Sebanyak 621 item atau buku ditemukan

Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Nilai Karakter

Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Nilai Karakter PENULIS: Alpansyah, Ph.D. Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-283-012-7 Terbit : Mei 2020 www.guepedia.com Sinopsis: Pesatnya kemajuan ilmu dan teknologi pada era globalisasi membawa pengaruh terhadap dunia pendidikan: pengaruh positif seperti informasi lebih mudah dan cepat, mudah untuk mengakses pelbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia dan pengaruh negatif terhadap tingkah laku peserta didik yang menjurus pada dekadensi moral. Atas dasar pemikiran itu, pembelajaran di sekolah perlu menekankan pada nilai-nilai karakter. Desain pembelajaran harus dilakukan melalui perancangan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan kaidah pembelajaran. Sebelum melaksanakan pembelajaran seorang pengajar harus membuat persiapan pembelajaran. Persiapan tersebut akan menjadi panduan bagaimana kegiatan pembelajaran itu akan berlangsung: mulai dari aktivitas pendahuluan, aktivitas inti, dan terakhir akivitas penutup. Dalam buku ini dijelaskan desain pembelajaran yang dirancang dengan menerapkan Kaidah Respons Pembaca Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia (KRPDPBI) untuk memahamkan karakter kepada peserta didik. Penggunaan KRPDPBI dalam memahamkan nilai-nilai karakter telah dijalankan melalui eksperimen berdasarkan pengujian data statistik. www.guepedia.com Email : [email protected] WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys

Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Nilai Karakter PENULIS: Alpansyah, Ph.D. Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-283-012-7 Terbit : Mei 2020 www.guepedia.com Sinopsis: Pesatnya kemajuan ilmu dan teknologi pada era globalisasi ...

Integrasi Nilai Karakter pada Pembelajaran Sejarah Lokal

Nilai karakter pada masyarakat Sulawesi Selatan merupakan pengetahuan lokal dan potensi lokal yang akan menjadi corong dalam “memenangi” persaingan yang semakin kompleks kedepannya. Nilai karakter perlu diperkenalkan dan diintegrasikan dalam pembelajaran, termasuk pada mata kuliah sejarah lokal yang memiliki kajian yang paling “intim” dalam menemukenali nilai karakter yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran. Mengintegrasikan nilai karakter dalam pembelajaran wujud kecintaan terhadap local genius. Buku ini merupakan referensi alternatif bagi perkuliahan sejarah lokal. Ketersediaan referensi mata kuliah sejarah lokal yang digunakan sangat monoton, outputnya tidak menyentuh muatan nilai karakter yang tersirat dalam setiap peristiwa sejarah lokal Sulawesi Selatan, misalnya nilai maradeka, lempu, getteng, sitinajang, warani dan karakter lainnya sebagai kekhasan masyarakat Sulawesi Selatan yang pemaknaannya tidak lagi menjadi pedoman hidup, termasuk mahasiswa. Buku ini terdiri 5 bab. Bab 1 pendidikan karakter, sub bab: 1) pengertian karakter, 2) Pendidikan karakter, 3) Metode pengajaran pendidikan karakter, 4) Pengajaran pendidikan karakter di PT, 5) Sejarah sebagai pioner pendidikan karakter. Bab 2 sejarah lokal, sub bab; 1) Pengertian sejarah, 2) Sejarah lokal, 3) Hubungan sejarah lokal dengan sejarah nasional, 4) Pengajaran sejarah lokal. Bab 3 sejarah lokal Sulawesi Selatan, sub bab: 1) Awal mula kerajaan lokal, 2) Persekutuan politik, 3) Islamisasi, 4) Kolonialisme dan imprealisme, 5) Pendudukan Jepang, 6) Upaya mempertahankan kemerdekaan. Bab 4 sumber karakter masyarakat Sulawesi Selatan, sub bab: 1) lontara, 2) pappaseng, 3) siri na pacce. Bab 5 integrasi nilai karakter, sub bab: 1) maradeka (demokrasi), 2) lempu (jujur), 3) getteng (tegas), 4) sitinajang (kepatutan), 5) warani (berani).

Nilai karakter pada masyarakat Sulawesi Selatan merupakan pengetahuan lokal dan potensi lokal yang akan menjadi corong dalam “memenangi” persaingan yang semakin kompleks kedepannya.

Bahan pelatihan penguatan metodologi pembelajaran berdasarkan nilai-nilai budaya untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa

pengembangan pendidikan kewirausahaan

Development of curriculum on entrepreneurship education in Indonesia.

Development of curriculum on entrepreneurship education in Indonesia.

