikan berjalannya komunikasi dua arah antara lembaga pendidikan dengan masyarakat, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi fasilitator proses pemecah masalah dengan berkoordinasi dengan manajamen lembaga pendidikan secara strategis. Ketiga, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi internal dalam membangun dan mempertahankan hubungan kondusif antara manajer pendidikan dan masyarakat lembaga pendidikan, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi publisitas yakni ketersediaan informasi humas pendidikan untuk diinformasikan melalui media internal maupun eksternal, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi advertising yakni untuk menjangkau masyarakat luas, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai opini postif, fungsi manajemen humas pendidikan sebagai fungsi public affairs yakni membangun dan mempertahankan hubungan dalam hal kebijakan publik, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi lobbying yakni menjalin dan memelihara hubungan dalam hal undang-undang dan regulasi yang sudah ditetapkan, fungsi humas pendidikan sebagai fungsi manajemen isu yakni proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan publik, dan fungsi humas pendidikan sebagai fungsi hubungan investor yakni membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dengan stake holeder dalam hal optimalisasi minat masyarakat. Rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan perlu dilakukan terutama dalam merespon era Society 5.0. Konteks rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan, adaptasi serta akulturasi yang terdapat pada konsepsi Society 5.0. Adapun beberapa definisi tentang Society 5.0 telah diuraikan. Pertama, Society 5.0 menempatkan manusia sebagai pusat inovasi dan pengintegrasian teknologi dalam meningkatkan kualitas hidup, tanggung jawab sosial yang berkelanjutan. Kedua, Society 5.0 merespon evolusi teknologi, informasi dan komunikasi yang membawa perubahan secara drastis dalam menciptakan nilai-nilai baru dan menjadi pilar kebijakan industry di berbagai Negara. Setidaknya ada lima hal yang ditawarkan dalam konsepsi Society 5.0, yakni (a) transformasi digital, (b) tantangan yang dihadapi, (c) masyarakat 5.0, (d) peningkatan masyarakat 5.0, dan (e) inisiatif industri. Tujuan ditawarkan lima konsepsi dalam Society 5.0 di atas adalah untuk mewujudkan masyarakat yang menikmati hidup sepenuhnya. Fokus utama Society 5.0 yakni kepada masyarakat dalam menggunakan teknologi untuk pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi. Ketiga, Society 5.0 menempatkan masyarakat sebagai pusat keseimbangan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan sistem integrasi dunia maya dan dunia nyata. Tujuan dari Society 5.0 adalah mewujudkan masyarakat dimana manusia benar-benar menikmati hidup dan merasa nyaman. Keempat, Society 5.0 menempatkan masyarakat sebagai fokus kepentingan dan kenyamanan dalam menggunakan teknologi canggih, IoT (Internet of Things), robot, dan kecerdasan buatan (AI), Augmented Reality (AR) secara aktif dalam kehidupan, industry, perawatan kesehatan dan bidang lain. Kelima, Society 5.0 merupakan pengembangan dari konsep 4.0 dengan memerhatikan aspek sosial yang relevan beserta tantangannya dengan fokus kepada masyarakat untuk berinovasi dalam merespon transformasi teknologi berdasarkan kaidah-kaidah kemanusiaan. Uraian definisi Society 5.0 di atas mengarah pada pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan sosial yang dapat dirasakan oleh manusia dan mewujudkan menusia lebih bahagia. Rekonstruksi fungsi manajemen humas pendidikan di era Society 5.0 lebih pada merespon persaingan antar lembaga pendidikan dan untuk mempercepat akses teknologi dan informasi dalam menjalankan fungsi strategisnya. Artikel ini yang kemudian menjadi landas pacu untuk menjelaskan tujuan bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan dalam rekonstruksi fungsi humas pendidikan di era Society 5.0.

RINGKASAN Fungsi manajemen humas pendidikan sudah selayaknya di rekonstruksi untuk dapat beradaptasi di era Society 5.0.

Manajemen humas di lembaga pendidikan

konsep, fenomena, dan aplikasinya

Public relation management in educational institutions.

Public relation management in educational institutions.

Pendidikan agama Islam berbasis kompetensi

konsep dan implementasi kurikulum 2004

On curriculum development and planning of Islamic religious education in Indonesia.

