Sebanyak 41594 item atau buku ditemukan

Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno

untuk dalam usaha ilmu pengetahuan tidak meninggalkan unsur kebaikan .
Dalam pada itu kita harus tetap berpaham dan bersikap etis , dengan tentu saja
memegang teguh kepada sifat mutlak daripada ilmu pengetahuan , ialah setia ...

Filsafat Ilmu Lanjutan

Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia; terutama dalam memberantas kemiskinan, kelaparan, penyakit, dan berbagai potret duka dalam kehidupan umat manusia dan alam raya ini. Tradisi keilmuan dan teknologi yang berkembang sekarang merupakan tradisi yang tumbuh dari sistem logikaÑdari Yunani, dilanjutkan dengan logika renaissance Arab, diteruskan dengan logika renaissance EropaÑmenjadi ilmu dan teknologi mutakhir. Unsur utama dalam tradisi sistem logika adalah rasionalitas dan empiri. Rasionalitas menjadi unsur pertama dalam berilmupengetahuan, dan empiri menjadi unsur keduanya. Penting dimiliki oleh para calon ilmuwan muda, mahasiswa filsafat, cendekiawan, dosen/pengajar/ pendidik, periset, dan mereka yang menggemari filsafat ilmu untuk menggali lebih banyak ilmu pengetahuan melalui apa yang disebut Òintelectual exerciseÓ; dengan mengungkapkan pikiran dan pengetahuan secara teratur dan sistematik. ------- Penerbit Kencana (Prenadamedia Group)

Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia; terutama dalam memberantas kemiskinan, kelaparan, penyakit, dan berbagai potret duka dalam kehidupan umat manusia dan alam raya ini.

DASAR DASAR ILMU FILSAFAT TIMUR DAN BARAT

Bangsa Yang Ingin Maju Perlu Belajar Ilmu Filsafat

Buku ini ditulis untuk menambah buku filsafat yang sekarang mulai banyak beredar di Indonesia. Buku Dasar-dasar Ilmu filsafat ini untuk mengenalkan perbedaan filsafat dan ilmu filsafat yang belum banyak mendapat perhatian. Buku ini juga membahas perkembangan ilmu Filsafat Timur yang masih sedikit dibicarakan dalam buku-buku filsafat yang lain. Banyak penulis filsafat dari Timur yang belum memperhatikan perkembangan ilmu Filsafat di negara-negara Timur, dan buku ini memberikan gambaran bahwa orang Timur juga perlu mengembangkan ilmu Filsafat yang bercorak Timur.

Buku ini ditulis untuk menambah buku filsafat yang sekarang mulai banyak beredar di Indonesia.

FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA : DIALEKTIKA PERUBAHAN

Filsafat ilmu pada prinsipnya berusaha melihat persoalan-persoalan elementer terkait ilmu pengetahuan. Penyelidikan pada level filsafati dan dengan kacamata yang lebih reflektif semacam ini memungkinan sistem-sistem filsafat bekerja dan menguji persoalan-persoalan tersebut, seperti: logika menguji kesahihan penalaran ilmiah dan keteraturan eksplanasi ilmiah; ontologi menyelidiki tentang keberadaan realitas atau objek yang disingkap melalui ilmu pengetahuan itu; epistemologi menyelidiki tentang klaim-klaim kesahihan dan kebenaran dalam teori-teori pengetahuan dan metode ilmiah, serta bagaimana pengetahuan tentang realitas itu menjadi mungkin; aksiologi menyelidiki tentang nilai-nilai ilmu pengetahuan, seperti apa gunanya suatu ilmu dikembangkan, untuk tujuan apa; dan, tak dapat abaikan, etika juga menjadi tinjauan penting hari ini terkait problem persinggungan ilmu pengetahuan dengan persoalan-persoalan etis seperti: tanggungjawab seorang ilmuwan, kebebasan ilmiah, dilema moral dalam ilmu, dan lain sebagainya

... General Philosophy of Science.Editor utama: Dov M.G, Paul T., dan John W. Elsevier, 2007. Kusbandrijo, Bambang, 2010, Dasar-dasar Logika, Surabaya: LP2i. Kymlicka, Will, 2004, Pengantar Filsafat Politik Kontemporer: Kajian Khusus atas ...

