Sebanyak 38352 item atau buku ditemukan

Akulturasi Islam dan Budaya Lokal

Studi Islam tentang Ritus-Ritus Kehidupan dalam Tradisi Lokal Muslim Gorontalo

Buku ini merupakan studi mendalam untuk melacak proses terjadinya akulturasi Islam dengan adat terkait dengan ritus-ritus kehidupan dalam tradisi lokal Muslim Gorontalo. Apakah model akulturasi tersebut bersifat sukarela atau memaksa. Lalu, sejauh mana ritus-ritus kehidupan dalam tradisi lokal Muslim Gorontalo dilihat dari perspektif studi Islam. Buku ini penting mengingat tradisi-tradisi lokal yang hidup di masyarakat muslim Nusantara seringkali tampak luar dan sekilas tidak merepresentasikan ajaran Islam—apalagi dengan istilah-istilah maupun simbol-simbol lokal yang menyertainya, tetapi sesungguhnya di dalamnya terkandung ajaran Islam sebagaimana ditunjukkan buku ini. Buku ini perlu dibaca oleh berbagai kalangan, baik oleh para akademisi dan pengkaji budaya, studi Islam, sosiologi, antropologi, para da’i maupun masyarakat muslim pada umumnya.

Buku ini merupakan studi mendalam untuk melacak proses terjadinya akulturasi Islam dengan adat terkait dengan ritus-ritus kehidupan dalam tradisi lokal Muslim Gorontalo.

Metodologi Studi Islam

Metode dalam mempelajari Islam perlu untuk dipelajari dan mendapat perhatian dari kaum Muslimin agar pemahamannya tentang Islam memiliki landasan yang kuat. Metode yang secara bahasa diartikan sebagai cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan perlu dipahami oleh siapa saja yang mempelajari Islam. Oleh karena itu, metodologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang “cara” menjadi penting dalam rangka studi Islam. Buku ini menjadi pelengkap bagi khazanah keilmuan khususnya terkait dengan hal yang mendasar dalam studi Islam yaitu metodologinya. Kehadiran buku ini diperlukan untuk lebih memudahkan mahasiswa maupun masyarakat umum dalam mempelajari Islam. Di dalam buku ini, selain metodologi secara umum juga disampaikan beberapa metode yang sudah berkembang saat ini dalam rangka studi Islam beserta contoh-contohnya yang diambil dari hasil penelitian penulis. Dengan demikian, buku ini tidak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa Fakultas Syariah saja, tetapi dapat bermanfaat juga bagi mahasiswa fakultas lainnya seperti Fakultas Hukum dan Ekonomi/Ekonomi Syariah, dan juga masyarakat umum. Buku ini diharapkan bermanfaat pula bagi para pengajar, dosen, mubalig dan mubaligah yang tugasnya menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat.

... Islam. Dengan demikian, studi tentang misi ajaran Islam menjadi sangat penting untuk dilakukan. Misi utama ajaran Islam, yaitu sebagai rahmatan lil 'alamin, artinya ajaran Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam. Secara bahasa, rahmat ...

Ilmu Kalam Dari Tauhid Menuju Keadilan

Persoalan ilmu Kalam hendaknya dipahami dari dua sisi, yaitu ketuhanan (teosentris) dan kemanusiaan (antroposentris). Kalam ketuhanan melakukan diskusi, kajian hingga pembelaan terhadap Tuhan dengan mengurai Nama, Sifat, AFal, Kehendak Tuhan, dan lain-lain. Adapun Kalam Antroposentris menegaskan tentang keberpihakan kepada persoalan kemanusiaan, mulai dari persoaalan kemiskinan, keterbelakangan, sinergi akal dan wahyu dalam membangun manusia dan alam, masalah pembebasan manusia, termasuk mengaktualisasikan jati diri manusia sebagai wakil Tuhan di muka bumi. Efektivitas iman dan amal dalam membangun peradaban dunia menjadi dasar pergerakan dan revolusi yang sekaligus mengikat seluruh aktivitas sosial-politik ekonomi dan peradaban manusia. Ruang antariksa ilmu pengetahuan pun tidak lepas dari ikatan dasar-dasar tauhid sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi dikemas berdasar pijakan teologis. Kajian Kalam ini juga menghindari pandangan misoginis terhadap kaum perempuan, sebagai masyarakat yang sering mendapat perlakuan tidak adil oleh kaum laki-laki, sehingga memupus keterpinggiran kaum perempuan dalam belantika peradaban dan kemodernan. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

Persoalan ilmu Kalam hendaknya dipahami dari dua sisi, yaitu ketuhanan (teosentris) dan kemanusiaan (antroposentris).

Kuliah Ilmu Kalam

Formula Meluruskan Keyakinan Umat di Era Digital

Buku ini adalah sebuah hasil kompilasi dari berbagai materi Ilmu Kalam yang telah ditulis oleh para ahli, sebagai bahan ajar bagi perkuliahan ilmu kalam di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Penulisan buku ini dimaksudkan untuk memperkaya khazanah sumber keilmuan bagi mahasiswa dan para pecinta kajian ilmu kalam. Setiap penulis, tentu memiliki penekanan tersendiri dalam mengkaji dan mengungkapkan pemikirannya atas suatu bidang keilmuan. Hadirnya buku ini diharapkan mampu memberikan warna tersendiri dalam kajian ilmu kalam. Selain itu, buku ini hadir dari latar belakang sulitnya mencari literatur yang cukup bagi pengembangan ilmu kalam di daerah, terutama di Kalimantan Barat. keberadaan buku yang dengan harga yang relatif terjangkau dan hasil karya lokal, diharapkan juga dapat memudahkan mahasiswa dan pecinta ilmu kalam untuk memperkaya literaturnya.