Karakter Nasionalis Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk Siswa SMA

Pembelajaran sejarah sejatinya memainkan peranan yang strategis dalam pembentukan karakter, karena sejarah sebagai pelajaran menginformasikan berbagai peristiwa yang dapat di jadikan teladan. Belajar sejarah merupakan kegiatan untuk mengurai kembali memori yang ada untuk di jadikan nilai. Belajar sejarah adalah melihat diri sendiri. Dengan melihat diri sendiri sesungguhnya pembelajar telah mengukur kemampuannya. Sehingga dengan demikian, dapat menentukan pilihan terbaik untuk dirinya. Pada tataran inilah syarat menjadi guru kehidupan dan menjadikan orang bijak. Buku ini mengulas tentang karakter nasionalisme dan pembelajaran sejarah yang dilakukan pada satuan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas. Siswa SMA merupakan generasi yang berada dalam suasana kejiwaan yang menjurus pada proses pembentukan karakter. Agar dalam proses ini tidak terjadi salah langkah, kiranya perlu hal-hal yang dapat di jadikan sebagai panduan dalam mewujudkan karakter yang terukur. Karakter nasionalisme dalam pembelajaran sejarah dimaksudkan untuk mengisi hal-hal yang dapat membentuk karakter sekaligus dapat dijadikan sebagai panduan untuk mengukur kelayakan pembelajar sebagai generasi yang berkarakter nasionalis.

Pembelajaran sejarah sejatinya memainkan peranan yang strategis dalam pembentukan karakter, karena sejarah sebagai pelajaran menginformasikan berbagai peristiwa yang dapat di jadikan teladan.

Modul Pembelajaran Karakter Seni Reyog Ponorogo

Modul Pembelajaran Karakter Seni Reyog Ponorogo ini merupakan salah satu luaran Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi Ristek Dikti Tahun Anggaran 2019 dengan judul Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam pada Seni Reyog Ponorogo. Modul ini sangat penting kehadirannya sebagai dasar pembelajaran Reyog Ponorogo dalam bidang seni pertunjukan maupun penanaman nilai-nilai karakter yang terkandung di dalamnya di sekolah dan pesantren obyek penelitian, yakni SMPN 1 Ponorogo, SMPN 2 Ponorogo, SMPN 3 Ponorogo, SMPN 4 Ponorogo, SMPN 5 Ponorogo, SMPN 6 Ponorogo, SMA MUhammadiyah 1 Ponorogo, MI MUuhammadiyah 09 Beton Siman Ponorogo, SMPN 1 Jetis Ponorogo, Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Pondok Modern Arrisalah Selahung Ponorogo, dan Pondok Modern Walisongo Ngabar Ponorogo. Madul ini pada awalnya dipergunakan sebagai dasar pijak Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi Tahun ke 2 Ristek Dikti Tahun Anggaran 2020 tindak lanjut dari penelitian tahun ke 1, yakni penerapan model penanaman nilai-nilai pendidikan Islam pada grup-grup Reyog di sekolah. Namun demikian, dalam posisi pengembangan dan perbaikan, modul ini juga diharapkan bisa dipergunakan sebagai salah satu dasar pembelajaran karakter seni Reyog Ponorogo, terutama di kalangan Konco Reyog Santri atau Varian Reyog Santri.

Modul Pembelajaran Karakter Seni Reyog Ponorogo ini merupakan salah satu luaran Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi Ristek Dikti Tahun Anggaran 2019 dengan judul Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam pada Seni Reyog ...

Panduan pembelajaran karakter bangsa di satuan pendidikan & tindak pidana kekerasan guru terhadap anak didik/siswa di sekolah

dilengkapi panduan penyelenggaraan pelatihan pendidikan karakter, panduan pelaksanaan pendidikan karakter, model bahan ajar internalisasi nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan belajar aktif melalui mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga untuk sekolah dasar, kebijaksanaan nasional pembangunan karakter bangsa tahun 2010-2025

Study and teaching on national characteristics for students to avoid violence in schools in Indonesia.

Study and teaching on national characteristics for students to avoid violence in schools in Indonesia.

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN HYBIRD LEARNING DALAM PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ULUL ALBAB

Hybrid learning adalah pembelajaran kombinasi antara tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline) dan pembelajaran berbasis internet (online). Melalui blended learning semua sumber belajar yang dapat memfasilitasi terjadinya belajar bagi mahasiswa dapat dikembangkan. Pembelajaran blended dapat menggabungkan pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan pembelajaran berbasis komputer.

Hybrid learning adalah pembelajaran kombinasi antara tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline) dan pembelajaran berbasis internet (online).