Filsafat Ilmu

Hakikat Mencari Pengetahuan

Ketika pertama kali saya mengikuti mata kuliah Filsafat Ilmu di IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun 2008. Makalah pertama yang tampil dengan judul Mengapa Filsafat Ilmu? Rekan kelas saya yang pertama kali presentasi, namanya Muhammad Zein, alumnus S.1 IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Strata satunya jurusan Filsafat. Dalam makalahnya menjelaskan bahwa Judul di atas merupakan judul yang dapat menjadi dasar berpijak dari mata kuliah Filsafat Ilmu. Judul yang pendek dan sederhana: mengapa filsafat ilmu? Pertanyaan tersebut membutuhkan jawaban yang luas, karena berkaitan dengan sumber pengetahuan. Jika anda ditanya: apa, siapa, kapan atau di mana. Anda dapat menjawabnya dengan satu kata, tetapi ketika ditanya: mengapa? Untuk memulai menjawabnya saja kita harus "memutar" otak: kanan dan kiri agar bisa mengetahui darimana akan memulai menjawabnya.

Ketika pertama kali saya mengikuti mata kuliah Filsafat Ilmu di IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun 2008. Makalah pertama yang tampil dengan judul Mengapa Filsafat Ilmu?

Orientasi Ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu

Secara personal manusia memiliki keterbatasan pemahaman hanya pada tataran nalar dan logika, pengalaman hidup, dan bahan bacaan yang pernah melekat dalam ingatan (benak) memori sadar dalam rentang kehidupan. Berdasar pandangan filosofis, ilmu yang dimiliki seseorang hanya sebatas pengalaman dan langkah hidupnya; pengetahuan seseorang hanya sebatas kata dan kalimat yang pernah dibacanya; kecakapan seseorang hanya sebatas perbuatan dan tindakannya. Karena itulah, kini hampir di semua perguruan tinggi yang menyelenggarakan program Magister dan Doktoral wajib menampilkan mata kuliah Filsafat Ilmu sebagai mata kuliah dasar untuk mengkonstruk keahlian berpikir-daya nalar-bagi mahasiswa, utamanya dalam mengkonstruksi keilmuan sesuai fokus keahliannya (spesialisasi bidang studi) masing-masing. Berdasar kenyataan dan kebutuhan akademik, buku teks dan referensi utama tentang filsafat ilmu pengetahuan yang masih langka ini sangat dibutuhkan, baik untuk mahasiswa tingkat persiapan (S-1) hingga magister dan doktoral (S-2 dan S-3). *** Persembahan penerbit Kencana (PrenadaMedia)

Secara personal manusia memiliki keterbatasan pemahaman hanya pada tataran nalar dan logika, pengalaman hidup, dan bahan bacaan yang pernah melekat dalam ingatan (benak) memori sadar dalam rentang kehidupan.

Iktisar Filsafat Ilmu: Dalam Perspektif Barat dan Islam

Buku ini mengurai tentang ikhtisar pemikiran dari para filsuf yang lahir dari dunia Barat maupun Islam. Filsuf yang hadir dari perspektif Barat dan membumi di sekitar abad XIX sampai sekarang ini, antara lain; filsuf Carl Popper, Thomas Kuhn, David Hume. Untuk Filsuf yang hadir dari perspektif Islam, antara lain; Ibn Miskawah (932-1030), Al Ghazali (1059-1111), Ibn Khaldum (1332-14.06), Shah Wali Ullah (1703-1753) dan Ulama Muhammad Iqbal (1873-1938). Adapun konsepsi dan kajian teori-teori ilmu pengetahuan dari perspektif Barat dan Islam itu sangat berbeda khususnya mengenai keberadaan Allah sebagai pencipta segala sesuatu, dan keaslian semua pemikiran termasuk Sumber ilmu pengetahuan (resource knowledge) tidak ada Sumber lain kecuali Allah. Sejak Sumber ilmu pengetahuan datang dari yang ghaib, maksud dan tujuan daripada ilmu pengetahuan adalah tidak lain kecuali dihubungkan dengan yang ghaib dan kenyataan.

Buku ini mengurai tentang ikhtisar pemikiran dari para filsuf yang lahir dari dunia Barat maupun Islam.