Buku ini adalah sebuah hasil kompilasi dari berbagai materi Ilmu Kalam yang telah ditulis oleh para ahli, sebagai bahan ajar bagi perkuliahan ilmu kalam di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).

رسالة استحسان الخوض في علم الكلام Anjuran Mendalami Ilmu Kalam Kajian Karya Fundamental Imam Ahlussunnah Wal Jama’ah Al-Imâm Abul Hasan al-Asy’ari (w 324 H)

Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas Rasulullah. Sesungguhnya ilmu mengenal Allah dan mengenal sifat-sifat-Nya adalah ilmu paling agung dan paling utama, serta paling wajib untuk didahulukan mempelajarinya atas seluruh ilmu lainnya, karena pengetahuan terhadap ilmu ini merupakan pondasi bagi keselamatan dan kebahagiaan hakiki. Ilmu ini dikenal juga dengan nama Ilmu Ushul, Ilmu Tauhid, Ilmu Aqidah dan Ilmu Kalam. Dalam sebuah hadits Rasulullah menyebutkan bahwa dirinya adalah seorang yang telah mencapai puncak tertinggi dalam ilmu ini. Beliau bersabda: أنَا أعْلَمُكُمْ بِاللهِ وَأخْشَاكُمْ لَهُ (رَوَاهُ الْبُخَارِيّ) “Saya adalah orang yang paling mengenal Allah di antara kalian, dan saya adalah orang yang paling takut di antara kalian bagi-Nya”. (HR. al-Bukhari). Dengan dasar hadits ini maka Ilmu Tauhid sudah seharusnya didahulukan untuk dipelajari dibanding ilmu-ilmu lainnya. Dalam al-Qur’an Allah berfirman: فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ (سورة محمد: 19) “Maka ketahuilah (wahai Muhammad) bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan mintalah ampun bagi dosamu juga bagi seluruh orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan”. (QS. Muhammad: 19). Dalam ayat ini Allah mendahulukan perintah mengenal tauhid di atas perintah Istighfâr. Hal ini dikarenakan bahwa mengenal Ilmu Tauhid terkait dengan Ilmu Ushul yang merupakan dasar atau pokok-pokok agama, yang karenanya harus didahulukan, sementara mengucapkan Istighfâr terkait dengan Ilmu Furu’ atau cabang-cabang agama. Tentunya tidak dibenarkan bagi siapapun untuk melakukan istighfar atau melakukan kesalehan lainnya dari amalan-amalan furû’ jika ia tidak mengetahui Ilmu Tauhid atau Ilmu Ushul. Karena bila demikian maka berarti ia melakukan kesalehan dan beribadah kepada Tuhan-nya, sementara ia sendiri tidak mengenal siapa Tuhan-nya tersebut. Oleh karena itu dalam banyak ayat al-Qur’an Allah telah memerintahkan manusia untuk mempergunakan akalnya dalam melihat keagungan penciptaan-Nya hingga dapat mengenal tanda-tanda kekuasaan dan sifat-sifat-Nya. Seperti dalam firman-Nya: أَوَلَمْ يَنْظُرُوا فِي مَلَكُوتِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ (سورة الأعراف: 185) “Tidakkah mereka melihat pada kerajaan langit-langit dan bumi?!” (QS. al-A’raf: 185). Dalam ayat lain Allah berfirman: سَنُرِيهِمْ آَيَاتِنَا فِي الْآَفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ (سورة فصلت: 53) “Akan Kami perlihatkan kepada mereka akan tanda-tanda kekuasaan Kami di segala ufuk juga tanda-tanda kekuasaan Kami pada diri mereka hingga menjadi jelas bahwa Dia Allah adalah al-Haq”. (QS. Fushilat: 53). Objek bahasan dari Ilmu Tauhid ini adalah berpikir tentang makhluk untuk dijadikan bukti akan adanya al-Khaliq. Dalam satu pendapat disebutkan tentang definisi Ilmu Tauhid bahwa ia adalah salah satu disiplin ilmu yang membahahas tentang nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya serta segala perbuatan-Nya. Juga membahas tentang keadaan para makhluk; dari bangsa Malaikat, para Nabi Allah, para Wali Allah, para Imam, penciptaan makhluk, dan tentang kehidupan di akhirat kelak. Pembahasan hal ini semua didasarkan kepada argumen-argumen yang telah ditetapkan dalam Islam, bukan dibangun diatas dasar-dasar pemikiran filsafat. Karena dasar pemikiran kaun filosof dalam pembahasan mereka tentang Tuhan, para Malaikat dan masalah lainnya, hanya bersandarkan kepada pemandangan logika semata. Dalam pada ini mereka menjadikan akal sebagai pondasi bagi ajaran agama. Sama sekali mereka tidak melakukan sinkronisasi antara logika dengan teks-teks yang dibawa oleh para Nabi. Adapun para ulama tauhid dalam membicarakan masalah keyakinan tidak semata mereka bersandar kepada akal. Namun akal diposisikan sebagai saksi dan bukti akan kebenaran apa yang datang dari Allah dan yang dibawa oleh para nabi tersebut. Dengan demikian para ulama tauhid ini menjadikan akal sebagi bukti, tidak menjadikannya sebagai pondasi bagi ajaran agama.

Segala puji bagi Allah.