On curriculum development and planning of Islamic religious education in Indonesia.

Pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Agama Islam Multikultural

Pendidikan Islam Indonesia memiliki kekhasan tersendiri berbanding dengan negara lain dalam dunia Islam. Tidak saja berbentuk madrasah, tetapi beragam. Ini belum lagi adanya perjumpaan dengan etnisitas dan juga keberagamaan di masyarakat Indonesia. Walau dengan nama yang sama, madrasah atau pesantren, tetapi keduanya ketika berada dalam lingkungannya masing-masing memiliki corak tersendiri. Dalam pandangan-pandangan inilah, kemudian buku ini diwujudkan untuk memberi ruang bagi tersemainya pandangan keberagaman di pendidikan Islam. Dalam soal ideologis, tetap saja tunggal. Namun dalam praktik, begitupula dengan metode, akan mengalami adaptasi disesuaikan dengan kondisi kelembagaan. Buku ini menjadi bagian dari ikhtiar untuk mendokumentasikan pendidikan Islam di Indonesia. Dengan kondisi yang diuraikan sebelumnya, merupakan sebuah kesempatan dalam memperkaya maklumat pendidikan. Termasuk dengan adanya langkah ini sehingga dapat melengkapkan mozaik pendidikan Islam.

... multikulturalisme dalam bukunya “Affirming Diversity: The Sociopolitical Context of Multicultural Education”, menyebutkan bahwa tujuan pendidikan multibudaya adalah, salah satunya, untuk. sebuah pendidikan yang bersifat anti rasis ...

MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ADAB

Judul : MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ADAB Penulis : Niswatin Khoiriyah Ukuran : 14,5 x 21 cm Tebal : 140 Halaman No ISBN : 978-623-6233-91-7 SINOPSIS BUKU Buku ini membahas tentang Manajemen Kurikulum Pendidikan Adab. Buku ini penulis kontribusikan untuk dunia Pendidikan di Indonesia khsusnya berkaitan dengan manajemen kurikulum. Buku ini terdiri dari lima bab. Bab pertama membahas tentang pendahuluan. Bab kedua membahas tentang manajemen kurikulum yang meliputi pengertian manajemen kurikulum, prinsip manajemen kurikulum, fungsi manajemen kurikulum, dan ruang lingkup manajemen kurikulum. Bab ketiga membahas tentang pendidikan abad yang meliputi pengertian Pendidikan adab dan hal yang perlu dipahami dalam pendidikan adab. Bab ketiga membahas tentang Kuttab Al Fatih Sidoarjo dan generasi berakhlak mulia yang meliputi Kuttab Al Fatih Sidoarjo, generasi berakhlak mulia dan factor pendorong dan penghambat. Bab kelima membahas tentang studi manajemen kurikulum pendidikan adab yang meliputi paparan data, capaian pendidikan adab dan faktor pendorong dan penghambat pendidikan adab di Kuttab Al Fatih Sidoarjo.

Judul : MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ADAB Penulis : Niswatin Khoiriyah Ukuran : 14,5 x 21 cm Tebal : 140 Halaman No ISBN : 978-623-6233-91-7 SINOPSIS BUKU Buku ini membahas tentang Manajemen Kurikulum Pendidikan Adab.

Metode Penelitian: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Buku "Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia" ini cocok dijadikan buku ajar sebagai referensi utama bagi mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sistematika penyajian, teknik penyampaian, dan peredaksian bahasa buku ini mudah dicerna dan dipahami oleh pembaca, khususnya mahasiswa yang belajar metodologi penelitian. Penyajian bagian-bagian tertentu yang dilengkapi dengan contoh-contoh konkret merupakan salah satu keunggulan buku ini. Bila dipahami dengan benar setiap detail penjelasan, buku ini sangat membantu civitas akademika, khususnya mahasiswa dalam menyusun proposal, instrumen, dan laporan penelitian. Semoga buku karya dosen yang juga peneliti ini menjadi salah satu referensi alternatif bagi siapa saja insan akademik yang berkomitmen dalam pengembangan eilmuan sebagai bentuk perwujudan tridarma perguruan tinggi.

Buku "Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia" ini cocok dijadikan buku ajar sebagai referensi utama bagi mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Jurusan ...